When the Day Comes - TAEGYU

بواسطة winterlazulli

992 135 21

⠞𝐖𝐇𝐄𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐘 𝐂𝐎𝐌𝐄𝐒⠞ ↳#TAEGYU AU / Apocalypse theme Sirene berbunyi dan dunia telah jatuh dala... المزيد

〖KONTEN〗
00-Aku tahu apa yang mereka tidak ketahui
02- Semuanya baik-baik saja

01- Musim dingin telah tiba

192 32 2
بواسطة winterlazulli


When The Day Comes

———

Beomgyu pagi-pagi sekali sudah membawa Red wrangler menuju barat kota F. Perkebunan buah-buahan yang pernah disebutkan sopir taksi dulu, Beomgyu tahu dimana tempat itu. Ketika invasi, pangkalan mengambil alih tempat itu dan militer memonopolinya untuk bercocok tanam agar pasokan makanan bisa di dapat dan dikembangkan. Dan Beomgyu sendiri pernah bekerja sebagai petani untuk mendapatkan poin yang cukup untuk bertahan di pangkalan ini

Saat ini perkebunan buah ini menjadi tempat wisata bagi warga setempat. Mereka bisa memetik buah apapun dan membawa kembali hasil dengan membayar sejumlah uang.

Ada banyak keluarga yang datang hari ini, Anak-anak berlari ke sana kemari dengan keranjang buah mereka. Beberapa gadis sedang melakukan sesi foto didepan kebun buah strawberry.

Beomgyu mengambil keranjang secara sembarangan dan mulai memetik buah bayberry dalam diam. Penampilan Beomgyu itu menawan, dia selalu menarik perhatian kemanapun dia pergi. Dengan tubuh yang sesampainya, wajah yang rupawan, siapa yang tidak tertarik padanya?

Gadis-gadis remaja yang melihatnya akan tersipu. Misalnya seperti sekelompok gadis SMA yang sedang berbisik dibelakang, mereka akan menatap Beomgyu dengan tatapan berbinar dan sesekali terkikik entah karena apa.

"Hei pergi dan tanyakan akun sosial medianya."

"Tidak... Tidak.. Kamu harus bisa mendapatkan nomer ponselnya!"

"Sial! Tanyakan saja alamat rumahnya sehingga kita bisa berkunjung kapanpun kita mau."

"Hahaha."

Beberapa gadis mendorong temannya untuk mendekati Beomgyu yang seorang diri. Gadis yang menjadi korban kejahilan teman-teman hanya bisa memerah malu, tetapi dia menggerakkan kakinya untuk menghampiri Beomgyu.

"Kakak laki-laki." Panggilnya manis.

Beomgyu menghentikan kegiatannya dan berbalik, satu alisnya naik. "Kamu memanggilku adik kecil?"

Gadis itu menunduk malu-malu, satu kakinya mengetuk-ngetuk tanah. "Aku.. Aku... Bisakah kamu membantuku memetik buah bayberry?"

Beomgyu tidak segera menjawab, dia melirik gadis itu kemudian menatap sekitarnya menemukan sekelompok gadis lain tidak jauh dari mereka. Dalam sekejap dia mengerti apa yang mereka lakukan. "Baiklah, kamu bisa memetiknya bersamaku." Beomgyu tidak punya waktu memainkan permainan anak-anak, tetapi biarkan sajalah gadis-gadis ini bermain.

Gadis itu langsung menatap Beomgyu dengan tatapan terkejut, tetapi kemudian tersenyum manis dan mulai memetik buah di dekat Beomgyu. Mengambil kesempatan, dia mulai berbicara. "Kakak, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya apakah kamu orang baru?"

"En, aku baru saja pindah kurang dari sebulan yang lalu." Jawab Beomgyu tanpa mengalihkan pandangan.

"Pantas saja, aku sangat sering datang kesini bersama teman-teman ku tetapi baru pertama kali ini melihatmu. Bagaimana menurutmu kota F, kakak?"

"Bagus, tidak banyak orang dan aku suka tempat yang tenang."

"Benar, kota F sangat menyenangkan bukan? Ngomong-ngomong di jalan mana kamu tinggal?"

"Ring ketiga, blok biru."

"Begitu, ah tahu kah kamu di sana ada tempat yang terkenal angker. Orang bilang tempat itu terkutuk dan berhantu dan jika ada orang yang tinggal di dekat rumah angker itu. Mereka akan mengalami kesialan!" Celoteh gadis itu dengan penuh semangat.

Beomgyu mengulum senyum, "Maksudmu rumah di ujung jalan yang memiliki gaya eropa klasik?"

Gadis itu mengangguk. "Iya yang itu, kakak sudah melihatnya? Jangan terlalu sering pergi ke sana kakak atau keberuntungan mu akan hilang." Nasehatnya.

"Itu adalah tempat tinggal ku."

"Oh— apa?!"

Beomgyu menatap gadis itu dengan tenang dan berkata, "Aku bilang itu adalah tempat tinggalku."

"A-h.ahah.. Begitu.. Em kakak laki-laki sepertinya teman-teman ku sedang mencariku.. Aku permisi... Dah!" Gadis itu berbalik dengan terburu-buru dan menjauh dengan cepat.

Beomgyu menyaksikan dengan kilat geli. Apakah dia pikir Beomgyu tidak bisa menebak apa yang di pikirkan nya? Orang-orang ini takut pada hantu lalu bagaimana mereka akan menghadapi Zombie dimasa depan? Beomgyu mendengus.

Mungkin dia lupa, tidak semua orang memiliki keberanian yang besar.

"Yah! Mengapa kamu kembali begitu cepat? Apakah kamu sudah mendapatkan nomer telponnya?"

"Masa bodoh dengan nomer telpon! Kamu tahu dia itu pria aneh, aku tidak ingin terlibat dengannya lagi!"

"Hah? Apa maksudmu?"

"Kamu tahu rumah angker di blok biru? Dia adalah pemilik baru tempat itu. Aku tidak ingin dikutuk bersamanya.. Hiii."

"Apa?!"

———

"Kamu membeli begitu banyak nak, apakah kamu akan memberikannya pada keluarga mu?" Tanya sang pemilik kebun kepada Beomgyu. Pasalnya, pria muda itu membeli puluhan kilo buah-buahan segar.

"Seperti itulah paman." Jawab Beomgyu dengan kebohongan. Dia meringis didalam hati karena menjadi lebih sering berbohong akhir-akhir ini.

"Itu bagus untuk menjadi perhatian kepada keluargamu."

Beomgyu tersenyum. Dia segera membayar belanjaannya dan pergi membawa semua kantong-kantong itu. Tujuan selanjutnya adalah toko grosir besar di dekat jalan tol.

Beomgyu membeli puluhan lusin botol kaca, dia juga membeli banyak gula, mie instan, air mineral, susu bubuk dan beberapa makanan lain. Beomgyu tidak membeli banyak telur karena umur simpan mereka yang singkat. Dalam perjalanan pulang, dia beberapa kali singgah ke beberapa toko farmasi untuk membeli obat-obatan.

Itu tepat waktu makan siang saat dia kembali ke rumah. Beomgyu membereskan semua belanjaan ke lantai dua. "Astaga aku pikir aku harus membuat lift di rumah ini! Naik turun tangga benar-benar melelahkan." Beomgyu menghempaskan tubuhnya ke atas sofa yang lembut.

Beomgyu memandang langit-langit kamarnya dan tiba-tiba merasa sepi. Di rumah yang cukup besar ini, dia hanya sendirian dan merasa sedikit kesepian. "Haruskah aku mengadopsi binatang peliharaan?" Dia bangkit dengan semangat.

"Tetapi bagaimana jika itu berubah menjadi zombie atau mutan?" Tanyanya sedih. Bahunya merosot dengan cepat. Beomgyu berbaring kembali sambil memeluk bantalan lembut. "Andai aku punya *Superfuction tidak apa-apa jika itu tidak sekuat orang lain. Setidaknya berguna untuk melindungi diriku sendiri."

Setelah invasi zombie membuat umat manusia tidak berdaya, untuk melawan monster-monster itu. Manusia mengalami evolusi pada tubuh mereka dan memiliki energi spiritual yang menjadi sumber kekuatan. Gen-gen mereka bermutasi dan membuat harapan hidup mereka jauh lebih panjang dari orang biasa. Mereka menyebut kekuatan itu dengan sebutan *Superfuction.

Ada lima atribut dasar untuk *Superfuction , yaitu bumi, air, angin, api dan kayu. Lima jenis atribut ini dimiliki hampir semua penggunaan *superfuction.

Ada juga atribut murni yang tidak banyak orang yang memilikinya namun tidak cukup untuk dikatakan langka, seperti atribut penyembuh, logam, emas, ruang, kecepatan, udara dan es.

Sementara atribut langka yang pernah Beomgyu ketahui adalah, pengendali pikiran, teleportasi, tidak terlihat, cahaya, dan petir. Dengan yang terakhir sebagai atribut terkuat.

Beomgyu menghela nafas, dia terlalu banyak berangan-angan.

"Sudahlah, aku harus menyelesaikan pekerjaan ini terlebih dahulu."

Beomgyu menyelesaikan pekerjaan menyiram tanaman di lantai ketiga saat dia melihat sesuatu di sebrang jalan. Tepatnya di mansion tua itu. Ada lampu yang menyala di lantai atas.

"Apakah seseorang telah pindah?" Beomgyu berjalan menuju balkon untuk melihat lebih jelas, sayangnya terlalu gelap di luar dan lampu yang menyala itu tiba-tiba saja padam. Beomgyu mengernyit. "Aneh sekali."

"Tidak benar-benar ada hantu di rumah itu kan?"

———

"Untungnya aku membeli beberapa freezer untuk membantu pengawetan makanan. Ada acar, manisan buah, asinan buah, ada cukup banyak daging, telur dan susu. Setidaknya aku tidak akan kekurangan nutrisi di waktu-waktu awal." Beomgyu memasukan toples terakhir kedalam freezer dan setelahnya dia menutup rapat lemari pendingin itu.

"Aku akan pergi berbelanja untuk persediaan terakhir." Beomgyu menghembuskan nafas berat. Meski dia tidak pergi ke luar dalam dua hari terakhir. Beomgyu selalu memantau kondisi lewat internet dan radio. Semakin banyak negara yang mengalami cuaca ekstrim dan virus-virus aneh bermunculan. Entah menyerang manusia atau hewan.

Kemungkinan di ibukota saat ini, beberapa rumah sakit sudah menerima pasien yang terjangkit virus zombie namun kabarnya masih dirahasiakan. Jika itu sesuai dengan kehidupan masa lalunya, sebelum festival musim gugur. Salju akan turun lebih awal dan gelombang pertama zombie akan muncul tidak lama kemudian.

"Haruskah aku membeli kelinci? Daging kelinci lezat dan mereka juga berkembang biak dengan mudah. Jika aku bisa menjaganya dari bermutasi, aku tidak akan kekurangan daging di masa depan." Sambil menyetir menuju toko grosir, Beomgyu berpikir tentang memelihara binatang.

Dia jelas tidak bisa memelihara anjing dan kucing, karena persentase perubahan yang dialami oleh hewan itu cukup tinggi. Meski tidak berubah menjadi zombie, anjing mutan dan kucing mutan sulit untuk di kendalikan tanpa bantuan *superfuction.

Adapun resiko kelinci berubah menjadi mutan. Beomgyu bisa menjual dagingnya untuk mendapatkan poin dimasa depan. Yah seperti itu. "Sudah di putuskan."

Entah mengapa pasar grosir hari ini lebih ramai dari biasanya, pegawai yang melihat Beomgyu datang menyapanya dengan ramah. Tentu saja karena mereka tahu bahwa Beomgyu akan membeli dalam jumlah yang sangat banyak, artinya mereka menghasilkan lebih banyak uang lagi.

"Hai Beomgyu, kamu berbelanja untuk mengisi kebutuhan mingguan lagi?"

Beomgyu tertawa kering, "Begitulah, ada banyak orang yang datang ke rumah dan persediaan ku menipis lagi."

"Baiklah, nikmati waktumu kawan."

Beomgyu berpikir barang apa yang harus dia beli kali ini. Mendorong troli menuju tempat makanan beku, dia mengambil banyak sosis daging dan bola ikan. Pergi ke makanan kaleng, Beomgyu mengambil selusin dari mereka dan memasukannya ke dalam keranjang. Beomgyu mengambil persediaan sabun, shampo, pasta gigi, handuk, alat cukur dan parfume.

Beomgyu juga membeli beberapa pisau dapur untuk cadangan. Lebih banyak makanan kaleng, mie instan, dan air mineral. Saldo tabungannya berkurang banyak dan hanya tersisa kurang dari beberapa ratus dollar. Beomgyu tidak akan menghabiskan semuanya. Jadi setelah dia membayar belanjaan ini, uang tersebut akan di simpan entah sampai kapan.

Sebelum pulang Beomgyu mampir ke kedua pom bensin dan mengisi secara penuh tangki bensin dan menyimpannya untuk persediaan terakhir, yang bisa dia dapat saat ini cukup untuk dihemat hingga satu tahun.

Tidak lupa untuk pergi ke peternakan untuk membeli kelinci. "Aku ingin kelinci, Tiga betina dan dua jantan. Tolong."

"Ah! Anak muda kami tidak menjual kelinci hias disini." Ujar wanita tua itu sambil menatap Bingung pada sosok Beomgyu didepannya. Dia pikir pria ini sedang mencari kelinci hias yang biasa dijadikan hadiah kepada kekasihnya.

Beomgyu menggaruk hidungnya yang tidak gatal dan berkata, "Aku tahu, aku ingin membeli kelinci pedaging untuk dibudidayakan sendiri."

"Ah! Maafkan aku, aku pikir kamu sedang mencari kelinci hias untuk diberikan kepada kekasihmu." Bibi itu tertawa malu.

Beomgyu melambaikan tangannya, "Tidak apa-apa, jadi bisakah aku mendapatkannya?"

"Tentu.... Tentu... Tunggu aku akan mencarikan indukan kelinci yang sehat dan gemuk untukmu."

"Terimakasih bibi."

Bibi penjual datang bersama orang lain dengan lima kelinci yang Beomgyu inginkan. "Lihat ini nak, tiga betina dan dua jantan. Satu yang ini khusus aku pilihkan untukmu, dia sudah dibuahi sekarang." Beomgyu tertawa dan segera mengucapkan terimakasih karena mendapatkan bayi kelinci secara gratis meski itu belum lahir.

———

Beomgyu membawa kelinci-kelinci itu untuk bermain di halaman, sementara dia mencoba membuat kandang sederhana untuk mereka. Beomgyu awalnya ingin meletakkan mereka di ruang bawah tanah, tetapi mengingat kotoran kelinci memiliki bau yang tidak tertahankan, Beomgyu memilih meletakkan mereka di belakang rumah. Kecuali pada hari-hari tertentu dia akan membawa mereka berlindung ke dalam rumah agar terhindar dari virus zombie.

Beomgyu melihat kelinci putih itu melompat-lompat di antara rumput yang lebat. "Aiyoo~ aku lupa memotong rumput-rumput ini."

Beomgyu menangkap satu di dekat kakinya, "Lucunya, sayang sekali kamu akan berakhir di dalam perutku." Ujar Beomgyu sambil tertawa renyah. Dia membelai bulu kelinci di tangannya, "Bulumu juga halus, ini juga akan berguna dimasa depan."

Tiba-tiba dia mendengar ada banyak suara berdesing di luar. Satu persatu Jeep hitam muncul dan pagar besar di sebrang rumah Beomgyu terbuka. "Eh? Benar-benar ada yang pindah ke rumah itu?" Beomgyu berjalan untuk melihat lebih dekat.

Baru setelah itu dia menyadari bahwa mansion tua di depan tidak lagi terlihat menyeramkan. Bangunan tampaknya telah di cat ulang, pagar sudah diganti dengan yang baru dan semuanya terlihat cantik seperti kastil kecil. "Benar-benar tidak ada jejak rumah hantu yang terlihat."

Kelinci di gendongannya melompat dan keluar dari jangkauan Beomgyu. Berlari ke luar dari pagar. "Ah! Kelinciku!"

Disaat yang bersamaan, sebuah Hummer melintas dan kelinci putih kecil itu dengan cepat terlindas dibawah ban besar.

Teriakan Beomgyu menarik perhatian orang-orang dari penghuni mansion tua yang berada di luar, mereka juga melihat adegan berdarah itu dengan mata membulat.

Hummer berhenti dan pengemudi serta penumpang di dalamnya turun. "Oh kawan, aku benar-benar minta maaf! Itu benar-benar tidak disengaja." Seorang pria tinggi dengan rambut pirang menghampiri Beomgyu, wajahnya penuh rasa bersalah.

"Aku akan memberikan ganti rugi, katakan saja kompensasi apa yang kamu inginkan aku—"

"Tidak perlu." Beomgyu menolak cepat, dia menatap orang-orang dan menyadari bahwa mereka adalah pria-pria muda dengan seragam khusus. Beomgyu tanpa sadar melangkah mundur.

"Hei bro, kau baik-baik saja?" Teman si rambut pirang bertanya.

Beomgyu mengangguk cepat, "A-ah iya." Dia memandangi mereka satu-persatu. "Kalian..."

"Ah iya kami adalah pemilik mansion di sebrang rumahmu. Kita mungkin akan menjadi tetangga untuk waktu yang lama. Oh iya perkenalkan namaku Eunsang, dia Minhee dan itu adalah teman-teman kami. Omong-omong mengenai hewan peliharaan mu... Kami benar-benar minta maaf. Itu tidak disengaja, kami akan memberi kompensasi..."

Beomgyu melambaikan tangannya, "Tidak... Tidak perlu.. Itu hanya kelinci.."

Tetapi... Eunsang mengangguk, "Jangan khawatir kami akan mengganti rugi, katakan jenis apa kelinci itu? Aku akan menggantinya dengan jenis yang sama."

"Eunsang benar, kami akan mengganti dengan yang baru! Bahkan jika perlu kami akan mencarikan corak warna yang sama... Oh iya warna apa kelinci itu?" Minhee bertanya dengan kecepatan yang membuat Beomgyu pusing.

"Ah!" Beomgyu gemas, ada apa dengan orang-orang ini?!

"Minhee, Eunsang!" Sebuah suara dingin menghentikan dua pria itu berbicara. Tubuh keduanya menegang dan berbalik dengan cepat hanya untuk menemukan Kapten mereka berdiri dengan mata memicing.

"Kapten!"

Beomgyu berkedip dia memiringkan kepalanya untuk melihat, seorang pria dengan kaos hitam ketat, celana militer dan sepatu bot kulit berdiri dengan tangan terlipat. Pupil Beomgyu menyusut dia tanpa sadar menahan nafas. Bukan karena pria itu sangat tampan, tetapi karena dia tahu siapa orang ini.

Kapten Tim paling terkenal di seluruh Pangkalan. Kang Taehyun dari tim Alpha, yang pernah meraih pangkat mayor termuda di negara ini sebelum dia memutuskan keluar setelah 10 tahun berkiprah di militer.

Orang yang pernah menyelamatkan Beomgyu dimasa lalu, orang yang paling ingin dia lihat sebelum kematiannya. Beomgyu tiba-tiba merasa matanya memanas, dia segera menunduk. Takut jika air matanya akan jatuh.

"Kalian tidak perlu mengganti rugi apapun!" Dengan begitu dia berlari masuk ke dalam villanya. Bahkan tidak peduli dengan sisa kelinci di halaman yang bisa menghilang kapan saja.

"Ada apa dengannya?" Minhee tercengang.

Eunsang, "Dia baru saja melihat Kapten, lalu berlari begitu saja. Menurutmu dia takut?"

Minhee berbisik, "Siapa yang tidak akan takut dengannya?"

"Apa yang kalian bicarakan, cepat masuk!"

"Iya kapten!"

Semua orang kembali kegiatan mereka masing-masing, takut jika mereka lengah. Kapten mereka yang kejam ini akan memberi hukuman yang selalu membuat orang lain sengsara.

Kang Taehyun mendengus, dia melirik singkat pada Villa kecil di depannya lalu berlalu begitu saja.

"Besok kalian harus meminta maaf pada pria yang sudah kalian tabrak hewan peliharaannya."

"Iya Kapten!"

---

Beomgyu berbaring menyamping, matanya merah dan bengkak. Beomgyu tidak sedang bersedih, dia justru bahagia. Bagaimana rasanya melihat penyelamat hidup mu sekali lagi? Rasanya sungguh luar biasa. Beomgyu merasa lega dan semua beban yang di simpan sejak hari kematiannya di masa lalu, menghilang begitu saja.

"Aku bisa melihatnya lagi." Beomgyu tersenyum sambil menatap langit-langit rumahnya.

Dimasa lalu, Beomgyu selalu menghadapi situasi yang sulit. Karena dia hanyalah orang biasa, dia tidak diterima di tim manapun karena akan merepotkan bagi anggota tim untuk melindungi orang lain saat bertarung melawan zombie. Jadi dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk mengumpulkan persediaan dan poin untuk bertahan di pangkalan.

Tetapi itu juga tidak mudah berjuang sendirian, kadang-kadang ada tim yang mencoba mengincar hasil orang lain untuk dimanfaatkan. Beomgyu ditindas sekelompok orang karena dia tidak mau menyerahkan hasil buruannya, tidak hanya itu, dia juga dengan sengaja di umpankan kepada Zombie agar orang-orang itu bisa melarikan diri. Untungnya, ada Taehyun dan timnya yang menolong Beomgyu tepat waktu.

Beomgyu ingat ada banyak orang yang meragukannya karena dia terluka. Mereka pikir zombie sudah melukainya dan karena orang biasa tidak memiliki kekebalan terhadap virus zombie, dia mungkin telah terinfeksi dan akan berubah menjadi salah satu mayat hidup.

Beomgyu sudah mengatakan bahwa dia dilukai oleh para pengguna *superfuction* dari tim pangkalan lain. Tetapi tidak ada yang percaya kecuali Taehyun. Pria itu bersedia mengawasinya selama beberapa jam untuk memastikan dia tidak mengalami zombiefikasi.

"Biarkan aku yang mengawasinya kalian berjaga di luar!"

"Tapi Kapten bagaimana jika dia berubah menjadi zombie dan menyerang mu?"

"Apa aku terlihat begitu lemah di matamu?"

Beomgyu meringkuk di sudut tidak senang dengan pertengkaran itu sehingga dia membuka mulutnya dan berkata, "Aku tidak terluka karena zombie! Mengapa tidak ada yang mempercayaiku! Lihat ini! Ini luka tembak apa kalian tidak bisa membedakannya?!"

"Siapa yang tahu peluru itu berasal dari manusia atau zombie dengan kekuatan!"

"Diam! Kalian semua keluar!"

Baru setelah dia benar-benar tidak berubah, mereka setuju membantu Beomgyu untuk bergabung dengan pangkalan barat laut. Sayangnya setelah itu Beomgyu hanya bisa melihat Kang Taehyun dari jauh dan mengagumi pria itu dalam diam.

Setiap Tim Alpha kembali dari misi, Beomgyu akan pergi ke gerbang depan untuk menyaksikan kepulangan mereka. Dia akan selalu menatap pria yang berada di garis depan dengan pemujaan yang nyata.

"Ahaha aku bisa melihatnya lebih dekat mulai sekarang!" Beomgyu menangkup kedua pipinya yang terasa panas.

Wajah tampan persis seperti yang terakhir kali dia ingat. Suaranya, tatapan matanya... "Ah!" Beomgyu menendang udara kosong.

"Apa yang aku pikirkan? Memalukan!? Memalukan!"

---

Beomgyu sangat bersemangat hari ini, sejak dia bangun tidur hingga dia menyelesaikan semua pekerjaannya, senyum tidak pernah luntur dari bibirnya. "Ah?" Beomgyu membuka lemari penyimpanan dan mendapati rak sepatu kosong.

"Bagaimana aku bisa lupa membeli sepatu cadangan?!" Baru setelah itu dia mengembangkan senyum masam.

Beomgyu memeriksa dompetnya dan menemukan cukup uang untuk membeli sepatu, pertama ada sepatu bot anti air dan yang kedua adalah jenis sepatu olahraga yang nyaman dipakai untuk berlari. Sepatu-sepatu itu sangat dibutuhkan dimasa depan, jika dia tidak menyimpannya dalam jumlah yang cukup. Dia mungkin tidak akan memiliki alas kaki untuk dipakai di masa depan.

Meskipun di masa invasi masih ada yang memperdagangkan sepatu, harga yang ditawarkan benar-benar seperti perampok! Sepasang sepatu seharga 100 inti kristal! Bahkan sewa apartemen di pangkalan tidak semahal itu.

"Ugh! Baiklah aku pergi!"

Langit mendung hari ini, Beomgyu tiba-tiba saja merasa khawatir. "Perasaanku tiba-tiba saja tidak enak."

Beomgyu mengeluarkan Red Wrangler dari garasi dan membuka pagar saat sekelompok pria dengan seragam hitam dan celana loreng berdiri di depan pagarnya.

"Hai tetangga! Apakah kamu akan pergi ke luar hari ini?" Itu adalah Minhee yang melambai dengan semangat.

Beomgyu turun dari mobilnya untuk membuka pagar, "Oh halo, aku memang ingin pergi ke pusat kota F hari ini." Beomgyu menatap mereka satu-persatu. "Em, apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu?"

Minhee menyeringai, "Eunsang cepat kemari!"

Pria dengan wajah lembut yang tenang, Eunsang datang membawa sebuah keranjang besar ditangannya, ada dua kepala dengan telinga panjang menyembul keluar. "Eh?" Beomgyu memandang dengan terkejut.

"Kami tidak tahu jenis kelinci apa yang kamu miliki, kapten mengatakan kami harus bertanggungjawab atas tindakan ceroboh yang kami lakukan kemarin. Sebagai permintaan maaf, bisakah kamu menerima kelinci ini sebagai kompensasi?" Minhee tersenyum bodoh membuat Eunsang menampar kepala pria itu dengan keras.

"Begitu caramu meminta maaf?!" Eunsang mendengus, dia berkata kepada Beomgyu;"Kami benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin. Kami juga tulus untuk bertanggungjawab jadi tolong Terima permintaan maaf kami." Dia menyodorkan keranjang besar itu kepada Beomgyu.

"Ah, kalian seharusnya tidak perlu melakukan ini." Beomgyu menatap mereka dengan wajah bersalah, lagipula kelinci yang dia miliki adalah kelinci pedaging biasa. "Hei, ini French Lop!" Beomgyu berseru, kelinci yang diberikan Minhee dan Eunsang adalah jenis kelinci hias besar.

Kelinci-kelinci itu menatap Beomgyu dengan mata mereka yang kecil, mulut mereka bergerak-gerak bersama dengan hidung mereka yang mungil. "Oh lucu sekali." Beomgyu tertawa melihat tingkah kelinci di depannya.

Karena Beomgyu tampak menyukai hadiah mereka, dua orang itu menghela nafas lega. "Syukurlah jika kamu menyukainya."

Beomgyu tersenyum, "Terimakasih banyak. Masuklah dulu ke dalam aku memiliki beberapa cemilan yang ku buat sendiri." Ajaknya dengan ramah.

"Wah kedengarannya menarik, tapi sayangnya kami harus pergi sekarang. Oh ya, kamu juga akan keluar bukan? Bagaimana dengan pergi bersama kami? Apakah kamu akan pergi ke pusat kota?"

Mata Beomgyu tanpa sadar melirik pada Hummer yang berada di belakang Eunsang dan menemukan Kapten Tim Alpha berada di dalamnya dengan seorang pria, tampaknya mereka sedang berdiskusi.

Menimbang sejenak, "Jika tidak merepotkan." Ujar Beomgyu malu-malu.

"Itu bagus, kita pergi sekarang?"

"Tentu, biarkan aku meletakkan kelinci-kelinci ini dulu di dalam."

———

Beomgyu benar-benar tidak tahu, keberuntungan macam apa yang melindunginya di kehidupan ini. Selain dia bisa hidup lebih baik, dia bisa mengenal tim terbaik pangkalan masa depan dan bahkan menjadi akrab dengan mereka.

Duduk di kursi penumpang, di samping Beomgyu adalah pria bernama Huening Kai. Pria yang dia lihat berbincang bersama Kapten Kang Taehyun. "Beomgyu, sepertinya kamu bukan penduduk asli kota ini, dari mana asalmu?"

" En, aku berasal dari kota D dan baru pindah bulan lalu."

"Kota D? Man itu jauh lebih metropolitan dari kota F, mengapa kamu pindah ke kota terpencil sepeti ini?" Minhee menyambar dari depan membuat Beomgyu tersentak karena suaranya yang besar.

"E-eh?" Beomgyu menyentuh lehernya dengan canggung berkata, "Tidak ada, aku hanya suka tempat yang damai."

Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia datang ke tanah ini untuk berlindung di bawah pangkalan masa depan bukan?

"Memang lebih menyenangkan terbebas dari kepadatan kota bukan begitu, Beomgyu?." Eunsang juga berkomentar, pria itu tersenyum kecil pada Beomgyu. Mungkin tahu Beomgyu tidak ingin membahas lebih jauh, dia menepuk bahu Minhee dan meminta pria itu melakukan sesuatu yang lain.

"Haha, iya." Beomgyu menghela nafas lega tanpa dia sadari bahwa Huening Kai di samping memperhatikan gelagatnya.

Pusat kota F berjarak setengah jam dari villa Beomgyu. Hummer hitam itu berhenti di depan pusat perbelanjaan dimana Beomgyu akan membeli keperluannya. "Terimakasih karena mengizinkan ku menumpang!" Beomgyu melambai pada orang-orang di dalam mobil. Matanya jatuh pada sosok yang duduk acuh di samping kemudi. Kapten Kang Taehyun yang sibuk dengan ponselnya.

"Tidak perlu berterimakasih, hei bagaimana kamu akan pulang setelah ini?" Tanya Eunsang.

Beomgyu mengalihkan pandangannya, "Jangan cemas, aku bisa memesan taksi atau bus. Kalau begitu aku permisi." Beomgyu melambai sekali lagi dan berbalik untuk memasuki pusat perbelanjaan.

———

Pusat perbelanjaan kota F tidak sebesar dan semewah mall di kota D atau M tetapi itu masih dalam kapasitas yang luar biasa. Kota F meski nampak terpencil, beberapa hal sudah sangat maju dan warganya juga mengikuti tren dengan sangat baik. Ada banyak sekali orang yang datang ke pusat perbelanjaan hari ini, terutama para remaja.

Beomgyu mengunjungi gerai sepatu kelas ternama dan membeli beberapa pasang sepatu olahraga. Dua puluh pasang sepatu, itu tidak terlalu banyak tetapi tetap saja membuat orang yang melihatnya tercengang. Pegawai menatap Beomgyu dengan pandangan yang sulit di artikan tetapi pria cantik itu mengabaikannya.

"Dua puluh pasang sepatu xxxx totalnya...."

Beomgyu mengangguk, jumlahnya tentu saja besar sebab brand yang dia pilih sangat terkenal tetapi itu sebanding dengan kualitas yang dihasilkan. "Aku akan membayarnya lewat.... Bisakah aku?" Dia menyebutkan aplikasi pembayaran online yang dia miliki dan kasir mengangguk.

"Tentu saja... Silahkan lewat sini."

Dengan beberapa paper bag besar di tangannya Beomgyu beralih menuju toko lain di mana sepatu bot anti air di jual. Saat dia melintas melalui eskalator, papan Billboard yang berada di dalam area mall menyiarkan berita terbaru dari ibukota.

"Beberapa rumah sakit di ibukota telah mengalami kenaikan jumlah pasien yang luar biasa. Lebih dari lima puluh persen pasien di duga telah terinfeksi virus misterius........" Beomgyu menahan nafasnya untuk beberapa saat.

'Sudah di mulai.' Beomgyu tanpa sadar mengeratkan mantelnya. Itu sudah bisa dipastikan bahwa virus zombie telah muncul dan perlahan menyebar untuk menjangkiti makhluk hidup. Beomgyu yakin pasien-pasien itu sedang dalam proses zombiefikasi dan hanya perlu beberapa waktu sampai mereka mengalami perubahan yang nyata, antara menjadi zombie atau menjadi pengguna *superfuction. Meski yang pertama adalah yang paling memungkinkan.

".... Gejala awal yang dihasilkan berupa gangguan pernafasan, demam, sakit pada beberapa bagian tubuh hingga flu. Bagi orang-orang yang mengalami beberapa gejala seperti yang di sebutkan, harap segera memeriksakan kesehatan untuk penanganan lebih lanjut..."

Beomgyu tidak tahu pasti apakah mereka yang menderita gejala awal bisa menularkan penyakit tersebut seperti penyakit menular pada umumnya atau tidak, tetapi yang dia tahu, dia harus lebih berhati-hati lagi dan mengurangi bepergian ke luar. 'Aku harus menyelesaikan rencana penimbunan hari ini juga. Aku tidak tahu apakah ada efek kupu-kupu yang muncul dari kembalinya aku ketitik awal.' Pikir Beomgyu setengah kalut.

Satu-satunya yang Beomgyu takutkan bahwa dia telah menciptakan efek kupu-kupu dengan kelahirannya kembali. Apakah bencana kali ini lebih serius dari kehidupannya di masa lalu atau kah dia bisa melewati hari invasi dengan mudah hingga akhir, iya atau tidak? Beomgyu takut pada semua kemungkinan terburuk.

Beomgyu melihat toko sepatu yang menjual bot anti air, bahkan ada jas hujan lengkap dengan payungnya. Dia pun bergegas masuk. "Paman aku ingin satu lusin jas hujan dan sepatu bot anti airnya. Tolong?"

Penjaga toko adalah pria paruh baya gemuk dengan kaca bulat, dia menurunkan kacamatanya dan menatap Beomgyu dari atas ke bawah. "Sekarang cuaca memang tidak menentu, tetapi tidak perlu bagimu membeli jas hujan begitu banyak nak." Pria itu bergurau.

Beomgyu mengembangkan senyum ceroboh, "Paman, orang selalu mengatakan untuk menyediakan payung sebelum hujan dan aku berpikir kata-kata itu benar. Cuaca sangat buruk akhir-akhir ini dan hujan musim gugur sering kali lebat, aku orang yang ceroboh dalam menjaga barang jadi menyediakan lebih banyak cadangan adalah yang terbaik." Kilah Beomgyu dengan nada humor yang sama.

Mendengar hal itu, penjaga toko hanya bisa tertawa. "Kalau begitu maka kamu memang harus membeli cadangan yang banyak. Ayo.. Ayo.. Kemari dan lihat jas hujan dan sepatu bot anti air yang kamu inginkan."

Beomgyu memilih jas hujan dengan bahan terbaik begitu pula sepatu bot anti airnya. Dua benda ini tidak hanya berguna melindunginya dari air hujan tetapi dari cairan berbahaya yang di keluarkan oleh burung zombie dan zombie dengan atribut air. Mereka menyerang menggunakan cairan yang mengandung zat aneh yang bisa menyebabkan luka bakar atau jenis cairan misterius lainnya.

"Terimakasih paman."

Kantong belanja bertambah beberapa lagi, Beomgyu menghela nafas. Saat ini penampilannya seperti seorang penggila belanja dan orang-orang menatapnya seolah dia adalah hedonis sejati. "Apa lagi yang harus aku beli?"

"Salju!" Seseorang berseru.

Beomgyu menoleh, ada banyak orang berkumpul pada dinding kaca tidak jauh darinya. Mendengar kata 'Salju' yang diteriakkan beberapa orang, kening Beomgyu berkerut. Dia menjadi cemas di dalam hati.

"Salju sudah turun!"

"Bagaiman bisa? Ini baru awal musim gugur!"

"Lihat! Itu benar-benar salju!"

"Ada apa dengan cuaca sekarang? Begitu berubah-ubah!"

Beomgyu membeku untuk beberapa detik sebelum berlari dengan kencang ke luar.

Ada lebih banyak orang berkumpul di luar menyaksikan butiran putih lembut berjatuhan dari langit kelabu. "Oh tidak."

Efek kupu-kupu benar-benar muncul dan Beomgyu merasa sangat takut sekarang. "Aku harus segera pulang!" Dia dengan sedikit linglung berbalik tetapi kaki dan pikirannya tidak sejalan sehingga ketika dia berpikir untuk pergi ke halte bus, kakinya malah berbalik hendak masuk kembali ke dalam mall. "Ah!" Dia tersadar setelah tidak sengaja menabrak seseorang.

"M-maaf."

"Apa kau tidak punya mata?" Marah orang itu, seorang pria dengan seragam kantoran yang umum.

Beomgyu membungkuk pelan, "Maaf, aku tidak sengaja."

Pria itu mendengus dan pergi dengan mengibaskan lengannya. "Menyebalkan."

Beomgyu tidak punya waktu untuk membalas, dia bergegas menuju halte bus. "Aku harus memanggil taxi, itu lebih aman daripada naik bus." Ada terlalu banyak orang di bus dan kemungkinan munculnya seseorang yang terinfeksi virus juga lebih besar daripada taxi.

Beomgyu meletakan semua barang-barang belanjaan di dekat kakinya, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi taxi online. Setelah berhasil memesan dia menyimpan ponselnya lagi dan memandang ke atas langit.

Angin dingin berhembus dan butiran salju semakin lebat berjatuhan. Itu mengingatkan Beomgyu pada hari-hari menyedihkan yang dia jalani di kehidupan sebelumnya. Gelombang pertama datang dan itu menciptakan pasukan zombie yang menakutkan, Orang-orang digigit, dicabik hingga mati lalu dijadikan santapan oleh para monster itu.

"Tidak, aku tidak akan menjadi bagian dari mereka dan kehidupan kali ini pasti akan lebih baik dari sebelumnya." Gumam Beomgyu berusaha menenangkan dirinya. Menarik nafas kemudian menghembuskannya secara perlahan.

Namun dia tetap saja merasa gelisah. Menunggu dan menunggu, sepuluh menit kemudian taxi online yang dia pesan masih belum datang. Beomgyu menggigit bibir bawahnya, dia memperhatikan sekitar tetapi tidak menemukan apapun yang aneh.

Menunggu sepuluh menit lagi hanya untuk mendapati bahwa pesanan taxi online miliknya telah di batalkan. "Sial!" Menggertakkan giginya, Beomgyu memesan taxi yang lain dengan perasaan marah.

Angin berhembus lebih kencang dan salju turun lebih lebat. Beomgyu menggigil di tempat menyaksikan butiran putih perlahan menyelimuti bumi. "Ini akan semakin buruk dan aku masih terjebak di sini!" Mengerang, Beomgyu memeriksa aplikasi pada ponselnya, peta digital menunjukan posisi taxi online yang berjarak kurang dari beberapa ratus meter darinya, Beomgyu menghela nafas lega.

Dibanding Beomgyu, para pejalan kaki di sekitarnya nampak masih terjebak dalam euforia musim dingin yang datang secara tiba-tiba. Mereka mengabadikan salju pertama itu dengan kamera ponsel dan membagikannya di jejaring sosial. "Bagaimana mereka bisa tidak menyadari keanehan ini?" Desah Beomgyu prihatin.

Dia membuka portal berita, berpikir bahwa ahli cuaca akan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai fenomena ini tetapi itu benar-benar mengecewakan sebab mereka tidak mengatakan apa-apa dan mengatakan itu hanya karena cuaca dalam kondisi buruk untuk beberapa waktu terakhir. "Mereka mencoba menyembunyikan sesuatu."

Taxi biru berhenti di depan Beomgyu dan seorang pengemudi paruh baya bertanya apakah dia yang memesan taxi online itu?

"Iya, itu aku." Beomgyu tidak mengatakan banyak basa-basi tetapi dia meminta pengemudi taxi untuk bergerak lebih cepat.

Pria paruh baya itu cukup pendiam, Beomgyu memperhatikannya secara tidak sadar. Wajah pria itu agak pucat dan matanya sedikit merah, dia juga batuk beberapa kali. Beomgyu tanpa sadar menutup mulut dan hidungnya. Dia juga membuka jendela agar udara bisa masuk.

"Cough.... Cough.."

Beomgyu mengernyit, dia duduk dengan gelisah. Masih ada waktu setengah jam sebelum sampai di villa dan itu membuat Beomgyu cemas bukan main.

"Cough.... Cough.." Pengemudi taksi batuk semakin keras.

Beomgyu berusaha mengabaikannya dengan melihat ke luar. Mereka sedang melewati lingkar ke sembilan dari pusat kota. Area pertokoan yang ramai dimana cafe-cafe pinggir jalan berjejer dengan baik.

Taksi tiba-tiba berhenti, "Paman, ada apa?" Beomgyu bertanya heran.

Tetapi pengemudi itu hanya menjawab Beomgyu dengan batuknya yang keras. *"Cough.... Cough.."

"Paman, sebaiknya kamu pergi ke klinik untuk memeriksa kesehatan. Aku akan turun di sini saja." Beomgyu menyerahkan sejumlah uang dan bergegas keluar. Tidak menunggu jawaban apapun dari sang supir taksi.

Beomgyu ingat berita yang dia lihat di Billboard mall dan yakin bahwa supir taksi itu sudah terinfeksi, jadi bagaimana dia bisa melanjutkan perjalanan dengan orang ini? Dia takut mungkin dia juga akan menderita hal yang sama. Beomgyu bergidik.

"KYAA!!"

Banyak orang berlari ke luar dari dalam sebuah bangunan. Mereka tergesa-gesa seperti ingin melarikan diri dari sesuatu, beberapa wajah ketakutan dan yang lain kebingungan.

"Seseorang tolong! Ada orang gila yang mengigit banyak pengunjung di dalam!" Seorang wanita dengan temanya yang juga perempuan berlari ke arah kerumunan dengan wajah panik.

"Ada apa ini?" Orang lain bertanya.

"Panggil polisi dan ambulan cepat! Seseorang mengigit banyak pengunjung di cafe itu sampai terluka!" Wanita itu mendesak, beberapa yang berhati baik mau menolong dan yang lain menunggu, lalu banyak dari mereka yang pergi ke cafe yang ditunjuk wanita itu untuk melihat.

Beomgyu melihat perempuan yang di papah wanita berambut pendek, perempuan itu memegangi pergelangan tangannya yang terluka. Beomgyu beringsut mundur, "Kekacauan ini...."

"KYAA!!!"

"AAAA TOLONG!"

Kemudian teriakan terdengar lagi dan lebih banyak orang berlari ke luar dari berbagai tempat lain. Membuat kepanikan dimana-mana.

"Sebenarnya ada apa ini?!" Seseorang berteriak frustasi.

'Bagaimana ini?'Beomgyu kalut.

Salju turun semakin deras dan tebal tetapi orang-orang tidak ada yang peduli karena kekacauan yang membingungkan.

"Lari!" Tidak tahu siapa yang menyerukan suara itu tetapi semua orang benar-benar berlari dengan panik.

"Ada apa? Hei... Mengapa semua orang berlari panik?!"

Beomgyu membeku di tempatnya, dia melihat banyak orang mulai menarik orang terdekat untuk di gigit, beberapa hanya terluka ringan tetapi yang lain mengalami yang lebih parah. Beberapa dari pelaku penyerangan menunjukkan gejala perubahan yang signifikan, kulit mereka menjadi lebih pucat hampir abu-abu, pupil mereka juga serupa.

"LARI SEMUANYA LARI!!!" Beomgyu berteriak, dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah ini.

"T-tunggu... Ada apa ini?" Pertanyaan yang sudah puluhan atau bahkan ratusan kali di dengar Beomgyu.

"Lari dan bersembunyi atau kau juga akan digigit oleh orang-orang aneh ini! Siapa yang tahu apakah gigitan mereka bisa berakibat fatal atau tidak!" Bentak Beomgyu tanpa dia sadar. Karena ucapannya meski agak kasar, orang-orang mulai terpengaruh dan berpikir mungkin saja ada sesuatu yang menginfeksi mereka jika sampai tergigit.

"Benar.... Ini mirip seperti zombie kau tahu—" Seseorang berceletuk sambil memasang ekspresi ngeri di wajahnya.

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"

"Mungkin kah ini hanya pertunjukan? Maksudku.... Hanya candaan yang biasa di lakukan untuk di rekam dan di upload dalam internet." Yang lain menimpali, dia tampak sangat yakin dengan pendapatnya.

"Benarkah?"

Beomgyu terperangah, kemudian dia mendengus keras. Tanpa mengatakan apa-apa lagi Beomgyu memutuskan untuk pergi. Apalagi yang bisa dia katakan? Orang-orang masih tidak bisa melihat kebenaran dengan jelas dan Beomgyu tidak memiliki bukti untuk mengatakan bahwa dunia tengah mendapat malapetaka.

Sayangnya jalanan terlalu kacau dan banyak orang yang memadati jalan raya. Beomgyu melihat beberapa manusia setengah zombie yang ditahan beberapa orang karena telah mengigit secara membabi buta. Air liur menetes dari sela-sela gigit nya bergemertuk. Matanya merah dan dia terlihat sangat lapar dan gila.

"Mengapa orang-orang itu bisa menjadi ganas seperti ini?"

"Lihat kulitnya berubah!"

"Apakah dia keracunan sesuatu atau apa?"

Beomgyu segera menjauh dan mencoba mencari halte bus terdekat. Dia harus segera kembali, esok hari dunia benar-benar akan memulai pembersihan. Entah berapa banyak nyawa yang akan menghilang dan berganti menjadi mayat hidup. Beomgyu tidak ingin menyaksikan kebrutalan itu, setidaknya kali ini saja.

Angin berhembus kencang dan langit perlahan gelap, padahal saat ini masih jam 10 pagi. Ada cahaya merah dan hijau yang melintas di langit. Beomgyu menggigil, setiap kali cuaca berubah itu artinya manusia yang terinfeksi virus zombie akan mengalami percepatan mutasi. Mereka akan semakin ganas dan kehilangan kemanusiaan mereka.

"Tidak! Tidak!" Beomgyu melihat sekitar dan wajahnya memucat hampir menyerupai warna gedung putih di depannya.

"Aaaa."

CRASH

"KYAA!"

"ARGHH"

"Tolong!"

Dalam sekejap, kekacauan menjadi lebih dan lebih buruk lagi. Mereka yang terinfeksi sepenuhnya berubah, mata-mata mereka membesar, melotot keluar dan gigi-gigi mereka entah sejak kapan menjadi runcing dan tajam seperti pisau. Bau darah dimana-mana dan itu memicu rasa lapar para zombie baru untuk bertindak semakin brutal. Mereka mengejar orang-orang, mereka tidak lagi hanya sekedar mengigit, tetapi juga mencabik dan mengunyah daging yang mereka tangkap seperti memakan rumput.

"Aaaa!"

Orang-orang berlarian tidak terkendali dan Beomgyu terdorong ke sana-kemari akibat arus yang tidak menentu. Beomgyu menyampirkan paperbag miliknya di bahu agar dia bisa bergerak dengan lebih cepat, dia mendorong orang-orang yang menghimpitnya dengan satu tangan. Sementara tangan yang lain masuk ke dalam saku mantel, dimana dia menyimpan pisau lipat untuk berjaga-jaga.

Beomgyu keluar dari kerumunan dan berhasil mencapai halte bus di ujung jalan. Namun dia menyadari bahwa jalanan macet saat ini. "Sial! Aku harus berjalan kaki." Beomgyu melangkah dengan penuh kehati-hatian, takut jika ada zombie baru muncul dan menyerangnya.

Dia melihat banyak mobil polisi berdatangan, tetapi mereka hanya bisa berhenti di tengah jalan sebab kerumunan telah memblokir jalan. "Semuanya jangan panik! Segera pulang dan tinggalkan area ini dan bagi yang terluka segera bawa kemari ada tim ambulan di sini."

Orang berbondong-bondong mendatangi petugas, berharap mendapat perlindungan. Sementara yang lain memilih kembali ke rumah mereka sendiri dan menunggu penjelasan dari pemerintah. Beomgyu mengikuti yang terakhir, dia menunggu bus di halte sambil memperhatikan para petugas yang berpatroli.

–——

Seperti pusat kota, ring ketiga di kota F juga mengalami kekacauan. Ada banyak orang berkeliaran dengan wajah pucat, takut dan cemas. Banyak kendaraan memenuhi jalan, mungkin orang-orang ingin melarikan diri atau pergi entah kemana.

Bus berhenti tepat di depan jalan menuju perumahan. Orang-orang di bus menatap Beomgyu dengan banyak arti tetapi Beomgyu hanya membalas tatapan itu dengan canggung.

"Berhati-hatilah nak." Supir memberi senyum menenangkan. Beomgyu mengangguk kaku sebagai jawaban.

Pos penjaga terlihat kosong. 'Sesuatu pasti telah terjadi.' Pikirnya.

Beomgyu masih menggenggam pisau lipat di dalam kantong mantelnya. Area perumahan bagian depan di huni banyak rumah tangga, kemungkinan zombie baru muncul sangat besar. Dia harus bersiap.

Sepi...

Itu benar-benar sepi, biasanya banyak lansia yang mengunjungi taman depan untuk berkumpul. Begitu pula para ibu rumah tangga yang membawa bayi-bayi mereka untuk berjalan-jalan. Tetapi kali ini benar-benar tidak ada seorangpun di tempat itu.

Beomgyu membawa matanya menyusuri beberapa tempat dan menemukan beberapa hal janggal. Sepeda anak-anak tergeletak dibawa pohon, ada tongkat lansia di tanah dan beberapa barang seperti termos, kotak bekal dan lain sebagainya, tergeletak berserakan.

"Ada zombie di sini tetapi kemana orang-orang pergi? Apakah petugas telah melakukan evakuasi?" Gumam Beomgyu pelan.

Semakin jauh dia berjalan, Beomgyu hanya menemukan kesunyian seolah dia berada di kota terbengkalai. Namun dia menyadari banyak gerbang dan pagar pada rumah-rumah di gembok dari dalam. Dia juga melihat beberapa orang mengintip dari balik jendela. Dia juga mendapati beberapa genangan merah di sudut-sudut jalan. "Tidak heran mereka bersembunyi di dalam rumah seperti itu, rupanya sudah ada zombie yang membunuh orang-orang. Tetapi dimana mayat korban?"

Beomgyu tidak menemukan petunjuk apapun. "Lupakan, itu bukan urusanku." Mungkin petugas setempat sudah membereskan zombie itu dan membawa mayat untuk di makamkan. Berfikir saja secara positif!

Ada derap langkah kaki yang tergesa-gesa entah dari mana. Beomgyu berhenti dan mencoba mendengarkan sekitar.

Di kanan...

Di kiri...

Di belakang...

Beomgyu berbalik dengan mengacungkan pisau lipatnya.

Tiga zombie dalam tahap awal muncul, cara berjalan mereka aneh tetapi lebih cepat dari manusia normal. "Grrrah.." Mereka menggeram seperti binatang. Pupil mereka yang berwarna abu-abu menatap Beomgyu kosong.

Salah dari mereka adalah remaja, gerakannya adalah yang paling cepat. Zombie itu bergegas menuju Beomgyu sebab aroma tubuh manusia sangat menggiurkan bagi mereka.

"Graahhh!" Kuku-kuku tajam itu berusaha menjangkau Beomgyu, ketika zombie membuka mulutnya, Beomgyu bisa melihat ada darah dan sisa daging terselip diantara gigi.

Beomgyu menghindar dengan mudah, tidak takut sama sekali kali dia tahu zombie ini masih dalam level yang rendah. Baginya yang sudah berkecimpung dalam masa invasi selama satu dekade, itu semudah membunuh semut.

Beomgyu menendang perut Zombie hingga makhluk itu membungkuk, "Grahhh!" Zombie tidak merasakan sakit tetapi tubuh mereka masih cukup lemah.

/Crash/

Beomgyu dengan mudah merobek leher zombie dengan pisau lipatnya. Menekan lebih dalam hingga tembus dari satu sisi ke sisi yang lain. Memotong leher zombie adalah cara tercepat untuk membunuh makhluk itu.

/Crash/

Sekali lagi dan zombie muda itu terjatuh. Tergelatak dibawah kaki Beomgyu dengan genangan darah. Iya, Zombies ini masih memiliki darah tetapi warna jelas berbeda dengan darah manusia normal.

Orang-orang yang mengintip lewat celah tirai jendela tidak bisa tidak terkejut menyaksikan adegan berdarah itu. Seorang pemuda cantik yang nampak lemah dan polos dengan sangat mudah membunuh orang lain bahkan tanpa menunjukkan ekspresi apapun!

"D-dia membunuh.... D-dia..." Seorang ibu rumah tangga gemetar dibalik tirai.

"Sial! Itu tadi sangat baddas!" Pria muda di rumah lain berseru dengan rasa puas namun juga ngeri.

Beomgyu menghadapi dua zombie lain dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Kali ini dia tidak menunggu untuk di serang tetapi menyerang lebih dulu. Dua lawan satu memang terlihat tidak adil tetapi itu buka masalah bagi Beomgyu.

Menyingkirkan semua *paper bag* yang dia bawa, Beomgyu mengambil batu yang tergeletak di pinggir jalan melemparkannya untuk mengenai salah satu kaki zombie.

"Graahh!" Zombie itu terhuyung-huyung sebelum terjatuh. Tanpa membuang waktu Beomgyu menusukkan pisau lipatnya pada leher zombie itu. Namun dia tidak sempat merobek kulit itu sebab zombie yang lain mencoba menyerangnya.

/Duk/ Beomgyu berputar dan menendang kepala zombie itu sebagai balasan.

"Grahh." Sambil menekan pisau, Beomgyu akhirnya merobek leher zombie hingga hampir putus. Satu lagi tumbang dan tersisa zombie pria yang menggeram tidak jauh darinya.

Zombie itu seorang pria paruh baya, bertubuh kurus. "Grrr." Menggeram, di sekitar mulutnya ada darah begitu pula tangannya. Mungkin dia baru saja membunuh seseorang.

Beomgyu menatap datar zombie itu, dia berlari mengelilingi sang monster membuat makhluk itu bingung sesaat. "Grahh." Tangan zombie mencoba menjangkau Beomgyu dan mencakar nya namun tidak berhasil. Beomgyu lebih dulu menyentuhkan mata pisaunya pada tangan itu.

"Grahh!" Zombie menjangkau lagi namun masih tidak berhasil.

Beomgyu mempermainkan makhluk itu dengan mudah. Zombie melompat hendak menerima Beomgyu tetapi pria cantik itu mengacungkan tangannya yang memegang pisau dan menusuk dada zombie.

Duagh

Beomgyu menendang dengan keras hingga zombie mundur. Dan tanpa basa basi lagi, Beomgyu melambaikan tangannya, pisau menggorok leher depan zombie. Menekan lebih keras dan selesai.

Tiga zombie tumbang dengan cepat.

"Hah~" Beomgyu sedikit terengah-engah. Dia menatap tangannya yang berlumuran darah zombie dan mengernyit jijik. "Sial."

Beomgyu hendak melangkah pergi saat dia ingat sesuatu.

'Inti kristal!'

Beomgyu meraih kepala zombie dan tiba-tiba memasukkan jari-jarinya pada luka robek di leher makhluk itu. Beomgyu merasakan basah dan lengket, meski dia memiliki pengalaman sepuluh tahun dalam mengumpulkan inti zombie, dia masih tidak tahan dengan rasa jijik dari mengambil inti kristal dalam leher zombie.

Sebuah benda keras seukuran kacang. "Dapat!" Beomgyu menariknya secara paksa.

Bunyi gesekan antar daging dan cairan basah tidak mengurungkan semangat Beomgyu. Inti kristal ternoda darah, Beomgyu tidak bisa melihat warna dari ini kristal zombie itu. "Tapi, zombie level rendah tidak memiliki atribut. Ini pasti hanya inti kristal biasa."

Beomgyu tidak tahu tindakannya disaksikan banyak mata yang menatapnya dengan horor.

"Apa yang dia lakukan?!"

"Dia gila! Dia membunuh orang lain dan bahkan melakukan tindakan menjijikan seperti itu..Aku /muntah/ ..."

"Benar-benar brutal! Aku tidak tahan!"

"Menakutkan itu menakutkan!"

Ada tiga ini kristal di tangan Beomgyu saat ini dia memasukkannya ke dalam saku mantel tanpa membersihkan bercak darah terlebih dahulu, dia tidak punya waktu.

Karena tidak ada zombie lain yang muncul, dia memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Dia khawatir dengan tanaman di rumah, apakah ada yang terkontaminasi atau mengalami mutasi. Begitu juga dengan kelinci-kelinci yang dia miliki. Beomgyu pun mempercepat langkahnya.

Brum

Beomgyu melotot, bunyi bising dapat menarik perhatian zombie!!

Sebuah mobil melaju di belakang, Beomgyu memicing dan mengenali itu sebagai Hummer milik Tim Alpha. Dia mendesah. "Orang-orang ini..."

"Beomgyu!"

Beomgyu tidak tahu harus tertawa atau menangis, jika ada lebih banyak zombie yang muncul karena mendengar suara-sura ini, Beomgyu akan memukul Minhee!

Benar saja, satu persatu zombie muncul dari sudut-sudut gelap.

Pertama karena suara bising, yang kedua karena mencium bau manusia yang menggiurkan.

Beomgyu tidak sempat mengutuk Minhee karena zombie-zombie itu berlari kearahnya. Tangan mereka melambai-lambai dengan kuku tajam yang siap merobek.

Pertarungan ke dua di mulai.

Kaki Beomgyu menendang sementara tangannya maju untuk menusuk titik-titik lemah makhluk itu. /Crash/

Di dalam Hummer, Minhee dan beberapa orang lainnya tercengang sebab tindakan Beomgyu sangatlah gesit dan tajam. Seperti orang yang berpengalaman, terlebih lagi, pria cantik itu sama sekali tidak menunjukan ekspresi ketakutan.

"Yah! Itu Beomgyu?" Minhee menganga tidak percaya.

Kang Taehyun juga terkejut tetapi dia menyembunyikan raut wajahnya dengan baik. Lebih penting untuk menolong pria itu dibandingkan menonton dalam diam.

Taehyun mengambil senjata api miliknya dan memerintahkan Sunghoon untuk menghentikan mobil. "Turun dan habis makhluk aneh itu!" Perintahnya tegas.

"Iya Kapten!"

DORR..DORR

Segera suara bising dari tembakan senjata api memenuhi area itu.

Taehyun membidik dengan akurat. Dari kepala hingga jantung, tidak ada yang meleset.

Crash

Beomgyu menggorok satu zombie yang paling dekat, dia menatap Taehyun yang menghabisi zombie-zombie lain bersama anggota timnya. "Bidik lehernya!" Seru Beomgyu memberi tahu.

Taehyun menoleh dengan alis bertaut.

"Lehernya adalah titik fital yang paling fatal bagi zombie-zombie ini, ada inti kristal yang berfungsi seperti jantung. Kamu harus mengambilnya!" Jelas Beomgyu sambil berjalan mendekat.

Taehyun tidak mengatakan apapun yang menyatakan bahwa dia muragukan penjelasan Beomgyu. Dia mencoba melakukan sesuai yang disarankan dan ternyata itu lebih efektif untuk melumpuhkan target bahkan langsung membunuhnya.

Sunghoon yang berdiri di dekat Taehyun mengernyit, "Dia tahu banyak."

"Hn." Sahut Taehyun samar.

Ada puluhan zombie yang datang dan lebih banyak lagi karena suara tembakan yang beruntun. Beomgyu yang melihat itu berkata, "Suara bising akan menarik perhatian mereka lebih banyak!"

"Tidak ada cara lain! Kami tidak membawa pedang atau senjata dengan peredam suara! " Balas Eunsang yang sibuk menembaki zombie-zombie terdekat.

Beomgyu mendesah, ada zombie lain yang mengincarnya dari belakang. "Grahh!" Berbalik, dia menebas dengan cepat.

"Yo! Gerakan mu sangat ahli Beomgyu." Puji Huening Kai yang tiba-tiba saja berdiri di sampingnya dengan senjata jenis AKM di tangan kanannya.

Beomgyu tersenyum tipis, dia meraih kepala zombie untuk merobek pangkal leher monster itu dan memasukan jari-jarinya untuk mengambil ini kristal.

"Beomgyu?"

"Hm?" Meraba-raba, Beomgyu menarik tangannya setelah mendapatkan benda yang dia cari.

Minhee dan Eunsang melotot menyaksikannya. "Y-ya! Apa yang kamu lakukan?" Mereka mendekat.

Taehyun dan Sunghoon saling melempar pandang sebelum memutuskan untuk menghampiri Beomgyu.

Mereka melihat benda sebesar biji kacang di tangan pria cantik itu, tidak jelas apa karena berlumuran darah. "Apa itu?" Tanya Sunghoon. Dia merasa ada sesuatu yang Beomgyu ketahui dan pria itu sembunyikan dalam satu waktu. Di matanya, Beomgyu dipenuhi kemisteriusan.

"Inti zombie." Beomgyu menjawab enteng, dia tidak berniat menyembunyikan apapun tetapi dia juga tidak akan memberitahu mereka lebih banyak tentang apa yang dia ketahui. "Seperti yang kalian lihat, makhluk ini bukan lagi manusia. Sesuatu mengubah mereka menjadi mayat hidup. Seperti namanya, mayat ini hidup dan inti kristal ini adalah jantung mereka."

"Bagaimana kamu bisa tahu? Kamu tampaknya sangat berpengalaman dengan semua ini." Taehyun menatap lurus pada Beomgyu.

Berkedip-kedip mata Beomgyu membalas tatapan Taehyun. Dia tidak berpikir pria itu akan bertanya padanya. "Apa yang ingin kamu tahu?" Tanya Beomgyu langsung.

Tetapi mereka tidak punya waktu untuk berbincang sebab zombie-zombie yang ada masih belum dibersihkan. "Selesaikan zombie-zombie ini terlebih dahulu." Ujar Taehyun sambil berbalik. Dia mengacungkan senjatanya dan menembaki para mayat hidup dengan mudah.

Beomgyu mengulum senyum, sikap yang sama seperti kehidupan sebelumnya. Dia memandang bawahan sekaligus teman Taehyun di depannya. "Kalian dengar?"

Tim Alpha membersihkan para zombie sementara Beomgyu sibuk mengumpulkan inti kristal. Tangannya benar-benar penuh dengan darah dan mantelnya pun sama, jika orang normal melihat itu maka mereka akan berpikir bahwa Beomgyu mungkin adalah seorang pembunuh berdarah dingin.

Berjongkok dan menyayat leher zombie seperti memotong mainan, Beomgyu mengambil satu-persatu inti kristal itu. Dia sesekali melirik Tim Alpha yang masih bersenang-senang tidak jauh darinya.

Ada lebih dari empat puluh inti kristal di kantong mantelnya sekarang. Masih ada banyak yang belum Beomgyu ambil tetapi dia tidak merasa perlu untuk mengambil semuanya, di masa depan dia punya banyak waktu untuk mengumpulkan inti kristal.

Taehyun menurunkan senapan miliknya setelah membunuh zombie terakhir. Dia melirik ke belakang dimana Beomgyu berjongkok membelakanginya. Sosok itu terlihat mungil dan lucu, jika saja mengabaikan tindakan yang dia lakukan dan penampilannya yang penuh darah.

Taehyun hendak menghampirinya saat sosok itu terjatuh karena sesuatu menyerangnya. "Beomgyu!"

Minhee dan Eunsang berlari.

Bruk

Zombie tiba-tiba saja muncul dari semak-semak dan menerkam Beomgyu. Pria cantik itu tidak siap sehingga dia jatuh dengan keras. "Grahh!"

Zombie membuka mulutnya dan menggigit bahu Beomgyu.

"Akh!!" Gigi-gigi tajam itu menusuk daging Beomgyu. Beomgyu merasa bahu kanannya mati rasa. Pisau lipat di tangan terjatuh dan dia berusaha keras menjauhkan zombie dari atas tubuhnya. "Akh... Tolong!"

Dia telah di gigit! Beomgyu hendak menangis, dia tidak ingin menjadi zombie. Di kehidupan ini dia ingin hidup dan kuat!

Dorr...Dorr peluru-peluru melesat.

Taehyun membidik dan Dorr.

"Beomgyu..." Heuning Kai menyeret tubuh zombie yang telah mati menjauh dari Beomgyu.

Beomgyu terengah-engah, dia merasakan sakit dan panas dari lukanya. Wajahnya pucat dan dia merasa pusing. "B-bisakah bawa aku kembali ke rumahku?" Tanyanya lemah.

Minhee terlihat cemas apalagi ketika dia menemukan luka gigitan yang cukup parah. "Kita harus pergi ke rumah sakit!"

"Benar Beomgyu, lukamu harus di tangani..."

Beomgyu menggeleng, "Rumah sakit adalah zona paling berbahaya, para zombie itu kemungkinan berasal dari sana." Tolak Beomgyu.

"Bawa dia kembali, kita punya dokter di markas minta dia untuk merawat Beomgyu." Ujar Taehyun mengangkat suara.

Beomgyu ingin melihat pria itu tetapi matanya benar-benar mengantuk. Sebelum dia bisa melihat wajah Kapten Taehyun, matanya menutup dan dia hampir terjatuh jika Eunsang tidak menahannya.

"Dia sudah digigit, ada kemungkinan dia akan terinfeksi." Terang Sunghoon sambil berjalan di samping Taehyun.

"Hn, tetapi itu juga perlu waktu. Kita lihat apakah dia akan berubah menjadi zombie seperti orang lain atau tidak. Baru setelah itu kita akan mengambil keputusan." Taehyun memasuki mobil.

Eunsang dan Minhee menjaga Beomgyu di belakang. Begitu pula Huening Kai.

Mobil melaju menuju mansion, di perjalanan singkat itu mereka menemukan beberapa zombie lain dan membunuh mereka dengan tembakan.

"Ada banyak korban yang selamat bersembunyi di dalam rumah." Ujar Huening Kai.

"En, itu satu-satunya cara bertahan untuk saat ini. Kita harus menghubungi militer untuk tindakan lebih lanjut." Sunghoon menyahuti.

"Aku tidak menyangka dunia akan mengalami bencana seperi ini." Desah Minhee yang di jawab dengan keheningan.

Semua orang juga memiliki pertanyaan yang sama. Ada apa dengan dunia? Mengapa bumi mengalami musibah mengerikan ini? Apa yang terjadi? Bagaimana mereka akan bertahan dari kehancuran? Ada terlalu banyak pertanyaan tetapi terlalu sedikit jawaban yang mereka dapat dari pemikiran mereka sendiri. Itu rumit dan membingungkan.

Ketika mereka tiba, orang-orang di markas juga banyak yang berubah menjadi zombie. Untungnya masih ada tim yang bertahan dari mutasi dan menghabisi zombie-zombie itu dengan cepat.

"Kapten! Sesuatu terjadi... Mereka entah mengapa tiba-tiba berubah dan kehilangan kewarasan, menggigit....." Seorang bawahan Taehyun melaporkan dengan wajah kalut. Dia telah membunuh rekannya sendiri dengan terpaksa tentu saja dia sangat tertekan.

Taehyun menepuk bahu prajurit muda itu, "Aku mengerti. Di luar juga banyak manusia yang mengalami hal yang sama. Tidak apa-apa untuk membunuhnya karena mereka bukan lagi manusia... Jika kamu tidak mengambil keputusan tepat waktu, maka kamu lah yang akan mati."

Mendengar hal itu, prajurit itu merasa bebannya sedikit berkurang. "Tunggu... B-bukan manusia?" Dia tergagap.

"Mereka berubah menjadi zombie." Sunghoon menimpali.

"Apa?!"

"Kapten!"

Minhee dan Eunsang membawa Beomgyu masuk.

Taehyun memandang anak buahnya, "Berapa banyak yang selamat?"

"Lima puluh orang termasuk dokter medis."

Mereka melihat bahwa ada seorang pria asing terluka dan menatap Kapten mereka dengan penuh tanya. "Panggil tim medis ke ruanganku. Yang lain berkumpul dan pastikan untuk menjaga semua pintu mansion agar tidak ada zombie yang menyusup masuk. Huening Kai, kamu akan mengawasi meraka."

"Iya Kapten!"

———

Taehyun, Eunsang dan Minhee menunggu Beomgyu yang tengah di tangani oleh tim medis. Pria cantik itu masih tidak sadarkan diri di tempat tidur. Dokter menjahit luka dengan teliti, itu sobekan yang cukup lebar dan dalam sehingga Beomgyu juga kekurangan banyak darah.

"Apakah dia tidak memerlukan vaksin? Makhluk itu menggigitnya bukan?" Minhee bertanya pada dokter.

Dokter menggeleng, "Aku tidak tahu dengan pasti bagaimana virus zombie akan menginfeksi, itu tidak seperti kita pernah mengalami wabah ini sebelumnya. Juga, peneliti belum menemukan vaksin yang bisa melawan virus tersebut."

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Taehyun tenang.

"Dia kehilangan banyak darah, transfusi harus di lakukan dan biarkan dia beristirahat. Selain itu kita hanya bisa menunggu untuk memastikan keadaanya."

Taehyun mengangguk, "Kalau begitu kamu harus merawatnya."

"Iya Kapten."

———

Beomgyu membuka matanya secara perlahan tetapi cahaya matahari sangat menyilaukan membuat dia menutup matanya lagi. Dia bisa merasakan tubuhnya berbaring, tetapi benda dibawahnya bukanlah kasur yang lembut. Melainkan sesuatu yang keras dan juga sedikit kasar.

"Apa ini?" Dia meraba-raba dengan satu tangan, sementara tangan yang lain menutupi wajahnya untuk menghalau sinar matahari.

Dia ingat bahwa dia telah di gigit zombie dan Tim Alpha juga menolongnya. Ketika pengelihatan Beomgyu akhirnya terbiasa dengan cahaya, dia mendapati bahwa dia berada di sebuah tempat asing.

"Huh?"

Biru membentang luas di langit, itu cerah dengan awan berarak. Melihat ke bawah, adalah tanah kecoklatan yang terlihat gembur. Di depannya ada aliran sungai yang jernih, terus melihat ke depan. Ada air terjun dengan pelangi yang indah. Di sekitarnya ada pepohonan rimbun, pohon buah apel, pir, jambu, kesemek, almond dan lain-lain.

Tercengang, Beomgyu membuka mulutnya lebar-lebar. "Dimana ini? Tempat apa ini dan mengapa aku bisa di sini?" Beomgyu menepuk-nepuk pipinya dengan keras, takut bahwa dia hanya bermimpi.

Tetapi dia hanya bisa merasakan rasa sakit dan menyadari bahwa itu nyata.

Tunggu...

Beomgyu memeriksa bahu yang telah di gigit zombie sebelumnya, namun ketika dia menyingkap pakaiannya, hanya ada kulit putih bersih yang Beomgyu lihat. Tidak berhenti sampai di situ, dia menyingkap bagian lain seperti perut dan dada. Hasilnya sama. Baru setelah dia menggulung lengan bajunya, Beomgyu menemukan tanda dipergelangan tangannya. Berwarna merah, melingkar seperti gelang. Sulur-sulur tanaman yang cantik.

"Haha..." Dia tiba-tiba tertawa. Wajah yang awalnya panik kini berubah girang.

"Aku punya *Superfuction!*"

———
Bersambung...


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

47.3K 3.4K 49
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
127K 9.1K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
46.1K 9.3K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
Sylvester بواسطة Abu0Ima

قصص الهواة

173K 14.7K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...