Fajri and Family

Autorstwa Arhamunnisa

8.4K 1.4K 610

Minimal masih tetap vote walaupun cerita nya sudah end #shanfenji STAN# Więcej

1. perkenalan
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
info
pemberi tahuan

chapter 33

154 34 29
Autorstwa Arhamunnisa


~author

Pagi yang cerah telah datang, dimana sese orang tengah bersiap untuk berangkat sekolah, yah setelah dua hari dia harus dirawat di rumah sakit, sekarang dia di perbolehkan melakukan aktivas seperti biasa.

"Pagi bang,,, " Sapanya lalu duduk dimeja makan

"Hm,,, pagi" Balas gilang dengan senyum gulanya.

"Eh pagi den aji" Ucap bi ijah sambil membawakan sarapan pagi mereka, Fajri pun membalas dengan senyum nya.

"Den aji tau ngak kalau bibi lagi senang ni, " Lanjut bibi

"Senang kenapa bi? " Tanya balik fajri

"Yah, karna ada den fajri, den gilang sekarang udah mau sarapan dirumah, biasanya ngak pernah, bahkan hampir jarang makan masakan bibi" Jelas bibi

"Ah masak sih, orang masakan bibi enak gini, masak lo ngak nafsuh si bang? " Ucap fajri memuji

"Yah,,, enak sih, tapi gue ngak suka kalau makan dengan kesunyian, jadi gue pergi makan keluar deh" Jawab gilang yang diangguki fajri

Lalu mereka kembali terfokuskan dengan sarapan dan perlahan menghabiskan nya tanpa banyak bicara lagi, Gilang yg tersenyum² menatap Fajri yg sedang sarapan entah lah ia merasa bersyukur banget dengan kedatangan Fajri kerumahnya kini rumah nya tidak sesunyi dulu lagi

***
^Dirumah Shandy^

Semenjak hari itu, kesunyian selalu melanda rumah ini, rumah yang biasanya ada suara sinis-menyinis sekarang berubah, memang tidak ada Kegaduhan lagi tapi slalu ada kecanggungan dalam bicara.

Karna rumah ini slalu membahas tentang kesalahan seorang anak, namun sekarang tidak lagi, karna anak itu tidak ada disini lagi

Yah, semenjak ditolong gilang kemaren, fajri meminta agar tidak ada satu orang pun yang tahu dimana ia tinggal, jadi mereka semua tidak ada yg tahu akan keberadaan Fajri

Saat selesai makan, Shandy langsung bangkit dari duduknya dan ingin segera pergi namun ditahan oleh papahnya.

"Ngak mau ucap salam dulu gitu? Sampai kapan kamu marah ha? Lagi pula anak itu sudah memiliki kehidupan sendirinya diluar sana" Ucap papa tanpa rasa bersalah

"Hm, kehidupan diluar sana? Ya begitulah dengan shandy, kehidupanku sedang ada diluar sana, ntah bagaimana kondisinya, yang jelas aku bakal cari dan bawak dia pulang" Balas shandy tegas

"Hm, anak ngak penting kayak gitu ngapain kamu urusin, mending fokus sama karir kamu Shandy! " Balas papa nya tak kalah tegas

"Lagi pula kak, kehidupan lo ngak cuma dia, ada gue sama papa lo pikirin itu baik-baik" Timpal fenly

"Kehidupan gue emang bukan dia aja, tapi,,,, kehidupan dia cuma ada Gue, jadi jangan pernah menganggap kalau gue egois, karna kalian lah yang bikin gue jadi egois, dan memprioritaskan dia" Balas Shandy dengan emosi memuncak dan pergi keluar.

Papa nya hanya bisa menggeleng geleng kan kepala melihat putra sulung nya yg berubah seratus persen hanya gara gara Fajri yg minggat dari rumah, padahal yg ia fikir dengan kepergian Fajri bisa membuat suasana rumah jadi adem ayem tanpa cek Cok lagi tapi kenyataannya salah kecekcokkan makin menjadi jadi, ia bingung harus berbuat seperti apa lagi biar bisa mengembalikan suasana rumah yg seperti dulu

***
^Disekolah^

Fajri telah sampai kesekolah, ia langsung disambut dengan kedua temanya itu, yah pasalnya dua temanya ini tidak tahu akan kabar dia semenjak dua hari terakhir

"Eh ji lo kemana aja? Gue chat ngak dibales,,, sok sibuk lo" Dumel Fiki kesal

"Yaelah,,, namanya juga hidup ada masa sibuknya kali" Jawab Fajri

"Sok misterius lo, ngak pernah cerita apa-apa kekita, lo nyembunyiin sesuatu kan? " Timpal zweitson kesal

"Nyembunyiin apaan? Curiga mulu lo pada" Lanjut fajri lalu pergi meninggalkan mereka.

"Dih,,, udah ditungguin juga, malah ditinggal" Kesal fiki yang mengikuti langkah fajri dan disusul zweitson

^Di kelas^

"Btw, yang nganterin surat lo kemaren siapa? " Tanya Zwei mengintrogasi

"Ha! Yang mana? " Tanya balik fajri soalnya ia belum tahu soal itu

"Itu,,, yang kemaren nganterin surat izin lo" Jelas fiki yang sudah greget dengan temanya ini.

"Orangnya tu,,, itam manis,,, logat mukanya,,, lumayan serem, soalnya dia kurang senyum kemaren" Ucap zwe menjelaskan

"Oo,,, bang lang" Jawab fajri datar

"Oo,,, bang lang,,, iya bang lang, dia siapanya elo bambang? " Greget Fiki sambil menirukan ucapan fajri

"Ya,,,, pokoknya orang baik lah, udah ah males gue,,, berasa diruang BK, ditanya mulu" Ucap fajri melerai

"Emang lo pernah masuk bk" Ucap fiki yang berfikir

"Udah lah Fik lagi males debat gue" ucap fajri yg langsung menidurkan kepalanya di atas lipatan tangannya di atas meja

***

Di kafe ricky^

"Arghh,,,, bingung gue,,, mau cari kemana lagi tu si aji" Prustasi Shandy

"Yaelah sabar,,,, ni kita juga lagi usaha,,, lo do'ain aja, semoga dia baik-baik saja" Ucap ricky menenangkan

" Tahu lo! Mending lo sementara turutin kemauan fenly buat jadi kakak yang baik untuk dia, siapa tahu hatinya juga luluh nanti buat nerima fajri " Timpal farhan yang mendapat tatapan sinis ricky

"Hm mikirin fenly, gue udah usaha tapi apa, di otak gue cuma ada dia, intinya sebelum gue bisa liat aji baik-baik saja pakai mata gue, gue belum bisa mikirin yang lain" Jelas Shandy sambil memijat pelipisnya

"Yaudah sabar ya,,,, gue bakalan bantu lo, kita cari aji bareng bareng ya" Ucap ricky melerai

"Oh ya shan, apa lu belum cek ke sekolahnya, atau ngabarin pihak sekolah kalau aji ngak masuk beberapa hari ini" Lanjut ricky mencari solusi

"Benar sih, gue belum kasih tahu pihak sekolah kalau aji izin ngak masuk beberapa hari, yaudah nanti lo temenin gue ya" Jawab Shandy dan diangguki mereka berdua

***

^Disekolah^

Jam pulang sekolah pun tiba, mereka bertiga  sudah barada diparkiran.

"Eh ji main basket didekat lapangan rumah lo, mau ngak? " Tanya zweitson diangguki fiki

"Duh,,, gimana ya? Lain kali aja deh, gue lagi ngak bisa" Jawab fajri mengelak

"Emang lo ngapain si, ngak biasa lo nolak soal main basket" Kesal fiki terhadap teman satunya ini

"AJI!! " Teriak seseorang yang tak asing dan berlari kecil kearah mereka, dan langsung mendekap tubuh adiknya itu, siapa lagi kalau bukan shandy.

Fajri tak membalas pelukan itu, yah bukan karna tak rindu dengan abg nya ini, tapi fajri ingin abg nya mengerti kalau hal yang dia lakuin ini akan membuat orang dirumah itu marah, karna sudah peduli dengannya

"Dih,,, apaan sih lo bang, kayak ngak ketemu aji bertahun² aja" Dumel Fiki yg melihat tingkah Shandy yang berlebihan

"Lo ngak papa kan? Lo tinggal dimana? Yok ikut abang pulang ya! " Bukan menjawab pertanyaan fiki, Shandy hanya sedang khwatir dengan fajri sehinga bertubi-tubi pertanyaan untuk adiknya keluar

"Ha! Ti_ tinggal dimana? " Ucap zweitson bingung

"Gue ngak papa kok, dan gue udah nemuin tempat tinggal yang bisa menerima gue, udah ya bang mending bg sen balik ke rumah, kalau mereka tahu nanti bg sen kena imbasnya" Jelas fajri datar

Tak lama sebuah mobil datang didepan pagar sekolah, lalu fajri langsung bergegaslah berjalan masuk dan meninggalkan mereka semua yang hanya bergelud dengan pemikirannya.

"Eh bang maksudnya apa? Aji ngak tinggal dengan lo? " Tanya Zwei bingung begitupun fiki

"Ya,,, pokonya ada urusan keluarga gue, dan fajri diusir dari rumah" Ucap Shandy yang menatap mobil yang membawa adiknya pergi

"Ha! Diusir,, emang seburuk apa yang aji lakuin, sampe-sampe diusir? " Tanya zwei yang sangat ingin tahu.

Dengan amat berat Sandy menceritakan semuanya, ia percaya kalau zweitson dan fiki bisa membantunya, untuk membujuk fajri pulang.

"Oh jadi gitu bg kurang ajar banget tuh si fenly pakek acara ngadu lagi, Cepu banget sih jadi orang" dumel Fiki yg habis ngedenger penjelasan Shandy

"Awas aja kalau ketemu kita ya Fik bakalan kita jadiin ayam geprek tuh dia" ucap zweitson nampak kesel dengan aksi fenly

"Udah udah mendingan kalian bantu gue buat bujuk aji pulang lagi ke rumah" ucap Shandy

"Kayak nya gak gampang deh bg pasti aji jugak bakalan trauma banget sama kejadian itu dimana dia di anianya dan di hakimi oleh papa nya sendiri" ucap Fiki

"Iya sih gue tau pasti ini berat buat dia tapi setidaknya dia gak berusaha jauh dari gue" ucap shandy

"Lo sebernya sadar gak sih Shan, kalau aji ngehindar dari Lo hanya untuk ngejaga perasaan fenly, dia peka kalau fenly ngelakuin itu buat dapat perhatian dari Lo, jadi pliss deh untuk sekarang Lo fokus ke fenly aja dulu, lagian aji jugak gak kenapa-kenapa kan, malahan dia bahagia bisa keluar dari rumah itu, rumah yg menyedihkan buat dia" ucap Farhan panjang lebar yg masih berusaha untuk menyadarkan sahabat nya ini

Mendengar ucapan farhan shandy berfikir sejenak bahwa ada bener nya jugak Fajri kini terlihat masih bisa bahagia walaupun tanpa dirinya, tapi apa ia akan sanggup kalau tidak bertemu adik nya itu berhari hari? Sungguh ini membuat nya makin sakit kepala

***

^Dimobil^

"Maafin aji bang, mungkin buat saat ini, ini yang terbaik" Monolognya sendiri

Tak lama ia sampai dirumah baru yang ia tempati itu, yaitu rumah gilang, saat sampai ia mengucapkan terima kasih ke pak supir lalu lansung masuk kedalam menuju kamar.

Gilang yang baru tiba melihat gerak gerik fajri yang langsung masuk kamar heran, ia pun bertanya pada pak supirnya.

"Itu si aji kenapa pak? " Tanyanya tothe point

"Kalau itu bapak ngak tahu,, tapi tadi den aji ada ketemu sama seseorang anak muda trus ada dua temanya juga, tapi bukan anak sekolah situ, kayaknya udah pada kerja mereka" Jawab bapak itu sesuai apa yng dilihatnya

"Ohh,,, gitu" Ucap gilang dan bapak pun kembali pada pekerjaannya.

"Kalau ketemu hanya buat nyakitin, harusnya mereka ngak usah ketemu aja bukan" Ucap gilang membatin

Ia entah mengapa sangat ingin melindungi fajri, mungkin karna sudah mulai nyaman dengan keadaan kalau ia memiliki seorang adik, bukan anak tunggal yang menyedihkan lagi dan ia bersumpah untuk slalu ngelindungin Fajri dari apapun itu termasuk dari keluarga nya sekalipun

"Lo berhak bahagia ji, walau Pun bukan bareng keluarga Lo, Lo masih bisa bahagia bersama gue" ucap Gilang membatin lagi

"Kalau Lo tidak dapat kebahagiaan dari keluarga Lo, gue janji bakalan ngasih Lo kebahagiaan ji, jadi terus lah tinggal bareng gue"~gilang



Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat
Buat ngelanjutin cerita ini, thanks

Chapter ini collab dengan
ShopieOktapiani

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

CIKGU SITI Autorstwa airin_sofea

Krótkie Opowiadania

539K 1.4K 6
Kisah cikgu yang dipaksa menurut kemahuan muridnya. (Cerita hanyalah rekaan semata-mata. Tiada kaitan sama ada yang telah hidup atau mati.)
205K 16.2K 16
*ੈ✩‧₊˚ Dumb&Dumber Universe >> "𝗧𝗮𝗹𝗸 𝗰𝗵𝗲𝗮𝗽, 𝗜'𝗺 𝗺𝗼𝗿𝗲 𝘁𝗼 𝗮𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻𝘀," ❝Aku tak mudah dibuat jatuh cinta. Maka percayalah, kau san...
158K 4.5K 5
*ੈ✩‧₊˚ Lovey-Dovey Universe >> "𝗞𝗲𝗲𝗽 𝗺𝘆 𝘄𝗼𝗿𝗱𝘀 𝗮𝗻𝗱 𝗽𝗮𝘆 𝗮𝘁𝘁𝗲𝗻𝘁𝗶𝗼𝗻 𝘁𝗼 𝗺𝘆 𝗮𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻," ❝Ada sosok yang tak mahu kehilanga...
620K 23.1K 46
"kakak, kakak nak tahu tak tadi ibu terserempak dengan kawan abah ni.. tinggi, handsome, putih mcm korea. Kakak kan minat korea." "bohonglah mesti t...