My Heart Calls Out For You

By fairytalice

38.3K 4.7K 260

Pram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan pe... More

You Were More Than Beautiful
Pram being Pram
Vespa for two
Families day out
Families day out pt.2
Saturday Night
Hazel Amoura Wiryadamara
Staycation
Hazel getting sick
Bapak turning into Ibu (Housewife) for a day
Ditinggal Ibu
Bapak, Ibu jangan marah - marah
Baby grow up so fast
short getaway
Obstacles
Reunited
hazel the clingy princess
Anak perempuan pertama
Hazel's little brother

If big baby are tired

3.2K 297 8
By fairytalice

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, seharusnya Pram bisa pulang kerumah bertemu istri dan gadis kecilnya tercinta. Namun, hari itu berjalan bukan seperti yang Pram idamkan. Ia masih berkutat dengan berbagai berkas klien yang harus terselesaikan saat itu juga.

"Mas, masih banyak?" tanya salah satu rekan kerjanya.

"Lumayan, lembur aja apa ya gue, tapi gue pengen balik, lu gimana?"

"Gue balik deh mas, gak sanggup lembur, mas kalau mau pulang, pulang aja gak apa - apa kata mas Tyas, besok lanjut lagi juga aman," setelahnya ia berpamitan untuk lebih dulu meninggalkan kantor kepada Pram.

Dilihatnya waktu di jam tangan yang selalu ia pakai di pergelangan tangannya, sudah pukul 8, waktu semakin larut. Ia lihat ponselnya, tidak ada notifikasi hanya wallpaper ponselnya seorang wanita dan bayi perempuannya yang membuat dirinya tak sabar untuk pulang. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang dengan membawa beberapa berkas yang akan ia kerjakan dirumah nanti.

...

Disisi lain, Ayu masih menimang Hazel di gendongan seperti koala sambil menonton televisi. Layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Sambil terus melirik jam dinding, ia sesekali mengintip kearah pintu depan rumahnya, menunggu kedatangan suaminya kembali ke rumah.

Bukan Pram yang datang, kantuk yang dirasakan oleh Ayu lah yang terus mendatanginya. Akhirnya, ia membuat kopi untuk tetap terjaga sampai sosok yang ditunggu sampai dirumah. Sambil tetap menggendong Hazel, ia mendudukan dirinya dan meminum secangkir kopi hangat.

Tak lama, pintu depan terbuka, tanpa perlu ditebak dapat dipastikan bahwa Pram sudah sampai. Dengan sekuat tenaga yang ia miliki di akhir hari itu, ia mendudukan dirinya di samping Ayu.

"Mandi dulu dong, baru tidur, udah makan belum?" Pram menggeleng.

"Mandi dulu sana, nanti makan, kamu lembur ya?" dengan terpaksa Pram bangkit untuk membersihkan dirinya di kamar mandi, "Mas, itu roda rak neccesities Hazel copot jadi miring si raknya."

"Nanti aku benerin, mandi dulu," ucapnya datar.

Selepas membersihkan dirinya, Pram membawa rak yang dimaksud oleh Ayu keluar kamar, ia kerjakan di ruang tengah berniat sambil menonton acara televisi agar tidak terlalu bosan. Ayu menghampiri dirinya dengan sepiring makan malam untuk Pram.

"Sambil makan ya, udah kemaleman," Ayu menyuapi Pram yang sedang membenarkan roda rak yang patah, masih dengan Hazel yang  tertidur di gendongannya.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Pram tampak fokus membenarkan rak tersebut sambil mengunyah makanan yang disuapi Ayu. Tak kunjung benar dan Ayu yang terus memberikannya suapan padahal dirinya belum ingin, membuat kesabaran Pram mengikis.

"Tunggu dulu lah, ini belum beres," ucapnya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya, "Udah aja deh aku juga gak laper banget."

Peka saat melihat raut muka yang tidak sedang baik-baik saja dan nada bicara yang sudah asing di dengarnya, Ayu menyudahi kegiatan menyuapinya dan meninggalkan Pram masuk ke kamar. Merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan sebelumnya kepada Ayu, Pram melepaskan kacamatanya lalu mengusap wajahnya kasar. Namun, Ayu kembali menghampirinya, kini seorang diri, Hazel sudah ia tidurkan di ranjangnya.

Ayu ambil piring sisa makan Pram dan membawanya ke dapur, Pram hanya memperhatikan dengan raut khawatir jika Ayu marah kepadanya. Namun, ia kembali lagi lalu menarik tangan Pram dan membawanya duduk di sofa, "Mas marah? capek ya hari ini? coba tarik nafas dulu, tenangin diri kamu," dengan sabar Ayu memegang dada Pram yang menggebu.

"Mas gak perlu benerin raknya malam ini juga kok, kalau mas capek mau langsung istirahat juga gak apa, " bersyukur dengan kesabaran yang dimiliki Ayu, ia istirahatkan kepalanya di pundak Ayu, membagi penatnya hari ini, "Terima kasih ya mas untuk hari ini, aku kan selalu bilang kalau mas capek, sakit, atau butuh temen ngobrol mas bisa lakuin sama aku, jangan di pendem sendiri, okay? "

Badan Pram bergetar, tak tahan dengan kelelahannya hari ini, ia keluarkan semuanya dengan bersandar di pundak Ayu, "Sayang," ia peluk pinggang Ayu, "aku rindu papa."

Sudah bertahun - tahun sejak kepergian sosok Ayah dalam hidupnya, disaat dirinya merasa lelah sosok yang ia rindukan selalu muncul. Tak peduli sebagaimana hangatnya kehadiran istri dan seorang buah hatinya, rasa rindu terhadap sosok papa akan sangat menyiksa dirinya.

Ayu ikut tak kuat merasakan kerinduan anak terhadap sosok Ayahnya itu, ia coba tenangkan Pram dengan mengelus punggungnya, sambil membisikan, "papa must be proud of you sayang."

"Minggu ini kita jenguk papa ya, Hazel kan belum pernah kesana, kamu juga kangen, aku juga kangen papa, tapi sekarang kita tidur aja, kamu capek banget. "

Pram membangunkan dirinya untuk beristirahat. Mengistirahatkan badan dan tenaganya yang sudah habis karena padatnya aktivitas di hari itu.

...

Dengan kasar Pram merebahkan dirinya di kasur. Ayu mengikutinya di belakang, "Mas kamu lagi badmood ya?" yang ditanya masih sibuk dengan ponselnya, "kurangin brightness - nya kalau diruangan kurang pencahayaan gini," Ayu mengambil paksa ponsel Pram dan menurunkan brightness ponselnya lalu ia kembalikan kembali ke pemiliknya.

"Mau cerita gak? kalau nggak aku tidur nih,"

"Gak papa? kamu capek ya? yaudah tidur duluan aja, aku mau beresin dulu kerjaan dikit,"

"Mas, kamu kenapa sih suka gak mau cerita sama aku, kan aku juga bukan siapa-siapa kamu,"

Pram memiringkan posisi tubuhnya menghadap kearah Ayu, "Sayang, aku tau kamu juga capek, tapi kamu masih bisa nyelesain itu semua tanpa mengeluh, masa aku ngeluh,"

"Mas, denger ya, aku gak cerita bukan aku gak mau ngeluh sama kamu, karena aku masih ngerasa kuat, nah sekarang kamu kalau mau ngeluhin segalanya aku welcome banget mas, aku tau kamu juga capek, kamu kan juga manusia," Ayu masih memaksa Pram untuk mau berbagi penatnya.

Pram memeluk Ayu dan merehatkan dirinya dibalik rambut panjang yang menutupi sebagian kepalanya, "aku juga gak cerita karena aku masih bisa tahan capek ini sayang, kadang kan gak semua capek harus istirahat, bisa aja cuman pelukan gini langsung ilang capeknya."

"Tapi kalau kamu sampe marah-marah ngebentak gitu aku juga takut, janji ya kalau kamu mau ngeluh atau cerita hari ini capek banget bilang aja langsung jangan lampiasin sama bentakan kayak tadi," tutur Ayu dengan nadanya yang sedikit khawatir dengan sikap Pram yang tidak biasa. Biasanya walaupun suasananya sedang tidak baik, ia akan pergi ke teras dan membakar rokok dengan secangkir kopi sampai suasananya kembali baik.

Pram menjauhkan kepala dari pelukan Ayu, menatap istrinya yang menampilkan raut sedih, "Maaf ya sayang, aku kelepasan gara-gara roda raknya itu harus diganti beli baru, maaf ya."

Sebelum mereka tertidur, Hazel terbangun. Sebagai ibu yang sigap, Ayu mengganti popoknya dan menyusuinya untuk membawanya kembali ke alam mimpi. Pram belum memejamkan matanya, ia selalu senang melihat Hazel dengan lahap menikmati asi dari ibunya.

"Hazel nyusu berapa kali sih sehari? "

"Hmmm, berapa ya, 7 apa 6 kali ya, lupa pokoknya sekitar segituan deh,"

"Serius? banyak banget nak," Pram cukup terkejut saat pertama kali tahu berapa kali Hazel meminum Asinya.

"Sini sama aku aja," setelah selesai Pram bergantian menggendong Hazel untuk dipindahkan ke ranjang bayinya di samping ranjang mereka, "Jangan langsung ditidurin, puk pukin dulu biar gak kesedek, gendongnya simpen di pundak gitu loh mas."

Paham dengan maksud dari perintah Ayu, Pram mempukpuk Hazel sebelum kembali dibaringkan di ranjangnya. Dirasa cukup dan Hazel pun sudah kembali terlelap, ia simpan di ranjang bayi lalu melanjutkan istirahatnya.

"Sayang?"

"Hmm."

"Kalau papa masih ada kayaknya dia seneng banget deh ada Hazel. Kayaknya dia bakal lupa kalau aku anaknya," dengan tatapan sendu Pram bercerita. Ayu mendengarkan dengan seksama sambil mengelus punggung Pram di pelukannya. "Papa pengen banget punya anak cewek, tapi karena anaknya cuman aku doang, impiannya jadi pengen punya cucu cewek. Terus sekarang kekabul tapi papa gak bisa lihat Hazel semasa hidupnya."

Pelukannya melonggar, Ayu khawatir saat mendengar nada suaranya yang sedikit bergetar. Sambil ditatap suaminya, Pram berucap, "makasih ya, kamu udah bantu wujudin impian papa," air matanya lolos dari mata lelah Pram.

"Mas...," Ayu peluk lagi badan Pram yang menangis bergetar, "istirahat ya? kamu capek banget ya?"

Terasa anggukan kepala Pram. Tak hentinya Ayu mengelus punggung Pram dan mengecup pucuk kepalanya untuk menangkan Pram. 

Continue Reading

You'll Also Like

16.4K 1.8K 14
Book 1 Sebuah Tali simpul yang mengikat Jiang Cheng dan Lan Xichen sebagai pasangan takdir sehidup semati. Bertemu dengan cara yang tidak pernah dia...
51.6K 7K 24
Ataya tidak pernah menyangka bahwa orang yang dinikahinya adalah calon kakak iparnya sendiri, kekasih dari kakaknya Dara, yang meninggal seminggu seb...
13.9K 1.6K 11
"Mentang-mentang nikah dadakan. Tiap hari gue kudu liatin surat nikah biar gak disangka kumpul kebo!" Bisa-bisanya para personil ᴛʜᴇ ᴄɪᴡɪk menikah d...
24.8K 114 3
Semua kejadian di hidup tidak semuanya berakhir dengan Happy Ending. Ada banyak sekali yang berakhir secara menyedihkan lewat kehancuran. Namun, bole...