PSYCHE

By Buih_Ombak

4.3K 1.6K 1.6K

Nevan, murid culun yang berasal dari SMA Cendrawasih, yang terlahir tanpa bapak. Ia menjadi bulan-bulanan Raf... More

NEVAN
CEYSA
Koridor
KEDATANGAN . Part 1
RUMAH
PERTEMUAN PART 1
PERTEMUAN. PART 2
KARTU TAROT
SEPAKAT
NIGHTMARE

KEDATANGAN. Part 2

402 143 140
By Buih_Ombak

“Van betulan nggak mau, enak loh”  tawar Simon yang kebetulan membawa bakso bakar dari kantin.

“Makasih, gue udah kenyang” tolak Nevan

“Alhamdulillah akhirnya lo nolak juga. Lo tau aja gue lagi laper Van,” Ucap Simon sambil cengengesan.

“Gue liat Lo makan aja udah nek tau gak. Baru aja Lo habis makan nasgor dua piring, sekarang tambah bakso bakar sepuluh tusuk.” Nevan menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

“Oh iya Van Lo udah denger belum berita dari anak kelas, katanya sekolah kita kedatangan murid baru, cantik lagi.” Ucap Simon sambil mengunyah pentol bakso.

“Nggak.” Jawab Nevan singkat. Nevan bukan tipe cowok yang nggak suka bahas Cewek ia takut jika pembicaraannya bisa memancing hal yang lebih sensitif.

“Masak sih Lo nggak tau Van. Satu sekolah lagi ngomongin tuh cewek tau nggak”

Nevan mengerutkan keningnya ia rasa anak di sekolahannya ini kurang topik pembicaraan sampai-sampai anak baru aja bisa trending topik. Mungkin aja anak selebriti atau anak presiden yang menjadi anak baru di sekolahnya pikir Nevan.

“Emang siapa sih?”

“Lo harus tau ini demi masa depan Lo!!!”

Nevan mempercepat jalannya. Ia rasa temannya ini memang benar-benar tidak waras. Dan memilih untuk tidak mendengarkan ocehan Simon.

“Jadi nama anak baru itu Ceysa, satu tahun yang lalu dia sempat sekolah di Cendrawasih tapi hanya bertahan sampai satu semester. Walaupun cuman sampai satu semester tuh cewek cukup famous di kalangan kakak kelas sama guru prestasinya cukup banyak. Dengar-dengar ya katanya dia itu kakak tirinya—” Belum siap Simon bercerita Nevan memberhentikan langkahnya mendadak.

Ia melihat kumpulan Rafael dan teman-temannya berdiri berjejer di bawah tangga kelas, memalak adik kelas yang sedang lewat. Kebetulan kelas Nevan berada dilantai tiga.

“Mon!” Nevan memelankan suaranya ia mengkode Simon agar berbalik arah.

Tetapi Nevan terlambat ternyata Eric menyadari keberadaan Nevan. Dan mengadukan kepada Gilang melalui bisikan. Seperti ada sesuatu yang direncanakan.

“Akhirnya yang ditunggu-tunggu lewat juga.” Gilang menepuk pundak Nevan seperti seseorang yang telah akrab.

“Wih kacamata baru.” Gilang melepas kacamata Nevan kemudian cowok itu menyeringai.

Nevan meneguk ludahnya. Keringat dingin telah keluar dari kening dan telapak tangannya. Tanpa ia sadari ia mengepalkan telapak tangannya. Ia udah punya filling kalau Gilang dan Rafael akan mengganggunya lagi.

“Ba-balikin kacamata gue” Ujar Nevan ragu namun mantap.

“Guys. Nggak salah dengar gue.” kata Ivan menahan tawa

“Santai bro. Gue cuman mau kenalan sama kacamata Lo doang”

“Pael! kalau sepatu baru kan kenalannya harus dipijak dulu,  kalau kacamata gimana ya?” Tanya Gilang penuh ide nakal.

“Yaaaaa,” Rafael pura-pura berpikir sambil melirik lantai. “Ya kita pijak jugalah. Hahaha”

“Keren juga sih.” Gilang menaruh kacamata Nevan ke lantai sambil melirik Nevan wajah pria ia sudah merah padam. Gilang menaruh kakinya di atas kacamata Nevan. Ia penasaran seberapa sabar pria cupu didepannya ini.

“SATU, DUA, TI....”

Bug.

Kesabaran Nevan telah habis, tanpa sadar ia memukul wajah Gilang hingga mengeluarkan darah disudut bibirnya. Murid yang menyaksikan kejadian langka itu sedikit takjub pasalnya selama ini tidak ada yang berani melawan bahkan sampai memukul Gilang.

“Hahaha. Boleh juga pukulan Lo” Gilang mengelap darah dari sudut bibirnya kemudian membalas pukulan dari Nevan.

“Pael Gimana nih, kita bantuin atau gimana?” Tanya Eric kebingungan pasalnya Gilang udah benar-benar kehilangan akal ia menghajar Nevan seperti orang yang berada di ring tinju, tanpa ampun.

“Biarin aja dia sendiri, kita liat aja sampai dia puas.”

“PAEL ADA RAZIA!” Ujar Ivan panik saat mendapatkan notif dari temannya yang berada diorganisasi OSIS.

“Woi gue ninggalin alat isap di tas” Sambar Eric panik.

“Lo ceroboh banget sih ric.” Ujar Ivan “Hari ini alat isap besok apalagi kondom?”

“Nggak usah panik. Van razianya udah sampai kelas mana?” tanya  Rafael

“Baru sampai  ke kelas sepuluh.” jawab Ivan.

“Masih ada waktu buat kita ke kelas.”

“Lang udah! Ada razia dadakan.” Rafael menarik badan Gilang membiarkan cowok berkalung mas putih itu  mengatur nafasnya.

Gilang menatap Nevan tajam kemudian mencekam kerah baju seragam Nevan . “MUNGKIN HARI INI LO BERUNTUNG. ENGGAK UNTUK BESOK!!!”


Suara halus dari mobil sport keluaran terbaru baru saja terparkir didepan pelantaran rumah mewah bergaya Eropa. Menampakkan seorang pria setengah baya berwajah Tionghoa. ia berjalan tergesa-gesa diikuti oleh tiga bodyguard berbadan tegap dibelakangnya.

“Dimana Bos kalian?” tanya Max

“Maaf tuan. Tuan Daniel memberi pesan agar tidak diganggu,” Ucap bodyguard penjaga pintu utama dengan tegas.

“Cuih. Prasetan.” Max membuang ludahnya asal. “Berani-beraninya kalian mengusir saya. Kalian tau lagi berhadapan dengan siapa?” tanya Max kesal.

“Maaf tuan ini perintah tuan Daniel.”

“Oke kalau itu mau kalian.” Ujar Max penuh isyarat. Tanpa aba-aba tiga bodyguard yang bersama Max. Membantu bos mereka menerobos rumah bergaya Eropa itu dengan paksa.

Max berjalan dengan mantap saat memasuki rumah dengan interior Eropa klasik yang sangat terkesan mewah. Sementara itu anak buahnya masih sibuk bertarung. Ia akui pertahanan rumah Bos Mafia Daniel memang cukup kuat sekitar lima puluh orang lebih yang berjaga setiap harinya.

Max memberhentikan langkahnya. Menatap ruangan kerja Daniel. Max terkadang selalu Mikir apa yang membuat kakak angkatnya itu betah berjam-jam di dalam ruangan kerjanya itu.

Saat pria setengah baya itu ingin membuka engsel pintu, tiba-tiba saja ada dua orang berperawakan besar menyerang Max dari belakang. Dengan gerakan yang amat lincah Max meninju dan menendang secara bergantian dua orang yang menyerangnya hingga terjatuh ke lantai. Max melihat keadaan sekitarnya ia cepat-cepat membuka engsel pintu sebelum bodyguard yang lain menyadari keberadaannya.

“Huh.” Max menutup pintu dengan cepat.
Pria setengah baya itu mengendurkan tali dasinya saat menyadari keberadaan Daniel.

Daniel Aminata adalah kakak angkat dari Max. Max adalah copet ingusan yang di pungut oleh Aminata Bos Mafia yang hampir menguasai Jakarta tiga puluh tiga tahun yang lalu tepatnya saat ia berusia tujuh tahun. Ia diajari banyak hal salah satunya cara bertransaksi Narkotika.

“Dasar tidak sopan!” lirih pria brewokan itu namun dapat terdengar oleh Max.

“Aku tidak banyak waktu untuk basa-basi. Cepat katakan berita yang ingin kau sampaikan,” Ucap Daniel dingin sehingga siapa pun yang berbicara oleh seorang Daniel Aminata dapat merasakan jeri.

“Luke membawa anakmu pulang ke Indonesia. Aku takut keberadaannya sangat diincar oleh genk Charlos. Mengingat ia menuduh genk Aminata yang merencanakan pembunuhan putranya Aslan.” Ujar Max penuh keyakinan.

“Aku sudah tau” Jawab Daniel dingin sambil mengambil lembaran koran yang berbeda di mejanya kemudian melempar lembaran berita itu di hadapan Max.

“Lebih baik kau urusin anak buahmu dilampung, jangan sampai curut-curut itu buat onar!!!”

🦋🦋🦋

Gilak makin bertambah part makin seru aja. Yuk kasih vote & comen jangan lupa follow akun WP ku Buih_Ombak biar g ketinggalan aku update. Oh iya jangan lupa juga follow ig ku biar tau informasi aku update.

                         Ig : Buiih_Ombak
                      Ig : Wp. Buih_ombak

Terimakasih 💛💛💛

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 55.7K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.7M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
322K 10.9K 25
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...