BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x...

By pencitamatcha

1.8M 60.8K 573

⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Berawal dari malam itu, malam yang telah merubah hidup ELmira. Awal dari sebuah... More

1 - Party Invitation
2 - Blue Night for Elmira
3 - Pregnant
4 - Wedding Planning
5 - Be New Wife
6 - Find Her
7 - Jealous? No!
8 - Dropped After Fly High
9 - Hot Chocolate
10 - Punishment
11 - In Hospital
12 - Wrong Costume
13 - Secret Admirer
14 - Blue Dress
15 - Uwu Scene
16 - Baby's Hormone
17 - Cheap Girl
18 - Go To Villa
19 - Drunk
20 - Ice Cream
21 - Panicking Moment
22 - Ideal Type
23 - Not His Priority
24 - First Bickering
25 - Detective
26 - Club
27 - Not Expect
29 - Sweet Night
30 - Shopping With Husband
31 - Come Back
32 - Confess
33 - Session
34 - Good Idea
35 - Shocking Statement
36 - The Truth
37 - The Truth 2
38 - The New Beginning
39 - That Dress
40 - Meeting
41 - Try to Fix It
42 - Liar
43 - The Story
44 - Friendship
45 - Detective 2
46 - Disappointed
47 - Waste Opportunity
48 - Last Chance
49 - Jealous
50 - Morning Wave
51 - Come Back 2
52 - Dont Stop
53 - Fact
54 - Anthony Leonard
55 - Between Life or Die
56 - Liel
57 - Come and Left
58 - Night at Seoul
59 - Second Meet
60 - Last Part
Extra Part?
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3

28 - Good Daddy

34.7K 998 6
By pencitamatcha

Kita main uwu-uwuan dulu ya gais^^, Happy reading



_______________________



Berjalan merupakan hal yang mudah. Namun bagi Elmira saat ini, ia seakan sulit untuk melangkahkan kakinya. Menatap sosok sempurna yang juga sedang memandangnya membuatnya terpaku dalam diam. Sosok yang baru semalam mematahkan harapannya dengan mudah. Setiap kata yang Liano ucapkan masih terngiang di otaknya.

"Nduk, ngapain berdiri aja."

Damar. Suara bariton ayahnya, membuyarkan lamunan Elmira. Wanita itu berusaha untuk menarik bibirnya dan mengukir senyuman di sana, "I-iya yah," jawab Elmira.

Menarik napas panjang, Elmira berusaha menyemangati dirinya sendiri. Ia juga tak mungkin kan jika harus seharian berdiri di temapatnya sekarang. Berjalan menuju suami dan ayahnya, Elmira segera menyalimi tangan Damar dan memeluk pria paruh baya itu.

"Mira kangen ayah," ucap Elmira manja dalam pelukan ayahnya membuat pria itu tersenyum, pun pria yang sedang memandangi kedekatan ayah dan anak itupun juga tersenyum samar tanpa bisa mereka ketahui.

"Ayah juga kangen," sahut Damar. "Ya udah yuk masuk, sampek kapan mau peluk ayah kayak gini terus? Nggak malu ada suami kamu nih," godanya.

Sejenak Elmira senang karena ayahnya sudah tak lagi marah dengan kesalahan yang telah ia lakukan. Namun ia juga kesal karena ayahnya itu menggodanya, ditambah Liano yang dibawa-bawa ke dalam hubungannya dengan Damar.

Dengan kesal Elmira melepaskan pelukan itu. Ia cemberut dengan menekuk kedua tangannya di depan dada, "Jadi ayah nggak suka Mira peluk?"

Bukannya menjawab, Damar justru tertawa seraya mengacak-acak rambut anaknya, "Udah nggak usah ngambek gitu. Inget udah nikah, udah mau jadi ibu nggak boleh ngambek-ngambek," tutur Damar. "Ayah mau masuk dulu. Kalian juga cepet masuk," perintahnya kepada Elmira dan Liano.

Damar masuk ke dalam rumah, menyisakan sepasang suami istri yang masih mematung di tempatnya. Liano menatap Elmira teduh, berbeda dengan Elmira yang tak ingin menatap netra suaminya.

"Sorry."

Satu kata yang akhirnya dapat meluncur dari mulut Liano, membuat Elmira menoleh ke arahnya. "Sorry, gue nggak bermaksud buat bikin lo sakit hati semalem. Gue nggak sadar," ulangnya berharap Elmira mau mengerti.

Namun sulit untuk Elmira kembali tersenyum di depan Liano. Sudah begitu banyak luka yang pria itu torehkan padanya, "Seharusnya nggak usah diutarain kalau emang nggak maksud. Kak Lian mending balik deh, aku capek mau istirahat dulu."

"Beneran lo nyuruh gue balik? Nggak mau ada gue di sini?" tanya Liano. Ia pikir, jika ia jadi Elmirapun pasti akan sulit untuk memaafkannya.

"Iya," singkat Elmira.

Dengan berat hati Liano melangkah meninggalkan Elmira. Sia-sia ia menerjang jalanan bak pembalap di bawah teriknya matahari. Tetapi biarlah, istrinya juga butuh waktu untuk berpikir tanpa dirinya.

Namun di waktu yang bersamaan Elmira tiba-tiba merasa kram pada perutnya. Tanpa sadar tangannya terulur untuk menahan lengan Liano. Mmebuat pria itu mengeluarkan smirknya. Rencananya berhasi;.

"Kata nggak mau gue di sini."

"Perutku sakit kak," keluh Elmira seraya memegangi perutnya.

Dengan sigap Liano membantu Elmira untuk duduk di kursi yang terletak di samping pintu. Pria itu berjongkok di depan Elmira yang sedang kesakitan. Perlahan tangannnya mengelus perut berisi Elmira. Wajahnya mendekat ke arah perut Elmira dan membisikkan sesuatu kepada janin yang hidup dalam perut itu.

Seperti sihir yang sudah-sudah, perlahan Elmira mulai tenang, rasa sakitnya mulai menghilang selaras dengan tangan berotot Liano yang terus mengelus perutnya. Pikirannya memang ingin untuk mengusir Liano dari sini. namun entah mengapa hatinya justru berlaku seratus delapan puluh derajat.

Elmira terus menatap suaminya. Alis tegas, mata teduhnya, hidung mancung, serta bibir peach alami yang dimiliki Liano. Semua nampak sempurna. Ia yakin jika wajah anaknya nanti pasti juga akan sempurna seperti ayahnya. 

"Udah selesai natep gue nya?"

Suara berat Liano membuyarkan lamunan Elmira yang sudah berlayar kemana-mana. Pipinya memerah akibat malu karena tertangkap basah tengah memandangi Liano diam-diam. Namun walaupun sudah tertangkap basah Elmira tetap tak ingin mengakuinya.

"Ng-gak, aku nggak liat kak Lian," sanggap Elmira.

Tentu saja Liano tak percaya. Lelaki itu memindahkan tangan kanannya yang semula mengelus perut Elmira ke arah pipi wanita itu. Tentu saja sentuhan itu membuat pipi Elmira semakin memerah karena malu. jantungnya sudah tak karuan saat ini. Ingatkan dia walau sekesal apapun pada Liano, Elmira tak bisa dnegan mudah merubah perasaannya.

Liano tersenyum menatap Elmira, "Nggak liat tapi pipi lo memberikan jawaban yang berbeda," goda Liano membuat Elmira mengerucutkan bibirnya. "Apa itu tuh maksudnya? Mau gue cium?"

"Ihh nggak!"

Liano tertawa puas, memang sangat mudah untuk menggoda istrinya tersebut. Seperti anak kecil yang diambil permennya. Lucu, membuatnya ingin terus menggoda Elmira hingga wanita itu menangis karena ulahnya.

"Gimana perutnya masih sakit?"

Elmira menggeleng. Sudah sejak tadi kramnya menghilang, "Udah nggak."

Jawabn yang mampu membuat Liano tersenyum puas, "Bener kan. Obatnya cuma satu," ucapnya lalu mengangkat tangan kanannya, "Tangan sakti gue."

Entah mengapa ungkapan Liano membuat Elmira tertawa. Iapun tak tau mengapa ucapan Liano terdengar lucu di telinganya, "Pede banget kak."

"Tuh bisa bikin lo ketawa juga."

Dengan cepat Elmira menghentikan tawanya dan kembali ke muka datarnya. Membuat Liano gemas. Entah apa yang akan ia lakukan jika mereka tak berada di ruang terbuka seperti sekarang.

"Jadi gimana? Lo masih pengen gue balik? Ntar kalo perut lo sakit lagi nggak ada yang bisa ngobatin lho, dokter manapun juga gue yakin nggak akan ada yang bisa nyembuhi selain tangan sakti gue."

Elmira terdiam, berpikir sejenak, "Emmm, kak Lian bisa istirahat dulu terus nanti baru balik."

Seperti yang sudah Liano perkirakan. Jawaban Elmira membuatnya tersenyum puas. Ternyata otak encernya masih bisa berfungsi. Tentu saja tak lupa ia ucapkan terimakasih pada calon anaknya yang telah menolong dirinya.

Keduanya terlalu sibuk satu sama lain hingga tak sadar jika ada yang memperhatikan mereka dari balik pintu rumah. Seorang pria paruh baya yang sudah pasti Damar orangnya tersenyum melihat hubungan anak dan menantunya saat ini. 

Memang benar anaknya telah melakukan kesalahan yang sampai kapanpun tak dapat dilupakan. Namun melihat anaknya bisa tersenyum membuat Damar sedikit tenang karena ayah dari cucunya dan suami dari anaknya itu merupakan lelaki yang tepat.

"Yah, mana Mira sama Lian?!" tanya Laila, ibu Elmira dari dapur.

Mendengar itu Damar langsung berlari menuju dapur untuk menghampiri istrinya. Ia menempelkan jari telunjuknya di depan mulut untuk menyuruh Laila diam.

Laila yang tak tahu apapun hanya mengangkat dagunya seakaran bertanya 'ada apa?' "Mana Lian sama Miranya?"

"Biarin mereka lagi pacaran."

Laila langsung mengetahui apa yang dimaksud oleh suamianya. Wanita itu tersenyum, "Ya sudah kalau begitu."

"Kita juga pacaran yuk," ajak Damar membuat Laila tertawa.

"Kamu ini mas, sudah tua udah mau punya cucu masih kayak abg kelakuannya."

"Biarin."

~×To Be Continue×~

.

.

.

Kenalin Ayah Damar yang tegas tapi kadang juga bisa ngelawak. Lup-lup gasi ama ayah. Fyi Hilla nggak terlalu jago cari visual jadi ya udahlah ya xixi

.

.

.

Thanks for reading, jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen di lapak ini. Jangan lupa buat share cerita ini juga ya

Terakhir, jangan lupa bahagia karena kebahagiaan kamu lebih penting dibandingkan apapun.


~Hilla

Continue Reading

You'll Also Like

371K 13.9K 45
"Sebelum kita pisah, gw mau dansa sama lo seperti waktu kita nikah." ©Carameliaapopcorn, dec 2021
897K 47.1K 76
Figo adalah cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhirnya Fina. Sikap tidak peduli Figo semenjak tau jika Fina menyukainya tidak membuat cinta...
1.8M 93.4K 50
Aurellie Thomas, gadis berusia 18 tahun yang baru lulus SMA. Ia tengah sibuk-sibuknya mencari pekerjaan kesana-kemari dengan bermodalkan ijazah yang...
2.5M 89K 88
Bella Clores seorang model cantik yang digandrungi para lelaki namun memiliki kepribadian yang dingin. Sudah banyak pria yang mengajaknya berkencan b...