Fajri and Family

By Arhamunnisa

9.1K 1.4K 610

Minimal masih tetap vote walaupun cerita nya sudah end #shanfenji STAN# More

1. perkenalan
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
info
pemberi tahuan

chapter 34

161 32 21
By Arhamunnisa

~author

Sepulang sekolah tadi Fajri langsung masuk kamar dirinya mengurung diri di kamar ia tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk Gilang, karna ia tidak ingin kelihatan lemah di mata orang, kini ia hanya sibuk menangis bohong rasa nya kalau ia tidak merindukan suasana rumah nya tapi apa daya rumah nya itu tidak menerima kehadiran anak seperti dia bahkan hanya gara gara hal sepele dirinya bisa di usir begitu saja, sakit banget rasanya di perlakukan seperti itu oleh keluarga sendiri

Fajri masih menangis, ia sedikit marah juga pada dirinya, mengapa ia harus bersikap begitu kepada Shandy, tapi satu sisi ia juga senang karna bisa membuat posisi abg nya aman.

Pikirannya mulai berputar, sampai kapan ia sanggup menghindar, sampai kapan ia harus menyusahkan gilang, dan kapan keluarganya bisa menerimanya lagi.

Tiba-tiba rasa mual menghantuinya, ia bergegas pergi kekamar mandi, untuk mengeluarkan isi perut nya agar rasa sakit ini cukup mereda.

Saat telah merasa cukup reda ia keluar dari kamar mandi, dan berjalan luntang-lantung karna lemas, hingga tak sadar pandangannya kembali buram, dan alhasil ia pun jatuh pingsan terbaring dilanti.

***
Gilang dari luar terus terusan mengetok pintu kamar Fajri karna ia khawatir dengan keadaan fajri yg tidak kunjung keluar kamar sejak pulang sekolah sampe sekarang bahkan sudah malam, Fajri pun jugak belum sarapan sarapan

"Ji buka pintu jii" teriak Gilang namun tidak ada respon dari dalam
Sepertinya Gilang harus membuka paksa pintu ini di karenakan dia sangat khawatir terjadi apa² terhadap Fajri apalagi Fajri tadi sempet ketemu Shandy di sekolah

Gilang terpaksa mendobrak pintu kamar Fajri berkali-kali sampai pintu itu terbuka dan sekarang pintu kamar itu pun telah terbuka betapa terkejutnya ia melihat Fajri tergeletak tak sadarkan diri.

Ia yang panik lngsung mengangkat fajri menuju mobil, dan berteriak memanggil supirnya agar cepat menyalakan mobil.

****

Rumah sakit^

Ia mendorong berangkar itu dengan tergesa-gesa, ia tak tau kenapa pikirannya begitu kacau, sesampainya didepan ruangan pemeriksaaan itu, ia memberhentikan langkahnya, dan menyandarkan diri dinding seraya menunggu harapan

Ia berfikir apa sepatutnya ia mengabari keluarga fajri? Kalau  terjadi apa-apa dengan keadaan fajri bagaimana?, Tapi mana mungkin mereka peduli? Begitulah pikiran yang berputar dikepalanya.

Setelah satu jam berlalu, dokter pun keluar, dan ia dengan sigap menghampiri dokter itu, melihat raut wajah dokter yang menandakan akan ada hal buruk, ia langsung memegangi bahu dokter itu dan mengguncangnya pelan.

"Semua baik-baik aja kan? Ngak ada yang serius kan? Semua akan kembali seperti semula kan? " Lontaran ucapan gilang yang begitu panik.

Dokter menarik nafasnya dalam, ia menatap pemuda didepannya dengan serius.

"Semua baik-baik saja jika batinnya juga baik-baik saja, seperti yang saya jelaskan kemarin bukan? Tapi sepertinya banyak pikiran yang mengganggunya, sehingga ia bisa drop, dan menimbulkan sebuah gejala" Jelas dokter panjang lebar

"Banyak pikiran? Drop? Gejala?, Maksud dokter apa? semua bisa dilewati dan baik-baik aja kan? " Tanya gilang yang mulai khwatir

"Iya banyak pikiran, dia drop karna itu, dan gejala yang timbul adalah gejala resiko terjadinya kanker otak, tapi kami harus memeriksa nya lebih lanjut supaya kami tau apa penyakit yg di derita pasien sebernya" Jelas dokter membuat ia membulatkan matanya.

"Ngak, ini ngak boleh terjadi, saya mohon lakukan yang terbaik" Jelas gilang dokter mengangguk

"Dokter pasti melakukan yang terbaik untuk pasien, tapi ini juga bergantung pada pasien, jika ia bisa menjaga penuturan yang saya jelaskan, maka masih ada harapan jika kanker itu tidak menyerangnya" Jelas dokter dan membuat gilang terdiam.

"Bagaimana caranya agar ia bisa membuat Fajri bisa ngelupain keluarga nya, melupain kebencian keluarganya padanya" Batin gilang berfikir

***

Di kediaman keluarga shandy ia yang prustasi langsung masuk ke kamarnya, dan mengacak isi kamarnya, ia melempar semua barang yang ia lihat, hingga ia hampir melempar sebuah foto, tapi ia mengurungkan niatnya, melihat fotonya bersama fajri kecil, yang saat itu  mereka sangat begitu bahagia, ia terduduk lemah dilantai sambil bersandar di tepi ranjangnya, ia menangisi kebodohanya, mengapa ia selalu saja ceroboh mengambil tindakan, sehingga menghilangkan taut senyum dari seseorang yang sangat berharga dihidupnya.

"Arrghhh,,,, gue bodoh!! " Ucapnya berteriak prustasi.

Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamarnya dengan membuka pintu sedikit kasar.

"Kak shan" Ucapnya panik saat melihat kamar yang berantakan dan keadaan kakak nya yang jelas terlihat kacau Fenly yang sangat panik langsung membawa kakak nya itu ke dalam Pelukannya.

"Lo kenapa sih kak, jangan kegini, fen khwatir liatnya" Ucap fenly lalu melepaskan pelukanya.

"Hm, ke khwatiran gue bisa hilang, kalau dia bisa balik lagi bersama kita" Jelas Shandy menatap foto itu dan mengusap wajah orang yang ia rindukan didalam foto itu

"Kak jangan kek gini kak, masih ada fen disini ya, kak Shan gak usah khawatir" ucap fenly, sambil membawa shandy ke pelukannya lagi berusaha menenangkan kakak nya

Shandy tidak membalas pelukan itu jujur ia sangat merindukan Fajri saat ini dan ia jugak nampak mengkhawatir keadaan adek nya itu

"Kak Shan tidur ya biar kamar nya nanti fen yg beresin" ucap fenly yg di angguki kepala oleh Shandy

Setelah memastikan keadaan shandy tenang, ia memutuskan kaluar dari kamar shandy, karna kakanya itu pasti butuh waktu untuk menenangkan diri

"Kok gue serba salah ya, tapi gue ngak boleh nyerah mungkin karna ini baru awalnya, maka kak shan kayak gitu, gue yakin nanti kak shan bisa terbiasa dengan kepergiaan dia" Ucap fenly yang kekeh atas pendirianya

Setelah selesai bergelut dengan pikirannya, ia pun berniat untuk bertemu fajri, karna tadi saat menenangkan shandy, kakak nya itu sempat bilang kalau dia bertemu fajri disekolah.

Jadi ia memutuskan untuk besok bertemu dengan fajri, dan menggatakan sesuatu agar egonya terpenuhi

*****
Lain hal nya disuatu tempat atau sebuah lapangan basket yang sering mereka datangin, mereka merasa ada kurang seperti biasanya yaitu fajri

"Fik? Kira-kira aji tinggal dimana ya? " Tanya Zwei khwatir

"Gue juga ngak tahu son, lagipula kalau kita tanya tu anak pasti dia ngk mau cerita" Jelas fiki

"Iya sih, sebenarnya kita sahabatnya apa bukan? Masa dia ngak mau cerita kekita" Kesal Zweitson yang tidak pernah mencari tahu tentang sahabatnya itu.

"Tapi ya son, kayaknya orang yang nganterin surat kemarin ada hubungannya sama keprgian fajri dari rumah" Ucap fiki sambil berpikir

"Hm, iya juga ya, kenapa kita ngak kepiran ya, pokoknya kita harus cari tahu tentang tu orang, dengan begitu kita tahu juga tentang keberadaan aji" Monolog zwei berpikir

"Yaudah, tapi sebaiknya kita jangan paksa fajri cerita, tunggu dia siap aja, pasti dia punya alasan" Jelas fiki yang tiba-tiba bijak

"Hm,,, tapi ya fik, gue greget banget sama tu anak, kenapa coba dia ngak datang kekita, tinggal kek sama salah satu dari kita" Dumel Zweitson

"Ya,,, itu gue bilang tadi pasti ada alasanya, pokonya kalau dia ngak mau kita bantu terang-terangan, maka kita bantu lewat bayangan" Jelas fiki yang membuat Zweitson kagum, entah mengapa temanya ini mendadak bijak.

Perasaan dia memakan makanan yang sama dengannya, tapi mengapa ia yang lemot sekarang. Entahlah mungkin karna kekesalannya tidak bisa membantu sahabatnya itu, makanya ia melontarkan ucapan yang ia anggap benar

"Kenapa lo son? Kaget ya ngeliat gue bijak? Ya iyalah, gue belajar dari fajri bijak menjaga perasaan orang tanpa mengenal perasaan sendiri" Ketus fiki memuji dirinya

"Dih,,, palingan lo lagi kerasukan makanya kayak gitu" Jawab zwei membuat fiki kesal

"Udah intinya kita cari tahu tentang gilang, trus lo ingat ngak Plat mobil yang fajri naik, lo bisakan cari tahu alamat rumah pemilik mobi itu" Ielas fiki

Yah, Zweitson sangat ahli dalam urusan meretas, atau mencari informasi menggunakan laptopnya itu.

"Yah,,, tergantung fik kadang ngak semudah itu buat cari tahu" Balas zwei

"Ya,,, makanya usaha bambang, demi sahabat lo" Ucap fiki memberi dorongan untuk sahabatnya itu

Akhirnya merekapun berniat pulang kerumahnya masing masih dan besok mereka akan mencari tau keberadaan Fajri lagi

"Setidaknya, ketika kita terpisah jarak
Ingatlah bahwa masih ada sosok yg menunggu mu untuk lekas pulang"  ~shandy

Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat
Buat ngelanjutin cerita ini, thanks

Chapter ini collab dengan
ShopieOktapiani

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 56.6K 43
Aku dibeli dengan harga Rm 500 000oleh seorang Tengku yang aku sangkakan baik tapi ternyata silap , dia membeli aku untuk kepuasan nafsunya sendiri ...
133K 360 6
Bukan kisah benar...
17.7K 845 15
[COMPLETE] 1st MILIK SERIES SERA SEROJA x EDRA EDHAN He fall first, but she fall harder 🫢🏻 Idea asal dan cerita adalah idea saya sepenuhnya. Penuli...
712K 25K 46
"kakak, kakak nak tahu tak tadi ibu terserempak dengan kawan abah ni.. tinggi, handsome, putih mcm korea. Kakak kan minat korea." "bohonglah mesti t...