Fajri and Family

By Arhamunnisa

8.4K 1.4K 610

Minimal masih tetap vote walaupun cerita nya sudah end #shanfenji STAN# More

1. perkenalan
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
info
pemberi tahuan

chapter 32

150 33 16
By Arhamunnisa

"jangan menjadi egois,
Kau akan kehilangan semuanya
Jika terus seperti ini"


~author

Dikampus, entah mengapa senyumanya tak luntur dari tadi, ia hanya berfikir bagaimana ia bisa memutar waktunya cepat dikampus, agar bisa cepat pulang dan memulai hidup di  rumahnya tanpa kesunyian lagi.

Fenly juga tak kalah bahagianya mengingat kalau saat ia pulang kerumah, ia tidak menemukan sosok yang slalu melukai hatinya.

Mereka berdua terhanyut dalam pikiranya masing-masing. Sampai ia mendengar suara orang yang tidak asing, dan membuyarkan lamunanya

"Ah sial, kenapa harus bocah ngak bersalah itu yang kena" Ucap Haykal prustasi

"Benar banget, aturan tu orang songong yang kena" Balas Aldy

"Pokoknya kita tetap harus bikin perhitungan sama tu orang songong" Lanjut Haykal yang diangguki Aldy

yang mendengar itu langsung mendatangkan, mereka berdua dan disusul gilang.

"Oh jadi kalian berdua, yang mau nusuk gue waktu itu" Tanya fenly emosi

" Klau iya, emang kenapa? Mau marah lo!! Silahkan, tapi ingat kartu as lo ada pada kita, " Ucap Haykal tak kalah kesal

"Mak_ maksud lo" Tanya fenly heran

"Iya, maksud gue,,, kalau orang terdekat tu bocah kemarin tahu, kalau lo adalah dalang dari adiknya yang minum alkohol, Kira-kira gimana reaksinya" Jelas Aldy sambil tersenyum licik

Fenly diam tanpa sepatah kata pun, ia berfikir bagaimana membuat posisinya aman

"Hm, gue juga bisa bikin kalian berdua dipenjara, karna lo udah menusuk orang, ingat itu lo" Jelas fenly menyelamatkan diri

"Hm, lo kira gue takut ancaman lo, gue bisa bebas kali dengan bantuan keluarga gue yang slalu ada buat gue, lah elo apa? " Ucap Hayka
meremehkan

"Kita buat persetujuan sekarang, lo tutup mulut tentang itu, dan gue tutup mulut tentang anak itu, dan bayaran lo oke gue akan kirim" Jelas fenly

"Hm, oke Lo kirim uangnya, tapi ingat saat gue pengen sesuatu lagi gue akan datang ke elo lagi, dan lo harus kasih, kalau ngak lo tahu sendiri" Jelas Aldy sambil menepuk pundak fenly

***
^Dirumah gilang^

Fajri tengah melawan kejenuhan karna kesendirian dirumah itu.

"Wah betah banget bang lang kayak gini, sepi ngak ada penghuni" Monolog fajri

"Tapi enak juga menyendiri, lah gue ngak sendiri tapi tersendirikan" Lanjutnya lagi

Saat ingin bangkit dari duduknya, Tiba-tiba kepalanya pusing, ia berusaha menumpuhkan tanganya ke dinding agar bisa menjaga keseimbangannya.

Rasa nyeri dikepalanya mulai tak tertahan, hingga ia tak kuat berdiri lalu terduduk lesuh dilantai sambil meremasi kepalanya

"Arghh,,,, " Ringisnya kesakitan

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka kasar, dimana ada sosok gilang yang muncul dengan raut wajah panik

"Lo kenapa? Kita kerumah sakit sekarang" Ucap gilang sambil melepas tangan fajri yang selalu meremasi kepalanya itu.

"Sakit bang,,, " Ucap fajri lemah

Gilang langsung merangkuk tubuh fajri dan mengiringnya masuk ke mobil

***
^Dirumah sakit^

Gilang yang panik langsung mengangkat tubuh fajri, ke brangka karna sang empu tidak sadarkan diri.

"Sus,,, dok,,,  tolongin dia,,,,, " Ucap gilang berteriak

Mereka mendorong brankar itu keruang UGD dan gilang hanya pasrah berdiri diluar berharap mendapatkan berita baik

"Arghh,,, sial,,, harusnya gue ngak kuliah tadi" Kesal gilang

"Pokonya kalau kenapa-napa, awas aja mereka sekeluarga, bakal gue bikin mereka menyesal sama prilaku senonoh mereka" Lanjutnya yang masih prustasi

Tak lama dokter keluar dari ruangan

"Keluarga pasien" Ucap dokter

"S_ saya dok, dia baik-baik aja kan dok? Ngk ada yang serius kan? Pasti sembuhkan? " Tanya gilang bertubi-tubi pada dokter

"Iya dia baik-baik saja, kalau kamu bisa pastiin dia ngak kecapean, trus pola makan sama pikiran harus dijaga" Jelas dokter

"Ba_ baik dok, benar ngk ada yang seriuskan? " Tanya gilang memastikan

"Sejauh ini belum ada yang serius, tapi,,, kalau kedepanya drop lagi, bahkan lebih parah dari yang ini, bisa jadi akan datang hal serius nantinya" Ucap dokter menerangkan

"Trus gimana yang harus saya lakukan dok? Apa yang ngk boleh dan apa yang bolehnya sekalian" Tanya gilang lagi bak seorang emak-emak yang posesif

Dokter tertawa melihat tingkah gilang dan ia pun menggelengkan kepalanya

"Yang boleh dia istirahat dan makan teratur, dan yang ngak boleh pikiran harus slalu dijaga, jangan berlarut dalam kesedihan, makan teratur tidur yang cukup, pokoknya harus hidup yang sehat" Tegas dokter dan gilang mengangguk paham

Setelah dokter pergi, gilang pun masuk ke ruang rawat, yah fajri sudah dipindahkan ke ruang rawat setelah diperiksa.

Saat gilang membuka pintu terlihat fajri masih belum sadar dari alam mimpinya, jadi ia memutuskan untuk tidur disova didekat ruangan itu.

Selang beberapa lama, fajri mulai sadar, dan ia melihat kearah sekitar, dan menemukan gilang yang sudah terhanyut ke alam mimpi.

"Duh kebelet lagi" Monolognya.

Fajri yang tidak tega membangunkan gilang memutuskan untuk ketoilet dengan semampunya, ia berjalan tertatih-tatih sambil mendorong tiang imfus.

Saat sudah berada di depan pintu toilet, ia kembali merasa lemas, dan sesak, hingga saat melangkah ia hampir tersungkur, tapi untung ada seseorang yang sigap menahan tubuhnya, sehingga ia selamat

Siapa lagi orang itu, kalau bukan gilang orangnya.

"Dasar sok kuat" Ucap gilang kesal namun tetap menolong fajri berjalan ke bangkarnya, sedangkan sang empu hanya cengengesan tanpa dosa

***
Di rumah Shandy berhadapan dengan fenly jujur saja kali ini dia sudah kesel sekali dengan adik nya ini, ia langsung masuk ke kamar tanpa menghiraukan tatapan fenly

"Kak Shan" panggil fenly yg membuat langkah nya terhenti

"Apa fen, jangan ganggu kak Shan dulu bisa?" Ucap Shandy males

"Kak Shan gak lagi coba nyari keberadaan Fajri kan?" Tanya fenly

"Maksud Lo, gue akan biarin apa adek gue ngelantur di jalanan" ucap shandy nampak emosi

"Kak Lo bisa gak sih sekali kali lihat gue, gue jugak butuh Lo kak gak cuman Fajri, gue jugak pengen Deket dengan Lo, tapi apa nyatanya yg ada di pikiran kak Shan cuman Fajri, apa janji kak Shan dulu mau memperbaiki semua dan berusaha adil tapi apa, apa ini yg di maksud adil kak?" Ucap fenly yg mencoba  mengeluarkan unek² nya yg selama ini terpendam

"Fen, Lo bisa gak sih lihat sesuatu dari sudut pandangan yg berbeda, Lo jangan egois, Fajri itu adek Lo dia masih kecil dan Lo Lo udah gedek fen harus bisa lebih mandiri dan ngerangkul adek Lo saat dia berbuat salah bukan malah ngusir dia kek begini" ucap shandy

"Udah deh kak gak perlu sok nasehati gue sedang kan Lo sendiri tidak pantas di sebut dengan sebutan kakak dan Lo bilang gue egois? Sebenarnya di sini yg egois siapa Lo atau gue kak? Emang salah apa kalau gue berharap dapat kasih syg dari Lo? Gue cuma butuh itu kak gak butuh yg lain tapi nyatanya apa gue gak pernah tuh dapat perhatian dari Lo, malahan yg ada di pikiran Lo cuman Fajri" ucap fenly dengan mata berkaca-kaca

"Fen, gue tau gue gak pantes di sebut dengan sebutan kakak, tapi Lo jangan jadi kek gue fen, kasian aji dia masih sekolah dia gak pantes di perlakukan seperti itu" ucap shandy

"Trus gue pantes gitu diginiin, gue capek kak terus terusan ngemis perhatian dari Lo, apa Lo gak sadar itu atau malah hati Lo emng udah buta dengan fajri" ucap fenly air matanya udah mulai mengalir

"Cukup fen, ini gak ada sangkut pautnya dengan Fajri, jadi stop nyalahin dia" ucap shandy langsung pergi

Namun fenly terus menangis tak henti ia rasa usahanya slama ini buat ngusir Fajri itu sia sia karna nyatanya Shandy masih saja ada di pihak Fajri
Ia tidak tau harus berbuat apa lagi kini supaya Shandy bisa perhatian dan memberikan kasih syg nya ke fenly seutuhnya, sungguh fenly tidak ingin berbagi kasih syg lagi cukup mama saja yg dulu membagikan kasih syg nya ia tidak ingin shandy seperti mama nya jugak


🏀🏀

"Ada kalanya kita harus egois
Demi mendapatkan kebahagiaan sendiri di atas banyak hal " ~fenly


"Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti jangan saling egois dan gak peduli" ~shandy

Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat
Buat ngelanjutin cerita ini, thanks

Chapter ini collab dengan
ShopieOktapiani

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 61.8K 61
Perkahwinan itu sepatutnya menjadi momen paling bahagia untuk lelaki dan perempuan yang saling mencintai. Tapi.. kalau kahwin bukan dasar cinta? Kahw...
ADIK By symeimei

Short Story

326K 3.3K 23
Salah ke kalau minat abang sendiri? well dia abang aku kan? abang.. adik? kalau ikutkan.. akulah adik. Tu nama panggilan aku sejak dulu. Aku anak tun...
624K 23.2K 46
"kakak, kakak nak tahu tak tadi ibu terserempak dengan kawan abah ni.. tinggi, handsome, putih mcm korea. Kakak kan minat korea." "bohonglah mesti t...
83.9K 303 6
Bukan kisah benar...