DARKENED

By kkenzobt

51.6K 2.5K 185

⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Saat kecil cita-cita Ashlyn adalah menjadi peneliti yang... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17

11

2.4K 181 13
By kkenzobt







Ashlyn menunjukkan sihirnya pada spesimen ayahnya yang lain. Mereka adalah orang-orang yang Ashlyn temui pertama kali. Ia baru mengetahui bahwa mereka masih memiliki sisi manusia. Hanya saja di saat tertentu, mereka bisa berubah dan kehilangan kendali. Itu lah sebabnya mereka menyerang kota.

"Apa kau juga bisa membuat api?" Ashlyn merasa jiwa mereka lebih muda darinya padahal umur mereka beberapa tahun di atasnya. Itu mungkin di sebabkan mereka harus berada di inkubasi untuk proses menyeimbangan.

"Tidak. Tapi aku bisa membuat ini." Ashlyn menunjukkan matahari kecil yang terlihat menggemaskan.

"Ini bisa dipegang?" Sosok lain bertanya dan meraih matahari kecil tersebut. "Ini hangat."

Ashlyn tersenyum. Ia benar-benar merasa sedang dikelilingi oleh adik besar. Memang sedikit lucu tapi terasa sangat menyenangkan.

Di sela bermainnya, mata Ashlyn menangkap sosok Kylian yang berjalan melewati mereka. "Kau mau ke laboratorium?" Tanya Ashlyn sembari mengelus rambut pria yang saat ini tiduran di pahanya.

Kylian melihat sekilas dan melanjutkan langkahnya ke dalam laboratorium. "Sebenar ya, aku akan main lagi nanti." Ashlyn mengikuti Kylian masuk ke lab.

Ini saatnya Kylian mendapatkan inkubasi yang dilakukan tiga hari sekali. Mark belum datang dan Ashlyn mengambil sesuatu dari meja lalu memberikannya pada Kylian. Itu sebuah elixir.

"Selama paman Mark mencari bahan elixir yang lebih bagus. Kau bisa mengonsumi ini dulu."

Kylian menatap botol kecil tersebut lama. Tangannya malah meraih tangan kiri Ashlyn dan menaruhnya di pipinya. Ia memejamkan matanya, seolah sedang merasakan kehangatan yang menjalar dari tangan tersebut.

"Kau harus segera meminumnya." Ashlyn menyentuhkan ujung botol kecil tersebut pada bibir Kylian. Pria itu membuka matanya perlahan dan meminum apa yang Ashlyn suapkan padanya.

"Ughh.." lagi-lagi rasa sakit menghantui tubuh Kylian. Pria itu menarik pinggang Ashlyn untuk lebih mendekat. Nafasnya naik turun dan Ashlyn bisa merasakan cengkeraman di pinggangnya.

"Apakah masih sangat sakit?" Ashlyn sepertinya harus segera membuat elixir yang istimewa agar Kylian tidak merasakan sakit setiap harinya.

"Kalian sudah ada di sini?" Mark masuk dengan sebuah keranjang berisi bahan-bahan. Ia menaruhnya di atas meja dang menghampiri dua orang yang terlihat sedang berpelukan itu. "Kau bisa melepaskan bajumu, aku akan memeriksamu dulu."

Kylian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Entah kenapa mata Ashlyn langsung tertuju pada banda besar yang menggantung di bawah sana. Gadis itu mengalihkan wajahnya dan menuju meja. Tak ingin melihat Kylian.

"Apakah kau mendapatkan semuanya?" Tanya Ashlyn, memeriksa bahan-bahan yang telah Mark dapatkan.

"Ya, apakah segitu cukup? Ada beberapa bahan yang sedang tidak musim jadi mereka jarang menjualnya."

"Ya, ini cukup."

Mark memeriksa tubuh Kylian. "Kau baru saja memberinya elixir?" Tanyanya ketika mendapati reaksi sel pada Kylian.

"Ya, baru saja."

Mark mengambil alat suntik dan memindahkan cairan dari botol kecil. Pria itu mengusap lengan Kylian sebelum menyuntiknya, memindahkan cairan tersebut pada tubuh Kylian. Sepanjang tindakan Mark, mata Kylian terus melihat ke arah Ashlyn. Dan itu di sadar oleh pria berkacamata itu.

"Apakah sekarang kau mendapatkan nafsu seksualmu?" Mark berucap sembari mempersiapkan tabung yang akan Kylian gunakan. Matanya melirik milik Kylian yang setengah berdiri.

"Apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Mark yang berdiri di sebelah Kylian.

"Mereka berteriak." Gumam Kylian masih melihat ke arah Ashlyn. "Tubuhku terbakar."

"Apakah kau bisa mengendalikan mereka?"

"Haus dan lapar.." gumam Kylian lagi. Saat ini komunikasi Kylian memang masih terhambat. Terkadang pria itu bisa berbicara normal, tapi terkadang ia seperti sekarang. Hanya kalimat-kalimat singkat yang keluar dari bibir itu.

"Kau ingin makan sesuatu dulu?"

"Aku harus membunuh mereka.."

Mark sekarang tau apa maksud kalimat sebelumnya. Ternyata itu rasa haus darah dan lapar untuk membunuh.

"Kau harus menenangkan dirimu. Jangan sampai mereka mengendalikanmu."

Ashlyn yang ada di depan meja menoleh ke belakang. "Paman? Bolehkah aku menggunakan semua perlatan di sini?" Izinnya untuk bisa melakukan percobaan dengan leluasa.

"Ya. Kau bisa."

Persiapan telah selesai dan Kylian berdiri di dalam tabung. Matanya terpejam ketika cairan biru bening mulai mengisi tabung tersebut.

Ashlyn menghentikan kegiatannya dan mendekat ke tengah. "Aku penasaran larutan apa yang paman gunakan."

"Tubuhnya telah melewati banyak percobaan, dan itu menyebabkan kulitnya pucat tidak seperti yang lain. Larutan itu bisa menjaga sel tubuhnya agar tidak tumbuh semakin liar dan meredakan kegilaannya." Jelas Mark, panjang.

"Apakah yang lain tidak memerlukannya?"

"Tidak. Tubuh mereka sekarang sudah sangat sehat. Mereka hanya perlu suntikan secara berkala."

Ashlyn terlihat langsung mengerti. Sikap spesimen yang lain memang sudah sangat normal bahkan bisa mengobrol santai dengannya. Sangat berbeda dengan Kylian.

"Tangan di punggungnya." Ashlyn kembali bertanya. "Apakah itu mungkin untuk dihilangkan?"

Mark melihat tubuh Kylian yang sepenuhnya telah terendam larutan. "Eder pasti telah mencobanya. Tapi itu masih tidak hilang."

"Tidak bisakah kita menggunakan sihir hitam untuk menghilangkannya?"

Wajah Mark berubah marah. Ia menatap Ashlyn tajam. "Jangan pernah bermain dengan sihir hitam. Karena kau tak akan mendapat apapun selain berdiri di atas genangan darah."

Menggunakan sihir hitam sama saja untuk melakukan sebuah pengorbanan. Ada harga yang harus dibayar untuk sihir yang lebih tinggi. Entah apa yang sebenarnya kerajaan coba lakukan dengan percobaan sihir hitam. Tapi itu membuat Ashlyn marah. Mereka menggunakan anak-anak yang tak bersalah dan merubahnya.

Pintu ruangan terbuka, itu Silvy. "Ron dan Pat pergi ke kota." Ucapan sang istri tersebut langsung dipahami oleh Mark.

"Hati-hati, jangan sampai kau ikut terlibat." Mark berucap dan Silvy mengangguk pelan. Wanita itu kembali undur diri.

"Pergi ke kota?" Ashlyn terlihat penasaran dengan pembicaraan tadi.

"Dua di antara mereka sedang kehilangan kendali. Mereka akan otomatis pergi ke kota untuk menyerang. Dan Silvy sedang mengawasi mereka agar tidak terluka."

Ah, jadi itulah sebabnya jumlah mereka yang ia lihat di kota berbeda-beda. Pasti selama ini sulit menangani semuanya.

.

.

.

.

Ashlyn menghabiskan waktunya di lab. Suara dari arah belakang membuat perhatiannya teralihkan. Ia menoleh ke arah tengah dan melihat larutan yang ada di tabung mulai berkurang.

Jadi itu otomatis berhenti saat sudah 24 jam?

Ashlyn menghampiri Kylian yang baru saja keluar tabung. Tubuh telanjangnya basah dan membuat genangan di lantai. Melihat hal itu, Ashlyn langsung mengambil handuk dan membalut tubuh Kylian.

"Kau merasa lebih baik?"

Bibir Kylian sedikit terbuka. Pria itu menunduk hingga keningnya bertemu dengan kening Ashlyn. Gadis itu bisa merasakan bahwa suhu tubuh Kylian lebih dingin dari biasanya. Bibirnya bergerak, menggumamkan kalimat yang Ashlyn tak mengerti. Itu seakan adalah bahasa lain. Suaranya terdengar rendah dan pelan.

Ashlyn bisa merasakan tangan Kylian yang merangkul pinggangnya dan semakin lama, pria itu semakin merapatkan tubuhnya. Mata biru itu begitu dalam menatap manik Ashlyn.

"Kylian." Ashlyn memanggil tapi tubuh itu langsung terkejut ketika Kylian memeluknya begitu kencang, menempelkan kedua tubuh mereka.





Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

490K 23K 27
"Kesenangan gue cuma satu. Ngeliat lo nangis dan menderita, adalah seni hiburan terindah yang gue perbuat." Semua orang tahu, bahwa Lumi adalah maina...
113K 4.7K 18
WARNING: INCEST STORY!!! Claude selalu bersikap dingin pada Athanasia, gadis itu tahu jika sang ayah tak pernah mengharapkan kehadirannya. Athanasia...
1.8M 143K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
441 50 5
Aku hanya ingin mati. Pergi dari dunia yang kejam ini. Warn⚠️ 17+ Ada sedikit bahasa yang mungkin sedikit 'vulgar' Cerina ini murni FIKSI dari hasil...