ARGARA: Cold Husband [ END ]

Por gitaaam

2.1M 64K 3.4K

[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ] Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki... Más

ζ Chapter 1
ζ Chapter 2
ζ Chapter 3
ζ Chapter 4
ζ Chapter 5
ζ Chapter 6
ζ Chapter 7
ζ Chapter 8
ζ Chapter 9
ζ Chapter 10
ζ Chapter 11
ζ Chapter 12
ζ Chapter 13
ζ Chapter 14
ζ Chapter 15
ζ Chapter 16
ζ Chapter 17
ζ Chapter 18
ζ Chapter 19
ζ Chapter 20
ζ Chapter 21
ζ Chapter 22
ζ Chapter 23
ζ Chapter 24
ζ Chapter 25
ζ Chapter 26
ζ Chapter 27
ζ Chapter 28
ζ Chapter 29
ζ Chapter 30
ζ Chapter 31
ζ Chapter 32
ζ Chapter 33
ζ Chapter 34
ζ Chapter 35
ζ Chapter 36
ζ Chapter 37
ζ Chapter 38
ζ Chapter 39
ζ Chapter 40
ζ Chapter 41
ζ Chapter 42
ζ Chapter 43
ζ Chapter 44
ζ Chapter 45
ζ Chapter 46
ζ Chapter 47
ζ Chapter 48
ζ Chapter 49
ζ Chapter 50
ζ Chapter 51
ζ Chapter 52
ζ Chapter 53
ζ Chapter 54
ζ Chapter 56
ζ Chapter 57
ζ Chapter 58
ζ Chapter 59
ζ Chapter 60
ζ Chapter 61
ζ Chapter 62
EKSTRA CHAPTER: 1
EXTRA CHAPTER: 2

ζ Chapter 55

26.1K 739 32
Por gitaaam

A: CH
Guyss, jangan lupa singgah di instagram@gitaaam_wp yaa, disitu ada cast pemain ARGARA: Cold Husband buat yang kepo, jangan  lupa difollow juga yaa, terimkasih^^





[55] Berubah?

[ H A P P Y R E A D I N G]

***

"Kita pulang dulu ya, Bun, Yah," ucap Anara sambil menyalami tangan Clarissa dan Bagas.

"Iya, hati-hati ya. Ga, kamu bawak mobilnya jangan ngebut ya, udah malam ini soalnya," nasehat Clarissa yang dibalas anggukan oleh Argara.

"Iya, Bun."

Setelah itu pun mobil mereka keluar dari pekarangan rumah orang tua Argara.

"Ga, kok bisa Zafran dijodohin sama Echa? Kaget gue tau pas lihat si Zafran tadi," bingung Anara.

Argara mengangkat bahunya. "Gue juga gatau, bingung gue sama jalan pikir Ayah. Kayak gak ada jalan lain aja selain ngejodohin Echa."

"Tapi kan, Ga, gue lega deh kalo emang Echa di jodohin sama Zafran."

Argara menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa gitu?"

"Soalnya kan Zafran itu pemikirannya dewasa, jadi bisa lah untuk memimpin Echa nantinya," ucap Anara sambil tersenyum.

"Hm."

Setelah itu suasana di dalam mobil pun hening, dan tiba-tiba ponsel Argara pun berdering.

Drrrt...Drrttt...

Argara langsung merogoh kantong celana untuk mengambil ponselnya. Setelah melihat nama panggilan tersebut, Argara langsung mematikan panggilan itu sepihak.

"Siapa, Ga? Kok gak diangkat?" tanya Anara bingung.

Argara menoleh. "Gak penting."

Lagi, ponsel Argara berdering, dan lagi juga Argara mematikan panggilan tersebut.

"Angkat aja kali, Ga, ntah mana tau penting, berisik juga kalo gak di angkat," ucap Anara.

Saat panggilan ketiga, Argara pun mengangkat sambungan tersebut.

'Halo?'

.....

'Hm'

.....

'Pagi?'

.....

'Ya'

Setelah itu Argara pun mematikan sambungan tersebut secara sepihak.

"Siapa Ga yang nelpon?"

"Gak penting."

Anara menganggukan kepalanya.

Saat itu jugalah mereka pun sampai di depan rumah mereka.

***

Pagi hari pun datang, di dapur, Anara sedang membantu Bik Ijah yang sedang membuat sarapan.

"Bik, tolong di lanjutkan ya, Nara mau bangunin Arga dulu," ucap Anara sambil mencuci tangan.

Bik Ijah mengangguk. "Iya, ini sebentar lagi juga sudah siap."

Anara pun langsung bergegas menuju kamar Argara.

Tok! Tok! Tok!

Ceklek!

"Eh, udah bangun ternyata. Kirain tadi masih tidur," ucap Anara. "Sarapan dulu, Ga. Udah disiapin di bawah itu."

"Gue sarapan di sekolah aja," jawab Argara.

Alis Anara mengkerut. "Loh? Tumben. Biasanya juga selalu sarapan di rumah."

Argara langsung menutup pintu kamarnya, dan berjalan kebawah dengan tas yang menyimpang di bahunya.

Anara menoleh ke arah jam berada yang menunjukkan jarum jam ke arah jam 06.00 WIB.

'Masih jam 6, kok cepat banget?' pikir Anara bingung.

Anara pun duduk di meja makan dengan ditemani Bik Ijah yang dipaksa oleh Anara untuk sarapan bersama.

***

Sesampainya disekolah, Anara langsung menuju kelas Argara dan ingin memberikan bekal yang sengaja ia buat.

Netra Anara melihat Elang yang akan memasuki kelas. "Elang!" panggil Anara.

Merasa dipanggil, Elang menoleh. "Kenapa, Ra?"

"Tolong panggilin Argara dong," pinta Anara.

Elang melihat ke dalam kelasnya dan melihat bangku Argara yang belum ada tas, tandanya Argara belum datang ke sekolah bukan?

Elang pun kembali menoleh ke Anara. "Yakin lo Arga udah berangkat ke sekolah? Tas nya gak ada itu di bangku."

Alis Anara mengerut. "Loh? Masa' sih? Dia aja berangkat sekolah tadi jam 6, masa' belum sampek juga, sih?" bingung Anara.

Elang mengedikkan bahunya tanda tidak tau.

"Yaudah deh, gue titip ini ya, tolong kasih ke Argara. Soalnya dia tadi belum sarapan, katanya sih mau sarapan di kantin," Anara menyodorkan kota bekal ke Elang.

Elang mengambil bekal tersebut. "Yoi, tenang aja, nanti gue sampekin."

"Makasih."
Setelah mengucapkan itu, Antara pun langsung pergi menuju kelasnya.

Saat ingin memasuki kelas, netranya tak sengaja melihat Argara yang berjalan di koridor sambil memainkan handphone.

"Woy, Ga!"

Argara pengangkat pandangannya dan melihat Elang yang berdiri di depan kelas. Argara pun mengangkat alisnya.

Elang menyodorkan bekal yang Anara titipkan. "Nih, dari Nara buat lo."

Argara pun mengambil bekal itu dan langsung masuk ke kelas disusul Elang dari belakang.

"Untuk lo pada nih."

Saat melihat Rendi, Zafran, dan Arka di kelas, Argara menyodorkan bekal yang diberi Anara ke mereka. Perbuatan Argara tadi pun dipandang bingung oleh Elang.

"Wihh, buat kita-kita, nih?" tanya Arka kesenangan. "Emm, wanginya enak bangett! Rejeki nomplok!"

Saat Arkan ingin membuka bekal tersebut, langsung saja di rebut kembali oleh Elang yang membuat yang lainnya memandang Elang protes.

"Ini dari Nara untuk Arga," ucap Elang memberitahu. "Bukan untuk lo pada," sambung Elang.

"Gue udah kenyang," tolak Argara saat bekal tersebut berada di meja nya.

Elang mengangkat alisnya. "Nara bilang lo belum serapan, kenyang darimana nya? Dari jonggol?! Mending lo makan deh, Ga, capek-capek Nara buat bekal untuk lo."

Argara pun mengambil bekal tersebut. "Gue udah kenyang, tadi gue sarapan di persimpangan," jelas Argara. "Buat lo pada aja. Makan," titah Argara ke yang lain.

Elang pun diam saja, tak bisa memaksa Argara yang keras kepala. Dan menggelengkan kepalanya melihat Arka, Rendi, dan Zafran yang dengan santai menyantap bekal Argara.

"Enakkk!!!"

***

Istirahat tiba, Anara dkk pun segera menuju ke kantik agar tidak terlalu berdesak-desakan.

Namun, mau secepat ninja pun, mereka masih tidak kebagian tempat duduk, heran terkadang, kok bisa manusia-manusia yang kebagian tempat duduk bisa secepat itu?

"Kita duduk di tempat mereka aja, yuk?" ajak Ayna menunjuk meja Argara dkk berada.

Anara mengangguk. "Yuk lah! Daripada gak dapet tempat duduk."

Mereka pun berjalan menghampiri meja Argara berada.

"Kita duduk disini, ya," ijin Rayana saat sampai di depan meja.

Keempat lelaki tersebut pun mendongakkan kepalanya dan kemudian mengangguk yang membuat keempat perempuan tersebut langsung mengambil tempat duduknya masing-masing.

"Oh ya, Ra. Bekal lo tadi enak banget! Lain kali buatin untuk gue juga dong!" ucap Arka bersemangat.

"Yee, gak tau malu lo! Itu kan seharusnya bekal untuk Argara!" serebot Elang. Sedangkan Anara mengernyit bingung menatap Elang, saat mendengarnya.

"Oh, itu tadi Argara ngasih bekal nya ke curut-curut ini. Ternyata Argara udah kenang, Ra, udah sarapan juga di persimpangan, gitu katanya tadi," jelas Elang seolah tau raut wajah bingung Anara.

Mendengar itu Anara mau tak mau tersenyum kecil dan mengangguk. "Ohh, iya gapapa," sahutnya. 'Kok dada gue kayak ada yang nusuk-nusuk gitu ya, sakit coy!' sambungnya dalam hati.

Pandangan Anara tertuju pada Argara yang sibuk akan ponselnya, sampai-sampai makanan di depannya dianggurkan. Anara heran, kenapa Argara belakangan ini selalu sibuk dengan ponselnya. Bolehkah Anara menaruh curiga akan hal tersebut?

Tiba-tiba saja Argara bangkit dari duduknya. "Gue ke toilet bentar, titip ponsel."

Setelah mengatakan itu, Argara berlalu meninggalkan yang lain keluar kantin. Tak sadar, bahwasanya Argara sedang di perhatikan oleh sekelompok manusia yang sedang duduk di meja tadi.

"Lo sama Argara lagi ada masalah?" tanya Ayna ke Anara.

Anara pun memutuskan perhatiannya dari punggung Argara ke wajah Ayna. "Enggak, kok," jawab Anara sembari menggelengkan kepalanya.

"Kok belakangan ini Arga kayak bukan yang kita kenal, ya? Sekarang juga Arga lebih sering sama ponselnya, kalo kita ngumpul tuh, pandangannya selalu ke handphone, kayak gak capek tuh mata ngeliatin handphone mulu," ucap Arka dengan tangan yang menopang dagunya.

Dengan mengedikkan bahunya, Anara menjawab. "Memang beberapa hari ini, gue perhatiin juga dia rada aneh sih. Boleh gak sih kalo gue curiga?"

Karena ucapannya itu, Anara menjadi pusat perhatian di meja tersebut, mereka melihat Anara dengan pandangan yang berbeda-beda.

Ting!

Atensi mereka pun teralihkan ke arah ponsel Argara yang memiliki pesan masuk.

Indah
Makasih ya, Ga. Udah nganterin ke sekolah, sampek lo nya pergi pagi-pagi banget buat jemput gue, dan makasih juga udah mau traktir gue sarapan, hehe ><

Makasih loh sekali lagi, sering-sering ya, Ga😋

To be continued.....





Waduhh, gimana nih, kok Argara jadi kayak gini, sih?
Hmm, sepertinya kita kedatangan tokoh baru nihh.
Siapa yang mau kenalan sama Indah?
___________________________________

Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

Komen 'next' disini ➛

See you in the next chapter ᥫ᭡

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Seguir leyendo

También te gustarán

ALZELVIN Por Diazepam

Novela Juvenil

6M 334K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
282K 31.6K 72
Sequel Bad Girl vs Cold Ketos! ========= Bagi Velibra, mendapatkan pacar itu adalah hal yang mudah. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Mempunyai...
73.6K 12.6K 25
[COMPLETE]✔ ◇what?! so junghwan punya penggemar rahasia?!◇ -hareunable, 2O21 ✏
1M 16.9K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+