Dating:Oneshot

By Nanalia_0205

149 9 0

(Biasakan follow dulu sebelum membaca) Party date yang Launa datangkan mengakibatkan ia bertemu sosok ketos d... More

Dating

149 9 0
By Nanalia_0205


Happy Reading guys

Dari aku hidup selama 17 tahun tak pernah rasanya pacaran bahkan dekat dengan laki - laki. Duduk di bangku kelas 2 SMA membuat ku ingin merasakan nama nya putih abu - abu yang sebenarnya. Tak ku sangka ada party date yang di rekomendasikan oleh sahabat ku.

"Woy Launa parah ada party date nih, ikut kuy!" Ujar sahabat ku Tari. Tentu saja aku menghiraukan pekikan alay sahabat ku.

"Paan sih Tar,"kesal ku bagaimana tidak lagi makan bakso terus sahabat lu datang nepuk bahu lu kencang ditambah pekikan alay. Antara malu dan menahan untuk menampol Tari.

Semua murid di kantin bahkan sudah menatap mereka seperti ingin membunuh nya. Aku hanya menatap mereka dengan cengiran membentuk peach di jari.

"Hampir gw mati tersedak!"

"Tapi lu masih ada kan,"

Aku melototkan mata garang ke arah Tari

"Hehe," dengan tampang pilon nya.

"Ayok Launa Cassylvy ikut ihh!!!" Paksa nya sembari menggoyang kan tangan yang memegang sendok. Aku yang mulai kesal berujar." Yaudah iya dah, puas lu?!"

Tari hanya menyengir melihat raut Launa. Mereka pun menghabiskan makan nya.

Malam yang indah dengan rembulan terang menerangi bumi dan suasana ramai yang berada di sebuah acara party date.  Acara yang di buat di cafe terbuka yang terisi remaja - remaja jomblo mencari jodoh?

Penampilan ku seperti nya paling mencolok. Karena disini hanya aku yang mengenakan celana jeans. Aku tak peduli, aku hanya memakai pakaian senyaman ku.

Tari yang sangat antusias segera menarik tangan Launa.

Aku dan Tari sudah memasuki area party date. Aku yang emang dari awal tak tertarik hanya duduk sendirian menikmati hidangan. Bila kalian tanya sahabat ku dimana? huh dia sudah nemplok laki - laki tak ku kenal.

Sembari menikmati memandang sekitar dari arah sebrang kursi yang ada di depan ku bergeser.

Krekk...

"Boleh gue duduk?"

Aku hanya menatap tak minat orang tersebut. Menatap sinis laki - laki yang sudah mengganggu sesi makan ku saja.

"Apakah ada tulisan dilarang?" Ketus ku.

Mendapat tatapan sinis dari lawan nya pun terkekeh. Seperti nya menarik!

"Satu titik dua koma kamu cantik siapa yang punya?" Goda laki tersebut.

Aku segera mendongak menatap laki - laki tersebut dengan sebelah alis.

"Pfttt," sembur tawa ku mengkoar.

laki - laki tersebut yang melihat tawa sang empu semakin terpesona. Terpampang bagian gigi atas ku yang tak tumbuh dan kedua lesung pipi ku membuat diriku terkesan manis nan natural.

"Omong kosong macam apa itu brow?" Geleng ku meredamkan tawa ku.

"Lu menarik, gue suka!"

"Kenalin nama gue Kevin Aprilio,"

Mendengar nama laki - laki tersebut membuat mata ku melotot. Di sekolah dan di luar dia sangat berbeda. Yang ku lihat di sekolah ia selalu memakai kacamata khas nya seperti penampilan goodboy di drakor yang pernah ku tonton.

"Lu ketos SMA Academy High School kah?" Tanya ku karena merasa tak asing nama nya.

"lu kenal gw?"

"Cih ga penting,"

"Pfttt," bukan aku tapi, saat ini laki - laki di depan nya yang tertawa yang ternyata ketos di sekolah ku.

"Nama lu siapa?" Sembari Kevin menjulurkan tangan kanan nya ke hadapan Launa.

"Launa," ujar ku singkat tanpa balas menjabat.

Di meja yang emang di sediakan alkohol pun di tegak oleh ketos yang terkenal kepintaran nya, sopan santun, baik, ramah. Ternyata hanya kamuflase saja.

Cih menjijikan!

Slrupp

"Lu engga minum Na?"

"Na?" Bingung ku.

"Iya nama lu Launa kan?"

"Lagian lu ga minum?"

"Engga suka gue,"

Lambat laun suasana yang tadi nya canggung bukan canggung sih lebih ke Launa yang membatasi lama - lama mencari menjadi obrolan ringan.

Seringai Lio muncul seketika. Merasa hidup nya akan lebih menyenangkan kedepan nya. Animo yang menggebu ingin sekali ia tuntaskan. Entah apa yang ia tahu. Ia pasti mendapatkan nya!

____

Satu bulan sudah aku lewati semenjak party date yang aku ikuti bulan lalu. Kini aku dekat kepada ketos di sekolah ku sekaligus kakel. Semua orang sudah tahu kedekatan nya. Membuat mereka spekulasi bahwa aku kekasih nya. Jujur saja risih, aku hanya menganggap kak Lio seperti kakak ku sendiri engga lebih.

Tapi sepertinya kak Lio mulai memperlihatkan gelagat aneh yang menurut ku berlebihan tentang ku.

Semacam saat ini puluhan call dan ratusan pesan dari kak Lio yang isi nya kekhwatiran dia.

Tring...
Tring...
Tring...

[Kak Lio]
Kamu dimana Na?
Sama siapa?
Kenapa engga nunggu aku rapat!

Tring...
Tring...

[Kak Lio]
Bales Launa!!!
LAUNA!!!!

Aku yang membaca rentenan chat darinya hanya mendiamkan nya saja. Memasukkan ponsel ke tas, karena tiba - tiba teman sekelas ku mengajak kerja kelompok tugas dari Bu Nani di sebuah cafe.

"Huh,"

"Kenapa lu Lun?"

"Emang gw kenapa?"

Bukan nya membalas pertanyaan teman nya Launa malah memberi pertanyaan balik.

Launa yang mengabaikan semua tentang Lio membuat nya tak sadar akibat nya.

____

POV Lio.

Saat ini Lio sedang mengitari seluruh ruangan di sekolah tapi tak menemukan eksistensi seseorang yang ia cari.

Wajah Lio yang sudah gelisah. Entah kenapa? Padahal ia sudah menyuruh Launa tuk menunggu nya selesai rapat.
"Menyebalkan!!!"

Lio Segera mengambil ponsel di saku celana nya. Mencoba menelpon dan mengirimkan pesan kepada Launa.

Tak satupun jawaban yang dia inginkan. Lio lari ke arah parkiran menuju mobil nya mengendarai dengan kesetanan menuju kediaman nya. Sebuah apartemen mewah.

___

Pagi - pagi buta Lio menarik tangan Launa dengan kuat menuju koridor yang sepi. Meminta penjelasan atas perilaku Launa kemarin.

"Kenapa kamu engga nunggu aku?" Tanya Lio dengan lembut. Tapi di lubuk hati nya ingin rasa nya menghancurkan sesuatu untuk meredakan emosi nya yang menggebu dari semalaman.

Aku yang menduga hanya memutar bola mata malas.

"Kerja kelompok kak," balas ku seadanya.

"Benaran?"

Eh tunggu kenapa dia menjadi seperti detektif di hidup ku. Padahal kita baru dekat sebulan kenapa sifat nya banyak yang membuat ku pusing.

"Iya kak Lio,"

"Kalo mau kemana bilang - bilang Na. Aku kan pacar kamu!!!"

Aku yang mendengar kalimat terakhir kak Lio terkejut. Pacar? Sejak kapan? Pikir ku. Kenapa kak Lio jadi ikut - ikutan mereka sih.

"Mungkin cuma bercanda kak Lio bilang gitu,"

Jadi aku mengabaikan nya.

"Hm,"

Lio yang mendapatkan jawaban yang dia inginkan tersenyum manis menatap Launa.

Dari arah timur aku melihat Tari berjalan ke arah nya. Bahkan murid yang lain. Seperti nya sudah mulai ramai.

"Kak Lio," sapa Tari, Lio hanya tersenyum tipis sebagai balasan.

Aku segera menarik tangan Tari menuju kelas kami.

Tanda bel sekolah di mulai nya nya mata pelajaran pertama. Hari ini materi sejarah membuat ku mengantuk bosan.

"Ah membosankan,"

Tari yang melihat sahabatnya seperti mengantuk. hanya menyenggol bahu Launa pelan."Sana lu cuci muka, kalo Bu Eka tahu habis riwayat lu!"

"Ck iya aelah,"

Launa pun berdiri meminta izin untuk ke toilet. Ia segera beranjak dari kelas.

Berjalan di sepanjang koridor yang sepi. Berjalan pelan menuju toilet perempuan yang berada di lantai 1. Segar! Akhir nya Launa sudah cuci muka.

Tanpa sadar aku mendengar suara di area belakang alias gudang sekolah. Aku mencoba mencari tahu ada apa gerangan. Aku tak salah lihat kan. Seorang laki - laki yang ku kenal sedang menghajar 2 siswa laki -laki.

"K-kak...Lio," gumam ku ketakutan. Tak sangka Lio menatap arah jendela. Manik mereka bersitatap.

Lio yang mengetahui bahwa itu Launa pun berusaha tenang meski dia juga panik.
Sedangkan 2 siswa yang di hajar sudah tergeletak di lantai bersimbah darah.

Aku segera lari kembali ke kelas ku." Seperti nya aku harus menghindari kak Lio!" Monolog ku.

Hosh
Hosh
Hosh

Nafas ku yang tak beraturan saat masuk kelas. Bu Eka yang menatap Launa heran."Kamu kenapa Launa?"

"Hehe gapapa Bu,"

"Yaudah kembali duduk sono,"

"Makasih Bu,"

Tari yang melihat wajah pucat sahabat nya pun heran."Lu kenapa Lau?"

"Gapapa aelah,"

"Kenapa ia dia jadikan ketos padahal sifat nya tak mencerminkan, apa pihak sekolah mata nya buta?!"

___

Seminggu ini aku berusaha tak bertemu kak Lio. Ya aku mencoba menghindari nya. Sungguh menakutkan sudah seminggu ini juga kak Lio meneror ku dengan cara mengirim pesan dan call. Dan bunyian bell rumah trus berbunyi tiap malam.

Karena dia ketos yang pasti sibuk jadi saat di sekolah pun tak bertemu karena aku selalu di kelas. Di ajak ke kantin oleh Tari pun aku lebih baik menitip saja. Tari sudah ku ceritakan apa yang terjadi di gudang sekolah seminggu yang lalu. Pertama emang dia tak percaya. Tapi melihat keseriusanku dalam cerita dan ketakutan ku pun ia mulai percaya. Bahwa kak Lio tak sebaik yang kita kira. Dan seminggu ini sifat kak Lio yang aku tak tahu mulai muncul di dalam diri kak Lio.

Contoh nya saat ini ponsel ku terus berbunyi.

Tring ...

[Kak Lio]
Launa
Sayang
Aku kangen kamu
Kita ketemu ya
Launa
Aku tahu kamu di rumah
Sayang?
Launa
Buka pintu nya!
Na?
ANJING
Gw bilang buka!
Gw ga bakal lepasin lu Na!
Lu punya gw

Aku pun mencoba men silent ponsel. Pesan yang di kirim kak Lio mulai berhenti. Jujur aku ketakutan. Aku beranjak melihat kaca balkon bahwa ada seseorang yang sedang berdiri di rumah ku.

Kalo dari awal bakal gini. Lebih baik aku tak ikut party date yang di rekomendasikan Tari lebih baik fokus sekolah dulu.

"Arghh," gusar ku.

Mana rumah hari ini sepi hanya ada diri ku seorang. Papa masih dinas di luar kota Mama pun mendampingi nya. Aku yang tak mau ikut pun berinisiatif tinggal sendiri. Kadang ada ART datang tiap pagi - sore saja.

Ting nong....

Bunyi bel rumah yang terus berbunyi sangat agresif.

Bahkan teriak - teriak minta di buka kan Aku yang tak mau di demo tetangga dan melihat kebrutalan kak Lio segera mengirim pesan.

[Kak Lio]
Kak Lio
Besok kita lurusin di cafe dekat sekolah ya?
Jangan gini kak
Udah malam

Lio yang mendapatkan pesan dari orang yang membuat kewarasan nya hilang pun tersenyum.

[My Launa ❤️]

Oke sayang

Bel yang tadi nya terus berbunyi mulai berhenti. Aku segera melihat kaca balkon bahwa benar kak Lio mulai meninggal kan kediaman ku.

Aku sedikit melepas lega. Meksi tak apa yang terjadi besok nya.

___

"Kita engga pernah pacaran kak!"

"Semenjak kita ketemu di party date. Kamu tuh dah punya aku Launa!"  Dengan watados nya.

Kesal!

"Kalo emang kak Lio nganggap kita pacaran. Aku mau kita putus!"

Gelas yang tadi nya berisi jus orange di tangan Lio perlahan turun.
Lio mencoba menelan salivanya gugup, panik. Melihat wajah kak Lio yang mulai mengeras. Launa segera pergi meninggalkan cafe tersebut.

Lio yang melihat kepergian Launa. Tersenyum mengerikan. Banyak ide - ide gila yang bersarang di otak cerdas nya.

Tunggu saja Launa!

___

Beberapa hari ini aku lega karena tak diganggu oleh kak Lio. Istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Aku sedang menyantap bakso bersama Tari dan kekasih nya. Ternyata laki - laki yang bersama Tari di party date adalah salah satu kakel nya di sekolah.

"Yaudah gw duluan, mau ke toilet bentar,"

"Oke,"

Berjalan di koridor yang cukup ramai. Dari seluit ku aku menatap seorang laki - laki di depan dengan pandangan pucat. Di sana Lio berdiri berjarak 5 meter pada nya tersenyum mengerikan sangat mengerikan seperti psikopat yang menemukan mangsa nya.

Aku segera berbalik dan lari sekencang mungkin. Tak ku sangka kak Lio juga berlari. Takut! Tentu saja! Tuhan tolong aku.

Orang hanya mengganggap mungkin mereka sedang bermain kucing - kucingan.

Kalo mereka tahu betapa menyeramkan ketos tersebut mungkin mereka tak akan memuji nya lagi.

Aku terus berlari menabrak murid yang lain tak sempat meminta maaf. Mendapatkan makian dari seseorang yang aku tabrak.

Aku terus berlari sampai. Di taman belakang. Dan...

Grep

Pergelangan tangan ku tertangkap.

Di cengkram kuat oleh kakel nya tersebut. Angin kecil menyapu rambut mereka. Lio mengusap rambut nya kasar ke belakang. Terlihat pantulan cahaya matahari dan keringat yang bercucuran membuat ketampanan ketos nya tersebut berkali - kali lipat. Lio menjilat bibir nya yang kering.

Sampai ekspresi yang tak pernah Lio tunjukan pada orang lain kini terdapat mimik dingin yang menyeramkan di diri Lio.

Lio segera menarik tangan Launa. Bukan, bukan menarik lebih ke menyeret. Sangat kuat. Begitu menyakitkan.

"Kak?"

"Lio? Le-pasin anjing!" Emosi ku semakin tersulut saat cengkraman makin menguat dan tak segera di lepas kan.

Lio hanya diam tak peduli.

Semua orang menyorot kami.

Bahkan orang - orang yang berada di sekolah cukup terkejut melihat tatapan Lio.

Ternyata menuju parkiran. Memastikan Launa sudah masuk di mobil nya. Lio segera melaju kan mobil nya saat jam sekolah. Tak peduli dengan reputasi nya di sekolah. Lagian sekolah ini milik kakek nya.

Sebuah apartemen mewah yang berada di ibu kota Jakarta.

Mau ngapain Lio membawa nya kesini

Lio menarik Launa keluar dari mobil Meksi sedikit kesulitan karena Launa terus memberontak.

Berjalan memasuki lift menuju lantai 15. Pikiran negatif hinggap di kepala ku.

Tanpa sadar mereka sudah berada di depan pintu apartemen. Lio segera mengeluar kan keycard apartemen nya.

"Kak?"

"Mau ngapiin kak?"

Dan klik pintu terbuka.

Lio segera menarik Launa masuk. Dan menghempaskan tubuh Launa sampai mengenai dinding.

"Awwh," ringis ku.

Lio segera menutup pintu apartemen, melihat ini Launa berteriak.

Apa yang di inginkan ketos tersebut?

"LU GILA HAH!!!" Teriak tak mengindahkan sopan santun lagi terhadap kakel sekaligus ketos di sekolah. Sembari mengusap bahu yang tertubuk dinding.

Mendapat pertanyaan dari Launa. Lio menyeringai. Melangkah kan kaki panjang nya ke arah Launa berada. Launa yang merasa bahaya mengancam segera mundur. Oh tidak bukan kah ia sudah di pojok dinding.

"Sial,"

Kini kami berhadapan dengan Launa menatap ketos nya dengan benci. Dan Lio menatap nya penuh damba ke Launa.

Memiringkan kepala nya Lio membisikkan dengan suara deep voice nya ke telinga Launa."Kamu, hanya kamu yang aku mau Na!" dengan tambahan kecupan di telinga nya.

Membuat diriku yang selalu berani menghadapi orang - orang yang berlaku kurang ajar pada nya pun melemah di hadapan sosok membuat sekujur tubuh nya bergetar takut.

Launa di tarik ke dalam kamar sang pria. Terkejut tentu saja ribuan foto diriku yang di ambil diam - diam. Dan foto diriku telanjang?! Kapan dia mengambil nya. Bahkan monitor - monitor komputer yang layar nya penuh dengan sudut rumah k?! Sejak kapan?!

"Dari awal kamu itu emang punya aku Launa!" ujar nya tersenyum memeluk Launa dari belakang.

Membalik tubuh Launa. Dan mencium bibir yang ia dambakan untuk ia lumat. Memejamkan kedua mata nya. Lio mulai meraba area dada Launa. Merobek seragam dan melepaskan bh nya tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Meletakan tubuh Launa di atas kasur dan menindih tubuh nya.

Melepaskan tautan nya menatap wajah cantik pujaan hati nya.

Launa hanya menangis!

"Aku akan menjadikan kamu milik ku Launa. Selamanya!" Bisik nya.

Tak sedikit pun berontak dengan kelancangan ketos yang di puja - puja yang tak lain iblis yang menjelma menjadi manusia.

Launa meratapi takdir nya.

Harus nya dari awal ia tak perlu mempersilakan ketos nya untuk memasuki hidup nya.

Launa hanya menatap pelapon yang berada di apartemen Lio.

Hanya ada penyesalan! Nasi sudah menjadi bubur. Mau gimana Launa tak bisa memutar waktu.

END....

Thanks and sorry many typo guys.

2500word











































































Continue Reading

You'll Also Like

55.1M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...
6.6M 179K 55
⭐️ ᴛʜᴇ ᴍᴏꜱᴛ ʀᴇᴀᴅ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ᴏɴ ᴡᴀᴛᴛᴘᴀᴅ ⭐️ ʜɪɢʜᴇꜱᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢꜱ ꜱᴏ ꜰᴀʀ: #1 ɪɴ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ (2017) #1 ɪɴ ᴋʏʟᴏ (2021) #1 IN KYLOREN (2015-2022) #13...
100K 3.1K 30
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...
11.5M 298K 23
Alexander Vintalli is one of the most ruthless mafias of America. His name is feared all over America. The way people fear him and the way he has his...