Einstein's gang [TERBIT]

By AnnisaMeilani2805

2.2K 82 3

Ini kisah tentang sekumpulan anak-anak jenius dengan IQ tinggi yang namanya sudah terkenal di semua sekolah t... More

1. PERKARA NILAI
2. SELEKSI OSN
3. KABAR
4. PENGUMUMAN SELEKSI OSN
5. WAJAH BARU
9. KEBENCIAN
10. BERSAING
11. ZELLA
12. HOMICIDES
13. TAK ADA LAGI ADU MULUT
15. SECOND CASE
16. COMPLICATED
17. NOT ABOUT ONE THING
18. RAZELLA BITTER MEMORIES
19. OLIMPIADE

7. BUKAN KESAN BAIK

96 5 0
By AnnisaMeilani2805

Hii, jangan lupa vote dan komen. Selamat membaca chapter tujuh, happy reading and enjoy guys 🔥

-

-

-

Jessica berjalan beriringan dengan teman dekatnya, Razella. Mereka banyak mengobrol tentang banyak hal, kecanggungan karena sudah tak lama berjumpa kini bukanlah menjadi penghalang untuk kembali akrab.

Keduanya memang sudah sangat dekat sejak dulu, selain karena letak rumah yang saling berhadapan dan tumbuh bersama-sama. Keakraban kedua orang tua menjadi faktor pendorong.

Jessica bukanlah siswi yang sudah bersekolah di SMAN Lentera sejak awal tahun pembelajaran dimulai. Ia merupakan siswi pindahan, saat Razella pindah mengikuti kedua orang tuanya, gadis itu ikut berpindah juga. Berawal bersekolah di SMA yang sama dengan Razella, ia memilih pindah sekolah karena ada beberapa alasan tertentu.

Dipertemukan kembali setelah satu tahun tanpa kabar tentu saja membuat keduanya senang.

"Lo, tanpa gue di sekolah baru gimana?" tanya Jessica.

"Ya ... nggak gimana-gimana, cuman gue ngerasa kayak anak terlantar aja. Ketemu sama orang-orang asing dan nggak ada temen ngobrol," jawab Razella berhenti mengunyah permen karetnya.

"Tapi akhirnya lo pasti punya temen ngobrol, kan? Nggak mungkin kalo lo yang gue kenal nggak bisa diem, mendadak jadi pendiem."

Razella mengangguk.

"Kalo lo gimana?" Kini giliran Razella yang bertanya.

"Bosen, setiap pulang biasanya suka liat rumah lo rame. Tapi beberapa bulan sepi, jadi kayak beda," jawab Jessica.

"Lebay lo!" Razella menepuk kasar pundak teman dekatnya itu, kemudian tertawa.

Perlahan obrolan keduanya semakin seru, hal itu tak lepas dari beberapa pasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka.

"Gimana rencana lo setelah ini?"

"Sebenernya rencana gue sih banyak, cuman gue bakal pilih yang menurut gue bakal berefek besar." Razella tersenyum miring.

"Oh ya? Jangan lupa kasih tau gue ya, gue pengen ikut liat reaksi mereka," pinta Jessica ikut tersenyum miring. Jelas keduanya memiliki pemikiran yang sama.

"None of my plans will fail."

"Sok keren lo!" Razella tertawa kencang hingga beberapa kali terbatuk. "Lo masih sama, Jes. Nggak berubah."

Tawa itu terhenti kala terdengar keributan diluar gedung, siswa-siswi yang tengah berada di kooridor terburu-buru menghampiri asal suara.

Razella yang tak tau apa-apa mengangkat kedua alisnya, memasang raut wajah penuh tanya.

"Lo mau tau apa yang terjadi di depan gedung sekarang?"

"Tahun depan!"

"Ck, yaudah. Ayo ikut gue, sekalian gue kenalin lo ke mereka yang sok pinter itu," ajak Jessica langsung menarik tangan Razella.

Ikut berdesak-desakan dengan murid lain demi melihat apa yang sedang terjadi di halaman gedung kelas sebelas. Banyak teriakan-teriakan yang menyurakkan sebuah nama, diiringi pujian juga permohonan.

Jessica membawa Razella melewati kerumunan itu, lalu menepi membuat jarak agar tidak ikut berdesakan.

"Jangan lupa makan coklat buatan aku, Kak!"

"Aaaaa, Kak Nathan makin hari makin ganteng. Jangan lupa baca surat dari aku!"

"Telinga gue rasanya mau copot," celetuk Razella memilih meninggalkan kerumunan, memasuki gedung kelas sebelas lewat pintu belakang.

Ia tak perlu lagi melihat bagaimana aksi kerumunan siswi yang berteriak histeris itu merusak telinganya. Apa yang terjadi hari ini Razella sudah mencantumkan kesan buruk bagi sebuah geng yang katanya berisi empat orang jenius itu.

Jessica mengikuti langkah Razella. "Gimana menurut lo setelah liat itu tadi?"

"Be-ri-sik," tekan Razella. "Udah kayak artis papan atas aja, itu ... cewek-cewek yang teriaknya harus banget dipisahin sama satpam?"

"Ya ... gitu pokoknya. Sesuai sama yang lo liat, gue bener-bener benci sama mereka," sahut Jessica.

"Denger dari omongan lo kemaren tentang mereka, dan liat mereka secara langsung tadi, kayaknya gue bakal lebih benci sama mereka dibandingkan lo," jelas Razella.

°°°


Kembali bertemu dengan puluhan anak kelas sepuluh yang hari ini berbeda dengan minggu kemarin. Kerumunan semakin menggila, semakin banyak siswi yang mengerubungi keempatnya dan semakin banyak juga hadiah yang mereka dapat.

"Aaaaa, Kak Nathan makin hari makin ganteng. Jangan lupa baca surat dari aku!"

Finn tersenyum lebar menyapa balik para penggemarnya, menghargai mereka yang rela berdesak-desakan demi bisa melihat dan memberikan hadiah untuknya.

Zayn dan Adnan yang berusaha untuk lepas dari kerumunan dengan bantuan satpam beberapa kali mengeluh, ingin meminta menyingkir namun takut si empu yang diminta menyingkir sakit hati.

"Jauhin Kakak gue! Dia risih sama kalian, kalo suka seharusnya kalian bisa tertib!" Nazira - Adik Nathan bersikeras meminta kerumunan siswi teman satu angkatannya untuk menyingkir.

"Kak, kenapa lo diem aja? Ayo cepetan pergi," ujar Nazira menarik tangan Kakaknya.

"Gue nggak bisa, Naz. Mereka suka sama kita, kalo kita ngelarang. Yang ada kita malah ngelakuin hal nggak baik dengan nyakitin perasaan seseorang," jawab Nathan yang langsung disuraki.

"Kak Nathan bikin makin jatuh cinta, aaa!!"

Rasanya Nazira ingin muntah mendengar pujian-pujian yang tertuju untuk Kakaknya. Dia adiknya yang paling tau bagaimana sikap asli Nathan jika di rumah.

"Ka, mending Kaka masuk gedung deh. Pliss ... demi aku, di sini 'kan ada satpam yang mau ngasih jalan juga," pinta Nazira.

"Naz."

"Plis, ya ..." Pupil mata adiknya itu membesar. Mendengar hembusan nafas pasrah Kakaknya, Nazira langsung meminta satpam untuk membantu memberikan jalan.

Perlahan kerumunan menipis, tiga orang satpam yang bertugas membubarkan kerumunan secara kasar mau tidak mau, karena mereka menolak.

"Nazira kenapa? Kok dia suruh mohon-mohon sama lo tadi?" tanya Zayn.

"Yaelah, bilang aja kalo itu cuman basa-basi. Ujungnya pasti nanti nanyain kabar," celetuk Adnan menyenggol pundak sahabatnya.

"Nggak, ya. Gue cuman nanyain aja, masalah emangnya buat lo?"

Nathan menggelengkan kepalanya.

"Dia punya alasan yang belum bisa diungkapin sekarang," jawabnya. Ia memimpin jalan menuju kantin, seperti biasa akan melihat hadiah apa saja yang para siswi kelas sepuluh berikan.

Membawa masing-masing totebag berisi hadiah pemberian dari para penggemarnya. Mereka duduk di kantin, mengambil meja paling ujung.

"Banyaknya coklat, ya."

"Kayak kemarin aja, tapi gue banyaknya surat," sahut Finn membedah isi totebagnya.

Prok prok prok

"Hai cowok-cowok pintar dan jenius! Gimana seminar sama penggemarnya hari ini, dapet beras nggak? Minimal satu kilo 'lah, ya."

Jessica berdiri dengan wajah yang berbeda dengan kemarin, tak ada keceriaan dan dihiasi dengan senyuman licik.

"Lo mau apa ke sini?" tanya Zayn dengan tatapan malas.

"Gue mau kenalin temen deket gue, yang nama belakangnya ada unsur zat kimia itu, lohh."

Tak berselang lama, gadis dengan jaket hitam datang. Jessica menyapanya dengan lambaian tangan dan tepukan kasar di pundak.

"Gue Razella Astatine, kurang seneng ketemu sama kalian."

"Agak lain emang manusia satu ini," bisik Zayn pada Adnan. Cara berkenalan yang sangat berbeda dengan manusia kebanyakan lainnya.

-

-

-

See you again 💗

Continue Reading

You'll Also Like

156K 6.3K 81
A girl whom I thought as my best friend standing before me with a knife to kill me. She stabbed the knife onto my chest and told me "He will not like...
92.3K 10K 26
Mahalnya seseorang bukan dari hartanya, tapi dari kualitas diri yang ia miliki. -Baby A Auriga Arden Dewangga Putra Pratama, laki-laki berparas tampa...
611K 7.9K 32
Lost, Lose (Loose Trilogy #1) She's a girl of hope, Lisianthus Yvonne Vezina. A teen-year-old girl who focused on her goal... to strive. But everyth...
634K 10.8K 28
What happens when a good girl becomes determined to make her brothers best friend fall in love with her? Drama, sexual tension and jealousy of course...