♡Berharap jangan ada sider diantara kita♡ Menulis tak semudah bikin cilok,guys.. jadi harap rajin2 lah vote setiap bab y 😗
Keep
Vote n komen 😗
Diambang jendela kamar, Jungkook duduk termenung di kursinya sembari memandang langit malam.
"Aku harus bersikap bagaimana setelah ini..?", lirihnya dalam kesunyian.
Flashback
"Apa kau tau sesuatu Jungkook?" tanya tuan Park ketika mereka menikmati teh di halaman belakang.
Wajah si cantik menoleh.
"Mm.. sesuatu apa oppa? Aku tidak tau.."
Tuan Park tersenyum tenang.
"Baiklah, begini...
Ku pikir, ini sudah saatnya aku menyampaikan sesuatu yang selama ini telah ku simpan sendiri."
Jungkook terdiam.
"Aku tidak dapat lagi menahan gejolak hatiku yang.. tidak hanya ingin berteman dengan mu. Karena aku sudah yakin dengan perasaanku yang memang telah menyimpan rasa tertarik padamu sebagai pasangan." lanjutnya.
Mata Jungkook pun melebar kala mendengar itu. Walau sebenarnya, dia sudah peka akan ketertatikan si pria tampan ini terhadapnya.
Terdengar hembusan nafas berat Jungkook.
"Maafkan aku, Jungkook, jika diriku telah lancang."
Kepala Jungkook menggeleng.
"Oppa tidak perlu meminta maaf. Kau berhak mengatakannya.
Justru.. aku yang ingin meminta maaf."
Tuan Park Seo joon menggigit gelisah bibir bawahnya.
Kini ia melihat kedua manik Jungkook menatapnya begitu lembut dan dalam. Hingga mampu melunakkan hatinya.
"Oppa.. aku merasa sangat beruntung dan merasa senang telah mengenal dan berteman denganmu."
"Terimakasih.."
"Hanya, maafkan untuk kejujuran ku ini yang tidak memiliki perasaan yang sama seperti oppa."
Hati Jungkook was-was. Karena dia memang masih ingin tulus berteman dengannya.
Dan kemudian, kini hati Jungkook mulai merasa tenang saat melihat tuan Park tersenyum tulus untuknya.
"Tidak apa.. aku dapat memaklumi. Kita belum lama saling mengenal.
Tenang saja.. aku bukan pria pemaksa. Hhaha."
Jungkook ikut tersenyum. "Terimakasih."
Setelah diam beberapa saat..
"Lalu, apa kau diam-diam sudah memiliki hati pada orang lain? Jangan sungkan untuk bercerita pada oppa mu ini.. Aku bisa memberi sedikit nasihat.
Kau tau? Aku ini cukup hebat dan pintar soal cinta."
tutur tuan Park yang diakhiri kekehan kecil.
"Sejujurnya, aku masih bingung."
Si oppa menatap Jungkook penasaran.
"Bingung?"
"Ya.. aku bimbang.."
Setelah menghela nafas sesaat, Jungkook melanjutkan, "Oppa.. apa seseorang yang sebelumnya sudah pernah mencintai lawan jenis nya akan dapat memiliki rasa cinta juga pada orang yang.....-"
"Orang yang sesama jenis nya?", potong tuan Park.
Jungkook terhenyak.
Tuan Park memberinya senyuman hangat. Lalu mengatakan bahwa menurutnya, semua itu bisa terjadi.
"Dunia ini memang penuh misteri, Jungkookie.. Termasuk misteri cinta yang terkadang tak mampu dicerna nalar manusia.
Aku tidak pernah memiliki perasaan romantis seperti itu, tetapi, aku tau mereka yang seperti itu sama seperti diriku dan orang-orang pada umumnya. Aku menghargai perasaan romantis itu.
Seperti sisi manusia yang tidak hanya berwarna hitam dan putih, ditengah-tengah itu, ada warna abu-abu yang tidak dapat dihilangkan, karena dari sananya sudah menjadi bagian dari warna hitam dan putih itu sendiri."
Mata Jungkook berkaca-kaca. Membuat tangan tuan Park tergerak untuk mengusap lembut surai panjangnya.
"Apa kau sampai tersentuh dengan kata-kata ku?", canda si oppa.
Jungkook mengangguk.
Pria ini bertanya lagi, "Memangnya, siapa dia yang kau ceritakan itu?",
"Itu... aku..", jawab Jungkook dengan dadanya yang kembang kempis.
Kemudian air matanya lolos begitu saja.
Tuan Park beranjak menghampiri Jungkook, dan memeluk-nya. Yang kini ikut berdiri, dan menangis tersedu-sedu di pelukannya.
"Jangan khawatir, Jungkookie.. Jangan takut..
Bila tak ada siapapun yang mendukung mu, aku selalu siap untuk memberi dukungan."
"Terimakasih banyak, oppa.."
"Jungkookie.. Jadilah saudariku.."
Keduanya saling melempar pandang, lalu saling tersenyum.
'Tuhan, berkatilah kemurahan hati tuan Park..'
Batin Jungkook.
Hari telah berganti..
Seusai sarapan, semua sibuk dengan urusan aktifitas masing-masing. Kecuali Soo hyun yang tadi mengeluh pusing ketika sedang diajak memberi makan kelinci peliharaan Jungkook.
Iya, kadang Jungkook mengajak Soo hyun mengurus kelinci agar dia tidak bosan.
Dan kini Soo hyun hanya duduk sendirian di kamarnya.
"Soo hyun..", panggil Jungkook yang sekarang berdiri di depan pintu.
"Iya, kak.."
"Nanti siang, kau ingin makan apa? Barangkali kau ingin sesuatu yang lembut seperti bubur?"
Bibir Soo hyun tersenyum. Jungkook memang se-perhatian itu.
"Tidak, kak.. aku bisa makan apa saja menu hari ini."
"Baiklah, akan kusampaikan pada bibi Han untuk mengantarkan makan siang mu ke sini."
"Terimakasih, kak Jungkook."
Kepala Jungkook mengangguk dan melangkah pergi.
Baru saja Jungkook akan menutup pintu ruang depan yang terbuka, ia melihat Taehyung yang sudah berdiri disana.
Keduanya sama-sama terkejut.
Jungkook melirik pada jam raksasa di pojok ruangan. Memperlihatkan waktu pukul sebelas siang. Ia pun keheranan. Pasalnya, Taehyung biasa pulang pukul setengah satu untuk makan siang.
"Kenapa pulang lebih cepat?", tanyanya kemudian.
"Hh, ada urusan sebentar." jawab Taehyung, bohong.
Ya.. itu jawaban bohong. Karena sebetulnya, ia tidak bisa berkonsentrasi penuh di kantor, akibat otaknya dipenuhi tentang Jungkook dan Jungkook. Bahkan terpikir pertanyaan di benaknya, apakah Jungkook menyukai tuan Park Seo joon.
"Oh..", sahut Jungkook yang kemudian pergi begitu saja.
Taehyung pun beranjak pergi ke kamarnya.
Dikamar, Taehyung terus berjalan mondar-mandir.
Kebingungan sendiri.
"Dia sangat mungkin untuk tertarik pada si tuan kaya raya itu."
"Apa aku harus bertanya padanya sekarang?"
Kakinya terus mondar-mandir.
Beberapa saat kemudian, ia akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri bertanya pada Jungkook sekarang.
Setelah menuruni tangga,
"Bibi Min, apa kau tau Jungkook dimana?", tanyanya setelah tidak menemukan sang adik tiri di kamar.
Bibi Min, "Tadi sih, saya melihat non Jungkook pergi ke arah taman kolam, non."
Maka, Taehyung sekarang telah berada di taman kolam, diam-diam menghampiri Jungkook yang tengah memberi makan dua ekor angsa yang tengah berenang.
"Jungkook.."
"Eh? Oh.. Taehyung..", sahut Jungkook yang membalikkan badannya.
Taehyung sempat terdiam beberapa detik.
"Sedang apa?"
Tiba-tiba,
BYURR
"AAAAK"
Tubuh Jungkook tercebur sendiri ke kolam.
Taehyung syok.
Dan sekarang menyaksikan Jungkook tengah tenggelam dan kesusahan.
Dirinya langsung menceburkam diri untuk menolong. Ia tau dasar kolam ini cukup dalam.
Sekarang, ia berhasil membawa tubuh Jungkook ke permukaan kolam,
"Jungkook! Jungkook!", ia mencoba memanggil karena kedua mata Jungkook terpejam.
"Jungkook!"
Lalu
tiba-tiba, terdengar suara gelak tawa Jungkook, yang kini menyebabkan Taehyung bengong dan keheranan.
"Kau.. mengerjaiku?", tanyanya.
Masih tertawa, Jungkook menjawab, "Ya.. aku sedang becanda. Hhahaha."
Bukannya ikut tertawa, Taehyung justru menatapnya tajam. Dan berkata, "Tidak lucu!"
Kemudian menyudutkan tubuh Jungkook ke pinggiran kolam yang lebih dangkal.
Jungkook tak bisa berkutik. Aura Taehyung sekarang itu.. sungguh menakutkan.
"K-ke.. keenapa?", Jungkook terbata-bata.
"Kenapa?", tanya Taehyung balik dengan suara dalam nya yang dingin.
Sungguh, Jungkook merasa dirinya semakin menciut.
Tatapan Taehyung masih tajam. Namun kemudian, binar matanya berubah menjadi kembali melembut.
Lalu mengucapkan,
"Tolong jangan membuatku khawatir seperti itu, Jungkook..
Aku bisa hilang akal."
Karena jika harus dikatakan, kejadian barusan menyebabkan Taehyung dejavu pada masa lalu yang pernah berniat jahat ingin menghabisi nyawa Jungkook.
Hal yang sangat amat ia sesali pada orang yang sekarang ingin ia jaga selalu, ingin bersama-sama selalu.
Kedua manik Jungkook menatap Taehyung seolah tak percaya.
"Taehyung.. kau.. benar-benar menyukaiku..?"
Tubuh Taehyung maju, semakin mengikis jarak diantara mereka berdua, lalu menyatukan kening keduanya.
Refleks, Jungkook memejamkan mata. Dadanya naik turun sebab rasa gugup dan jantung yang berdegup tak karuan.
Kemudian terdengar Taehyung yang mengatakan, "Aku mencintaimu, Jungkook.."
Mata Jungkook membelalak kaget.
Tenyata Taehyung masih mencintai nya meskipun telah pernah ia tolak..
Mereka masih terdiam di pinggiran kolam yang hanya sebatas antara dada dan perut.
Sementara, netra Taehyung masih setia memandang Jungkook..
"Dengar.. aku selalu mencintaimu dalam setiap hembus nafasku, dalam setiap detak jantungku..
Hanya bulan dan bintang yang tau, bagaimana seringnya aku menyebut namamu ketika kita tidak bersama."
Cup
Bibir tebal Taehyung sukses mengecup bibir Jungkook.
Terjadi beberapa kali kecupan.
Sedangkan Jungkook hanya dapat tertegun dengan kedua mata yang melebar.
Dan membiarkan bibir tebal itu terus mengecup bibir nya.
Penerimaan diri itu, membuat Jungkook tersenyum sendiri dalam ciuman.
"Ada apa?", tanya Taehyung.
Kepala Jungkook menggeleng pelan sembari tersenyum.
Lalu menatap Taehyung begitu dalam..
"Taehyung.. buatlah diriku mencintaimu, seperti dirimu mencintaiku.."
Senyuman lebar pun tak kuasa untuk Taehyung tahan.
"Tentu.. Dengan senang hati."
Maka, selanjutnya dia kembali memagut lembut bibir Jungkook.
Dan telah meningkat menjadi saling berciuman.
Bahkan, Jungkook tak segan mengalungkan kedua tangannya di leher Taehyung.
Tubuhnya menggelinjang setiap kali merasakan sensasi sentuhan tangan besar Taehyung di atas kulitnya yang berlapis gaun musim panas yang tipis itu.
Deru nafas masing-masing dapat terasa menerpa langsung kulit wajah keduanya saat ciuman terlepas.
Jungkook menghirup nafas sejenak.
Dan,
"Jungkook.."
"Ya..?"
Dapat Jungkook lihat binar mata Taehyung yang sendu..
Lalu Taehyung mengatakan, "Aku bukan malaikat suci yang dapat mengabaikan keindahanmu.."
Setelahnya, ia terhenyak kaget, sebab menerima serbuan ciuman Taehyung yang tiba-tiba di bibirnya.
Perlahan, ciuman itu turun ke area lehernya.
Akibatnya, sesekali mata Jungkook akan tutup-buka, efek sensasi yang terasa begitu membuncah dalam dada.
( Naikin volume sebelum play ♡)
Ehhhehehe...
Yg pada nungguin moment unch Taekook nih gimana kabar nya?
😗 Jangan Lupa vote n komen.
Habis perasaan terombang ambing, ayo, coba baca Azab antis cilok untuk ketawa2 ♡