Uncertain feeling [END S1] [R...

By Arkata_Esther

247K 24.5K 1.8K

Start : 30 Nov 22 End : 10 Mei 23 Kehidupan baru untuk Erlan yang tak semulus pantat bayi. Dingin diluar r... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 • END
S2
cast
S2 KEMBALI
Mang bole seng angst ni?
New Story

18

5.6K 621 61
By Arkata_Esther

Yyooi! Kocak Otak gw udh kering🗿
Vote, coment, share!
Ramaeinn klo bisa sebarin ke temn! Lo 🗿

"Jadi... Saya harus menemani Aster yang sekarang menjadi penanggung jawab dia? " Ucap Melvin, dia baru saja dipanggil beberapa saat lalu.

"Betul sekali, karena kamu tau sendiri orang seperti apa Rion sekarang" Jawab sangat kepala sekolah menatap Aster diikuti dengan yang lain.

"Yah... Sebagai sahabat sekaligus teman satu-satunya aku harus membantunya" Melvin berkata dengan bangga sedangkan Aster merotasi matanya jengah.

"Jadi... Siapa nama lo?" Melvin bertanya pada sosok pemuda yang duduk di sofa dengan santai.

Cale menatap sejenak Melvin lalu mengalihkan pandangannya ke yang lain membuat Melvin merasa kesal.

'Sabar, sabar... Orang sabar di sayang Aster' Melvin mengelus dadanya sabar.

"Cale" Jawabannya singkat tetapi jelas yang lagi lagi membuat kesabaran Melvin yang setipis kertas itu habis.

Tetapi ia masih bisa mengontrol nya.

"Dia seangkatan dengan kalian, dan tolong ajak dia berkeliling disini" Setelah sangat guru BK menyatakan hal tersebut mereka bertiga akhirnya keluar dari ruangan tersebut dan mulai berkeliling.

*-•-*

Sepanjang perjalanan jujur Cale selalu mencuri-curi pandang kepada Aster. Melvin yang berjalan lebih dahulu menjelaskan semua tempat dan beberapa hal sedangkan Aster hanya diam menatap sekitar dengan hoodie yang selalu menutupi wajahnya.

"Haah... Capek gue, mumpung istirahat masih 30 menit kita istirahat di taman dekat lapangan olahraga dulu" Melvin memimpin Jalan diikuti Aster lalu Cale.

Cale mendekat dan akhirnya bisa berjalan sejajar dengan Aster yang selalu menatap ke depan.

"Ternyata lo sekolah disini" Satu kalimat yang mampu membuat Aster mengangkat alisnya tidak paham dengan ucapan Cale.

Melirik sekilas menatap Cale sebelum akhirnya kembali menatap ke depan menghiraukan itu semua.

Cale mendekatkan wajahnya hingga jarak diantara mereka menipis lalu membisikkan sesuatu pada telinga Aster.

"Gue Harap Lo Baik Baik Aja Setelah Kejadian Kemarin Malam... "

"Asterion"

'Deg

Aster terdiam membeku sedangkan Cale menarik salah satu sudut bibirnya lalu meninggalkan Aster yang tertinggal cukup jauh.

'Apa dia yang... ' Aster mencoba mengingat kejadian kemarin dimana saat dirinya hampir sekarat seseorang menolongnya dan...

Melotot kan matanya Aster seketika pucat dan mengumpat 'BRENGSEK, Gw gak bakal bisa lari'

Dan disinilah mereka berakhir, berada di taman dekat dengan lapangan olahraga raga memperlihatkan kelas lain yang sedang melakukan pelajaran olahraga.

"Hee... Jadi kelasnya si Galon lagi olahraga" Melvin menatap datar pra murid yang sedang melakukan peregangan.

'Galon? ' Aster seketika mengikuti arah pandang Melvin dan ternyata disana terdapat Fallon.

Sekarang Aster mengerti tetapi... Kenapa harus Galon? Menoleh ke arah Melvin menatap dengan kerutan di dahi.

"Heh, jangan menatap gue kayak gitu" Melvin berkata karena tau bahwa yang menatap dirinya adalah Aster.

Cale melihat interaksi? Apa bisa dibilang seperti itu. Yang pasti Sekarang ia semakin penasaran pada seorang yang menarik perhatian nya ini.

Tidak pernah berbicara maupun bersuara. Hanya diam dan melakukan semuanya dengan langsung. 'Sosok Misterius yang Menarik' Ucapnya dalam hati.

Aster sekarang menatap ke atas melihat daun daun pohon yang sekarang mereka gunakan untuk tempat berteduh.

Memejamkan mata dan meluruskan kakinya menikmati hembusan angin yang lembut.

'Sett

Hoodie yang ia gunakan turun ke bawah, sepoi-sepoi angin lembut menerbangkan rambut panjang nya memperlihatkan wajah indah yang selama ini tertutup.

Bulu mata lentik dengan hidung mancung dan bibir peace menggoda serta garis wajah halus yang membuat perasaan tak biasa dirasakan oleh Cale.

'Sial, dia sangat berbahaya buat gue' Cale mencoba mengalihkan perhatian tapi tak bisa. Matanya selalu terpaku menyapa intens Aster tanpa bosan, melihat wajah indah Aster dari dahi perlahan turun ke arah bibir yang mengkilap.

Ahh... Inilah bibir yang membuatnya candu sekali coba. Ia sangat ingin melahap bibir itu lagi.

'Gulp

Menggigit bibir bagian dalam dengan tangan yang mengepal menahan hasratnya.

'Sruk

Sebuah suara membuat Aster maupun Cale menatap Melvin yang membuat suara tersebut. Melihat Melvin yang dengan Santai berbaring di paha Kanan Aster tanpa beban dengan memejamkan matanya membuat Cale memunculkan perempatan siku-siku di dahinya.

Aster ingin protes dengan mengarahkan tangannya kepada Melvin tapi tindakan tersebut terhentikan karena merasakan beban lainnya di paha kirinya.

Itu adalah Cale, merasa iri membuat dirinya melakukan hal yang sama seperti Melvin.

Wajah flat nya pun muncul. Menatap keduanya datar dengan segala unek-unek di dalam hatinya yang tidak keluar dari mulut.

"Lelah, jangan protes" Ucap Cale

"Ya, ya" Melvin mengangguk setuju.

Menutup matanya menghela nafas tanpa suara bersandar pada batang pohon memejamkan matanya. Ia tidak ingin berdebat maupun Melakukan sesuatu yang merepotkan.

-...

Tak jauh dari sana, ada seseorang yang menatap Mereka bertiga dengan tatapan yang sulit diartikan.

*-•-*

'Kringgg kringgg

Itu adalah bunyi bel istirahat. Aster dan Melvin sedang berjalan menuju kantin, jika bertanya kemana Cale pergi maka toilet jawabannya. Ia berkata untuk pergi terlebih dahulu ke kantin karena dirinya yang ingin pergi ke toilet.

Memasuki kantin entah karena apa semua penghuni disana reflek menatap kearahnya lalu berbisik-bisik. Tetapi saat mendapatkan tatapan maut dari Melvin semuanya segera kembali ke dalam kegiatan mereka masing-masing.

Bingung? Tentu.

'Oh~ ' Aster paham, karena bisa dilihat bahwa salah satu meja di kantin yang berisikan geng GD dan juga Noel dengan Fallon di dalamnya.

Bisa dilihat bahwa disana Fallon terlihat begitu dimanjakan, bukan hanya si kembar G dan Noel saja tetapi Luke juga ikut dengan menyuapi Fallon.

Untuk Kendra... Ia tidak terlalu mencolok seperti yang lain memanjakan Fallon terang-terangan dengan kata kata manis dan juga lembut.

"Cih, Dasar Galon" Melvin berdecak dengan wajah datar menahan amarah. Bahkan sesekali Fallon menatap remeh penuh kemenangan kepada Aster. Luke yang memang melihat hal tersebut tersenyum miring dan sebuah ide di kepalanya muncul.

"Perlahan.. nanti kamu tersedak" Usapan halus dari Luke di ujung bibir Fallon membersihkan sisa sisa makanan.

'Yaa... Lo dulu sangat cinta ke gue, maka ini akan membuat lo cemburu dan marah' itulah isi pikiran dan hati Luke.

"Bangsat, sengaja tu orang. Aster Lo--! Eh... Eh... Eh... Aster??? " Ucap Melvin menoleh ke samping tetapi terkejut
saat tidak mendapati Aster dan menoleh kesana kesini.

Sedangkan yang di cari...

"Ahh... Apa kau ingin permen milkita ini? Oh Oh ada mochi bentuk wortel loh~ ah ah atau Rion mau bla... Bla... Bla... " Ucap Ibu kantin yang mulai mengerti dan tahu akan selera seorang Aster yang menurut manis lucu.

Sedangkan Aster mengangguk angguk mengamati setiap ucapan ibu kantin dengan mata yang terlihat berbinar. Melvin maupun Penghuni kantin tercengang, haha... Mereka hanya bisa tertawa garing melihat Aster sama sekali tidak peduli.

"💢💢"

"A-anak ini.. " Melvin mengepalkan tangannya dengan perempatan siku di dahi merasa amat sangat kesal kepada Aster.

Disisi Aster

'Srett

Sebuah dagu bertumpu di leher kiri Aster. Sontak hal tersebut membuat Aster maupun Penghuni kantin kaget.

'OMG OMG MALAIKAT TURUN

'Anjing Kaget Orang Rupawan datang

'Gilak tu cowok nongol dari mane

'Ganteng gue tersaingi keknya

'Jiakk kasian lu broo

'Tambah lama ni Cogan kok tambah banyak

'Aduh Mas Mas ganteng nambah

'Gilak tinggi ganteng keker

'Eh siapa anjer tu

'Mubar yang di gosipin itu ka?

'Lama lama mubar sini visualnya keluar dari pilm keknya

'Ganti crush lah gw

'Anjing crush gue bertambah

'Aku fanboy mu mass

'Gilak visualnya narik uke

'Agak laen nih agak laen

'Ente kadang kadang ente

-Lupakan semuanya, ukhmm-

"Saya juga pesen itu, seperti enak" Ucap Cale sedangkan ibu ibu kantin nya segera tersadar dan langsung mengambilkan pesanannya dan menyerahkannya.

Saat Aster ingin mengambilnya Cale lebih cepat dan membawanya terlebih dahulu. "Berat, biar gue" ucap Cale lalu melangkah mencari meja, tetapi ia berhenti dan kembali menatap Aster.

Menarik tangan Aster dengan tangan lainnya yang membawa nampan. Aster terlihat seperti anak kecil jika ditarik seperti itu.

"Gue takut lo ilang" ucapan tersebut membuat Aster Kesal ingin menarik tangan tapi Cale menyentak dan semakin menarik kuat tangan Aster menuju meja dekat jendela.

Melvin datang dan duduk disana, niatnya ingin marah tapi tidak jadi karena makanan favourite dengan minuman kesukaannya ada disana, Aster memesannya tadi.

Cale mengatur semuanya dan ikut duduk berdekatan sangat amat dekat dengan Aster yang kini memilih diam menikmati makanannya.

Yah... Inilah sosok Aster dengan dunianya sendiri. Cale menarik tipis ke-dua sudut bibirnya tersenyum tipis.

Melihat sisa makanan di sudut bibir Aster dengan refleks Cale menyeka dengan ibu jarinya lalu menjilatnya.

Aster yang sibuk dengan dunianya sendiri tidak sadar. Terlihat amat sangat menghayati dia.

Melvin mengerutkan dahinya melihat hal tersebut tetapi sebuah ide muncul di kepalanya.

"Sosok Aster yang seperti ini tidak akan menghiraukan apapun"

"Maka... " mengambil piring Aster lalu mulai menyuapi nya dengan perlahan dan hal tersebut tentu diterima dengan baik bahkan beberapa kali Melvin mencubit gemas pipi gembul tersebut Aster tetap khidmat.

Melvin selalu senang dengan sisi Aster yang ini karena jika begini apapun yang ia lakukan kepada Aster dirinya tidak akan menolak. Kesempatan ini biasanya digunakan Melvin untuk mengelus surai hitam legam Aster ataupun bermain dengan pipi gembul nya.

Melvin memasukkan permen milkita ke mulut Aster yang tentu diterimanya dengan baik. Cale yang paham dengan sisi Aster yang ini langsung datanglah hal yang ia pikirkan sekarang.

'Plup

'Set

'Hap

""HAAAAAHHH!! "" Melvin maupun semua penghuni dikantin tidak bisa untuk tidak berteriak kaget melihat hal tersebut kecuali geng GD,Noel dan Fallon yang hanya melotot kan matanya.

Semua tidak akan terjadi jika saja Cale dengan seenaknya mengambil permen milkita yang dimakan Aster diambil dengan mudahnya lalu memasukkan ke mulutnya sendiri tanpa beban.

Aster yang kaget membuka Matanya melihat sekeliling dan terlihat bahwa ia sedang bingung.

"L-LO GILA!??!" Teriak Melvin melotot garang kepada Cale yang sama sekali tidak menghiraukan nya.

Aster menatap Cale dan Melvin secara bergantian bingung. Cale yang melihat hal tersebut memasukkan permen milkita ke dalam mulut Aster yang baru saja ia buka.

Aster memegangi permen milkita tersebut dan mencoba menghiraukan semuanya lanjut pada minumannya.

Melvin yang melihat hal tersebut hanya bisa memijat pelipisnya karena reaksi Aster terlihat polos tak tahu apa apa. Haah... Mungkin kalo seperti ini juga terlalu berbahaya karena bisa melakukan hal apapun pada Aster.

Noel menatap lekat Aster, setelah beberapa bulan ia bersekolah disini Noel menemukan informasi tentang pemuda bernama Aster itu.

Bahwa dulu Aster adalah sosok yang sangat angkuh, sombong, suka membully, semena-mena, selalu jahat kepada Fallon dan terobsesi dengan Luke maupun Si kembar G.

Tetapi sekarang, setelah ia kembali masuk setelah Koma sikapnya berubah. Diam, suka menghilang, misterius, tidak pernah berbicara bahkan pernah dikatakan bisu, dingin, datar, tidak suka hal-hal merepotkan, tertutup, dijuluki Kulkas beku tanpa pintu.

Lalu beralih pada sosok yang dibicarakan pagi ini, murid baru yang juga sangat misterius. Ia menjadi penasaran dengan sosok Aster ini.

Sedangkan tanpa diketahui ada Empat orang yang sedang naik pitam, dengan rahang mengeras dan juga tatapan tajam dingin.

'Sial, dia ngabain gue' Luke merasa marah dan juga kesal, terabaikan bahkan melihat semua perilaku Cale membuat Luke panas dingin.

'Sialan' Gerrald mengepalkan tangannya hingga memutih

'Beraninya dia' Gerrell yang tempramental naik pitam menggebrak meja membuat seluruh penghuni kantin terkejut bukan main.

"G-Gerrall mau kemana? " Tanya Fallon takut saat melihat aura tak mengenakan yang keluar.

"Woi, woi Rall lo mau kemana!?? " Gavril berdiri dan memperhatikan setiap langkah yang diambil oleh Gerrell.

Sang empu yang tidak menggubris sama sekali Mulai berjalan mendekati Aster dan...

'Set

'Bugh

'BUAGHH

Menarik kerah Aster memukul keras wajahnya dari dagu pipi hingga perut dan terakhir mendorong tubuh tersebut hingga terbentur jendela besar, lalu hal yang dilakukan oleh Gerrald sangat tidak terduga.

'Srett

Gerrald Menarik Gerrall mundur lalu mengambil gelas milik Aster di meja sebelum kemudian...

'PYARRR

...

'Tes Tes

'Tes

Gelas tersebut terbang dengan cepat kearah Aster dan menghantam kepalanya keras hingga darah mengalir cukup deras.

Semua berteriak kaget sebelum akhirnya terdiam ketakutan melihat adegan tersebut. tidak ada yang bersuara maupun ikut campur dengan semua peristiwa ini. Mereka memilih aman dari pada harus menutup mata tak bisa melihat matahari keesokan paginya.

"A-Aster.... " Melvin membeku dengan jantung terpacu sangat cepat. Menoleh pada pelaku yang telah melakukan hal mengerikan ini.

Menarik kerah Gerrald dengan urat yang timbul. "Lo udah gila Gerrald! APA YANG LO LAKUIN KE ASTER HAH? " Melvin Marah karena tindakan kedua saudara Aster yang sama sekali tidak memiliki akal sehat menurutnya.

Gerrell melepas cengkraman Melvin dengan kasar dan hampir menerbangkan pukulan pada Melvin yang sayangnya ditahan oleh Gerrald.

Dengan Wajah yang masih memerah karena amarah Gerrald dan Gerrell pergi dengan raut wajah mengeras.

Geng GD dan Fallon pergi mengikuti Kedua kembar G tesebut.

Melvin segera bergegas mendekati Aster yang...? Entahlah sudah biasa bahkan ia merasa yah... Sudah lama mereka tidak melakukan nya dan mungkin itu sebabnya kali ini sedikit Kasar. SEDIKIT? IYA SEDIKIT!

"A-Aster... " suara Melvin bergetar dia menyentuh kepala yang selalu mengeluarkan darah deras tanpa henti.

Cale yang tanpa babibu langsung saja menggendong Aster di punggung. Melvin yang awalnya kaget kembali normal mengingat bahwa sang sahabat sekarang harus di segera diobati.

Meninggalkan kantin dengan segala kejadian yang berbeda-beda dan cerita yang selalu berubah-ubah tanpa peringatan waktu.

••

•••

••••

'Braaak

Suara dobrakan pintu UKS, sayangnya di sana sama sekali tidak ada penjaganya yang berarti merek harus melakukan semuanya sendiri.

Cale membaringkan Aster di brangkar yang diam tanpa suara maupun perlawanan. Melvin dan Cale mondar mandir ke sana sini mencari obat untuk mengobati luka Aster.

Aster yang dari tadi diam menunggu keduanya mencari obat untuk lukanya yang baginya bukan apa apa sama sekali.

Saat Melvin mendekati Aster lalu menyibak rambut Aster memperlihatkan wajah yang hampir berlumuran darah. Dengan Aster yang hanya memasang tampang datar tak berekspresi membuat Melvin geram. Tetapi bukan saatnya dirinya memikirkan hal tersebut.

Melvin cukup mahir melakukannya karena memang terkadang ia juga membantu Aster dengan kegiatan sebagai PMR/yang berhubungan dengan medicine.

Cale juga membantu mengambil sisa sisa kaca yang masuk kedalam kepala Aster. Perasaan sangat kacau bahkan ia merasa jantungnya berhenti untuk beberapa detik.

Dengan tiba-tiba Aster memegangi tangan Melvin lalu menggerakkan bibirnya tanpa suara. Melvin yang paham menyerahkan semua ini kepada Cale dan izin mengambil sesuatu di kelas mereka.

Keadaan UKS sangat sepi dan senyap tanpa percakapan sama sekali. Hanya Cale yang masih sibuk mengobati Aster dengan penuh hati hati dan lembut sampai Melvin datang dengan nafas tersenggal-senggal.

Sebuah kotak berukuran sedang yang di bawah Melvin ia taruh di meja samping brangkar laku membukanya.

"Apa itu?! '" tanya Cale penasaran.

"Obat Aster" Jawaban jelas dikeluarkan oleh Melvin, Aster selalu membawa semua itu untuk berjaga jaga.

Saat Melvin sedang mengobrak-abrik isinya mencari obat yang dibutuhkan, Aster bangun dari tidurnya 'hukk sebuah tetesan darah keluar dari ujung bibirnya.

Turun dari brangkar dan mulai berjalan dengan Cale yang Membopongnya karena sebanyak maupun sekeras apapun Melvin dan Cale berkata agar Aster tetap berbaring tidak digubris sama sekali oleh sang empu.

Menuju wastafel yang berada dekat dengan Lemari UKS Aster bertumpu pada meja wastafel dan hal yang terjadi kemudian...

'Cough

'Cough

'Cough

Terbatuk dengan darah yang keluar dari mulutnya. Bahkan wastafel tersebut penuh dengan darah Aster sekarang. Lagi lagi Melvin panik bukan main, bahkan Cale merasa bahwa jantungnya ditikam saat ini melihat keadaan Aster saat ini.

Setelah semua darah yang keluar dari mulut Aster telah berhenti tubuhnya langsung melemas. Cale menangkap sebelum terjatuh dan mengangkat Aster kembali berbaring di brangkar.

Melvin memberi Aster minum lalu memberikan obat yang harus Aster minum dan terakhir memberikan Aster Inhaler nya.

Melvin tau jika Aster telah mengeluarkan darah pada mulutnya ia akan selalu mengalami sesak nafas.

Setelah melihat Aster telah tertidur pulas Melvin duduk dengan lega, merasakan sebuah beban berat dan tekanan yang sangat membuat jantung Melvin tidak baik-baik saja lepas.

Sedikit mengerikan bila melihat darah di sekitar UKS, brangkar dan juga wastafel hingga ke bagian luar wastafel saking banyaknya darah yang sudah dikeluarkan oleh tubuh Aster hari ini.

Cale menatap intens Aster, dirinya duduk disisi kiri Aster sedangkan Melvin sebelah kanan. Cale menggenggam erat tangan Aster yang dingin, tatapan yang tidak dapat diartikan terlihat jelas pada mata Cale.

"Kenapa... " lirih Cale

"Hah?... " Melvin sedikit bingung dengan maksud Cale

"Kenapa mereka berbuat hal seperti ini? " Dapat didengar bahwa kalimat yang dikeluarkan Cale penuh dengan penekan.

Melvin paham akan maksud Cale bertanya hal tersebut setelah semua hal yang terjadi ini, ia Merasa bahwa mungkin harus menceritakannya? Tapi apa hak dirinya untuk menceritakan semuanya kepada murid baru yang baru Ditemuinya.

"Lo gak perlu tau" Ucap Melvin datar

"Gue perlu tau semuanya" Cale menuntut

"Lo gak berhak tau tentang Aster" Melvin menjawab nya dengan geram

"Gue berhak tau semua yang berkaitan dengan Aster"

"Gue berhak tau" Penekanan setiap kalimat Cale membuat buku kuduk Melvin berdiri, ada apa dengan murid baru ini?

"Apa hak lo? , lo gak punya hubungan apapun sama Aster" Melvin kembali berkata dengan berani menatap netral Melvin yang berwarna Merah kehitaman.

"Lo gak perlu tau" Ucap Cale dingin

"Dan lo juga gak perlu tau apapun" Balas Melvin.

Cale marah, ia naik pitam berdebat dengan Melvin yang sangat keras kepala. Setelah setengah jam perdebatan itu akhirnya Melvin menceritakan semuanya kepada Cale tentang Aster. Cale memberikan beberapa ancaman yang sudah pasti hak itu sama sekali tidak diketahui oleh siapapun termasuk sang penulis ini sendiri.

Tangan yang berada di pahanya terkepal kuat, urat urat dengan rahang yang mengeras terlihat jelas di wajah Cale. Dia tidak terlalu tau dengan detail keseharian yang dialami Aster walau sudah mengirim bayangan nya kepada Aster.

Mereka akhirnya izin tidak memasuki kelas dan lebih memilih agar diam menemani Aster di ruang UKS.

'Tok 'tok

Suara ketukan mengalihkan atensi Cale Dan Melvin, dirinya membuka pintu dan mendapati sang guru penjaga UKS terdiam di depan pintu dengan seseorang di belakangnya.

"Oh, selamat datang kembali" Ucap Melvin sang guru mengangguk dan mulai masuk diikuti murid yang berada di belakang nya.

Saat masuk berapa terkejut dia melihat darah dimana mana yang lebih parah adalah wastafel. Sang guru dengan wajah pucat menatap Melvin meminta penjelasan.

"Ahh... Saya lupa membersihkannya karena panik apalagi setelah ia muntah darah " Melvin mengucapkan nya dengan enteng tanpa beban.

Sang guru yang melotot karena pengakuan blak-blakan muridnya ini hanya bisa menghela nafas. Ingin berteriak karena kaget tetapi setelah melihat sosok yang terbaring di brangkar membuat nya langsung terdiam.

Seseorang yang berada di belakang sang guru tersebut menatap Aster intens sebelum dirinya tersadar karena panggil dari guru UKS itu lalu meletakkan beberapa barang yang dibawa oleh sang guru.

"Ahh... Sekalian Noel ambilkan pell bisa ya? , saya melupakan nya tadi belum saya ambil kembali" Pinta Guru UKS tersebut.

Noel mengambil nya dan kembali ke dalam UKS lalu lagi lagi terdiam memerhatikan Aster yang tertidur pulas.

Beberapa saat berlalu hingga sang guru yang membersihkan darah dan juga beberapa peralatan yang telah dipakai dibantu oleh Melvin dan Juga Cale.

"Loh Noel kamu belum balik? Sana cepetan balik ke kelas dari pada kena marah kamu" Ucap sang guru mengusir Noel dengan mendorong Noel keluar UKS.

Noel yang pasrah hanya bisa berjalan dengan pikiran yang melayang kemana mana.

'Itu tadi... Aster? '

'Apa dia... Baik-baik saja... '

Ingat bahwa rambut Aster disampirkan karena proses pengobatan tadi dan sekarang pun wajah Aster masih terlihat jelas karena rambut yang menutupinya tidak ada.

Pikiranya selalu melayang memikirkan Aster dan keadaannya. Entah apa yang telah terjadi kepada dirinya.

Entah Aaa~ Paaa~ Yang Merasuu~ki~ mu~
Hing~ga kau tega menghianatiku~
Yang tu~lus~ mencintai~mu~

Bernada azzek 💃✨

TBC

Ukhmmm maap lama! Btw greget? Seneng? Marah? Kesel? Menegangkan? Tertekan? Ada yg sedih? Pasti g da lah~🗿

Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 228 8
KHUSUS ONESHOOT TIAP PASANGAN DI BECOME THE ANTAGONIST TWINS Sedikit informasi agar kalian tidak salah faham nantinya saya beritau ya kalau di book o...
1.9K 150 4
Si mungil Kanza yang hobinya baca novel malah masuk ke novel yang sangat dibencinya. Alkanza. Si maniak novel. Novel bergenre apapun akan ia baca dan...
Axelio By reren_882

Teen Fiction

455K 35.8K 67
Althareza Willson atau kerap di sapa Al yang sedang bersembunyi di pohon belakang sekolahnya dari teman temannya karna ulahnya sendiri yang tidak sen...
563K 85.4K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...