World has fallen; Hyunlix

Felixtyx द्वारा

6.2K 1.3K 155

;Saat felix terbangun ia sudah masuk kedalam sebuah game yang mengancam nyawanya. •BAB1; START THE GAME [FINI... अधिक

1/1; Game popular
1/2; Game di mulai
1/3; Selamat datang!
1/4; Mencari petunjuk
1/5; Bertemu partner
1/6; Melarikan diri
1/7; Gudang amunisi
1/8; Misi
1/9; GG!
1/10; Zombie besar
1/11; Tulisan di dinding [End]
2/12; Dewa dan besi
2/14; Burung pegar

2/13; Neraka

226 57 17
Felixtyx द्वारा

Silahkan tinggalkan jejak kalian sebelum/sesudah membaca, typo dan kekurangan lainnya harap di maklum. Enjoy reading <3
--------------------------------------------------------------------









STARTING THE GAME....
[STAY ALERT, STAY ALIVE]
















Berjalan menyusuri lorong gelap, mendaki anak tangga sampai ke lantai tujuh. Mereka sampai pada sebuah ruangan yang memiliki sebuah papan penanda berdebu. Pintu itu tinggi dan tebal.

Hyunjin mengetuk pintu itu sekali, dilihat dari manapun itu adalah pintu kayu jati yang kokoh dan tebal. Felix melihat hyunjin yang mengetuk ngetuk jarinya di pintu, dan melihat kearah penanda di badan pintu.

"Kau yakin hyunjin? Apa kau yakin ini tempatnya? Dari mana kau bisa mengetahuinya?"

Hyunjin menoleh kesamping, mengangkat bahunya dan tersenyum aneh. "Sistem yang menunjukkannya" katanya, nada suaranya agak sedikit menunjukkan ketidak percayaan.

Ketika felix ingin mengangkat suaranya lagi jemari hyunjin telah berhasil menyalip di celah pintu, dia kemudian membuka celah itu lebih luas kemudian meraih gagang pintu dan mendorongnya. suara engsel pintu berkarat menjerit di udara, melengking seolah olah melompat dan membelah kesunyian.

Felix dan hyunjin berdiri bersama di ambang pintu, ruangan itu sangat gelap dan ada aroma kayu yang membusuk dari dalam ruangan. Dengan langkah yang lamban dan hati hati, keduanya memasuki ruangan. Segera setelah mereka memasuki ruangan hyunjin kembali menutup pintu di belakang mereka, tubuh felix mengejang dan menatap hyunjin dengan tatapan tidak percaya.

Di bawah cahaya yang minim hyunjin bisa merasakan tatapan ini bahkan tanpa melihat, dia tersenyum, menjawab, "kemungkinan ada zombie lain yang berjalan disekitar sini, jika mereka melihat kita itu hanya akan mengacaukan waktu yang kita miliki." Felix menatapnya dan tidak mengatakan apapun, lagipula itu cukup masuk akal.

Keduanya berjalan kearah yang berbeda bersama satelit mereka, mengamati dan menyusuri sudut yang berbeda. Meja pemimpin berserakan oleh kertas kertas yang dinodai darah, dan hampir semua barang terjatuh dari posisi mereka.

Brankas biasanya tidak disimpan di tempat yang mudah terlihat oleh orang lain, selalu ada tempat khusus dan tersembunyi untuk meletakan nya.

Hyunjin sudah menduga hal ini jadi dia mengamati setiap tempat dengan teliti, ketika dia mengamati sebuah lemari kabinet dia mendengar suara terkejut dari felix, dia kemudian berbalik dan menghampirinya.

"Ada apa?"

Felix meliriknya dan menunjuk lantai, dimana buku buku dan beberapa souvernir pecah belah berserakan dibawah kakinya. "Benda benda ini, hampir semuanya jatuh dari tempatnya" felix kemudian menunjuk pada buku buku yang masih  berjejer rapih ditempatnya, seolah olah meteka telah direkatkan pada rak buku.

Melihat ini hyunjin tertawa, ini adalah cara yang begitu klasik, dia memberi pujian pada felix sambil mengusap kepalanya, "anak pintar." mata felix berkedip kedip, "eh? Apa maksudmu?"

"Kamu telah menemukan sesuatu, mari kita lihat apakah ini sesuai dengan apa yang aku pikirkan."  Setelah mengatakan ini, hyunjin kemudian menggeser sedikit buku buku itu, dan kemudian tanpa felix duga sebuah celah tercipta, rak buku tua ini terbelah dua dan bergeser ke arah berlawanan.

Segera setelah celah itu terbuka bau busuk berhembus dari dalam ruangan, felix mengenali aroma ini dari manapun, ini bau kematian, bau mayat.

"Ha?! A..apa ini?" Felix mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"Ruangan rahasia"

"Tidak, maksudku, uughhh" felix menutup mulut dan hidungnya dengan lengannya, "apa ada didalam? Apa ada zombie?"

Hyunjin hanya mendengus, dia terlihat begitu tenang, seolah tidak terganggu oleh bau busuk di sekelilingnya. Hyunjin memberi perintah pada satelitnya untuk masuk dan mengaktifkan cahaya di sun mode, dan kemudian cahaya yang menyilaukan ditembakan kesekeliling ruangan, satelit bundar berputar diatas ruangan dan mengeluarkan bunyi yingying yang halus.

"Ini ruangan pribadi untuk istirahat" ucap hyunjin sambil melangkah masuk dan kemudian berhenti secara tiba tiba, "disinilah dia bersembunyi sampai mati."

"Apa yang kau katakan?" Ucap felix kemudian menyusul masuk dan berhenti, "hyun......jin"

Ada sebuah mayat yang sudah membusuk dan nyaris mengering berbaring di sofa hitam, beberapa botol air mineral dan bungkus bungkus makanan berserakan di sekitarnya. Saat melihat ini felix tiba tiba seolah merasakan pukulan hebat di perutnya, dan mendorong semua isi perutnya keatas, dia benar benar merasa mual.

Felix segera keluar dari ruangan, pergi ke sebuah pot dengan tanaman mati diatasnya dan memuntahkan cairan dari dalam perutnya.

Hyunjin berbalik untuk menatap felix dari dalam ruangan dan berkata, "jangan masuk, ambil waktumu, aku akan mencari brankasnya disini dan segera keluar, oke?" Kaki felix gemetar, dia bahkan tidak bisa menjawab hyunjin dan hanya memberikan isyarat 'oke' dengan tangannya.

Selagi hyunjin mencari brankas di dalam ruangan itu, felix telah berhenti muntah dan duduk dilantai dengan lesu. Dia menatap ke plafon ruangan yang mulai menguning dan berjamur, menghela dan mengutuk game ini berulang dan berulang kali. Pada momen ini hyunjin kemudian datang menghampirinya.

"Kita pergi"

Felix bertanya dengan suara lemas, "kau sudah menemukannya?" Hyunjin meraih sesuatu dari dalam saku celananya dan menunjukkan sebuah botol mini yang diisi cairan hijau, "aku mendapatkannya"

Mata felix terbuka lebar, dengan ekspresi tidak percaya dia melihat hyunjin "sial, semudah itu?" hyunjin tertawa kecil, "brankasnya terkunci dan untuk beberapa saat aku kebingungan, tetapi kemudian aku nemukan sebuah jawaban dan mencobanya"

"Apa itu?"

"Jam dinding" ekspresi felix tampak hilang, dan seluruh pikirannya seperti menguap keudara meninggalkan rongga kosong di kepalanya. "kau ini jenius atau apa?"

Hyunjin tersenyum sambil membantu felix untuk berdiri, "aku hanya menebaknya, sebaiknya kita pergi dari sini dan mencari tempat lain untuk beristirahat sambil menunggu misi selanjutnya." Felix mengangguk, menarik tangan hyunjin dan menyeretnya keluar ruangan, "ide bagus"




+++







Cahaya biru dari senter satelit menuntun mereka, menyusuri lorong lorong koridor yang gelap. Sejak mereka keluar dari ruangan itu mereka tidak menemukan satupun zombie, atau ancaman apapun itu selain zombie. Mereka hanya berjalan berdampingan dengan tenang.

Sampai ketika mereka berbelok di sebuah koridor tiba tiba saja langkah mereka terhenti.

Ada lebih dari dua puluh zombie berjalan di depan mereka, meraung rendah dan berjalan terhuyung huyung, menabrakan diri dari bahu ke bahu di dalam koridor. Tidak ada satupun dari mereka memiliki tubuh yang utuh, bahkan ketika dilihat dari belakang pun penampilan mereka sangat menyeramkan.

Felix terpaku oleh pemandangan ngeri ini sampai hyunjin harus menarik tangannya, sialnya felix terlalu takut oleh pemandangan di depannya dan tanpa sengaja mengeluarkan suara jeritan kecil.

Para zombie mendengar suara felix, mereka dengan serentak memutar tubuh mereka dan melihat felix yang berdiri kaku di tempatnya. Dan apa yang membuat felix lebih terkejut adalah, salah satu dari mereka memiliki fitur wajah yang begitu familiar, sebagian wajahnya hancur namun entah bagaimana felix bisa dengan jelas mengenalinya.

Hyunjin mengintip dari balik tembok, dan mengumpat "sial, mereka melihat kita, felix ayo kita pergi!" hyunjin dengan refleks yang cepat segera menarik tangan felix, dan menyeretnya untuk berlari saat zombie zombie itu mulai mengejar di belakang mereka.

Jantung felix berdetak cepat, rasanya nyaris meledak, udara disekitar mereka seakan memadat dan mencekiknya. Wajahnya basah oleh keringat, air mata entah bagaimana bercucuran dari matanya, dan dadanya terasa ditekan tekan dengan sangat brutal.

Felix tidak bisa menyelaraskan pikirannya untuk saat ini, dia hanya berlari dan berlari, dia menatap punggung hyunjin. Suara zombie yang saling bersautan bertahap memudar dan menudar, suara keputusasaan dari mereka, suara jeritan rasa sakit yang tidak bisa terkatakan dari mereka perlahan lahan hilang saat mereka terus, lagi dan lagi berbelok ke segala arah.

Setelah merasa aman hyunjin segera menghentikan langkahnya, napasnya cepat dan pendek, dia menarik napas dalam dalam dan berbalik untuk melihat kondisi felix.

Ketika dia berbalik dia melihat felix bersandar di dinding dan tiba tiba terjatuh, napasnya sangat pendek dan suara tercekik terdengar saat dia mencoba untuk menarik napas. Wajah hyunjin tiba tiba menjadi pucat, dia menghampiri felix dan menyentuh kedua bahunya.

Di bawah cahaya biru, wajah felix yang berantakan karena keringat dan air mata begitu tampak putus asa.

Napasnya tercekat, dadanya naik turun dengan ritme yang tidak menentu seolah olah dia tengah dicekik, ini jelas kondisi yang sangat buruk.

"Felix, dengarkan aku, tenangkan dirimu dan tarik napas perlahan lahan" hyunjin menginstruksikan, dia dengan lembut mengusap wajah felix yang berkeringat dan menyingkirkan helai helai rambut yang menempel di dahinya.

Telinga felix berdengung, dia tidak bisa mendengarkan suara hyunjin dan pemandangan disekitarnya menjadi kabur. Kaki felix mengejang, dia tidak bisa meraup udara, dia tidak bisa merasakan udara di sekitarnya, sesak dan sesak, felix merasa takut. Dia meraih lengan hyunjin dan mencengkeram nya dengan sangat erat, dia tidak ingin mati namun dia juga mulai putus asa.

Disisi lain hyunjin merasa bingung, dia tidak pernah berhadapan dengan kondisi seperti ini sebelumnya, dan dia tidak memiliki ide apapun. Tetapi dia juga tidak ingin membiarkan felix menderita, jadi tanpa berpikir apa yang akan terjadi dia segera meraih felix, membaringkannya di lantai, mengangkat sedikit kepala felix keatas, lalu memberikannya napas buatan.

Hyunjin tidak mengerti, dia tidak tahu apa yang dia lakukan, dia tidak nemiliki pengalaman ataupun petunjuk, dia hanya mengikuti nalurinya; lakukan! Maka dia melakukannya.

Hyunjin memeriksa tempo napas felix dari waktu ke waktu, tubuh hyunjin gemetaran dan keringat yang menetes di dahinya tumbuh semakin deras setiap detik. Ini adalah kondisi diantara hidup dan mati, jika cara ini tidak berhasil hyunjin tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada felix, dan entah apapun itu dia tidak ingin membayangkannya.

Namun tanpa di duga, usaha hyunjin yang ceroboh ini membuahkan hasil, perlahan lahan tempo napas felix membaik, detak jantungnya sedikit melambat, darah mulai mewarnai wajahnya dan cengkeraman felix di lengannya mulai longgar sedikit demi sedikit. Hyunjin menarik bibirnya, dan menatap felix dengan mata yang memerah.

"Felix, kau bisa mendengarku?" Felix menarik napas dalam, menatap hyunjin dan mulai menangis.

Ini buruk, dia hampir mati.









+World has fallen+








Felix tertidur untuk waktu yang cukup lama, ketika dia terbangun dia menemukan hyunjin yang berdiri di depan jendela. Langit tampak cerah, bintang bintang bersinar, suara angin malam menyusut kedalam ruangan membawa aroma kematian yang kental dari mayat mayat hidup yang berjalan tanpa arah di bawah gedung.

Dia kemudian bangkit dan pergi untuk menghampiri hyunjin, asap tipis mengepul di sekitar wajahnya, aroma tembakau dan mint yang kuat melebur disekitarnya.

"Kau merokok?" Bahu hyunjin tersentak, dia mungkin terkejut oleh kedatangan felix dan segera menyembunyikan rokok di tangannya. "Maaf, aku lupa kau memiliki riwayat sesak napas, kau mungkin tidak menyukainya."

Felix tersenyum kecil, "aku tidak memiliki riwayat sesak napas, satu satunya hal yang kumiliki adalah aku takut ketinggian" hyunjin menatapnya dengan bingung, beberapa waktu lalu jelas sekali felix hampir mati karena sesak napas. Melihat tatapan hyunjin, felix hanya tersenyum dan berlanjut untuk menggodanya.

"Kau masih SMA, dan kau sudah merokok? Kau ini berandalan atau apa?" hyunjin menggaruk tengkuknya, dia benar benar tertangkap basah dan sangat malu, "aku bukan perokok aktif, aku hanya sesekali melakukannya saat aku merasa lelah"

"Tapi kau selalu memiliki sebungkus rokok dan pemantik di kantungmu?"

"Mhm, ya, apa kau keberatan? Aku tidak akan melakukannya lagi kalau begitu" felix tertawa, "apa yang kau pikirkan? Aku hanya bertanya, aku tidak masalah kau bisa merokok kapanpun kau mau."

Hyunjin tersenyum dan bernapas dengan lega, "kau merasa lebih baik?"

Felix menatap jauh keluar jendela, angin menggerakan helai helai rambut di dahinya dengan lembut. Dia hampir mati, dia hampir meninggalkan hyunjin di neraka terkutuk ini, bagaimana mungkin dia baik baik saja, hanya dengan membayangkan hyunjin berjuang seorang diri disini itu sudah menakutinya sampai ketulang.

"Hyunjin, kau punya teman?"

Hyunjin menghisap rokoknya dan menghembuskan kepulan asap keudara, ia menjawab "ya, beberapa."

"Dimana mereka sekarang?" Hyunjin menatap ke bawah jendela, dimana mayat mayat hidup sedang berjalan di bawah sinar rembulan dengan  langkah goyah, hening sejenak. "Mereka mati" ucap hyunjin dengan suara tenang, "aku bahkan menghancurkan kepala salah satu temanku saat mencoba melarikan diri, tetapi setidaknya aku telah membawa kematian yang tenang untuknya"

Hyunjin melirik kesamping dimana felix sedang merenung, "ada apa?" felix menghela, "hyunjin, kau pernah berkata padaku, tidak ada salahnya untuk mempercayai apa yang ingin kita percayai, bukan?"

"Ya" aroma mint terbang menggelitik hidungnya.

"Bahkan walaupun itu hanya sedikit, tidak apa apa untuk terus mempercayainya?"

"Ya"

"Bahkan meskipun ragu ragu? Apakah tidak apa apa untuk terus mempercayainya?" hyunjin tidak menjawab, pikirannya entah bagaimana ikut larut dalam kegelapan di sekitar mereka.

"Aku hanya berharap aku bisa menemukan jisung di suatu tempat, aku berharap dia masih hidup dan berjuang seperti kita di suatu tempat."

Mulut hyunjin terbuka, kata kata menggantung di ujung bibirnya 'tidak, kamu salah, dia mungkin sudah mati' —dia ingin mengatakannya, tetapi pada akhirnya dia menelan kembali kata katanya, jika dia mengatakannya bukan hanya Felix yang akan terluka namun dia juga.

Tidak apa apa untuk mempercayai apa yang ingin kamu percayai, itu omong kosong, dia hanya ingin menghibur felix di tempat pertama.

"Zombie yang mengejar kita beberapa waktu lalu,  salah satu dari mereka aku mengenalinya meskipun wajah mereka nyaris tidak bisa dikenali, meskipun mata mereka mati dan kosong, aku masih bisa mengenalinya" hyunjin menatap felix dengan tatapan terkejut.

"Dia adalah kakak tiri ku, ketika aku melihat sesuatu yang bersinar di kuping kirinya, aku tahu itu adalah kakak tiri ku..." Felix menunduk, jantungnya berdenyut oleh perasaan kehilangan, "saat melihatnya, aku bahkan kehilangan semua harapanku, aku ragu jika jisung masih hidup, aku tidak bisa mempercayainya lagi bahkan meskipun aku ingin, aku.....aku takut." 

Hyunjin menjatuhkan rokok di tangannya, kemudian pergi untuk meraih tubuh felix dan memberikannya pelukan. Di tengah kesunyian ini, diantara gemerisik daun yang tertiup angin, suara tangisan felix memenuhi ruang kosong di sekeliling mereka.

Putus asa, sedih, dan takut, semua perasaan ini bercampur menjadi satu, mendidih dan membakar jantungnya secara perlahan.

Dan dari suara suara raungan yang melengking rendah di udara, Felix akhirnya benar benar sadar bahwa saat ini dia telah hidup di dalam neraka dunia.






















Yo! Setelah aku selesai sama 'ODTA' aku bakal fokus sama story ini, so wait for it! Btw sankyu yg udah mau mampir, baca dan vote chapter² story ini. Aku ga bisa fast update jd maklum yah hehehe...

Oh! Fyi, yg Felix maksud itu piercing, kakak tirinya cowo dan pake piercing, semacam piercing favorit kakaknya jd kek Felix bisa langsung ngenalin bentuknya gt.

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

Sylvester Abu0Ima द्वारा

फैनफिक्शन

170K 14.4K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
310K 23.7K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
PERJODOHAN KONYOL Tian द्वारा

फैनफिक्शन

45.9K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
46.9K 3.3K 49
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...