AUNTY

By bunnycarrotz

89K 10.4K 2.4K

[M] Rochely Park memiliki keponakan tiri yang bernama Jeon Jungkook. Wanita itu selalu ada di sisi Jungkook s... More

1: welcome home, aunty
2: the choices
3: full of suprises
4: teasing
5: there's no boundaries
6: do you need some help, aunty?
7: aunty, i'm really sorry
8: the wildest side of him
9: i have one request for you
10: love scenario
11: meet, the park family
12: she said, "this is just a dream."
13: love maze
14: keeping promises
15: the story of anne
16: someone to lean on
17: walk along the beach
19: about last night
20: full of jealousy
21: escape from the reality
22: anti-sleepy
23: the best gift ever
24: confessing
25: unacceptable reality
26: the embarrassing fact
27: move in
28: talking about the future
29: he's so fucking jealous
30: the night of drama
31: too sweet
32: status
33: unexpected things
34: the storm of destruction
35: like a hurricane
36: after the storm [END]

18: be mine, aunty

3.6K 255 62
By bunnycarrotz

Jangan lupa vote and comment, luvs!

|Ps. This is a night mode 🌚|

—warning—

Hampir satu jam, sepasang insan itu duduk bersisian sembari berbincang santai di depan tenda. Rochely nampak nyaman dalam memimpin percakapan, hingga ia menemukan sang keponakan yang terus melamun di sela perbincangan mereka. Seakan Jungkook terhanyut dengan dunianya sendiri dan menjadi acuh terhadap lawan bicaranya.

Rochely menghela napas berat dengan matanya yang menatap tajam ke arah Jungkook. "Jung. Kau ini senang sekali melamun, ya?"

"Maaf, Aunty. Aku sedang memikirkan sesuatu," jawab Jungkook dengan menyernyitkan dahinya. Pria introvert pemikir itu memang cenderung melamun sebelum menyuarakan isi pikiran dan hatinya.

"Memangnya apa yang sedang kau pikirkan?" Ketus Rochely sembari melipat kedua tangannya di dada. Wanita itu memasang wajah yang kelewat serius lantaran begitu penasaran.

"Hmm..." Jungkook sontak mengalihkan sorot matanya ke bawah. Ia terlalu malu dipandangi sebegitunya oleh Rochely. "Sederetan pro dan kontra jika aku meminta noona yang aku cintai untuk menjadi kekasihku."

"Ohh..." Respon singkat Rochely membuat perbincangan mereka usai sampai disitu. Pada saat Jungkook mulai membuka diri untuk bercerita lebih jauh mengenai pujaan hatinya, Rochely menjadi digeluti perasaan tidak nyaman.

Apa aku cemburu? Ah tidak mungkin! elak Rochely dalam hati.

Keduanya mendadak terdiam. Mereka hanya mengamati langit yang ditaburi sekumpulan bintang dan bulan setengah lingkaran nan menggantung tinggi di atas sana.

Cahaya dari rembulan yang membias pada permukaan air laut, membuat laut tampak berkilauan. Serta ombak yang pecah saat menyentuh bibir pantai, menghasilkan deburan halus yang mengisi indra pendengaran. Hal tersebut membuat Jungkook merasa laut seakan memanggilnya.

Jungkook lantas bangkit dari duduknya sembari melenguh pelan. "Aunty, aku akan berenang. Mau bergabung denganku tidak?"

Rochely menggelengkan kepala seraya menyingkirkan anak rambut yang berterbangan di depan wajah ke belakang telinga. "Aku menontonmu dari sini saja."

Jungkook yang tidak ingin memaksakan kehendak sang bibi mulai melepas hoodie hitam dan melempar sembarangan ke dalam tenda. Lalu berlari kecil menuju air sembari tertawa riang.

"Aunty, ini sangat menyenangkan. Kau akan menyesal jika tak mencobanya!" Seru Jungkook dengan sosoknya yang terlihat seperti siluet jika dipandang dari tempat Rochely duduk.

Jujur saja, Rochely merasa tergiur dibuatnya. Wanita itu menarik napas dalam, membiarkan aroma laut memenuhi paru-parunya. "Baiklah, aku akan masuk," ucap Rochely sembari melepas sweater abu-abu beserta celana tidurnya, kemudian melipatnya rapi sebelum diletakkan di dalam tenda.

Kini keduanya mulai berenang di laut lepas yang sunyi dengan saling berhadapan. Rambut panjang Rochely dibiarkannya tergerai indah di bawah sinar rembulan, membuat wanita itu tampak seperti seorang dewi.

"Airnya tidak sedingin itu, 'kan Aunty?" Tanya Jungkook dengan bibirnya yang bergetar.

Rochely menyernyitkan dahi dan menajamkan matanya—memprotes Jungkook. Jelas-jelas air laut saat ini terasa tidak ada bedanya dengan air yang disimpan dalam lemari pendingin. Ditambah dengan angin yang tidak berhenti berhembus; terasa menusuk hingga ke tulang.

"Kau harus ke dokter, Jung. Sepertinya syarafmu bermasalah." Rochely tersenyum meledek sembari mencipratkan air pada Jungkook.

Lantas langsung dibalas dengan cipratan yang lebih dahsyat dari sang keponakan. Membuat Rochely basah kuyup. "Boleh, tapi Aunty yang jadi dokternya ya?"

Rochely yang malang itu hanya memasang wajah kesal seraya memukuli lengan kekar Jungkook berulang kali. Walaupun begitu, ia tetap menikmati waktu yang ia habiskan bersama Jungkook.

"Jungkook-ah," panggil Rochely dengan suara yang bergetar lantaran tubuhnya menggigil.

"Ya, Aunty." Jungkook yang juga menggigil mengulurkan tangannya ke arah sang bibi, lalu ia mulai mengaitkan jari telunjuk Rochely yang mengambang di air dengan jari telunjuk miliknya.

Rochely lantas mengeratkan kaitan jemari Jungkook. Sembari menahan detak jantung yang berpacu dengan kencang, wanita itu berjalan di dalam air untuk mendekati sang keponakan.

"Apa kau sudah puas dengan ciuman kita sewaktu di kapal?" Rochely mengerjapkan matanya, lalu menatap Jungkook yang tengah menunduk—menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Jungkook termangu sejenak; berpikir keras sebelum akhirnya saling menatap. Tatapan saling menginginkan terpancar di dalam mata mereka. "Kalau aku jawab belum puas, memangnya Aunty akan mengizinkanku untuk melanjutkan ciuman kita yang terpotong itu?"

"Jika aku mengizinkanmu, bagaimana? Apa kau mau?" Rochely mengibaskan rambut basahnya yang semula tersampir pada kedua bahunya ke belakang, sehingga memperlihatkan payudaranya yang hampir terekspos dari balik bra renda tipis berwarna merah. Terlihat sangat kontras dengan kulit putih Rochely.

Sial, Aunty seksi sekali dengan bra merah menyala itu! Batin Jungkook.

Jungkook terus mengaitkan pandangannya pada bibir pucat Rochely yang gemetar dan sesekali menelik dada sang bibi. "A-aku tidak berani. Bukankah Aunty tidak suka kalau aku melewati batas?"

Jemari kuku Rochely menggaruk lembut dada bidang Jungkook; bergerilya di sekitaran puting mini Jungkook, membuat pria muda itu memejamkan matanya.

"Untuk saat ini, aku tidak keberatan," ucap Rochely dengan sensual.

Jungkook sontak menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan dengan mulut yang sedikit ternganga. Pria bermarga Jeon itu merasa begitu kepanasan; sangat bertolak belakang dengan udara yang berkeliaran di sekitarnya lantaran hasratnya nan kian membara. "Jadi, apa aku boleh?" Tanyanya sopan sembari mengerjap.

Rochely tidak ingin membohongi hati kecilnya lagi. Beberapa jam lalu ia mendeklarasikan bahwa tidak ingin terlalu dekat dengan Jungkook agar keduanya tidak kehilangan kendali. Namun hal tersebut justru membuatnya menjadi seorang pembohong ulung. Hingga akhirnya kini tersadar—ia tidak mampu menutupi kenyataan bahwa Jungkook telah menyalakan hasratnya.

"Mari kita lewati batas itu, Jung."  Tangan Rochely meraba lengan kekar Jungkook, hingga naik ke bahu sampai kini beralih ke dada bidang sang keponakan yang begitu padat dan kekar.

Sembari mendesah tertahan, Jungkook mengaitkan matanya yang berkobar kepada Rochely. "Apakah Aunty pernah berpikiran kotor tentang diriku?"

Rochely mengulas senyum asimetris di bibirnya. "Menurutmu bagaimana?"

Wanita bersurai kuning keemasan itu benar-benar kehilangan akal sehatnya tatkala disuguhkan sebuah mahakarya tuhan dalam bentuk tubuh seksi seorang Jeon Jungkook. Ia berpikir—bagaimana bisa seorang pria memiliki wajah tampan yang menggemaskan layaknya anak polos, tetapi perawakannya begitu menggairahkan dengan otot-otot yang terbentuk sempurna. Sungguh sebuah proporsi tubuh yang mampu membuat wanita manapun berpikiran kotor; menginginkan berada di dalam kungkungan lengan kekar itu sembari mengudarakan desahan nikmat.

Jungkook yang masih menikmati sentuhan nakal Rochely menaikkan kedua bahunya. "Aunty begitu sulit untuk ditebak."

"Aku yakin semua wanita pernah berpikiran kotor tentangmu, Jung." Rochely sontak mengalungkan kedua tangannya pada leher Jungkook. Menarik tubuh sang keponakan untuk mengikis jarak mereka sebelum menuntaskan ucapannya, "Termasuk aku."

Lalu wanita bermarga Park itu mulai mendekatkan dan memiringkan kepalanya guna melumat bibir Jungkook.

"Hngggg..."

Satu erangan kecil lolos begitu saja dari bibir Jungkook manakala lidah Rochely memaksa masuk ke dalam rongga mulutnya. Desahan itu terdengar begitu merdu hingga mampu memperdayai Rochely yang kini semakin memperdalam ciumannya.

Jungkook pun membalas ciuman tersebut hingga membuat lidah mereka saling menyentuh dan terjalin. Dengan gairah yang terbakar, Rochely lanjut menghujani bibir Jungkook dengan seribu lumatan panasnya. Ia tidak bisa berhenti menghisap lidah Jungkook yang dipenuhi oleh air liur. Menjadikan pipi keduanya begitu berlumuran liur, entah liur kepunyaan siapa, sebab cairan tersebut telah tercampur menjadi satu.

"Aunty, pelan-pelan," Jungkook mendadak mengambil napas di tengah ciuman panas keduanya. "Aku kehabisan oksigen."

Rochely tertawa geli mendapati Jungkook yang terengah-engah. "Payah, padahal kau bukan perokok, tapi napasmu pendek!"

"Wajar saja, aku ini pemula, bukan pemain," ucap Jungkook membela diri seraya mengerucutkan bibirnya. "Jadi masih harus banyak latihan."

"Masih ingin lanjut berciuman lagi tidak?" Tanya Rochely yang masih berada di rengkuhan Jungkook. Ia terus menaikkan satu alisnya—seakan menantang Jungkook yang nampaknya masih belum puas.

Jungkook mengangguk penuh semangat, sebelum akhirnya pria bermarga Jeon itu mencengkeram bokong Rochely guna mengangkat tubuh langsing sang bibi dan menjadikan paha kekarnya sebagai titik tumpu. Sementara Rochely merasakan ada sesuatu yang menggembung dan keras di bokongnya, sebagai bukti jikalau Jungkook benar-benar tengah terangsang karenanya.

Rochely pun melingkarkan kakinya yang jenjang di paha Jungkook, lalu menundukkan tubuhnya untuk mendekatkan wajah seraya mengalungkan kembali tangannya di leher Jungkook; lanjut menciumi pria muda itu jauh lebih dalam dari sebelumnya. Posisi ini merupakan posisi yang didambakan oleh Jungkook ketika berciuman dengan sang pujaan hatinya.

Rochely mendorong dirinya sekencang-kencangnya ke tubuh sang keponakan. Bahkan sesekali ia menggesek dan menggoyang-goyangkan panggulnya yang menempel pada kejantanan Jungkook. Pria muda itu pun mendesah ketika merasakan penisnya yang ereksi mulai berkedut. "Ahh...Aunty, Apa kita akan lanjut ke tahap selanjutnya?"

"Ya, kita harus sampai ke tahap paling akhir, Jung," jawab Rochely dengan cepat seperti diburu-burukan sesuatu sebelum kembali menyerang bibir Jungkook dengan agresif.

Jungkook membawa sang bibi ke arah tenda dan membaringkannya lembut tanpa memutuskan pautan bibir keduanya di atas karpet. Posisi Jungkook kini menjulang beberapa inci di atas tubuh Rochely. Dada bidangnya menekan payudara sang hawa, sementara batang kemaluannya berbaring memanjang di atas celah keintiman wanitanya.

Kepala Jungkook terbenam di leher jenjang Rochely. Menghisapnya hingga sesekali menggigitinya lembut, berhasil membuat wanita itu melenguh.

Jungkook membisik, "Aunty. Jadilah milikku."

"Ha? Apa kau gila? Aku tidak bisa," hardik Rochely dengan dahi yang terus menyernyit. Wanita itu menolak mentah-mentah permintaan konyol Jungkook.

"Kumohon." Jungkook mengaitkan tatapan sayunya kepada Rochely. Pria muda itu tampak sedang menahan gairahnya. Napasnya berantakan, hingga hawa nan hangat mengenai wajah dan leher wanita itu. "Jadi milikku...malam ini saja."

Rochely yang telah terdorong oleh nafsu birahi mulai menyentuh rambut basah Jungkook dan mengelusnya perlahan. Wanita itu tidak dapat mengelak bahwa energinya seolah ditarik untuk menyerahkan diri. Hingga akhirnya Rochely memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir Jungkook dan berkata, "Okey, malam ini aku adalah milikmu, Jung."

"Mari kita lakukan disini, Aunty," pinta Jungkook dengan matanya yang berbinar indah.

"Jangan," Rochely menghela napasnya berat. "Ini terlalu berisiko untukku. Aku khawatir jika ada pengunjung lain di tempat ini yang merekam aktivitas kita."

"Tapi aku ingin mencoba melakukannya di alam terbuka bersamamu, nty." Dengan bibir yang mengerucut, Jungkook menatap Rochely lekat, penuh harap agar sang hawa menuruti permintaannya untuk melakukan percintaan mereka di tepi pantai. Pria muda itu pasti memiliki imajinasi tersendiri di kepalanya.

Rochely mengelus pipi Jungkook seraya tersenyum kecil. "Di dalam tenda saja, Jung. Pintunya tidak usah ditutup."

Jungkook terus menekuk wajahnya; cemberut dengan kening yang dipenuhi kerutan. Rochely yang merasa kesal dengan sikap kekanak-kanakkan Jungkook pun menegaskan. "Kalau kau merajuk seperti itu, lebih baik aku tidur saja ah."

"Yah...jangan!" Seru Jungkook.

Dalam sepersekian detik, wajah murung Jungkook kembali menampilkan senyum gigi kelincinya. Jungkook pun kembali mengangkat tubuh Rochely untuk menuju tenda. Rochely senantiasa menciumi leher Jungkook hingga membuat napasnya malam ini seakan telah terkuras habis oleh godaan sang hawa.

Seketika wanita bermarga Park itu mengaitkan atensinya pada wajah Jungkook yang dihinggapi beberapa tahi lalat, membuat pikiran Rochely terdistraksi lantaran tahi lalat tersebut berhasil membuat fitur wajah sang keponakan menjadi semakin seksi.

"Aku penasaran Jung, ada berapa banyak tahi lalat yang ada di tubuhmu. Sepertinya ada banyak," bisik Rochely sembari menyentuh tahi lalat yang hinggap di bawah bibir Jungkook.

Rochely seringkali mengelus bibir halus Jungkook dengan sentuhan sensual menggunakan jemarinya. Sementara Jungkook mengemut dan menghisap ibu jari sang bibi yang terus menelusuri bibirnya.

"Aku pun tidak tahu, mau menghitungnya untukku?" Pertanyaan menantang yang dilontarkan Jungkook membuat Rochely terlena, sehingga ia hanya mengulam senyum manis.

Malam ini, Jungkook tampak begitu menggairahkan baginya. Setelah menelan salivanya susah payah, Rochely memulai hitungannya dengan mengecup bagian tubuh Jungkook yang ditempeli tahi lalat.

"Satu," ucap Rochely setelah mengecup mesra bagian bawah bibir Jungkook.

Lalu Rochely sedikit menundukkan tubuhnya untuk melumat basah leher sebelah kiri pria muda itu, "Dua."

"Tigaah," Desah Rochely ketika ia mengecup tahi lalat yang berada di daun telinga Jungkook. Hingga terdengar satu desahan merdu lolos begitu saja dari bibir tipis Jungkook.

Selagi Rochely menghitung tahi lalat yang berada di sekitaran wajah Jungkook, pria muda itu telah masuk ke dalam tenda. Lalu segera membaringkan tubuh Rochely di atas alas tidur.

"Hnggg..." Rochely mulai kehilangan fokusnya ketika hidung mancung Jungkook membelai lehernya, hingga ia dapat merasakan hembusan napas sang adam yang hangat. Dan mendadak membuka mata hazelnya manakala mendapat sebuah kilasan—deja vu—di kepalanya. Sehingga ia tidak dapat melanjutkan hitungan matematika seksinya.

"Jung...Aku jadi ingat kalau aku pernah memimpikanmu." Rochely tersenyum, lalu mendesah pelan saat tangan nakal Jungkook meraba paha dalamnya.

Jungkook masih mengecup leher jenjang Rochely yang terdapat rasa asin dari air laut yang menempel di tubuh keduanya sebelum bertanya, "Di mimpi itu, kita melakukan apa saja?"

Pipi dan telinga Rochely mendadak memerah. "Aku hanya mengingat kalau aku sedang berada di atasmu."

"Bagaimana kalau itu bukanlah sebuah mimpi? Melainkan kita benar-benar melakukannya." Jungkook berkata dengan lugas seraya menaikan satu alisnya.

"Tidak mungkin. Aku yakin itu hanya sekedar mimpi," elak rochely seraya membuka kaitan bra miliknya dan melempar bra tersebut ke sembarang arah. Sangat mandiri bukan?

Hingga kini terpampang di tengah penerangan yang meremang—sepasang bukit kembar dengan hiasan ceri merah muda—berada tepat di hadapan Jungkook.

Sialan. Sialan. Sialan. Jungkook mengumpat dalam hati saat mengaitkan netra bambinya beberapa detik pada Payudara Rochely yang nampak begitu penuh dan menggairahkan.

"Hei, Jung. Apa kau sanggup mengabaikan pemandangan yang ada di depanmu ini?" Rochely meremat liar kedua payudaranya, sesekali memilin putingnya sendiri saat pikirannya dipenuhi dugaan—bahwa sang keponakan tengah menahan diri untuk tidak menyentuh tubuhnya.

Jungkook menelan salivanya kepayahan kala pikirannya melayang; membayangkan dapat meremas dan merasakan nikmatnya menyusu disana. "Apa aku boleh memegangnya?"

Rochely mengangguk sembari mengulas senyum. "Jangankan memegangnya. Kalau kau ingin meremas dan menghisapnya juga tidak apa-apa."

"Kalau mengigitnya? Apa boleh juga?" Tanya Jungkook yang mengundang tawa geli Rochely. Pria muda itu memancarkan pesonanya tersendiri tatkala meminta peizininan untuk melakukan hal yang sudah pasti diperbolehkan oleh Rochely.

"Lakukanlah sesuka hatimu, Jung. Malam ini, aku adalah milikmu."

***
Mau extra part momen panas rosékook?
Silakan baca di karyakarsa <3

Title:
AUNTY HIDDEN CHAPTER 18

Link:
https://karyakarsa.com/sibunbun/posts

Intip dikit nih:





***
Jakarta, 11 Februari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

405K 1.3K 6
Setelah bertahun-tahun lamanya Arya memendam hasratnya, akhirnya bisa mengeluarkan semuanya yang ia dapatkan informasinya pada seorang gadis sekaligu...
2.6K 411 11
Cuma kumpulan one shot & Drable YunJae.
94.4K 3.9K 21
Bukankah sahabat adalah orang yang selalu ada disaat suka dan duka bukan? Bagaimana jadinya jika sepasang sahabat saling berbagi kehangatan tubuh sat...
22.9K 3.5K 54
[COMPLETE] ☑ highest rank #136 in RANDOM, Aug 22nd, 2017 • • • Title: [THE SEQUEL] King of My Heart • • • This, The Sequel from Queen of My Heart • •...