ATLANA

By Chikyciki

704 203 71

"Kak Atlan, ngapain?" "Naik Na! Jangan banyak tanya, nurut sama gue." Dengan ragu Anna mengangguk lalu menai... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CASE FRIEND'S ATLANA
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 8
CHAPTER 9

CHAPTER 7

39 9 2
By Chikyciki


HAPPY READING

Hari ini mereka hanya kumpul bertiga, Viona benar-benar tidak ingin masuk sekolah lebih tepatnya menghindari Arhan.

Setiap hari, mereka selalu menunggu Agatha di depan sekolah untuk berkumpul agar bisa masuk kelas bersama.

"Viona, masih sakit?" Tanya Agatha yang baru datang, ia melihat Anna dan Zea hanya berdua.

"Iya, tapi nggak parah. Katanya cuman butuh istirahat."

Agatha mengangguk, gadis itu lalu merangkul mereka untuk masuk ke dalam kelas

Brum! Brum!

Seluruh siswa-siswi, di sekolah SMA Cakra Putih mengalihkan pandangannya ke parkirkan, di sana terlihat beberapa pria baru datang dengan memakai motor sport dan jaket berlambang garuda.

Sc:Pintereset

Mata beberapa gadis di sana terpana saat ke lima pria itu membuka helmnya.

"ATLAN, GANTENG BANGET, GILA!"

"MASYA ALLAH ARHAN, CALON SUAMI, GUE."

"AYANG NATHAN, SARANGHEO."

"ADUH, GIMANA YA. KALO GUE DIBONCENG, MEREKA."

"RAHIM, GUE LANGSUNG ANGET NGEBAYANGINNYA."

"AAA, MAS ALEX. COWO GUE, LOPYOU!"

"HEH, ITU COWO GUE JUGA, ANJING!"

Zea dan Agatha begidik ngeri mendengar teriakan demi teriakan itu. Sedangkan Anna menatap inti Geng's Alaska yang sedang berjalan ke arahnya.

Anna menepuk keningnya pelan, pantas saja mereka berjalan ke sini. Karena tempat yang ia pijak saat ini adalah jalan masuk ke kelas mereka.

Atlan berhenti di depan Anna, membuat gadis itu menunduk, entah kenapa dirinya merasa sangat gugup, saat pandangan Atlan mengarah padanya.

"Kak, Atlan," ujar Agatha, gadis itu tersenyum ke arah Atlan. Atlan hanya membalas senyuman tipis, begitu tipis sampai tidak ada yang menyadari bahwa pria itu tengah tersenyum. Sedangkan Arhan, lelaki itu sedari tadi celingukan. Ia tidak melihat Viona bersama mereka.

"Viona, gak sekolah gara-gara sakit, pasti sekarang dia blom makan," ucap Anna kepada Zea dan Agatha.

"Eh, iya. Dari tadi tuh anak susah banget turun dari kasur," Jawab Zea.

Tampak wajah Arhan terlihat langsung khawatir, ia tau Anna sebenarnya mengatakan itu pada dirinya. Karna Anna lah satu-satunya teman Viona yang tau kedekatan Arhan dan wanita blasteran korea itu.

"HAN, LO MAU KEMANA?" Teriak Pino yang melihat Arhan kembali berlari ke parkiran.

"SHOLAT DHUHA."

"JANGAN LUPA, DOAIN GUE BIAR 10 CEWE GUE AKUR SEMUA."

"Dasar fakboy," dengus Zea, sambil mendelikan matanya.

Alex menatap tajam Zea, diantara semua mantannya. Zea lah yang paling berani melawannya.

"Emang lo, putus dari gue gak laku-laku," jawab Alex dengan senyum mengejek.

"Dasar lo, yah." Zea ingin sekali menampar pria itu, akan tetapi Agatha langsung menghalanginya.

"Udah Ze, ayo masuk." Titah Agatha sambil menarik lengan keduanya untuk masuk.

"Anna, gue mau ngomong sama, lo." Ucap Nathan membuat Agatha melepaskan tangan Anna.

Ketiga sahabat itu saling pandang. "ta--tapi?"

"Gue cuman mau ngomong, bukan makan, lo!" jawab Nathan dengan suara yang terdengar lirih namun menakutkan.

Anna menghela napas pelan, gadis itu lalu menggangguk ke arah temannya. Ia meyakinkan bahwa Nathan tidak akan berbuat apa-apa.

Nathan berjalan menjauhi mereka dengan Anna yang mengekor dari belakang

"Aa--ada, apa, Kak?" Tanya Anna. Gadis itu tampak gugup, Ia meremas ujung bajunya.

Nathan mendekatkan wajahnya ke telinga Anna, lelaki itu membisikan sesuatu yang membuat Anna langsung melebarkan matanya. "Urusan lo sama gue blum selesai, siap-siap jadi eksperimen buly gue selanjutnya, Anna Putri Delisa." Bisik Nathan pelan, Anna yang mendengar hal itu langsung bergetar. Lidahnya kelu untuk menjawab perkataan Nathan.

Setelah mengatakan hal itu, Nathan pergi menyusul temannya yang sudah masuk ke kelas duluan. Sedangkan Anna, gadis itu masih tidak bisa menghilangkan gugupnya, perkataan Nathan barusan benar-benar membuatnya sangat ketakutan.

*****

Di sisi lain, Arhan sedang menyuapi Viona dengan bubur yang ia bawa, dengan banyak bujukan akhirnya Viona mau makan. Lelaki itu tidak berbohong tentang ucapannya pada teman-temannya, setelah menunaikan sholat sunah di masjid terdekat, Arhan langsung bergegas pergi menemui Viona.

"Aku, udah kenyang, Han!"

Di suapan ketiga, Viona menggelengkan kepalanya.

"Ona, makan yang banyak, yah. Biar cepet sembuh," ujar Arhan, sambil kembali memberi suapan untuk Viona.

"Jangan so peduli sama aku, Han." Lirih Viona, gadis itu memalingkan wajahnya, tampak butiran bening menetes dari sudut matanya.

Arhan diam, ia mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu menghela napas pelan. "Ona, makan lagi, yah. Abisin biar ada tenaganya."

"KAMU KENAPA, SIH. HAN?" Teriak Viona sambil menghempaskan mangkuk bubur di tangan Arhan. Bubur yang hanya termakan sedikit itu jatuh berserakan di rumput.

"KAMU MAU AKU SEMBUH, PADAHAL YANG NYAKITIN AKU JUGA, KAMU."

Viona berteriak histeris, gadis itu hampir kehilangan keseimbangan kalo saja Arhan tidak menangkapnya.

Arhan memeluk gadis itu erat, selama ini belum pernah lelaki itu berani memeluk seorang gadis terkecuali Umi dan saudara perempuannya. "Maafkan aku, Ona. Maafkan aku, tolong jangan kaya gini." Arhan sedari tadi menghela nafas, takut jika emosi menguasai dirinya apalagi jika ia sampai berkata kasar pada Viona.

"Astagfirullah, Astagfirullah," gumam Arhan pelan.

Setelah Viona terlihat tenang, Arhan langsung mengajaknya duduk. Arhan tersenyum, ia menatap wajah cantik Viona, jari tangannya ia gunakan untuk mengusap kedua pipi gadis itu dengan lembut.

Arhan begitu prihatin melihat keadaan Viona saat ini, mata yang bawahnya hitam, rambut terlihat acak-acakan. Apalagi dengan sikapnya yang baru kali ini dia lihat, selama dua tahun mereka dekat baru kali ini Viona berani berteriak padanya.

"Arhan," lirih Viona begitu pelan.

"Hm."

"Apa kita akan terus seperti ini, ini sangat menyakitkan."

Arhan memandang gadis itu dengan senyum yang mengembang, ia menarik gadis itu, menenggelamkannya ke dada bidang Arhan.

"Di dalam kitab Al-Quran. Allah Swt, berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik, Q.S. Al-Baqarah ayat 221. Kamu pasti tau karna di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan," jelas Arhan panjang lebar membuat Viona terdiam.

Arhan selalu mengingatkan beberapa kali tentang banyak hal, tapi seakan dibutakan cinta. Gadis itu tetap tidak peduli, dan hanya menginginkan lelaki itu. Sekarang ia salah, bukan salah karna mencintai tapi salah karna sudah berharap lebih.

"Maafkan, Aku, Ona."

"Tidak, bukan salahmu tapi salahku yang begitu mengharapkanmu."

"Ona?" ucap Arhan yang langsung dipotong oleh gadis itu. "Aku sekarang mengerti semuanya, kamu tenang aja, Han. Aku tidak akan berharap lebih padamu. Sekarang anggap aja kalo aku temanmu, hanya teman," lirih Viona, sambil menekan kata hanya teman.

Entah kenapa hati Arhan begitu perih mendengar kata terakhir dari Viona, ia yang membuat gadis itu seperti ini seharusnya Arhan bahagia mendengar Viona akan melepaskannya dengan ikhlas, tapi di sisi lain Arhan tidak rela jika gadis itu pergi menjauhinya.

Viona tersenyum getir, ia lalu berdiri dan membelakangi Arhan."Pergilah, Han. Bentar lagi masuk sekolah. Aku gak mau semua teman curiga karna kamu perginya lama." Terdengar isakan di sela-sela ucapan Viona. Arhan ingin sekali memegang pundak gadis itu, tapi ia urungan.

Arhan menutup matanya, membuat butiran bening lolos dari sudut matanya. Lelaki itu mengambil mangkuk yang di jatuhkan Viona dan membereskannya.

"Aku pergi, Ona," ucap Arhan, setelah itu Arhan berlari menjauh sedangkan Viona terisak di tempat.

A.T.L.A.N.A

Continue Reading

You'll Also Like

320K 19.1K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
300K 13.8K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
290K 27K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...