DARKENED

By kkenzobt

54.1K 2.7K 191

⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Saat kecil cita-cita Ashlyn adalah menjadi peneliti yang... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18

09

2.5K 159 9
By kkenzobt







Ashlyn menghabiskan waktunya di ruangan Xander. Ia sedang membuat elixir yang lebih baik, tapi bahan-bahan di sana tidak selengkap yang ada di pusat penelitian. Ketika matahari terbenam, Ashlyn menyelesaikan beberapa botol elixir. Ia menghela nafas lelah karena harus bekerja lebih ekstra. Selain bahan-bahan yang minim, kualitas bahan itu juga menjadi masalah.

"Aku kembali dulu." Ashlyn berpamitan dengan Xander yang masih fokus di mejanya.

Saat akan kembali ke kamar, Ashlyn mendengar suara ribut dari ruang utama. "Monster sialan! Kau berani mencari masalah?!" Sepertinya ada pertikaian antara anggota guild. Tapi ketika mata Ashlyn melihat sosok Kylian, ia langsung menghampiri kerumunan kecil itu.

Ashlyn berdiri di depan Kylian. "Ada apa ini?"

"Hei Ashlyn, dia mencoba membunuh anggota guild!"

Ashlyn melihat leher salah satu anggota guild dan ada bekas cekikan di sana. "Maafkan aku, aku akan menasehatinya." Ia meraih tangan Kylian dan membawanya kembali ke kamar.

Pria itu duduk di pinggir ranjang milik Ashlyn. "Apa yang terjadi?" Tanyanya, namun tak mendapat jawaban.

Ashlyn membuka tutup botol elixir nya dan mengulurkannya pada Kylian. "Habiskan semua."

Kylian tak memperotes. Ia mengambilnya dan menegaknya langsung. "Ughh.." lagi-lagi pria itu akan merasa kesakitan saat meminum elixir. Seharusnya elixir yang dia buat tak memiliki efek samping. Apakah tubuh Kylian menolaknya?

Ashlyn melihat bagaimana Kylian mencengkeram dada dan kepalanya. Nafasnya terengah, seolah menahan sesuatu agar tak mengendalikannya.

Ashlyn menyentuh rambut Kylian dan mengelusnya lembut, menenangkannya. Sepertinya akan membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk Kylian bisa tenang.

Suara ledakan terdengar dari kejauhan. Ashlyn menoleh ke arah jendela yang ada di lantai atas. Kepulan api terlihat dari kejauhan dan mata Ashlyn menangkap sosok hitam yang waktu itu ia lihat di kota.

Kylian menoleh ke arah jendela. Matanya membuka sempurna ketika melihat sosok hitam yang sedang melawan kesatria di jarak yang cukup jauh. Nafasnya menjadi berat. Jantungnya berdebar dan asap kegelapan mulai menyelimutinya.

Ashlyn menyadari perubahan Kylian. "Hei?" Ia berusaha menenangkan pria itu tapi sepertinya percuma.

"Aaarrkkkk.." Kylian memeluk tubuhnya dan berteriak. Tubuhnya menggeliat dan punggung pria itu terlihat seperti ombak yang bergoyang.

Firasat Ashlyn mulai tidak enak. "Kylian!" Ia menangkup wajah Kylian. Ia membuka botol elixir dan meminymkannya pada pria itu. Tapi dia menepisnya dengan kuat.

Pria itu tiba-tiba berdiri dan menuju jendela. Dengan cepat, Ashlyn tak melihat sosok Kylian lagi. Ah! Sialan!

Ashlyn berlari turun dan keluar dari bangunan guild. Dia tak boleh membiarkan Kylian berkeliaran dengan keadaan seperti itu. Jika orang lain melihatnya, dia bisa dalam bahaya.

Ashlyn berlarian ke sana kemari tapi tak menemukan jejak apapun. Suara teriakan terdengar dari kejauhan. Ia segera berlari menuju sumber suara. Mayat beberapa kesatria tergeletak di jalan. Ia menelusuri di wilayah itu dan menemukan sosok hitam yang sebelumnya sedang menghabisi seorang kesatria.

"Bunuh semuanya!" Monster yang berperawakan manusia itu membuat suara aneh yang Ashlyn bisa mengerti.

Mata Ashlyn bertatapan dengan monster itu. Dia menghempaskan kesatria yang baru saja mati di tangannya. Tubuh Ashlyn tiba-tiba kaku. Ia bergetar melihat moster itu mendekat.

Ashlyn mundur tapi kakinya terlalu lemas hingga ia terjatuh ke belakang. Apakah dia akan mati sekarang? Ia menutup rapat matanya ketika monster itu berdiri tepat di depannya. Tapi ia tak merasakan apapun.

Matanya terbuka perlahan, sosok hitam itu menunduk untuk mensejajarkan dirinya dengan Ashlyn. Gadis itu masih bergetar ketika wajah sang monter mendekat dan mengendusnya.

Entah kenapa Ashlyn melihat bahwa monster itu tersenyum padanya. "Jangan takut.."

Ashlyn kembali mendengar monter itu berbicara dengan bahasa aneh. Belum juga ia meredakan ketakutannya, sosok lain melompat dan berdiri di belakang Ashlyn. Bagian bawah sosok itu telah berubah menjadi gelap, tapi Ashlyn masih mengenali sosok Kylian.

"Pergilah."

Ashlyn mengira Kylian sedang berbicara padanya, tapi monter yang tadi ada di depan Ashlyn langsung pergi meninggalkan mereka.

Ashlyn yang terduduk di jalan, mendongak. Melihat sosok Kylian yang terkena sinar bulan. Ada tangan-tangan yang keluar dari punggung pria itu dan Ashlyn bisa mendengar suara-suara yang saling bersautan.

"Ayo bunuh!" "Bunuh mereka semua!" "Balaskan dendam kami!" "Hancurkan!"

"Kenapa kau keluar?" Kylian bertanya dengan suara normal. Tatapannya seperti biasa, menyorot datar pada lawan bicaranya.

Kylian mengulurkan tangannya tapi tanpa sadar Ashlyn sedikit menjauh dan itu menghentikan gerakan tangan Kylian. "Aku.. aku mencarimu.." cicit Ashlyn.

"Kenapa?" Kylian mempertanyakan alasan Ashlyn.

"Karena aku bertanggung jawab padamu."

"Itu dia!" Suara kesatria terdengar dan beberapa dari mereka mendekati Ashlyn. "Jangan biarkan satupun lolos!"

Kylian melirik pada kesatria itu. Kangannya terulur dan sebuah asap gelap meluncur, membentuk sebuah pisau yanga langsung menebas semuanya.

Darah menyembur dari bekas sayatan tersebut. Mata Ashlyn melebas, tubuhnya bergetar hebat dan ia memeluk lututnya. Ingatkannya kembali terputas pada kejadian berdarah yang dialami para peneliti. Satu persatu suara kesakitan dan senyuman itu terputar kembali.

Kylian melihat tubuh bergetar Ashlyn. Gadis itu terlihat sangat rapuh dan bahkan bisa hancur hanya dengan genggaman Kylian.

"Kembalilah." Kylian sudah akan pergi tapi Ashlyn menahan kaki pria itu. Mata gadis itu berkaca-kaca menatapnya.

"Jangan.. jangan membunuh lagi.."

Beberapa monster hitam datang dan berkumpul di sekitar Kylian. Dan itu membuat tubuh Ashlyn semakin bergetar. Ia meremas kaki Kylian, takut.

Sebuah asap hitam muncul di bawah Ashlyn dan mengangkat tubuh gadis itu hingga sejajar dengan Kylian. "Aku harus kembali pada mereka yang telah menungguku." Telunjuk Kylian menyentuh kening Ashlyn dan tak lama pandangannya menjadi buram dan ia tak sadarkan diri.

:::

Ashlyn gelihat dalam tidurnya. Matanya terpejam erat dan keringat dingin membanjirinya. "Tidak. Jangan.."

"Ayah!" Ashlyn membuka matanya lebar dan nafasnya menderu. Ia melihat langit-langit kayu yang ada di kamarnya. Gadis itu masih menenangkan dirinya hingga i teringat sesuatu.

"Kylian!" Ia mendudukan dirinya dan tak menemukan siapapun di kamarnya.

Dengan langkah terseok, ia menuju ruang utama. Matanya mengedar tapi ia tak menemukan Kylian. Gadis itu mendekati Diego yang sedang menikmati makanannya.

"Kylian. Dimana dia?!" Tanyanya dengan terburu-buru.

"Dia pergi." Diego menjawab singkat.

Ashlyn sudah akan berlarik keluar tapi sihir penghalang tiba-tiba muncul di depannya. Ia melihat Sham yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Hentikan. Jangan mengejarnya." Sham memperingati.

"Tidak. Aku harus menemukannya." Ashlyn tetap pada keinginannya.

Tatapan Diego berubah. Ia menarik pedangnya dan menancapkannya ke atas meja, membuat semua orang di sana menoleh. "Jika kau keluar, kau tak akan diterima lagi di sini."

Ashlyn membuang muka dan mengepalakan tangannya. Gadis itu berlari masuk ke dalam rumah. Dia tak kembali ke kamarnya, namun pergi ke ruangan Xander. Ia membuka pintu tanpa permisi dan membantingnya, membuat sang empunya ruangan menjadi terkejut.

Xander mendengus melihat Ashlyn yang langsung duduk di kursinya. "Kau tidak perlu membantingnya seperti itu."

"Kylian pergi.." gumam Ashlyn pelan.

"Lalu?" Xander tampak tak peduli dan melanjutkan memilah bahan-bahan miliknya.

"Aku tidak bisa membiarkannya."

"Kenapa? Biarkan saja monster itu pergi."

Wajah Ashlyn terlihat murung. "Dia bukan monster.. mereka.. bukan monter.." suara Ashlyn terdengar semakin kecil di akhir kalimatnya.

"Kau terlalu peduli seakan tau siapa mereka."

"Aku memang tau." Ashlyn menghela nafas pelan. "Ayahku adalah kepala peneliti di laboratorium Fanaya."

"Apa?" Xander mengalihkan pandangannya dari bahan-bahan miliknya dan beralih melihat Ashlyn. "Laboratorium terkenal yang sudah hancur itu?"

Ashlyn mengangguk dan hal itu menyadarkan Xander pada sesuatu. "Jangan bilang kau adalah orang yang dihukum penjara seumur hidup itu?" Ah, sekarang Xander tau kenapa Ashlyn terlihat begitu hebat. Ternyata dia satu-satunya orang yang selamat dari insiden berdarah itu.

"Kau baru tau?" Wajah Ashlyn terlihat polos, tak bersalah.

"Bagaimana bisa aku tau jika kau tak mengatakannya?!" Xander terdengar heboh sendiri.

"Itu sudah tidak lenting sekarang. Yang terpenting kita harus menemukan para spesimen itu sebelum sesuatu terjadi."

"Spesimen?" Ulang Xander, meminta penjelasan lebih.

"Kylian dan makhluk yang menyerang kota adalah spesimen dari Fanaya."

"A-apa?!" Lagi-lagi Xander berhasil dibuat terkejut.

"Kau harus membantuku."





:::


Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

45.3K 2.8K 10
#1 in penculikan, #3 in Exhusband, #4 in Stockholmsyndrome 21+ Sindrom Stockholm-pernah dengar? Sindrom yang satu ini adalah suatu keadaan di mana s...
23.5K 1.7K 63
[SISTER COMPLEX-TABOO] "Rasa sakit ini adalah bukti nyata bahwa aku mencintaimu." - Margaret. "Aku tak bisa hidup tanpamu. Kuharap keajaiban datang u...
507K 23.3K 27
"Kesenangan gue cuma satu. Ngeliat lo nangis dan menderita, adalah seni hiburan terindah yang gue perbuat." Semua orang tahu, bahwa Lumi adalah maina...
15.7K 1.9K 14
ALERTTT! BIKIN KETAGIHAN!🔞 Tristan, aktor viral yang baru putus dari tunangannya, harus menghadapi kenyataan jika ia dibenci oleh banyak masyarakat...