Dika dan Para Suami - New Cha...

By deandlesss

117K 2.5K 254

πŸ”ž Manxboy, but somtime πŸ‘©β€β€οΈβ€πŸ‘¨πŸ”ž Dika, anak polos yang sedang mencari jati Diri kehilangan arah. Ia menemuk... More

1. Perasaan Aneh
2. Motor Tua
3. Persimpangan Jalan
4. Percakapan
5. Halaman
6. Temaram Lampu
7. Rindu
9. Banting
10. Telepon
11. Gendong
12. Sungai
13. Dapur
14. Pintu
15. Panik
16. Kedua Kali
17. First .....
18. Tuntaskan
19. Sedih dan Bahagia
20. Hancur

8. Kursi

7.1K 115 2
By deandlesss

Hari berlalu, kini sudah 5 hari Dika menginap di rumah Anas. Ia mulai terbiasa untuk tinggal bersama mereka. Setiap malam Dika selalu tidur bersama Om Muh. Anas yang sudah tahu hal itu, membiarkan saja itu terjadi. Begitu pula kakek dan nenek Anas. Setiap malam, mereka selalu melakukan hal yang sama, membuang pejuh Om Muh.

Semua berjalan dengan semestinya, hingga suatu sore, Dika merasakan sesuatu yang aneh pada Om Muh. Biasanya di rumah, Ia selalu melihat Om Muh bertelanjang dada karena tak tahan dengan gerah. Kini Om Muh selalu mengenakan baju kemanapun dan apapun aktivitasnya, meskipun keringat sudah membasahi bajunya.

Hingga menjelang tidur, Dika yang sudah berada di kasur Om Muh. Ia menunggu Om Muh untuk tidur bersamanya.

Om Muh memasuki kamar, ia melepaskan semua pakaiannya di depan Dika. Kini ia tak lagi malu untuk bertelanjang di depan Dika. Sedangkan Dika dengan senang hati menerima pemandangan itu. Om Muh mengenakan sarungnya dan menyalakan lampu tidur. Seperti biasa ia berbaring di samping Dika dan Dika memeluk tubuh kekar Om Muh.

Perhatian Dika tertuju pada dada Om Muh, "Om luka ya? Kok banyak bekas merah-merah," tanya Dika. Memang telihat banyak sekali bekas merah di dada Om Muh. Itu bekas cupang, itulah yang menajdi alasan Om Muh tidak berani membuka baju di rumahnya.

"Ngga apa-apa Dik, Dika tidur ya, Om udah cape banget hari ini," jawab Om Muh mengelak.

Dika mengangguk. Tak lama kemudian, ia mengarahkan tangannya, ke arah gundukan yang ada di balik sarung Om Muh. Namun dengan cepat Om Muh menarik tangan Dika. "Jangan malem ini ya Dik, Om cape," pinta Om Muh dengan menatap lembut ke arah Dika. Dika cemberut dengan respon Om Muh. Tidak biasanya ia menolak.

Melihat gelagat Dika, Om Muh mengarahkan tangan Dika ke putingnya. Dika menyambutnya dengan memainkan puting itu. "Kalo ini boleh dimainin, tapi jangan di sedot ya," Om Muh mencoba membujuk Dika. Dika mengiyakan Om Muh.

"Sepertinya Om Muh bener-bener capek deh," ujar Dika dalam hati. Dika tak keberatan, toh ia masih bisa memainkan puting Om Muh.

Sementara Om Muh mulai memejamkan matanya. Ia tak mungkin menceritakan apa yang terjadi padanya ketika Dika dan Anas pergi ke sekolah.

Flashback!

Pagi itu, Om Muh sudah menyelesaikan pesanan pintu tetangganya. Ia mengantarkan pintu itu ke tetangganya. Karena jaraknya tak begitu jauh, hanya terpisah beberapa gang, Ia memutuskan untuk mengantarkan pintu itu langsung dengan berjalan kaki. Dengan mengenakan baru putih ketat dan celana training hitamnya, Ia menggotong pintu itu di atas kepalanya. Banyak tetangga yang bertanya kepada Om Muh kemana ia akan pergi sepagi ini.

Setelah mengantar pintu dan menerima upah hasil kerjanya, Ia berjalan memutar untuk membeli beberapa rokok dan camilan untuk Anas. Om Muh lalu berjalan pulang menuju rumahnya.

Di tengah perjalanan, terdengar suara seorang wanita memanggilnya. Ia mencari sumber suara itu dan mendapati Indah sedang berdiri di depan rumahnya sedang menatap ke arah Om Muh dengan tersenyum.

"Kamu manggil saya?" tanya Om Muh dengan suara datar. Memang di jalan itu, sangat sepi. Semua orang sudah berangkat kerja atau mengantar anaknya ke sekolah.

"Mau minta tolong kang hehe, kebetulan akang lewat," jawab Indah, ia melangkah menuju tempat Om Muh. Indah mengenakan daster merah di atas lutut, dengan satu kancing yang terbuka di bagian dadanya. Indah memang pandai merawat badannya, meskipun sudah berusia 30an, Ia masih terlihat seperti umur 20an. Orang-orang tidak akan menyangka umur Indah yang sesungguhnya. Om Muh sedikit terpesona melihat Indah.

"Mau minta tolong apa?" tanya Om Muh lagi. Ia sebenarnya enggan untuk berurusan dengan Indah. Namun ia tidak bisa menolak permintaan tolong seorang wanita.

"Itu kang, lampu di dapur Indah mati. Indah ga bisa pasangnya, ketinggian," jawab Indah dengan nada suara yang centil.

"Hmm, udah beli lampunya?" tanya Om Muh. Ia sedikit kasihan pada Indah. Ia menjadi janda dan tinggal seorang diri di rumahnya.

"Sudah kang, tinggal pasang aja," jawabnya.

"Ya sudah ayo," jawab Om Muh.

Indah menuntun Om Muh masuk ke dalam rumahnya. Di dalam otaknya, ia sudah punya rencana untuk mendapatkan pria impiannya ini.

"Masuk kang, dapurnya ada di belakang, langsung aja" pinta Indah mempersilahkan Om Muh masuk. Rumah Indah sangat rapi, dengan interior yang bisa dibilang cukup modern. Meskipun seorang janda, Indah bisa dibilang memiliki pekerjaan yang mapan sebagai seorang dealer motor. Pekerjaan itulah yang menuntutnya untuk terus merawat tubuhnya agar banyak pelanggan yang datang padanya.

Om Muh langsung masuk menuju dapur, ia memang tak ingin lama-lama berada di rumah Indah. Saat Om Muh tak melihat, Indah memasukkan sandal Om Muh ke dalam rumah agar orang-orang tidak curiga dan langsung mengunci pintu. Ia kemudian menyusul Om Muh ke dapur.

Om Muh memeriksa saklar lampu dan memastikan dalam posisi off. Om muh mengambil lampu baru yang sudah disiapkan oleh Indah.

"Butuh bantuan kang?" tanya Indah.

"Udah ga usah," jawab Om Muh singkat. Ia kemudian mengambil kursi kayu dan naik ke atasnya. Tangan Om Muh berusaha menggapai lampu dengan sedikit berjinjit. Hal itu menbuat baju Om Muh sedikit tersingkap di hadapan Indah, memamerkan bulu-bulu halus yang mengarah pada selangkangannya. Melihat pemandangan itu, darah Indah berdesir. Sedangkan Om Muh sangat fokus untuk melapaskan lampu yang sudah mati. Ia tak lagi memperhatikan Indah.

Ketika hendak memasang lampu, pijakan Om Muh sedikit goyah. Indah dengan sigap memegangi kursi dan berdiri tepat di hadapan Om Muh. Ia bisa melihat selangkangan Om Muh yang berada tepat di wajahnya.

Om muh sedikit kesusahan untuk memasang lampu itu, namun ia bisa menyelesaikannya. Om Muh merasakan ada tangan yang meremas kontolnya. Ia menoleh ke bawah dan terkejut mendapati Indah sudah bertelanjang bulat. Dasternya sudah dilepasnya sedari tadi. Indah mencoba mengecup kontol Om Muh dari balik celananya. Sejurus kemudian Om Muh meloncat menghindari Indah.

"Kamu ngapain? Udah gila ya kamu," ujar Om Muh dengan suara yang tertahan. Ia tidak mau ada tetangganya yang mendengar dan menggerebeknya sedang berduaan dengan Indah. Apalagi dengan Indah yang bertelanjang bulat. Om Muh berjalan mundur, namun terhalang oleh tembok.

"Ayolah kang, terakhir kali akang ga nolak kan?" ujar Indah menggoda. Ia tak mendekat ke arah Om Muh. Ia mengambil kursi dan duduk di dikursi itu dengan posisi paha yang terbuka lebar. Ia memamerkan memeknya yang ditutupi rambut halus yang tercukur rapi. Indah memainkan memeknya, ia mengusap-usapnya dengan tangan kanannya.

"Ahhhhh..." desah Indah. Om Muh mencoba menahan sekuat hati godaan Indah. Ia sudah lama tak melihat memek wanita di hadapannya, apalagi memek Indah terlihat sangat menggoda baginya. Ia memejamkan matanya mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun Om Muh sendiri heran, kenapa ia tidak melangkah pergi saja. Ia seperti tertahan dan ingin menikmati lebih.

Indah mulai memasukkan jarinya dan menggerakkannya keluar kedalam. Ia sudah sangat basah. Suara cairan memek Indah yang beradu dengan tangannya, ditambah desahan Indah, membuat Om Muh kembali melihat ke arahnya. Ia menikmati pemandangan itu dan perlahan membangkitkan gairahnya. Terlihay kontolnya mulai menegang. Indah tersenyum nakal ke arah Om Muh. Ia tau Om Muh sudah sange dibuatnya.

Indah menatap tajam ke arah Om Muh dengan tersenyum. Tanpa bersuara, ia menggerakkan tangannya memanggil Om Muh untuk mendekat. Napas Om Muh semakin memburu dibuatnya.

Dengan cepat Om Muh bersimpuh dihadapan Indah. Indah kaget dengan pergerakan Om Muh, namun ia sudah menyangkanya. Indah tetap memasukkan jarinya ke dalam memeknya, membiarkan Om Muh memperhatikannya dengan sangat dekat. Indah mengeluarkan jarinya itu dan menyentuhkannya di bibir Om Muh. Ia mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Om Muh. Om Muh membuka mulutnya dan mengulum cairan yang ada di jari Indah. Ia menatap tajam ke arah Indah. Nafsunya sudah di ubun-ubun.

Om muh menerkam memek Indah dengan lidahnya. Ia menyapukan lidahnya di memek Indah dengan cepat. Indah bisa merasakan napas Om Muh yang memburu di bawah sana. Kumis Om Muh yang beradu dengan memek Indah menimbulkan sensasi geli tapi nikmat bagi Indah.

"Ughhhh kanggg, terusin..." desah Indah. Tangannya membenamkan kepala Om Muh ke dalam memeknya, sesangkan kakinya disandarkan pada pundak Om Muh.

Om muh semakin beringas. Tangannya tak tinggal diam, kedua tangannua bergerak ke atas mencari puting Indah dan memilinnya. Hal itu membuat Indah semakin menggelinjang dan mendesah tanpa henti. Tangannya kanannya memegang sandaran kursi, sedangkan tangan kirinya meremas rambut Om Muh. Om Muh kesetanan, lidahnya semakin liar dan tangannya tak berhenti meremas susu Indah. Ia menggigit pelan klitoris Indah membuat Indah semakin menggelinjang. Mereka semakin panas, keringat mulai mengalir di kedua tubuh mereka.

"Kanggg.... Arghhhh,... Mau keluar kang...," racau Indah. Ia melingkarkan kakinya di kepala Om Muh, tak membiarkan Om Muh untuk menghentikan aksinya. Sementara Om Muh mempercepat gerakan lidahnya di dalam memek Indah. Meskipun sudah lama tidak bermain dengan wanita, ia masih tetap memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bercinta.

Tubuh Indah semakin menggelinjang dan tak lama ia bergetar hebat. "Kangggg aku.... keluar.... Ahhh," jeeit Indah. Ia sudah tidak bisa lagi menahannya. Itu merupakan orgasme terhebat yang pernah ia dapatkan dari lidah seorang pria. Indah terkulai lemas di kursi. Om Muh berdiri menatap Indah dengan sorot mata yang tajam.

TBC

Hehehe. Sesekali diselipin adegan panas lainnya yes. Biar variatif dan bisa liat kegagahan dari para suami. Gimana? Mau lanjut? Hehehe. Pada nunggu Dika ya? Tenang, biarkan imajinasi author yang bekerja. Terima kasih sudah baca sejauh ini dan jangan lupa vote. Terima kasih banyak!

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 90.9K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
45.9K 826 11
πŸ“Sinopsis: Menceritakan Seorang anak bernama Rizky anugrah yang biasa dipanggil kiki oleh Papa Mamanya. 25 Januari 2024✨ 🍻Happy Reading
735 138 3
Di tengah gemerlap kota yang tak pernah lelah, Hinata berusaha menyatukan kembali serpihan-serpihan hidupnya. Setelah hatinya terluka oleh pengkhiana...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...