Fajri and Family

Galing kay Arhamunnisa

8.4K 1.4K 610

Minimal masih tetap vote walaupun cerita nya sudah end #shanfenji STAN# Higit pa

1. perkenalan
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
info
pemberi tahuan

chapter 42

158 26 12
Galing kay Arhamunnisa

~author

^Gilang^

Saat mendengar ucapan fenly yang menyebutkan fakta akan posisinya yang tidak begitu penting di kehidupan fajri, ia terdiam mematung ditempat.

Kata tamparan itu membuat ia ingin rasanya pulang kerumah dan menghapus Kekhawatiranya terhadap fajri.

Di rumah Gilang kini ia hanya mampu meratapi nasib nya yg menyedih kan padahal ia telah memperlakukan Fajri seperti adek nya sendiri tapi dengan seenaknya fenly mengambil paksa Fajri dari nya tapi mau gimanapun Fajri tetep lah keluarga mereka, ia tidak bisa berbuat banyak ia hanya mampu mengiklaskan segalanya.

Kini ia memasuki kamar yg di tepati Fajri dalam beberapa hari ini, ia duduk di tepi kasur itu sambil sedikit tersenyum

"Ji sebenarnya gue gak ikhlas Lo balik lagi ke keluarga Lo, tapi gue jugak gak bisa egois, karna mau gimanapun gue bukan siapa-siapa nya Lo, gue harap gak ada kejadian seperti dulu lagi dan Lo bisa merasakan kehangatan keluarga Lo lagi" lirih Gilang dan tak sadar ia melihat sebuah frem foto keluarga Fajri, ia bingung harus mengembalikan nya atau nggak, karna kalau ia ke rumah itu pasti ia semakin tidak bisa mengiklankan Fajri tinggal bersama keluarga nya

Tiba tiba ia teringat akan penyakit yg di derita Fajri, apa sebaiknya ia harus memberitahu akan hal ini keluarganya atau tidak? di karenakan ia pun tidak bisa mengawasi dan mengontrol Fajri sedetel dulu lagi

"Ya gue harus bilang sama mereka semua, ini demi kebaikan Fajri dan kalau mereka tidak mau mengurus Fajri gue akan ambil balik" ucap Gilang udah memutuskan untuk memberi tau akan penyakit yg di derita fajri dan ia pun bergegas pergi menuju rumah Fajri

****

Di kamar Fajri kini zweitson dan Fiki sudah masuk ke kamar nya mendapati Fajri di toilet sedang menarik narik rambutnya lagi, mungkin penyakitnya sedang kambuh lagi, zweitson berusaha menenangkan Fajri agar dia bisa melepaskan tarikan rambutnya

Fajri menjerit tanpa bersuara dia menahan sakitnya agar Shandy dan fenly tidak mengetahui kalau ia memang sedang sakit sekarang ini

"Astaga ji kamu kenapa jadi gini, udah ya jangan di tarik lagi udah udah" ucap zweitson yg shock namun sambil berusaha menenangkan Fajri

Fiki shock melihat keadaan sahabat nya ini ia teringat dengan sodara nya yg menderita kangker dan sekarang sudah meninggal, dulu sodaranya jugak sering sakit kepala dan menarik narik rambutnya sendiri, ia tau betul akan penyakit ini, ia tidak mau Fajri bernasip sama seperti sodaranya itu ia tidak mau merasakan kehilangan untuk ke dua kali nya, mata Fiki sudah mulai berkaca kaca sekarang ini, karna ia harus menyaksikan penderitaan ini untuk kedua kalinya

"Fik kenapa Lo jadi nangis, bantuin aji bawa kekasur" ucap zweitson menghentikan lamunannya

Setelah zweitson berkata seperti itu ia mulai menghapuskan air mata yg keluar dari pelopak mata nya kemudian mendekati Fajri dan menggendong tubuh Fajri menarok nya di atas ranjang

Fajri ia masih merasakan sakit nya yg tak henti henti ia ingin menarik rambut nya lagi namun tangan nya di cegat oleh zweitson

"Sakit son, gue gak kuat" ucap nya lirih air mata yg mengalir baju nya udh basah oleh keringat, bisa di rasakan bahwa ini bener bener sakit

"Iya gue tau, makan nya jangan di tarik lagi rambut udah banyak yg rontok, lebih baik Lo tarik rambut gue atau cubit tangan gue, untuk menganalisir rasa sakit yg Lo rasakan" ucap zweitson, dan ucapan nya di denger Fajri dan alhasil Fajri menarik rambut zweitson berkali kali di saat ia bener bener tidak tahan dengan sakit nya, zweitson tidak bergeming

Tak lama kini pemuda berambut gondrong mengetuk pintu kamar Fajri untuk membawakan minuman terlebih dahulu nanti baru ia bawakan sarapan atau cemilan

Tok tok tok, Shandy sudah mulai mengetuk pintu itu

Fiki berniat membuka pintu itu namun tangan nya di tahan Fajri, Fiki menatap ke arah muka Fajri dan Fajri menggelengkan kepalanya pertanda bg sen tidak boleh masuk ke kamarnya, Fiki yg mengerti pun mengangguk paham.

Kini Fiki membuka pintu itu hanya sedikit dan berusaha mencegat pria berambut gondrong ini untuk masuk

"Eh bg sen, udah siap ya minumannya makasih ya udah mau nganterin" ucap Fiki sambil mengambil minuman yg telah di bawah oleh Shandy

"Fik ada apa sih kok pintunya gak boleh di buka" ucap shandy karna ia melihat Fiki yg keluar dan menutup pintu itu kembali

"Enggak, enggak papa kok bg"

"Aji gak kenapa kenapa kan Fik" ucap shandy khawatir sebab ada gelagat aneh dari sahabat Fajri ini, kemudian ia memegangi gang pintu itu dan sedikit membukanya agar ia tidak merasakan penasaran

"Bg bg" ucap Fiki ingin mencegat pria berambut gondrong itu untuk membuka pintu namun aksinya malah gagal alhasil Shandy berhasil membuka pintu itu dan mendapati Fajri yg sedang duduk di kasur sambil bermain game bersama zweitson

"Eh, aji gak kenapa-kenapa kan, mau bg sen bawain sarapan sekalian jugak gak?" Tanyak Shandy sedikit lega karna ternyata Fajri baik baik saja

"Gak papa bg, aji mau main sama Fiki zweitson aja" ucap fajri sebisa mungkin menutupi rasa sakitnya

"Yasudah bg sen tinggal ya, kalau perlu apa apa panggil bg sen aja" ucap shandy kemudian menutupi kembali pintu kamar Fajri

"Kan gak da apa apa, bg sen sih gak percaya sama omongan Fiki"

"Gimana orang mau percaya orang glagat Lo aja mencurigakan" ucap Shandy sambil berjalan menuruni tangga

Melihat Shandy sudah turun ke bawah Fiki pun langsung masuk lagi ke dalam kamar Fajri

*****

Tak lama kini pemuda berkulit sawo matang ini kini sudah tiba di depan rumah keluarga Maulana dan sedikit bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Ah,,, kok gue kesini sih" Monolognya saat sudah didepan pagar

"Kalau gue masuk, fenly bakalan menampar gue dengan kata-kata nya, tapi,,, sebelum gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau dia baik-baik saja, gue belum bisa tenang nih" Lanjutnya bermonolog

Setelah bergelud akan pikirannya, gilang memutuskan untuk masuk, lagi pula ia ingin memberi tau akan kebenarannya kepada fajri, karna ia sadar kalau yang mengalami lebih berhak tahu akan kondisinya

Saat membuka pintu, untung ia bernasib baik karna bukan sahabatnya yg membuka pintu melainkan Shandy.

"Eh,, lang, mau cari fenly ya? Tanya shandy

" Bu_bukan, gue mau lihat si fajri" Ucap gilang

Setelah shandy pikir-pikir, wajar kalau gilang ingin menemui adiknya itu, karna beberapa hari ini mereka tinggal bersama, dan gilang pasti sudah cukup dekat dengan adiknya itu.

"Oo,, oke, tapi dia dikamar sama dua temanya, lo mau gue panggilin aja, atau gimana? " Tanya shandy sopan karna ia berfikir saat ini kalau gilang orang yang cukup berjasa untuk adiknya

"Oo,, ng_ngak, dia pasti lagi istirahat, biar gue kekamar, sekalian itu makanan biar gue bawak keatas, buat temannya fajri bukan? " Balas gilang

"Oo,, ini iya sih, tapi ngak papa ni gue titip ke elo" Tanya shandy dan dibalas anggukan gilang

Setelah diizinkan Shandy, Gilang memutuskan untuk kekamar sambil membawa nampan makanan.

Tuktuk,,,

"Masuk aja bg, jangan ngetuk pintu mulu" Ucap orang di dalam.

"Yah karna orangnya beda" Balas gilang lalu melebarkan pintu itu.

"Astaghfirullah,, bang lang, so_ sorry,, gua ngak tahu tadi" Jawab fajri kaget nampaknya sakit kepalanya udah perlahan mulai menghilang

"Udah sans aja" Ucap gilang lalu meletakan nampan dan duduk disamping fajri.

"Akhirnya yang ditunggu tiba" Jawab fiki lalu mulai memakan makanan yang tersedia.

"Dih,,, bukan teman gue itu" Ucap zweitson yang kesal akan sifat teman bongsornya itu.

"Btw,,, bang lang mau ngomong dulu atau aji pancing dulu" Ucap Fajri yang akan memulai topik

Mendengar perkataan itu, gilang memberi kode akan keberadaan kedua temanya.

"Kita,,, teman aji bukan musuhnya, jadi kita juga berhak tahu" Ucap yang sudah ngerti akan sorot mata itu

"Ck,, iya-iya, yaudah kalian berdua boleh denger tapi jangan berisik" ucap gilang memastikan dan dijawab anggukan oleh keduanya

"Jadi,,, yang mau kita bahas ini, masalah penyakit aji" Jelas gilang

"Iya itu harus kita bahas sekarang, apa benar yang gue minum itu obat kanker" Tanya aji to the point

"Sebelumnya gue minta maaf ya ji, karna udah nutupin ini, gue ngak mau kalau nanti lo kecewa dan itu bikin lo ngak percaya kalau lo bisa bertahan" Ucap gilang dan diangguki fajri.

"Jadi benar ini obat kanker, dan,,, cuma ini yang bisa redahin sakit lo untuk saat ini, dan lo juga harus rutin untuk kemoterapi,,, agar semua bisa kembali pulih" Lanjut gilang

"E_ emang bakalan pasti bi_ bisa pulih" Tanya fajri dengan tatapan kosong kebawah

"Itu pasti ji, kita berjuang bersama, maka dari itu,,, lebih baik lo tinggal bareng gue lagi, gue bakalan jagain lo, gue ngak mungkin biarin lo memendam rasa kebencian saudara lo sendiri" Mohon gilang

"Tapi,,, gue mau disini aja bang, gue mau dekat lagi sama bang sen dan kak fen, supaya jika waktunya,,, udh tiba setidaknya gue udah merasa puas menghabiskan waktu sama saudara saudara gue, tapi gue mohon sama kalian persoalan ini hanya kita yg tau bg sen dan kak fen jangan sampe tau" Balas fajri yang berusaha menahan kekecewaannya.

"Lo ngak boleh ngomong gitu ji, lo harus optimis, kita berjuang bareng, dan gue harap lo juga berjuang dan slalu ngejaga fisik dan batin lo, karna kalau diri lo aja menyerah gimana kita bisa berjuang, dan soal fenly dan bg sen kenapa mereka gak boleh tau bukan nya bakalan lebih baik mereka tau biar bisa jagain Lo?" jelas Zwei sambil memikul pundak sahabatnya itu.

"Benar tu ji,,,, kita selalu ada,,, kapanpun lo butuh,, Tapi kalau soal fenly gue sih gak setuju kalau sampe dia tau, entar dia malah semena mena lagi kalau tau aji sakit" Timpal fiki

"Kalau emang mau lo tinggal disini, gue bisa apa?, Tapi gue setuju sama Fiki kalau sampe fenly tau pasti dia gak bakalan tinggal diem tuh, dia tau Lo gak sakit aja sebegitu nya apa lagi tau Lo sakit ji " Ucap gilang sendu

"Ngak pa-pa gue udah biasa akan kesendirian,, tapi kapapun lo mau datang kerumah,,, pintu slalu terbuka, dan gue janji gak bakalan bocorin masalah ini ke Shandy dan fenly gue tunggu Lo siap sendiri dan nyampain sendiri ke mereka" Ucap gilang sendu sambil menepuk pelan bahu fajri, Fajri mengangguk nya pelan ia merasa lega bisa di kelilingi oleh orang orang yg bener bener sayang sama dirinya

Tetapi Fajri sungguh merasa tidak enak, tapi apalah daya, ia berada disituasi dimana kalau ia meninggalkan satu pihak, maka pihak satunya lagi terluka dan ia memutuskan untuk tinggal bersama keluarga nya, semoga ini keputusan yg tepat dan ia bisa bersyukur karna gilang bisa memahami akan posisi nya.


🏀🏀🏀🏀

"Sahabat tak akan menghilang ketika masalah datang, justru menggandeng tangan mu dan menghadapinya
bersama sama"

*Cerita ini udah mau end
*Jadi pastikan anda sudah mem follow  *akun ini, agar bisa memantau
*Cerita baru nya.....

Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini thanks. Karna vote kalian sangat berharga buat sang author


Collab : ShopieOktapiani

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1M 46.4K 52
"๐™ˆ๐™ค๐™œ๐™– ๐™–๐™ ๐™ช ๐™ฌ๐™–๐™ฃ๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™˜๐™ž๐™ฃ๐™ฉ๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™–๐™ ๐™๐™ž๐™ง๐™ฃ๐™ฎ๐™–." - ๐’ท๐“Ž ๐’œ๐“ˆ๐“Š๐“ƒ๐“ƒ๐’ถ๐“‡๐’ถ๐’ถ ๏ผฅ๏ฝ‰๏ฝ๏ฝŽ ๏ผท๏ฝ๏ฝš๏ฝ‰๏ฝ† | ๏ผฌ๏ฝ…๏ฝ„๏ฝ™ ๏ผจ๏ฝ๏ฝ’๏ฝ
4.7K 267 16
[COMPLETE] 2nd MILIK SERIES AZREEYA x LUTH AUFAT Dalam diam, suka sama suka โค๏ธ Idea asal dan cerita adalah idea saya sepenuhnya. Penulisan agak ring...
540K 1.4K 6
Kisah cikgu yang dipaksa menurut kemahuan muridnya. (Cerita hanyalah rekaan semata-mata. Tiada kaitan sama ada yang telah hidup atau mati.)
207K 16.3K 16
*เฉˆโœฉโ€งโ‚Šหš Dumb&Dumber Universe >> "๐—ง๐—ฎ๐—น๐—ธ ๐—ฐ๐—ต๐—ฒ๐—ฎ๐—ฝ, ๐—œ'๐—บ ๐—บ๐—ผ๐—ฟ๐—ฒ ๐˜๐—ผ ๐—ฎ๐—ฐ๐˜๐—ถ๐—ผ๐—ป๐˜€," โAku tak mudah dibuat jatuh cinta. Maka percayalah, kau san...