DARKENED

By kkenzobt

54.3K 2.7K 191

⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Saat kecil cita-cita Ashlyn adalah menjadi peneliti yang... More

00
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18

01

6K 145 7
By kkenzobt

Sudah sejak 1000 tahun lalu, masyarakat hidup berdampingan dengan penyihir. Orang yang memiliki sihir adalah orang yang dianugrahi kekuatan dan kehormatan. Mereka akan mendapat kehidupan yang layak sesuai dengan kekuatan mereka.

Kerdal adalah salah satu kerajaan yang ada di benua Arespa. Kerajaan itu terkenal akan sihirnya yang hebat dan penemuan-penemuan baru yang mengguncang dunia. Di sana ada sebuah laboratorium terkenal bernama Fanaya, tempat orang-orang jenius berkumpul.

"Ayah~" gadis kecil berumur sepuluh tahun itu berlari ke arah sang ayah dengan membawa buku besar di tangannya. "Aku sudah menyelesaikan bukunya." Gadis manis itu tersenyum pada sang ayah.

Pria yang terlihat masih mudah itu bernama Eder Garrett, ayah dari Ashlyn. Ia tersenyum bangga dan mengusap kepala anaknya. "Kau memang cepat belajar."

"Ayah bolehkah hari ini aku ikut ke laboratorium?" Ashlyn membuat wajah memohon yang sialnya Eder tak pernah bisa menghindar.

"Baiklah, tapi ayah akan sibuk hari ini."

Ashlyn mengangguk. Ia memang sering mengikuti ayahnya ke laboratorium besar yang tepat berada di sebelah rumahnya. Walaupun ayahnya akan sibuk sendiri, tapi ia memiliki banyak teman di sana.

"Hallo paman Arkan!" Sapa Ashlyn ketika melihat salah satu teman ayahnya.

"Oh kau datang lagi hari ini?" Pria bernama Arkan itu tersenyum pada Ashlyn. "Hari ini kau akan melakukan percobaan apa lagi?" Tanyanya pada gadis kecil itu.

Ashlyn membuka buku yang ia bawa dan menunjukkannya pada Arkan. "Aku akan mencoba ini."

Lagi-lagi Arkan terkejut melihat Ashlyn yang memegang buku yang cukup sulit dipahami. Dan anak itu ingin mencoba salah satu formula sihir yang tertulis di sana.

"Kau memang anak Eder." Arkan tak heran jika Ashlyn meneruskan kepintaran ayahnya. Bagaimanapun juga Eder adalah peneliti muda yang dihirmati karena kepintarannya dalam melakukan sihir eksperimen.

"Ashlyn, kau main dengan paman ya. Ayah harus bekerja."

"Em!" Ashlyn menjawab dengan semangat.

"Ashlyn~" seorang wanita muda menghampiri Ashlyn ketika melihat gadis kecil itu. Ia menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan Aslyn yang pendek. "Hei, kau mau ikut denganku? Aku sedang melakukan percobaan baru."

"Benarkah? Aku mau ikut." Ashlyn langsung mengikuti Serena dan meninggalkan Arkan yang kecewa kareana gadis imut itu lebih memiliki ikut dengan Serena.

Hampir semua orang yang ada di laboratorium mengenal Ashlyn. Anak itu datang pertama kali saat berumur tujuh tahun, saat itu ia membuat kegemparan karena hampir meledakan satu ruangan. Umurnya memang terlalu dini untuk mencoba sihir ekperimen dan dia masih belum banyak belajar tentang sihir. Sejak saat itu ia menjadi rajin belajar untuk bisa seperti ayahnya.

Ashlyn melihat larutan yang sedang Serena buat. Di laboratorium setiap orang memiliki spesialisasinya masing-masing, dan Serena adalah spesialis larutan.

"Apa yang sedang kau buat?"

"Obat kuat."

"Obat kuat?" Ulang Ashlyn. "Apakah itu bisa membuat orang berotot?"

Serena menunduk dan berbisik. "Ini lebih hebat dari pada itu."

Mata Ashlyn berbinar. "Apakah aku boleh mencobanya saat sudah jadi?"

"Tidak bisa. Ini tidak untuk anak kecil sepertimu."

Ashlyn mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi ia ingin cepat dewasa agar bisa melakukan eksperimennya sendiri. Gadis kecil itu beralih ke larutan lain.

"Kenapa ini berwarna aneh?"

Serena melihat hasil campurannya tadi pagi. "Oh sial, sepertinya aku gagal lagi." Serena membuka buku resep sihirnya dan melihat apakah ia melakukan kesalahan.

Karena terus melihat bukunya dengan penuh penasaran, Serena pun mengangkat tubuh Ashlyn dan mendudukkannya di kursi. Ia membiarkan anak itu juga ikut membaca.

"Harusnya ini sudah benar." Serena membuang larutan gagalnya dan memeriksa bahan-bahan yang ada.

Mata Ashlyn terus bergerak membaca setiap huruf dan rumus sihir di sana. "Bukankah kau seharusnya memasukan daun Jet terlebih dahulu baru bunga Soffi?" Ucap Ashlyn yang merasa Serena salah dalam menaruh urutan.

"Tidak. Bunga Soffi akan sulit melebur jadi harus dimasukkan lebih dulu." Serena terlihat sibuk menyiapkan beberapa bahan.

"Tapi daun Jet akan bereaksi dengan kayu Oberla dan membuat bunga Soffi melebur sempurna."

Serena mendekati Ashlyn dan melihat buku resepnya. Ia sedang memikirkan perkataan Ashlyn barusan. "Kau benar, kayu Oberla memiliki pengaruh besar terhadap bahan selanjutnya." Serena tersenyum puas dan mengacak rambut Ashlyn. "Kau memang pintar."

Ashlyn tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya. "Apakah aku boleh membaca buku ini?" Ashlyn meminta izin untuk membaca resep milik Serena yang lain.

"Baca saja. Tapi tak semua yang ada di sana sudah berhasil."

Ashlyn langsung duduk dengan manis dan membuka buku itu dari awal. Matanya terlihat sangat fokus dalam membaca. Terkadang ia akan bertanya pada Serena tentang sihir pencampuran yang belum ia tahu. Dan dengan senang hati, Serena mengajarinya.

Hari berlalu dan Ashlyn kembali menghabiskan waktunya di laboratorium. Tapi hari ini laboratorium terdengar lebih berisik. Dan kebisingan itu berasal dari ruangan paman Russel.

"Kemari kau kadal sialan!"

Ashlyn membuka pintu ruangan itu dan melihat bagaimana paman Russel sedang berlarian mengejar seekor kadal terbang.

Kadal terbang itu terus menghindar, seakan sedang mengejek Russel karena tak bisa menangapnya.

Tiba-tiba makluk kecil itu terbang ke arah Ashlyn dan hinggap di atas kepalanya. "Hai paman Russel." Sapa Ashlyn walaupun terlambat.

Nafas Russel terengah. Ruangannya terlihat berantakan karena aksi kejar-kejarannya.

Kadal itu merayap ke pundak Ashlyn dan Ashlyn pun mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala kecilnya. Dengan patuh kadal itu turun ke tangan Ashlyn dan gadis itu langsung membawanya kembali ke kandang.

"Seperti biasa kau tidak akrab dengan hewan." Ashlyn mengejek paman Russel yang sedang membenarkan bajunya. Pria itu mendengus pelan.

"Mereka kabur saat akan disuntik."

Ashlyn melihat bentuk kadal yang memiliki sayap itu dengan seksama. Itu terlihat seperti naga tapi dengan sisik yang berbeda. "Apakah ini hewan baru yang di kembangkan?"

Russel mempersiapkan mejanya dan alat suntik. "Ya, akhirnya kita bisa menggembangkan bayinya."

"Jadi dia masih bayi?" Ashlyn memasukkan jarinya untuk bisa mengelus kepala hewan itu.

"Hati-hati dia menggigit." Sepertinya nasehat Russel tak berlaku untuk Ashlyn karena kadal itu terlihat nyaman dengan jari Ashlyn. Russel memang menyadari bahwa dirinya tak bisa seperti Ashlyn yang langsung bisa akrab dengan binatang saat melihatnya.

Russel memakai sarung tangannya. Ia membuka kandang itu dan meraih tubuh sang kadal dengan mencubit area leher atasnya. Kadal itu memberontak dengan suara decitan yang cukup keras.

"Apa yang kau suntikkan?" Tanya Ashlyn penasaran.

"Ini hanya vitamin agar dia sepat tumbuh besar."

Russel kembali memasukkan hewan itu ke dalam kandang setelah selesai menyuntiknya. "Dia bisa tumbuh sebesar apa?"

"Kaki depannya bisa sebesar tubuh pendekmu sekarang."

Ah, jika kakinya saja bisa setinggi dirinya, maka kadal itu bisa tumbuh sangat besar. Pasti butuh waktu lama untuk melihatnya besar.

.

.

.

Ashlyn menghampiri ayahnya yang baru saja keluar dari ruangannya. "Ayah, apakah ayah punya buku tentang penggabungan sel?"

"Kau tertarik dengan penggabungan sel?" Eder berjalan bersama Ashlyn melewati lorong laboratorium.

"Aku melihat penelitian kak Vera, dan itu terlihat sangat luar biasa." Ashlyn menceritakan apa yang ia lihat tentang penelitian Vera. Dan Eder dengan sabar mendengarkan betapa enerjiknya anaknya itu bercerita.





Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

943K 69.9K 33
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
82.1K 3.9K 24
Story for 21+ Romance - Drama - Dark - Adult sejak kecil Laura sudah di diagnosis memiliki gangguan kejiwaan, tepatnya saat ia berusia 7 tahun, laura...
106K 9.2K 17
"Panggil namaku, Jung Yerin," Yerin terdiam, memerhatikan Taehyung yang sedang merendahkan tubuhnya, wajah laki-laki itu kini sejajar dengan miliknya...
220K 18.9K 19
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...