[HIATUS] BLOSSOM ㅡ Jeong Jaeh...

By Ahyoon_0902

214 31 6

Blossom dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia adalah bunga, berbunga, mekar, merekah. Dari kii.lektur.id, Menu... More

•PROLOGUE•
i
ii
💚🌻💚
iv
v
vi
vii

iii

13 3 0
By Ahyoon_0902

Jangan lupa votenya buat yang udah mampir dan baca karya ini^^

Artikel hasil wawancara dengan Jayendra sudah di cetak. Bahkan foto Jay yang terlihat amat-sangat tampan hasil jepretan Tian menjadi sampul majalah edisi minggu ini.

Memang tidak sia-sia Arisha meminta waktu pada kedua lelaki itu, karena artikel tulisannya berhasil menjadi topik panas membuat majalah terbitannya laris. Lumayan, bonus gaji bulan ini, hihi.

"Sha, dipanggil Bu Bulan." Ucap Maria, Asisten Pimpinan Redaksi yang mengetuk bilik kerja Arisha.

Gadis yang dipanggil itu mengalihkan perhatiannya dari layar komputer. "Sekarang banget?"

Maria mengangguk, membuat rambut pendek selehernya ikut bergoyang. Lalu ia menarik satu kursi agar duduk bersebelahan dengan Arisha.

"Doi lagi seneng loh, ya kali di lewatin gitu aja calon rezeki?" Bisik Maria dengan nada yang dibuat-buat sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya juga, ya." Balas Arisha yang langsung merapihkan dokumen yang sedang ia kerjakan.

"Sha, Sha." Panggil Maria sambil menumpu dagu dengan sebelah tangannya.

Arisha hanya berdehem menanggapi perempuan di sebelahnya yang sudah dalam mode 'bergosip-ria'.

Ya, ini adalah ciri khas Maria, ketika ia sudah memangil nama lawan bicaranya dua kali maka hal yang terjadi selanjutnya adalah perbincangan dengan Maria menggebu-gebu ketika berbicarakan orang lain yang menjadi objeknya.

"Tuan Muda Jayendra Kusuma..." Maria menggantungkan kalimatnya, membuat Arisha menoleh.

"Apa? Jayendra kenapa?" Sinis Arisha dengan tatapan matanya yang tajam.

"Setelah interview waktu itu gak ada kegiatan lagi?" Tanya Maria sambil menyelipkan rambut ke belakang telinganya.

Arisha berdecak lidah. "Kegiatan apa? To the point aja deh, Ma."

"Jayendra keliatan ganteng banget di foto, ya kali gak terjerat dalam pesona duda tampan dan mapan modelan doi?"

Arisha mengembuskan napasnya. Sudah ia prediksi bahwa Maria akan menggodanya seperti ini.

Maria adalah rekan kerja yang terkesan amat dekat dengannya. Jika diingat lagi, pertama kali mereka awal dekat secara pribadi adalah ketika keduanya terang-terangan menyebut tipe pasangan ideal yang mereka impikan. Pria, mapan dan matang.

Lalu siapa sangka ternyata contoh nyata pria mapan dan matang yang mereka impikan adalah Jayendra Putra Kusuma. Dan mereka semakin akrab ketika Arisha kedapatan beberapa kali mewawancarai Aktor Tampan itu.

Arisha bangkit sambil merapihkan sedikit penampilannya tak peduli Maria masih memberikan tatapan penasaran. Begitu ia menoleh pada Maria, tangannya bergerak menutupi kedua telinganya. Mengejek seolah ia tak mendengar apapun yang dikatakan Maria.

"Blah blah blah."

"Sha! Arisha!"

Gadis cantik dengan blouse panjang itu berlari kecil agar lebih cepat menghindari Maria yang masih memanggilnya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk."

Arisha membuka pintu kayu di depannya setelah mendengar suara yang mempersilakan ia untuk memasuki ruangan.

"Bu Luna manggil saya?" Tanya Arisha sambil menutup kembali pintu.

"Duduk, Sha." Wanita berkacamata cat-eye itu menunjuk kursi di depannya. "Seneng ya, udah deket-deket sama duda ganteng terus sekarang artikel kamu jadi hot topic."

Arisha tersenyum malu mendengar ucapan yang dilayangkan Pimpinan Redaksinya itu. "Kayaknya Dewi Fortuna lagi baik sama saya kali ini."

"Good job, Arisha. Pertahankan ya, kalo bisa sih tingkatin lagi biar kita makin banyak pemasukan." Balas Wanita berkacamata itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

Arisha mengangguk dan tersenyum cerah membalas ucapan berisi beban yang terbalut pujian itu.

"Anyway, saya mau bahas projek selanjutnya."

Selembar kertas diletakkan ke hadapan Arisha, yang membuat gadis itu memekik tertahan karena melihat sebuah logo familiar yang selama sepuluh tahun terakhir menjadi kesukaannya.

"Wah, inikan film Marvel terbaru!"

Mata Arisha berbinar menatap kertas di tangannya dan menatap Bu Luna secara bergantian. Apakah kali ini ia akan bertemu dengan idolanya?

"Yap, kamu bakal wawancarain pemeran film itu."

Gadis itu melotot terkejut. Apakah ia benar-benar akan bertemu para aktor dan aktris dari film kesukaannya tersebut?

"Bu Luna gak bercanda, 'kan? Ini termasuk projek gede, loh. Marvel, Bu. Spider Man, Tom Holland, Zendaya." Ucap Arisha dengan antusias sampai tak sadar telah berbicara tanpa jeda.

"Iya, saya tau. Makanya saya percayain ke kamu." Balas Bu Luna sambil tersenyum.

"Kali ini saya sama siapa perginya?" Tanya Arisha setelah menetralkan napasnya.

"Tian, Mahen, Dian."

Gadis itu mengerutkan dahinya. "Berempat?"

"Dian sama Mahen bakal pergi ke pameran yang gak jauh dari hotel tempat kalian interview."

"Oh, tetap dipisah."

Arisha tahu betul bahwa Pimpinan Redaksinya tak akan membuat kelompok lebih dari 3 orang, kalaupun lebih pasti tetap akan dipisah.

"Kak Sha! Kenapa sih perginya sama bang Tian mulu? Padahal aku juga pengen jadi partner kakak biar bisa lebih profesional. Apalagi kali ini Kakak bakalan ketemu Zendaya."

Nathaniel Chaesar atau yang akrab disapa Nana.

Anggota tim termuda dan berkacamataㅡsedikit merosotㅡ itu sedang tersungut-sungut mengadu pada Arisha yang duduk tepat di sebrangnya.

Mereka sedang makan siang bersama, full team. Tak seperti biasanya mereka berpisah, kini kedelapannya berkumpul dan makan sambil berbincang melepas penat pekerjaan sesaat.

"Profesional gimana, Na?" Sahut Arisha sambil mengunyah kulit ayam yang sengaja ia pisahkan.

"Ya, kan biasanya yang pernah kerja bareng sama Kakak itu pro pro semua. Jepretannya bagus." Jawab Nana yang masih cemberut karena menerima fakta kalau bukan dirinya yang akan bertemu dengan Zendaya.

"Mana ada kayak gitu? Semuanya tergantung objeknya aja."

TAK!

"Mana ada kayak gitu!"

Tian yang baru saja kembali setelah mencuci tangannya melayangkan sebuah jitakan di kepala Arisha lalu menatap remeh saat mendengar ucapan gadis itu.

"Semuanya juga ada aturan, gak cuma karna objeknya aja."

Arisha yang masih mengusap kepalanya pun membalas dengan memukul bahu Tian dengan kencang.

"Sakit, Bang!" Ketus Arisha.

"Lagian lemes banget itu mulut." Balas Tian sambil melemparkan tisu lembabnya ke sebelah kiri, tempat Arisha duduk.

"Ya, kan emang Jayendra ganteng fotogenik juga jadi gampang banget tinggal jepret." Kali ini Arisha yang tersungut-sungut berbicara pada Tian.

Sedangkan Pria itu semakin kesal ketika Arisha menyebut nama Jayendra di tengah-tengah perbincangan mereka.

"Da, pesenin sambel geprek level paling pedes, Da." Ucap Tian pada Yuda yang sejak tadi tertawa di sampingnya.

Sejak Tian kembali ke tempatnya perhatian seisi meja sesekali melirik ke arah Tian dan Arisha selagi makan, yang pasti akan ribut tanpa memandang situasi. Lumayan tontonan langsung Tom And Jerry.

Jam setengah lima sore. Waktunya untuk pulang dan berisitirahat dari lelahnya bekerja seharian.

Sejak sepuluh menit yang lalu Nana dan Mahen ribut ingin cepat-cepat pulang tapi tak berani mendahului Bu Luna. Lalu sempat hampir ketahuan saat hendak bangkit dari kursi dan berakhir di tertawai seisi ruangan.

Yuda, Diana, Mahen dan Arisha keluar beriringan sambil membicarakan apa saja yang terjadi pada mereka atau apa yang mereka kerjakan seharian ini, bahkan kejadian konyol Nana dan Mahen barusan masih menjadi bahan tawaan mereka.

"Sayang!"

Arisha terkejut ketika mendapati Jiel dengan motornya melambaikan tangan sambil tersenyum manis seperti biasa di sebrang pintu keluar loby.

Ia melihat ketiga temannya yang kini sedang menatap dengan geli sambil sesekali menyolek bahu dan lengan Arisha.

"Wah, liat siapa yang dijemput." Goda Yuda sambil menyenggol bahu Arisha dengan tawa menyebalkannya.

"Dilan sudah datang menjemput Milea, bestie!" Kali ini Diana yang menggoda Arisha.

"Berisik." Ketus Arisha pada ketiga temannya yang tentu saja membuat mereka tertawa karena wajah Arisha memerah.

Setelah berpamitan pada ketiganya, Arisha melangkah menghampiri Jiel yang membuka kedua lengannya meminta agar kekasihnya itu segera masuk kedalam pelukan hangatnya. Tentu saja dengan senang hati Arisha mempercepat langkahnya untuk memeluk Jiel.

"Aku kangen banget." Ucap Jiel yang mengeratkan pelukannya.

Arisha terkekeh lalu memberi jarak pada pelukannya meski tangan keduanya masih saling melingkar.

"Lebay, padahal kemaren lusa baru aja ketemu." Balas Arisha sambil menyipitkan matanya.

Adzriel tersenyum melihat ekspresi Arisha dan mengelus pipi kiri kekasihnya itu dengan satu tangan.

"Beda, itu kan aku cuma anterin makan malem kamu, bukan ngabisin waktu bareng kamu."

Ya, kemarin lusa Arisha harus melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai di kantor sambil ditemani Jiel melalui panggilan video di ponselnya.

Lelaki itu beralasan merindukan waktu mereka berdua karena belakangan ini sering disibukan oleh kegiatan masing-masing dan memutuskan untuk melakukan video call sebagai alternatif dari bertemu secara langsung.

Kemudian ia berinisiatif membelikan Arisha makanan ketika gadis itu bergumam kalau perutnya lapar ditengah kegiatannya mengetik artikel. Bahkan gadis itu sendiri tidak menyangka akan dikirimi makan malam hanya karena berceletuk. Tapi, yeah, begitulah perlakuan Adzriel padanya selama ini.

"Terus ini mau kemana?" Tanya Arisha yang melepaskan tangannya dari bahu kokoh Jiel.

Sebenarnya setiap berhadapan bersama Adzriel seperti sekarang, Arisha selalu berpikir kalau Jiel terlihat seperti lelaki seumurannya atau bahkan lebih tua karena proporsi tubuh Jiel yang tegap, kekar dan cukup tinggi jika dibandingkan dengan tubuh 160cm Arisha.

Adzriel tersenyum sambil memakaikan helm berwarna biru langit pada Gadisnya. "Kita riding dulu aja, kalo udah laper atau capek tinggal belok."

"Kamu gak ada kelas emang besok?" Tanya Arisha lagi dengan kedua tangannya yang sudah berpindah ke rahang tegas Jiel.

Lelaki berhidung mancung itu selalu merasa nyaman ketika Arisha memperlakukannya dengan sentuhan lembut dan manja seperti sekarang. Ia merasa tangki rindunya langsung terisi setengah penuh.

"Gak ada, besok aku libur." Jawab Jiel sambil mengelus tangan Arisha yang menangkup rahangnya.

"Ih, iri banget." Arisha mencebik.

Tentu saja Jiel yang melihat ekspresi menggemaskan kekasihnya langsung menyubit kedua pipi bulat Arisha.

Dalam hubungan mereka, Arisha yang tertua namun malah perempuan itu yang bertingkah semenggemaskan anak kecil.

Adzriel bersiap dengan posisinya di atas motor dan menyalakan mesin. Tak lupa ia mengulurkan tangan untuk membantu kekasihnya menaiki motornya yang memang cukup tinggi di bagian belakang.

Tangannya memberi kode agar kedua tangan yang lebih kecil darinya itu segera melingkar di pinggangnya. Arisha terkekeh dan menuruti permintaan Jiel sambil mengelus perut lelaki yang sudah mengisi hari-harinya setahun belakangan ini.

"Tapi tapi tapi." Ucap Arisha yang mencondongkan tubuhnya ke sisi kiri Jiel.

Sementara Adzriel hanya berdehem untuk menyahuti ucapan Arisha yang kali ini terdengar seperti akan mengucapkan suatu permintaan.

"Aku laper sekarang." Lanjut Arisha dengan nada yang merengek.

Segala tingkah menggemaskan Arisha selalu sukses membuat Jiel hampir mati kegemasan karena menurutnya Gadis itu jauh lebih menarik ketika bertingkah menggemaskan seperti bocah.

"Ya, udah. Kita makan dulu, deh, baru riding." Balasnya sambil menangkup kedua pipi Arisha dengan tangan kirinya dan tak lupa memberi kecupan singkat di pipi yang tepat bersebelahan dengannya.

~
Hello!!
Selamat tahun baruuuuuuuu!!!🥳🎉
Balik lagi sama aku di tahun yang baru dengan kelanjutan cerita iniiii🙆🏻‍♀️💝

Semoga tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, lebih sehat dan pastinya lebih bahagia. Aamiin😇

Happy Monday, have a great day and see you^^
~




Salam manis,
Ahyoon_0902💚

Continue Reading

You'll Also Like

1M 43.3K 41
Bekerja selama tujuh tahun sebagai seorang sekretaris dengan model bos seperti Zhafran Afandi, benar-benar membuat Rachel harus memupuk kesabaran sel...
3.6M 86.6K 41
Keinginan Diana untuk merebut tunangan sahabat nya, harus berakhir kegagalan. Karena bukan nya berhasil menjebak tunangan dari sahabat nya, Diana ma...
3.1M 164K 61
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...
2M 167K 36
"Nikah sama anak Tante, hutang-hutang almarhum Ayahmu akan Tante dan suami anggap lunas." Kalimat itu terus terngiang di kepala Elin Nafisah. Selama...