Tensura: Rimuru and the Paral...

By XRider5

14.7K 1K 303

Dunia Parallel, kira-kira apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata ini? Dunia lain? Kehidupan lain? Cermi... More

Info
Prolog
(A) 1. Pahlawan
(A) 2. Rimuru Teslarnd
(A) 3. Dia?
(A) 4. Mencoba mengerti
(A) 5. Benarkah?
(B) 6. Apa itu?
(B) 7. Ini benar?
(B) 8. Kalian!
(B) 9. Demon lord lain
(B) 10. Pertemuan: Part 1
(B) 11. Pertemuan: Part 2
[Info] Penjelasan penting
(C) 12. Monster
「𝚃𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊」
(C) 14. Ancaman
(C) 15. Mulai
(C) 16. Tidak diduga
(C) 17. Mengherankan
(C) 18. Mirip bukan berarti sama
(C) 19. Sepotong-sepotong
(C) 20. Malaikat?
(C) 21. Ditunggu-tunggu
(C) 22. Lihat dirimu
(C) 23. Berpisah
(D) 24. Dua sisi
(D) 25. Tuan dan pelayan
(D) 26. Hubungan
(D) 27. Kunjungan

(C) 13. Sedikit istirahat

350 30 9
By XRider5

✧𝑻𝒆𝒏𝒔𝒖𝒓𝒂: 𝑹𝒊𝒎𝒖𝒓𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒉𝒆 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒍𝒍𝒆𝒍 𝒘𝒐𝒓𝒍𝒅✧
-----------------------------------------------------------

NOTE:

<< iya >> = Ciel berbicara

< Benar > = Raphael berbicara

' tolol! ' = berbicara dalam hati jika POV 3

[ Halo ] = telepati

" Yeah " = orang berbicara

*Menangis* / *Brak* = melakukan tindakan/ efek suara

[Api]= skill

"Halo" = suara misterius/ yang tidak diketahui atau seseorang berbisik

Oke semuanya, cerita tentang 'Rimuru', bisa dipastikan akan ada perbedaan di versi yang seharusnya.

Saya tidak selalu menyesuaikan Watak yang tepat di beberapa tokoh yang ada,

Jadi Jika salah satu tokoh melakukan tindakan yang menurut kalian keluar dari 'karakter' mereka,

Yah.. itu karena mereka adalah Versi Parallel (⁠・⁠∀⁠・⁠)

Dan tetap ingat, ini hanyalah fanfic!

================================

Dua orang gadis keluar melewati pintu putih tebal yang bergeser terbuka.

Keduanya terlihat identik dengan rambut silver kebiruan dan kulit putih bersih, satu-satunya yang membedakan mereka adalah warna mata dan pakaian yang dikenakan.

" Ciel, kamu sudah makan? "

Gadis dengan mata emas bertanya saat menoleh kearah gadis bermata merah disampingnya.

" Belum. Aku menunggumu menyelesaikan latihan dulu "

" Benarkah? Kalau begitu, ayo kita makan "

" Tentu, ayo " jawab Gadis bernama Ciel terhadap ajakan kakaknya.

Mereka menyusuri lorong besar putih. Beberapa belokan dan pintu telah dilewati, hingga mereka sampai di suatu koridor berdinding hijau yang lebih sempit.

Dua bersaudara itu kemudian berhenti di depan sepasang pintu putih dengan jendela buram di dalamnya. Salah satu dari mereka kemudian mendorong pintu dan segera menemukan ruangan luas yang penuh dengan meja dan kursi dalam jumlah besar.

" Hei!, Rimuru Ciel! " Seseorang melambaikan tangan kearah mereka.

Melihat orang yang dikenalinya, Rimuru dan Ciel segera berjalan kearahnya.

Semakin mendekatinya, terlihatlah rupa jelas sesosok orang yang memanggil mereka tadi. Dia adalah seorang pria paruh baya berseragam hitam yang memiliki kulit kecokelatan, Rambut pirang dan mata keemasan. Terdapat dua garis merah seperti bentuk petir di masing-masing bawah matanya, membuatnya mudah untuk dibedakan dengan pria lainnya.

Sesampainya di sana, tanpa pikir panjang mereka segera duduk disebelah pria pirang itu.

" Jadi Rimuru, latihanmu sudah selesai? " Dia bertanya dengan sedikit menunduk untuk menyesuaikan tinggi dengan Rimuru.

" Ya. Kekuatan Milim-senpai memanglah luar biasa, aku sampai tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan teknik baru itu " jawabnya dengan senyum tipis.

" Tentu saja, dia kan keponakanku, Kuahahaha! " pekiknya saat membusungkan dadanya dengan wajah sombong.

Sembari memakan kari yang telah tersaji, mereka menghabiskan makan seraya mengobrol dan bercanda.

Seakan baru menyadari suatu hal, Rimuru kemudian bertanya kepada pria pirang yang sedang mengunyah makanan di mulutnya.

" Ngomong-ngomong, paman. Bukankah di jam segini seharusnya kamu sedang bekerja? "

Mendengar pertanyaan Rimuru, sontak membuat pria itu tersedak. Berusaha untuk bernafas tetapi tidak bisa, Rimuru yang melihat hal itu berusaha untuk menolongnya.

" Bagaimana kalau ku bantu~ "

Masih dalam keadaan tersedak, tiba-tiba ia mendengar suara yang familiar di belakangnya, Bulu kuduk pria itu seketika berdiri.

Berbalik pelan dengan gemetar, ia menemukan sesosok perempuan yang membuatnya ketakutan.

Tanpa tunggu lama, wanita itu segera mengarahkan kakinya untuk menendang punggung pria pirang itu dengan keras.

*Brak!*

Saking kerasnya, sampai membuat perut pria tersebut menabrak meja dengan kasar. Serpihan-serpihan kayu dari meja tersebut mulai rontok, membuat lubang lengkungan tembereng kecil diantaranya.

" K-kakak! Aduh sakit.. "

Makanan yang membuatnya tersedak telah keluar, tetapi dengan ganti punggungnya yang memar parah berkat tendangan 'lembut' kakaknya.

Seorang wanita paruh baya yang cantik. Rambut biru gelapnya diikat model Space Buns, mata emasnya kemudian menatap tajam kearah pria pirang tersebut seraya menarik salah satu kupingnya.

" Adududuh! Sakit kak! " Pekiknya kesakitan saat telinganya ditarik keras oleh wanita itu.

" Sekarang kamu cepat kembali mengerjakan tugas mu! Atau tidak... " Tangan satunya mengepal dan mulai dilapisi oleh api merah panas.

Pria pirang itu mulai panik,

" Baiklah-baiklah! aku akan mengerjakannya sekarang! "

Dengan itu, Wanita tersebut lalu melepaskan cengkraman di telinganya. Begitu dilepaskan tanpa pikir panjang pria itu segera lari keluar ruangan.

Saking paniknya, dia hampir saja merusak pintu putih yang ia dobrak.

" Nona Velgrynd. bagaimana kabar anda? " Celetuk Rimuru memecah keheningan.

Wanita tersebut segera menoleh lembut kearah Rimuru. Wajahnya tersenyum ramah lalu duduk disampingnya.

" Aku Baik. Maaf untuk keributan tadi ya, Rimuru " jawabannya saat mengingat perilaku sembrono adiknya.

" Tidak masalah nona, lagipula paman Veldora lah yang salah " ucap Rimuru seraya menunjukkan senyum kecut.

" Terimakasih. Tapi hei, bukankah sudah kubilang dari dulu, jangan tambahkan 'Nona', panggil saja namaku " Velgrynd mengerutkan alisnya kesal.

" Eh itu tapi.. "

" Tidak ada tapi-tapi. Sekarang coba panggil yang benar " celetuknya memotong kebimbangan Rimuru.

" V- Velgrynd-san?.. " ucap Rimuru ragu-ragu.

Velgrynd menghela nafas ringan. Dia sebenarnya lebih suka jika Rimuru memanggilnya tanpa tambahan honorfik '-san' pada akhirannya, tapi tentu ia mengerti jika tidak semudah itu untuk Rimuru bisa ucapkan.

" Selamat pagi, Guru. Anda sepertinya melupakan murid anda sendiri "

Velgrynd melihat seseorang duduk di sisi lain Rimuru. Perawakan yang identik dengan Rimuru, namun Velgrynd tentu bisa membedakannya.

" Ara~ sepertinya muridku menghabiskan liburan dengan berkencan bersama kakaknya " goda Velgrynd dengan senyum tipis.

Velgrynd adalah guru bertarung untuk Ciel. Velgrynd dikenal sebagai salah satu keempat Naga murni terakhir.

Naga murni terakhir adalah julukan dari keempat bersaudara yang merupakan keturunan murni dari naga legendaris Xevagon, yang juga merupakan leluhur para naga.

Dahulu, para naga adalah ras yang dianggap sebagai yang terkuat diantara Monster. Walaupun memang tidak memiliki jumlah yang banyak, tapi kekuatan setiap individu mereka tidak bisa dianggap remeh. Karena sebuah insiden di masa lalu, keturunan para naga kini hanya tersisa empat orang saja, dan diantaranya adalah Velgrynd dan Veldora.

Kekuatan para naga terbukti dimana saat ini empat naga bersaudara telah dianggap sebagai yang terkuat di M.T.A. . Jika setiap keempat dari naga bersaudara memiliki julukan, maka julukan dari Velgrynd adalah naga Bara api dan untuk Veldora adalah naga badai.

Tapi bagaimana Ciel bisa mendapatkan pelatihan khusus dari orang sepenting Velgrynd?

Dari berita yang menyebar diantara orang-orang M.T.A.. Setelah melihat bakat mengagumkan yang dimiliki Ciel, Velgrynd kemudian tertarik untuk melatihnya.

" Aku anggap itu sebagai pujian, guru " ucap Ciel dengan wajah datar.

" Seperti biasa, sopan santun mu selalu kurang ya, Ciel "

Melanjutkan obrolan dengan topik-topik umum terbaru. Hingga tak terasa waktu sudah banyak berlalu. Merasa telah waktunya, Velgrynd pun segera berpamitan dengan Rimuru dan Ciel untuk melanjutkan tugasnya.

Rimuru dan Ciel yang juga sudah merasa tidak memiliki urusan lagi di kantin pun segera keluar dan menyusuri jalan di sebuah lorong.

" Hei Ciel " panggil Rimuru memecah keheningan.

" Ada apa kak? " Ciel menoleh, menjawab panggilan saudarinya.

" Bagaimana kalau kita latih tanding " tawar Rimuru saat menoleh melihat Ciel.

" Kakak dan aku? " Tanya Ciel ingin memastikan.

" Memangnya siapa lagi? "

" Kupikir kakak sudah puas ku kalahkan di Sparring sebelumnya " ejek Ciel saat menunjukkan senyum nakal.

" Cih, kamu ini " kesalnya saat mengingat Sparring mereka terakhir kali.

Rimuru dan Ciel pernah beberapa kali pernah melakukan Sparring bersama. Tetapi hasil yang paling banyak keluar adalah kemenangan Ciel, membuat Rimuru sering kali kesal.

Bukan merasa kesal karena iri dengan kekuatan Ciel, melainkan kesal karena tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi adiknya sendiri.

' Adikku saja lebih kuat dariku, lalu bagaimana aku bisa melindunginya dari ancaman yang lebih besar? ' begitulah pemikiran yang selalu mengganggu saat ia tidak mampu untuk melampaui kekuatan adiknya.

Tidak ingin hanya menonton dan menunggu hasil saja, Rimuru terus berlatih dan tidak menyerah untuk semakin kuat. Membuatnya tidak pernah sungkan untuk meminta bantuan orang-orang hebat yang ia kenal untuk melatihnya.

Singkatnya mereka telah tiba di tempat khusus untuk Sparring. Tidak seperti ruangan yang digunakan Rimuru saat berlatih dengan Milim sebelumnya, Ruangan ini jauh lebih sederhana tetapi tetap kuat menahan beberapa pukulan. Dikelilingi oleh batu pelindung berlapis-lapis, membuatnya tidak mudah untuk dihancurkan.

Sebuah pedang kayu lalu melayang menuju Ciel, dan segera ditangkapnya tanpa masalah.

" Pedang kayu? " Ucap Ciel spontan saat melihat benda yang ditangkapnya.

" Benar, kamu belum pemanasan bukan? Aku akan memberimu pemanasan sambil tetap melanjutkan Sparring " seringai tipis terbentuk saat Rimuru mengatakannya.

" Jadi kamu meremehkan ku, kak. Baiklah, tentu aku terima dengan senang hati " ucap Ciel dengan ekspresi serupa.

Sesudah mengenakan pengaman latihan, mereka kemudian mengambil posisi. Bersiap dengan posisi kuda-kuda, menatap tajam satu sama lain.

*Tet!*

Begitu bel berbunyi, pertarungan pun dimulai.

Maju dengan kecepatan penuh, menabrakkan kedua pedang kayu dengan keras. Suara gesekan dan tabrakan antar kayu bergema di seluruh ruangan. Adu pedang terus terjadi antara mereka berdua.

Saking kuat benturan yang mereka berikan, hingga membuat masing-masing pedang kayu yang mereka gunakan mengalami kerusakan parah.

*Krak*

Seolah tidak bisa menahan benturan lagi, pedang kayu Ciel akhirnya retak.

" Bagaimana? Apakah kamu yang akan kalah sekarang? " Celetuk Rimuru saat seringai tergambar di wajahnya.

" Apakah kakak lupa? Ini kan hanya pemanasan "

Tanpa aba-aba, Ciel melemparkan pedang kayu retaknya menuju perut Rimuru, tapi ditangkis olehnya. Begitu telah mengalihkan pandangannya kembali ke posisi Ciel, dia tidak melihat seseorang di sana.

Merasa Ciel menghilang, Rimuru kemudian memutar pandangannya dengan posisi waspada, sampai ia kemudian merasakan seseorang di belakangnya. Api hitam melapisi tangan Ciel, mengarahkan pukulan ke kepala Rimuru.

Tanpa berbalik, Rimuru kemudian mengeluarkan tentakel lengket untuk memblokirnya. Pukulan Ciel tertahan, dan tangannya masih digenggam oleh tentakel itu.

" Tidak semudah itu " Seolah merencanakan sesuatu, seringai malah terbentuk di wajah Ciel.

" Ap-- " ucapan Rimuru tertahan saat berbalik dan melihat gumpalan api hitam besar di tangan Ciel yang lain.

Memaksa mengeluarkan api hitam dari lengan yang tertahan tentakel untuk membebaskannya, lalu mendorong api hitam besar di lengan satunya untuk menyerang punggung Rimuru.

Rimuru mengeluarkan lebih banyak tentakel lendir lalu disatukan menjadi perisai untuk menghindari ledakan api hitam itu. Berhasil menahannya, tapi dengan bayaran beberapa tentakelnya hancur karena ledakan.

" Bukankah kamu jadi lebih agresif? "

" Bukankah kakak menjadi lebih pintar? " Ejek Ciel dengan senyum sumringah.

" Oh benarkah? " Dengan senyum lebar, matanya kemudian melirik ke tangan kanan Ciel.

Merasa lirikan Rimuru memiliki arti, Ciel kemudian mengalihkan pandangannya ke arah yang dimaksud. Betapa terkejutnya ia saat menemukan sisa-sisa tentakel lengket yang menempel malah membesar dan terus menjalar di lengannya.

Tangan Rimuru mengepal. Seakan mengikuti perintah tuannya, lendir lengket itu kemudian melilit lengan Ciel dengan erat. Ciel yang merasakan kerasnya jeratan lendir itu kemudian mengerang, lalu mencoba membakarnya dengan api hitam yang ia munculkan dari tangan satunya.

Seolah tidak cukup hanya di lengan kanan Ciel, Rimuru kemudian melemparkan lebih banyak serpihan-serpihan lendir kecil kearah Ciel. Ciel yang tidak ingin menambah jumlah lendir yang menempel, langsung memunculkan api hitam dari punggungnya. Api yang menyulur seperti halnya dua tentakel yang membakar tetesan air, semua lendir yang dilemparkan terbakar oleh api hitam.

Tetapi seakan memberikan kejutan, begitu api telah tersingkir dari pandangan Ciel, Rimuru telah berada beberapa langkah darinya. Ciel reflek melebarkan matanya tatkala Rimuru mengarahkan kepalan tangan yang telah dilapisi lendir lengket kearahnya.

Tidak tinggal diam, Ciel kemudian menggunakan kedua lengan yang telah terlapisi api hitam untuk memblokirnya. Terdorong beberapa senti kebelakang, menciptakan retakan di lantai.

Tidak menyerah, Rimuru kemudian mengeluarkan tentakel lagi dari punggungnya, tetapi karena kejadian sebelumnya membuat tentakel kali ini terlihat lebih kurus. Tentakel Api hitam kemudian keluar lagi dari punggung Ciel, Menahan tentakel lendir Rimuru untuk tidak mengenainya.

" Bukankah kamu terlalu memaksakan diri~ " goda Rimuru yang tahu keadaan Ciel.

Sebenarnya Ciel hanya bisa mengeluarkan api hitam pada dua anggota tubuhnya saja. Tentu saja dia bisa menggunakan lebih, tetapi itu akan sangat menguras energi.

*Wooo...wooo...*

Saat Rimuru sudah memojokkan Ciel dan akan mengakhirinya, tiba-tiba saja muncul sebuah bunyi lengking alarm. Memberikan pencahayaan merah kedap-kedip di dalam ruangan.

Rimuru dan Ciel menghentikan serangannya, melepas semua perlengkapan lalu bergegas keluar dari tempat latihan dan menuju ruang kendali.

Di ruang kendali,

Pintu besar yang tertutup rapat sekarang terbuka lebar, memperlihatkan sekelompok orang yang memasuki ruangan.

" Hei! Apa yang terjadi! " Teriak seorang gadis pendek berambut pirang diikuti oleh sejumlah orang disampingnya.

Terlihat banyak orang yang sedang duduk di depan monitor masing-masing, tetapi tidak ada diantara mereka yang menoleh saat mendengar seseorang memasuki ruangan. Semuanya fokus mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Tidak berselang beberapa detik kemudian, dua gadis berpenampilan identik memasuki ruangan.

" Apa yang terjadi?! " Pekik Rimuru satunya saat baru memasuki ruang.

" Itu adalah serangan dari para badut " jawab seorang pria jangkung bersurai merah saat sedang menatap monitor utama.

" Para badut! "

lebih dikenal sebagai Moderate Harlequin Alliance, Mereka adalah sekumpulan orang yang menggunakan pakaian dan topeng badut sebagai penyamaran mereka. Merupakan kelompok orang-orang yang menentang perdamaian antara Monster dan manusia. Walaupun dikatakan sebagai sekelompok 'badut', nyatanya kekuatan tiap individu anggota mereka tidak bisa dianggap remeh, mampu membuat pemerintah saat ini sulit mengatasinya.

Setelah insiden pertempuran Rimuru melawan Footman, terungkaplah pemimpin sebenarnya dari kelompok ini adalah Yuuki Kagurazaka yang menyamar menjadi salah satu petinggi di M.T.A., memberikan banyak kesempatan kepada Yuuki untuk mencuri informasi penting di M.T.A. sekaligus berhasil membawa empat orang kuat ke pihaknya.

" Melakukan kekacauan setahun yang lalu, dan sekarang muncul untuk membuat kekacauan lagi rupanya " ucap salah satu pria berambut pirang.

" Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Mizari! Bagaimana keadaannya! " Pekik Guy seraya mengalihkan pandangannya kepada seorang wanita berambut hijau panjang yang duduk di depan salah satu layar monitor.

" Sejauh ini hanya ledakan yang terjadi di beberapa markas cabang " jawabnya tanpa beralih dari layar.

" Hei Guy, lihat itu " tunjuk pria bersurai ungu kearah monitor utama.

Tempat yang ia tunjuk adalah salah satu markas cabang M.T.A. yang sudah kacau dengan seorang pria bertopeng diantaranya.

" Hei Mizari, perjelas gambarnya " ucap Guy saat menyipitkan matanya berusaha memperjelas gambar yang dimaksud.

Gambar pun diperjelas. Yang ditayangkan pada monitor saat ini bukanlah foto maupun video pada beberapa waktu yang lalu, melainkan siaran langsung dari tempat kejadian. Begitu gambar telah jernih, terlihat seorang pria dengan topeng badut berdiri menatap kearah kamera.

" I-itu Laplace! "

====================================

Rilis: 23/01/23

Hai semuanya..

saya penulis cerita ini

cerita ini hanya hasil karangan saya yg saya dapatkan setelah membaca Tensura.

Dan kalau ada yg ingin dikoreksi untuk tulisan saya bisa kalian kasih tau di kolom komen.

[⚠️Note: ini adalah cerita hasil karangan saya, tensura tetap milik fuse- sense.

Dan jika ada gambar yg saya tambahkan di cerita ini, itu adalah gambar yg saya dapatkan dari internet jadi, jika itu berkaitan dengan sebuah karakter fiksi lain mohon maafkan saya, karena saya hanya mencari gambar yg paling sesuai untuk menggambarkan sesuatu yang ada di khayalan saya.⚠️]

Terimakasih sudah membaca...

Continue Reading

You'll Also Like

75.8K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
75.4K 14.5K 15
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
57.3K 7.4K 47
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
527K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...