GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘

By GakUsahCari

93.9K 7.6K 1.1K

Rusma tidak menyangka, kebaikannya untuk mengantarkan baju pengantin yang harus di kirim suami dari sahabatny... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
16.
17.
18.
19.
20.

15.

4.8K 405 32
By GakUsahCari

Happy reading!

🦋

"Sepi banget gak sih?"

Ira menguap pelan, dia cemberut menatap satu kursi kosong yang berada di sebelahnya. Hari ini mereka berempat berkumpul melakukan kegiatan rutin mereka yang setiap sebulan sekali berkumpul dan menghabiskan waktu bersama hingga larut malam.

"Biasanya kita berlima." Ira sudah menahannya sejak lama. Semuanya terasa tidak benar setelah mereka kehilangan salah satu personil mereka. "Semenjak di nyatakan dikeluarkan dari Vagos, Rusma jadi gak bisa di hubungi."

"Gue nanya sama temen satu sekolahannya, katanya Rusma udah gak masuk selama dua minggu." Kini Anjeli menimpali, dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi di lingkup pertemanan mereka yang sudah terjalin sedari sekolah dasar.

"Terjadi sesuatu gak sama dia?" Ira berujar cemas, jujur saja dia tidak bisa fokus akhir akhir ini karena memikirkan keadaan sahabatnya itu. Bahkan saat tawuran dia sampai mendapat sabetan panjang di pundak kirinya karena tidak bisa berkonsentrasi.

"Kita udah hilang kontak sama dia selama sebulan. Gue juga udah coba ngehubungin, gue juga sempet lacak keberadaan dia sama Alidra. Keamanan keluarga Darkara gak bisa di bobol." Maria berujar lirih, sebagai orang yang lebih dekat dengan perempuan berambut pirang itu, tentu Maria cemas.

Bahkan wanita beranak satu itu memaksa suaminya Alidra untuk mencari keberadaan sang sahabat. Walaupun tidak membuahkan hasil.

Ira memoles selai coklat keatas rotinya dan mengunyah pelan. "Gue sama Gendis kemaren coba mampir ke mansion Darkara." Akunya mencicit pelan.

"Terus? Rusmanya ada?" Anjeli bertanya tidak sabaran.

"Gak tau, orang kita gak dibolehin masuk." Gendis menyahut dengan nada sebal. "Gue masih sensi sama om om sok kegantengan itu! Cuma penjaga aja gayanya belagu banget."

Ira tertawa pelan, dia mengusap usap pundak Gendis yang sedang dilahap emosi. Masih tidak bisa menahan tawa mengingat kejadian tak terduga itu.

"Kalian tahu gak siapa om om sok kegantengan yang di maksud Gendis?" Ira bertanya sembari cekikikan.

Anjeli mengerutkan alisnya penasaran. Begitu juga Maria yang ikut mencondongkan tubuh kearah Ira.

"Mulai deh." Gendis berdisis sebal, pipinya memerah menahan malu.

"Salah satu kandidat yang mau di jodohin sama Gendis."

Maria menahan kedutan di kedua bibirnya. "Jodoh kali."

"Enggak ya! Gue udah punya pacar! Gak mau di jodoh jodohin!"

"Terima aja kali Dis, duitnya banyak loh itu."

"Gue colok juga mata lo ya Ira!"

Mereka tertawa bersama melihat wajah malu malu Gendis, Anjeli mengusap air mata yang terjatuh di sudut matanya karena terlalu banyak tertawa. Setidaknya mereka bisa melupakan masalah hilangnya salah satu personil mereka untuk sejenak.

🦋

Sementara itu, terdapat seorang wanita berambut pirang yang sedang sibuk mengunyah apel di balkon kamarnya. Dia menatap suasana asri taman bunga mawar yang terpampang indah didepannya.

"Kau cukup beruntung."

Wanita itu mendengus pelan, dia melirik sinis makhluk tak kasat mata di sebelahnya.

"Sayang sekali aku tidak bisa menjadi lebih dekat denganmu."

Kali ini lirikan sinis dimatanya berganti menjadi sorot bingung. Dia tidak mengerti, Astro selalu mengatakan kata kata yang tidak dia mengerti dan memiliki makna ganda.

"Yah, sepertinya aku akan selalu dekat dengan Zoya."

Zoya? Kenapa Astro membawa bawa nama wanita gila itu? Rusma mendengus pelan. "Jangan bahas tuh nenek lampir di depan gue."

Rusma kembali mengambil satu potongan apel dan mengunyahnya. Dia menatap kosong kearah depan, rasanya apel ini sangat pahit dilidahnya ketika mengingat hasil tesnya saat ke dokter.

Tuk!

"Ini, minum dulu susunya."

Segelas susu coklat tersaji didepannya, dia menatap cairan didalam gelas itu.

"Kenapa? Apa Astro bicara macem macem?"

Rusma menatap Dzaka yang menatapnya dengan ekpresi yang sama, datar. Kemudian meraih gelas itu dan menyeruput sedikit demi sedikit cairan itu. Astro sudah pergi karena diusir Dzaka.

"Bisa gak sih kita tinggal di tempat yang terpisah dari si Zoya Zoya itu. Muak banget, tuh orang ngajak berantem mulu." Dia mendesis pelan, sebal sekali mengingat kedian satu jam lalu.

Zoya selalu saja mencari masalah dengannya. Selalu memancing emosi karena ucapannya yang menyebalkan, entah mengapa suami wanita itu mau menikahi wanita sejenis Zoya.

"Tanpa lo sadari itu adalah cara dia bertahan." Dzaka melirih pelan.

Rusma yang tidak mendengar kata kata Dzaka meneguk habis susunya, kemudian memyerahkan gelas kosong itu pada Dzaka. "Simpen." Katanya tanpa dosa.

Dzaka menggeleng pelan dan meraih gelas kosong itu kemudian beranjak pergi. Begitupun Rusma yang sudah bosan duduk di balkon, dia masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Ini masih pagi dan dia sudah mengantuk saja. Walau merasa terganggu karena dia yang cepat mengantuk, Rusma tidak bisa menolak saat matanya meminta untuk di pejamkan.

Dzaka masuk kedalam kamar ketika Rusma sudah tertidur pulas. Dia menyelimuti tubuh wanita itu dan turun mengecup pelan perut Rusma yang masih rata.

"Terimakasih sudah hadir." Ucapnya tersenyum pelan.

Merasa terganggu Rusma membuka mata dan menatap Dzaka yang sedang mengelus perutnya. Tanpa kata wanita itu mengusap rambut Dzaka, membiarkan laki laki itu melakukan apa yang dia inginkan.

"Tidur lagi." Wajah Dzaka naik ke depan wajah Rusma, dia meniup dua mata wanita berambut pirang itu sembari tertawa pelan.

Rusma malah mendatarkan wajahnya saat melihat Dzaka yang tertawa dan menghilangkan wajah datarnya.

"Jangan pura pura lupa lo. Gue gak bisa tidur lagi kalau mata gue di tiup! Liat nih! Mata gue jadi seger lagi." Dia bersungut pelan dan duduk bersila di tengah ranjang, menatap penuh permusuhan pada Dzaka.

Dzaka kembali tertawa, dia memang sengaja melakukan itu agar Rusma tidak tidur.

"Mau kemana?"

"Mau ngegame." Dzaka menjawab santai ditengah emosi Rusma yang mulai terpancing.

"Gak boleh!" Tangan Dzaka dia tarik agar laki laki itu ikut duduk bersamanya di atas ranjang.

Dzaka menggeleng pelan. "Tadi gak dibolehin pergi sekolah, sekarang ngegamepun gak boleh juga?"

Rusma cemberut. "Siapa suruh lo ganggu gue tidur?"

Mata Dzaka memicing. "Gak mungkin gue biarin lo tidur dan berakhir kaya semalem? Lo lupa kalau lo semalem tidur dari pagi sampe malem dan gak bisa di bangunin sama sekali?"

"Itukan gak di sengaja."

"Gak sengaja tapi debaynya gak makan lo buat."

"Gak sengaja loh Azka." Rusma sebal sekali Dzaka kembali mengungkit ungkit kejadian semalam.

Walau belum sepenuhnya menerima kehadiran janin di perutnya, Rusma tidak sekejam itu untuk sengaja tidak makan dari pagi sampe malam. Kan Rusma bilang dia tidak bisa menahan kantuknya walau terganggu.

"Dari pada diem diem aja di mansion, lebih baik kita kelu-"

"Ayo tidur lagi sini." Dzaka yang sudah berbaring menarik Rusma kedalam dekapannya.

"Gue kangen temen gue tau!"

Laki laki itu menelusupkan tangannya kedalam baju Rusma dan mengusap perut wanita itu yang dia dekap dari belakang.

"Besok besok kita pergi."

"Serius Azka!" Rusma memekik sebal, laki laki ini terus saja menghalanginya untuk pergi.

"Iya serius, besok besok kita pergi." Dzaka masih menyahut dengan tenang.

"Azka!"

"Iya sayang."

🦋

Bye.


Continue Reading

You'll Also Like

41.3K 1.2K 43
ALICE PUTRI ERLANGGA wanita cantik, ceria, sopan dan ramah tamah, seorang wanita yang mencintai dengan sepenuh hati tapi dihancurkan sehancur-hancurn...
18.1K 3.1K 27
"Pokoknya gak mau masuk pesantren!" "Masuk pesantren atau nikah?" "Nikah!" Ini cerita Khalid Ibrahim Alatas si anak tunggal yang lagi tersesat. lalu...
Rabbani By ardyn

Historical Fiction

2.3K 259 34
ini adalah kisah Rabba yang tiba-tiba tersesat di kota timur tengah hanya bermodal hoodie dan celana tidur. tapi ternyata di selamatkan oleh keluarga...
125K 6.7K 20
Pricilla Joselia Atomojo hanya satu dari sekian anak introvert di sekolah yang bahkan tidak banyak dikenal. Tapi kenapa anak pewaris yayasan sekolah...