[END] EUPHORIA [KOOKMIN]

By Amore008_2

26.7K 2.7K 1.2K

Jatuh cinta pada seorang aktor terkenal benar-benar membuat hidup seorang Park Jimin menjadi penuh dengan Euf... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20

11

1.1K 125 45
By Amore008_2

Typo ⚠️

Siapkan mental ⚠️

Happy Reading 💋




"hhnnhhh...aahhh"

Yoongi semakin bernafsu karena alunan merdu desahan Jimin yang sedari tadi terus mengalun. Keduanya kini berada di kamar Jimin dengan Yoongi yang telah menanggalkan atasannya, juga milik Jimin yang hanya pasrah.

Jika bukan karena obat yang Yoongi berikan tadi, mungkin saja hal yang telah lama diinginkan oleh pria pucat ini tak akan pernah terjadi.

"Jungkookhhh...aahhh...junghhhhhhmmhhh!"

Yoongi kembali membungkam bibir plump Jimin yang terus menyebut nama Jungkook. Lidahnya melesak masuk, yang mana segera disambut oleh Jimin yang setengah sadar.

"Jimin...aku sungguh telah lama menantikan ini"bisik Yoongi pelan dan menjilat telinga adik tirinya

"aahh...hmmhh...hhhh"

Yoongi menarik lepas seluruh celana Jimin hingga kini pria manis itu tak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya. Nafas Yoongi semakin memburu saat melihat betapa indahnya tubuh orang yang dicintainya.

"Kau sangat indah, sangat"gumam Yoongi

Jimin hanya menatapnya sayu dengan bibir tebal miliknya yang dia gigit. Seolah menggoda Yoongi yang kini dilihatnya sebagai Jungkook.

Yoongi merendahkan tubuhnya dan mengecupi setiap inchi tubuh Jimin yang terus menggeliat. Erangan nikmat senantiasa mengalun dari bibir plump Jimin yang kini semakin membengkak.

"ahhh...junghhh...ooohhh...hhmhhhh"

"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu Jimin"bisik Yoongi dihadapan bibir plump Jimin

"Aku juga sangat mencintaimu, aku sangat mencintaimu Jungkook"balas Jimin

Yoongi tersenyum miris. Tiada tempat di hati Jimin untuknya. Semua milik pria Jeon itu.

"Aku tau"

Yoongi kembali menciumi seluruh tubuh Jimin hingga sampai di hadapan lubang kenikmatan pria manis itu.

"aahhhh!!"

Jimin meremas sprei hingga kusut saat merasakan sesuatu yang basah dan hangat mulai menjilati lubangnya.

"aahhh...hnnhhh...mmhhhh...ooohhhh"

"Aku tidak bisa menahannya lagi"gumam Yoongi

Pria itu segera melepaskan celananya dan memposisikan penisnya didepan pintu masuk lubang Jimin.

Deg

Deggg

Degggg

"Jungkook?"

"Aku tidak bisa melakukan ini...tidak bisa...hiks...aku tidak bisa"isak Yoongi

Apa yang telah dilakukannya? Dia merasa akal sehatnya lenyap sesaat tadi. Dengan bodohnya dia melakukan hal ini pada seseorang yang begitu menyayanginya sebagai sosok kakak yang baik.

"Maaf...maafkan aku Jimin...maafkan aku...aku benar-benar jahat...hiks...maaf"isak Yoongi

"Jungkook? Ada apa?"tanya Jimin pelan

Yoongi mengusap air matanya dan menggeleng pelan. Dia turun dari ranjang dan kembali mengenakan pakaiannya, juga membantu Jimin mengenakan pakaiannya seperti semula.

"Tidurlah"ucap Yoongi lembut

Dan bagaikan sihir, Jimin perlahan memejamkan matanya dan segera tertidur. Mungkinkah itu efek alkohol? Atau efek obat yang Yoongi berikan tadi?

Yang jelas pria pucat itu begitu menyesal dengan tindakan bodoh yang dilakukanya. Dia begitu putus asa dan terfikir hal gila untuk mendapatkan Jimin bagaimanapun caranya.

"Maaf"gumam Yoongi pelan dan segera keluar dari kamar Jimin.

~~~

Jimin membuka matanya perlahan dan mengedip untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang diterimanya.

"Uhh kepalaku sakit"

Pria manis itu segera duduk dan menatap sekitar. Dimana dirinya kini berada dikamar miliknya sendiri.

"Apa Yoongi hyung yang membawaku kesini? Aku tidak ingat apapun semalam"gumam Jimin pelan

Jimin akhirnya memlilih untuk mandi agar tubuhnya lebih segar. Alkohol benar-benar berbahaya karena bisa membuatnya tak sadar dan tak ingat apa yang terjadi setelah meminumnya.

Selesai mandi, Jimin turun menuju ruang makan dan menemukan Yoongi yang tengah menyiapkan sarapan. Sedikit heran karena ini bukan hari libur. Yang biasanya Yoongi telah berada di kantor, kini hyungnya itu justru berada di rumah.

"Hyung, apa kau baik-baik saja?"tanya Jimin hati-hati

Mengingat semalam hyungnya terlihat begitu rapuh dan kesulitan.

"Aku baik-baik saja. Kemarilah kita sarapan. Dan setelah itu ada yang ingin kubicarakan denganmu"perintah Yoongi dengan senyum tipis di wajahnya

Jimin mengangguk dan segera duduk tepat dihadapan Yoongi yang mulai sarapan dengan tenang. Hening. Tak ada obrolan sedikitpun sampai mereka selesai dengan acara sarapan.

"Jimin"

Jimin menoleh pada hyungnya yang kini menunduk memegangi sendok garpunya.

"Ya hyung?"

"Jieun hamil, dan aku akan menikah dengannya"ucap Yoongi yang kini menatap Jimin

"Apa? Sungguh hyung!"Jimin tersenyum senang mendengar ucapan hyungnya

Yoongi mengangguk dan tersenyum tipis. Jimin terlihat begitu bahagia mendengar bahwa dia akan menikah dengan Jieun.

"Tapi....

"Huhh? Tapi apa hyung?"

"Aku akan tinggal di Amerika bersamanya. Aku akan mengurus perusahaan cabang yang ada disana"lanjut Yoongi

"Apa? Kenapa? Lalu bagaimana dengan perusahaan yang ada disini?"tanya Jimin cepat dengan ekspresi sedih

Tentu saja sedih. Dia selalu tinggal bersama hyungnya selama ini. Walaupun sebenarnya cepat atau lambat, hal ini pasti akan terjadi.

"Orang kepercayaanku akan mengurusnya. Kau tak perlu khawatir"Yoongi tersenyum lembut. Berusaha menenangkan Jimin yang terlihat sedih

"Baiklah hyung. Aku menyayangimu. Aku akan mendukung semua keputusanmu"Jimin tersenyum pada Yoongi

Yoongi menggigit bibirnya. Menahan diri untuk tidak mengatakan betapa dia mencintai Jimin dan meminta maaf tentang apa yang terjadi semalam.

"Jaga dirimu ya bocah nakal. Jangan membuat masalah saat aku jauh darimu"nasehat Yoongi

"Aiiihh hyung tenang saja. Aku akan belajar dengan giat dan tak akan membuatmu khawatir disana. Hyung juga berbahagialah di Amerika nanti bersama Jieun noona"ucap Jimin tulus

"Pasti"jawab Yoongi pelan

"Jadi kapan kalian akan menikah?"

"Tiga hari lagi. Setelah itu kami akan langsung berangkat"jawab Yoongi

"Baiklah. Aku senang mendengarnya. Kalau begitu aku pergi kuliah dulu hyung"pamit Jimin

"Ya. Hati-hati"

Jimin tersenyum dan segera pergi meninggalkan Yoongi sendiri. Tak lama terdengar isakan pelan yang tak lain berasal dari mulut Yoongi. Pria pucat itu kini menunduk dengan bahu bergetar karena tangisan.

"Ini yang terbaik untuk semuanya"

~~~

"Jaga dirimu bocah"

Yoongi mengusak rambut Jimin dan tersenyum tipis pada sang adik yang mengantarnya ke bandara.

"Tentu saja. Hyung dan noona juga jaga diri kalian baik-baik. Jaga juga calon keponakanku"Jimin tersenyum cerah

"Tentu, datanglah berkunjung saat libur kuliah"ucap Jieun dengan senyum lembut diwajahnya

"Tentu saja!"

Yoongi tersenyum tipis, dia sebenarnya tak ingin pergi jauh dari Jimin. Namun dia memiliki tanggung jawab baru sekarang. Dan jika dia tak menjauh dari orang yang dicintainya, Yoongi yakin dia bisa gila nantinya.

"Kemari"

Grepp

Yoongi memeluk Jimin erat. Begitu erat seolah itu adalah pelukan terakhir mereka berdua.

"Aku sangat menyayangimu Park Jimin"ucap Yoongi serak

Jieun melihat hal itu dengan tatapan sendu. Yoongi jelas begitu terluka saat ini karena harus jauh dari Jimin. Namun apa mau dikata? Yoongi harus mempertanggung jawabkan anak yang kini dikandungnya.

"Aku juga sangat menyayangimu hyung"

Jimin mengurai pelukannya dan memandang Yoongi yang kini tengah berusaha keras menahan air matanya.

"Kami pergi sekarang. Sampai jumpa"pamit Yoongi

Jimin mengangguk dan menepuk pelan bahu sang kakak.

"Hati-hati"

Yoongi tersenyum dan mengangguk kemudian menggandeng Jieun menuju tempat keberangkatan. Sedangkan Jimin menatap kakak serta kakak iparnya dengan senyum tipis di wajahnya. Setelah keduanya menghilang dari pandangannya, Jimin segera berbalik untuk kembali ke rumah.

"Ahhh rumah akan terasa sepi sekarang"gumam Jimin pelan

Pria manis itu segera masuk ke mobilnya dan melajukannya pergi dari bandara Incheon.

~~~

Taehyung menatap ponselnya yang mana tengah menampilkan kontak Jimin disana.

"Aku ingin bertemu dengannya"gumam Taehyung pelan

Lamunan pria tan itu terpecah saat ponselnya berdering. Nomor tak dikenalnya muncul di layar ponsel miliknya.

"Halo?"

"Taehyung'ah ini aku"

Degg

"Nayeon?"

"Iya ini aku. Bagaimana kabarmu?"

Taehyung terdiam sesaat. Kenapa wanita itu kembali menghubunginya setelah sekian lama menghilang?

"Aku baik"jawab Taehyung singkat

"Bisa kita bertemu? Aku baru saja sampai di korea"

"Bertemu? Untuk apa?"

"Aku merindukanmu"

Taehyung diam seribu bahasa. Tak tau harus menjawab apa sekarang. Wanita dari masa lalu yang menghilang dengan tiba-tiba, kini kembali menghubunginya dan mengatakan bahwa dia merindukannya?

"Sepertinya aku tidak bisa"jawab Taehyung pelan

"Kenapa? Apa kau tidak ingin bertemu denganku? Atau kau merasa canggung jika kita hanya bertemu berdua saja?"

"Nayeon, aku-

"Kita bisa mengajak Jungkook jika kau mau"

"Tidak! M-maksudku....

"Aku tau. Jadi? Kita bertemu malam ini?"

"Baiklah. Kirimkan alamatnya"Taehyung memijat keningnya

"Baiklah tae. Sampai jumpa"

Nayeon mengakhiri panggilan mereka. Membuat Taehyung mendesah lega.

"Kenapa dia kembali?"gumam Taehyung

Tiinggg

Taehyung melihat sebuah pesan masuk dari nomor Nayeon. Sebuah alamat restoran yang begitu familiar untuknya.

"Hhaaaaahhhh"

~~~

Jimin memainkan ponselnya dengan kikikan pelan yang sedari tadi terus terdengar dari bibirnya. Dan hal itu membuat Hoseok menatap heran pada sahabatnya itu.

"Apa kau baik-baik saja Park Jimin?"tanya Hoseok pelan

"Huh? Ya tentu!"Jimin menjawab cepat dan kembali menatap ponselnya

"Kau sedang bertukar pesan dengan siapa? Mengerikan sekali melihatmu tertawa seperti itu"ucap Hoseok dengan ekspresi julidnya.

"Dengan Jungkook"Jimin meletakkan ponselnya dan tersenyum lebar

"Kalian sudah menjadi sepasang kekasih heh?"goda Hoseok

"Belum. Atau tidak"Jimin mendadak murung

"Apa? Kenapa? Yang kulihat sepertinya Jungkook menyukaimu"

"Entahlah. Kami memang semakin dekat. Tapi seolah masih ada dinding tak terlihat diantara kami. Seolah Jungkook masih membatasi dirinya. Padahal aku sangat ingin menjadi kekasihnya"gumam Jimin sedih

Hoseok menepuk lengan sahabatnya dan tersenyum.
"Jangan sedih seperti itu. Mungkin Jungkook tidak ingin terburu-buru"ucap Hoseok menenangkan.

Triingg

Jimin kembali menatap ponselnya yang berbunyi. Tanda sebuah pesan baru saja masuk. Namun itu bukan pesan dari Jungkook. Melainkan dari nomor asing yang tak dikenalnya.

"Jalang sialan! Kau akan mati di tanganku!"

"A-apa ini?"gumam Jimin dengan suara gemetar

"Ada apa?"

Hoseok segera merebut ponsel Jimin dan melihat pesan ancaman yang diterima sahabatnya.

"Brengsek! Siapa yang melakukan ini!"geram Hoseok

Pria itu menatap sekeliling mereka. Tak ada hal yang mencurigakan disana.

"Darimana orang itu mengetahui nomorku?"gumam Jimin takut

"Aku tidak tau. Tapi sebaiknya kita laporkan ini ke kantor polisi"ajak Hoseok

"T-tidak perlu. Mungkin dia hanya menakutiku"Jimin berusaha tenang

"Baiklah. Lebih baik kita block saja nomor ini. Beritau aku jika ada nomor lain yang mengirimkan pesan seperti ini lagi padamu ok"pinta Hoseok

Jimin tersenyum dan mengangguk. Setidaknya dia merasa sedikit lega karena memliliki sahabat yang sangat peduli padanya.

~~~

Taehyung duduk dengan tenang di sebuah restoran tteokbokkie yang telah lama tak didatanginya. Tak lama pintu restoran itu terbuka. Menampilkan seorang wanita cantik yang mengedarkan pandangannya dan tersenyum saat menemukan Taehyung.

"Kau sudah datang"sapa Nayeon

Wanita itu duduk dihadapan Taehyung yang tersenyum singkat padanya.

"Apa kabar?"sapa Taehyung

"Baik. Aku dengar kau kini telah menjadi aktor terkenal"Nayeon tersenyum

"Ya. Dan kau? Kau sudah menggapai mimpimu menjadi model terkenal bukan?"tanya Taehyung

"Ya. Aku telah mendapatkan apa yang ku cita-citakan dulu. Seperti kau, dan juga Jungkook yang kini telah menjadi aktor terkenal"

Taehyung membuang tatapannya dan meminum soju yang ada dihadapannya.

"Aku merindukanmu Taehyung'ah"

Taehyung yang tadi menunduk, kini memandang wanita yang menatapnya sendu.

"Jangan katakan itu"gumam Taehyung

"Kenapa? Apa karena Jungkook? Sejak dulu aku hanya mencintaimu tae. Bukankah kau tau itu?"Nayeon terlihat sedih

"Persahabatan kita telah hancur yeon'ah. Padahal dulu kita bertiga selalu bersama"Taehyung tersenyum miris

"Maaf. Karena saat itu aku tidak menegaskan perasaanku hingga akhirnya kita menjadi seperti ini. Tapi asal kau tau tae, walaupun dulu aku menjadi kekasih Jungkook, namun aku hanya mencintaimu"Nayeon menggenggam tangan Taehyung

"Lalu apa yang sekarang kau inginkan?"tanya Taehyung yang memandang tangannya

"Aku ingin kita kembali bersama. Kau dan aku tae. Tapi bukan sebagai sahabat, melainkan-

"Nayeon, aku memiliki seseorang yang kusukai sekarang. Dan itu bukan kau"Taehyung melepaskan tangannya

"Apa? Siapa tae? Bukankah kau juga mencintaiku?"

"Memang aku mencintaimu, tapi itu dulu"

"Taehyung-

"Maaf. Tapi aku harus pergi sekarang"Taehyung meletakkan selembar uang di meja dan segera pergi darisana.

Meninggalkan Nayeon yang menunduk sedih mendengar semua ucapan Taehyung.


Continue Reading

You'll Also Like

63.4K 13.4K 151
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
108K 825 5
isinya jimin dan kelakuan gilanya
69.4K 6.3K 39
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
403K 7.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.