[END] Muak | NoMin GS

By jilemonji

41.5K 4.7K 288

Perjalanan cinta Kaina bersama kekasihnya hanyalah luka. Lelaki itu dengan teganya menyakiti Kaina berulang k... More

MUAK
{two}
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
eleven
twelve
fourteen
15. rumah Jergion
16. will you...
bonchap

thirteen

1.9K 256 14
By jilemonji

Kaina pikir Vino akan benar-benar jera setelah mendapatkan pukulan keras dari Jergion. Namun ternyata dirinya salah. Kaina baru ingat, lelaki berengsek seperti Vino bukanlah termasuk lelaki yang mudah mengalah begitu saja. Vino memang lelaki gigih, hanya saja memiliki niat yang busuk dalam kegigihannya itu.

Pesan misterius dengan ending memuakan. Kaina benar-benar malas menghadapinya. Bisa tidak sih Vino itu pergi saja? Mereka sudah putus karena kesalahan lelaki itu juga. Kenapa setelah semuanya berakhir seakan Vino tidak rela melepasnya begitu saja? Apa yang sebenarnya Vino inginkan darinya?

Otak Kaina mendidih rasanya. Marah, sedih, lelah dan frustasi menjadi satu. Tidak sanggup rasanya membaca ulang pesan jahat yang Vino kirimkan.

Jika bisa dirinya mengulang waktu, Kaina bersumpah tidak akan pernah mau bertemu Vino jika endingnya seperti ini.

"ARGH!"teriak Kaina tanpa perduli keadaan.

Mereka terkejut, menoleh menatap penasaran pada Kaina yang kini sedang menundukkan kepala di atas lipatan kedua lengannya.

Rania itu menoleh. Menghampiri Kaina dengan panik. Tubuh Kaina bergetar. Suara tangis mulai terdengar menyedihkan. Tangisan itu gambaran kalau dirinya benar-benar sudah muak dengan cinta. Sejujurnya Vino bukan hanya mengusiknya dengan perkataan kasar dan menggelikan. Lelaki itu juga ada mengirim beberapa foto mengenai Jergion dengan text meremehkannya. Vino mengatakan dirinya mudah sekali ditipu.

"Kay? Kaina lo kenapa?!"pekik Rania mengguncang tubuh Kaina cukup keras.

Gadis itu tetap tidak bergeming dari posisi. Tangisan Kaina semakin mengencang. Sebelah lengan dibawa memukul dada nya ketika merasa nyeri.

"KAINA JANGAN BUAT GUE PANIK!"

Kaina memeluk tubuh Rania erat ketika sahabatnya itu menariknya kepelukan. Kaina membenamkan wajah di perut Rania masih menangis. Kaina bungkam cukup lama, hingga perlahan suara Kaina terdengar mengucapkan sesuatu dengan nada nyaris berbisik.

Beberapa anak kelas seketika hening. Beruntung baru ada beberapa murid yang datang, memberitahu kalau sekarang masihlah terlalu pagi untuk berada di kelas. Pukul enam lewat lima menit.

"G–gue salah apa Ran? Hiks kenapa harus gue yang ngerasa sakit, kenapa Ran?!"

Rania terdiam ingin mendengarkan lebih dulu. Kenapa sebenarnya dengan Kaina? Padahal baru saja keduanya bercanda saat pergi kesekolah bareng.

"Gue capek. Hati gue gak sanggup kalo terus terusan begini. Bisa gak si kasih gue satu kebahagiaan? Kenapa disetiap gue mulai suka sama seseorang, selalu ada aja permasalahan? Gue juga mau kaya lo Ran. Hiks gue juga mau ngerasain cinta! Kenapa gue gak bisa? KENAPA RAN?!"

Rania memeluk erat Kaina yang memberontak. Dia gak bisa liat sahabatnya seperti ini. Kejadian ini mengingiatkan Rania akan masa lalu di saat Kaina di sakiti oleh mantan berengseknya.

"Gue baru mau mulai buka hati Ran, tapi seolah-olah takdir gak mau gue bahagia. Apa ini karma buat gue? Gue ngehindarin cowo lain juga karna ada alesannya kan, Ran? Lo tau itu kan Ran?"

"Sstt Kaina lo tenang dulu. Gue tau lo punya alesan tersendiri. Tapi please ceritain pelan-pelan oke? Kalo lo terus begini gue gak akan paham apa permasalahannya. Lo liat? Kita gak berdua di kelas ini. Masih ada satu jam sebelum bel. Mau cerita? Kalo mau cerita kita ke mobil aja. Di sana lebih privasi, oke?"

Kaina mengangguk tipis. Isakan masih terdengar walau tak separah tadi. Napasnya terdengar berat menahan emosi terlebih rasa sakit pada hatinya.

Memutuskan keluar kelas, tanpa disangka keduanya berpapasan dengan Jergion yang tersenyum kepada Kaina. Namun, bukannya mendapat balasan, Jergion justru terabaikan. Menatap Rania meminta jawaban, yang didapat hanya acuhan. Keduanya berlalu begitu saja meninggalkan tanda tanya besar memenuhi isi kepala Jergion.

But wait–kalau tidak salah lihat, Jergion mendapati jejak air mata di kedua pipi Kaina. Wajah si cantik juga terlihat memerah padam–bukan karena tersipu, Jergion merasa Kaina saat ini sedang merasa marah. Tapi kenapa? Apa yang membuat gadis itu menangis?

Belum sempat membalikan badan berniat mengejar, Jergion sudah ditahan lebih dulu oleh Yosavin yang baru saja tiba.

Lelaki yang pada dasarnya terkenal playboys noob itu mencekal tas Jergion cukup kencang. Sialan! Jergion mengumpat.

"Argh anjing Yos lo ngapain si?!"seru Jergion emosi karena rencananya menghampiri Kaina itu gagal begitu saja.

"Wet santai bro emosi amat pagi-pagi?"

"Ck diem lo."

Mau tidak mau Jergion masuk kedalam kelas mengikuti teman satunya itu.

Yosavin mengeryit, betapa heningnya nih kelas.

"Gila ni kelas apa kuburan? Sepi amat, etdah?"

Tidak tahu saja mereka kalau kelas hening karena ada alasan yang dikarenakan Kaina. Mereka tidak berani bersuara untuk bercanda disaat salah satu temannya sedang tidak baik-baik saja. Kelas 11 internasional ini terkenal akan solidaritas pertemanannya yang tinggi. Mereka bukan teman, tapi keluarga. Susah senang itu bersama. Mereka menanamkan sikap solidaritas tinggi. Di sudut kelas juga terdapat banner dengan tulisan–

'Belajar memang penting, namun simpati jauh lebih penting. Kami keluarga, bukan sekedar teman. Susah senang kami rasakan bersama.'

Nyatanya itu bukan hanya sekedar tulisan, karena mereka mempraktekannya langsung dengan baik tanpa keterpaksaan.

...
MUAK
...

Kaina sudah menceritakan semua penyebabnya. Rania menggeram kesal.

"Berengsek! Mereka berdua sama berengseknya."maki Rania melewati angin yang makiannya jelas tertuju kedua orang lelaki yang kini dianggapnya berengsek. Vino dan Jergion.

Masih tidak paham? Kaina akan menunjukan pesan apa saja yang Vino kirimkan untuknya.

"Gue gak nyangka Ran. Gue gak nyangka bakal jatuh di lubang yang sama dengan orang yang berbeda. Gue pikir jatuh cinta sama Jergion itu lebih baik, ternyata?"Kaina tertawa sumbang. Menertawakan nasibnya saat ini. Takdir memang lucu.

"Lucu ya takdir gue? Gue sendiri sampe gak tahu harus gimana kedepannya. Gue pikir Jergion itu beda dari Vino. Gue bodoh ya Ran, main percaya begitu aja sama sikap dia?"

Rania tidak bisa menyimpulkan sikap Jergion yang asli bagaimana. Pasalnya dia setiap kali melihat tatapan Jergion pada Kaina itu jelas berbeda ketika Jergion menatap orang lain. Jergion juga terlihat tulus, mana sangka kalau begini? Lagian Vino dapet foto dari mana deh? Rania jadi curiga.

"Gue emang tahu gimana rasanya di posisi lo Kay. Tapi, gue minta lo jangan terlalu menyimpulkan. Gue rasa ada yang gak beres sama mantan lo itu?

Kaina terdiam. Dirinya masih kalut. Kaina tidak bisa berpikir jernih sementara ini. Tapi, perkataan Rania barusan ada benarnya juga. Kaina teringat pesan maminya, kalau ada masalah bicaran baik -baik jangan langsung menyimpulkan sendiri. Apa Kaina harus bertanya pada Jergion? Tapi Kaina malu, baru saja kemarin berbaikan. Namun Kaina lebih merasa takut kalau ternyata perempuan itu benar pacar Jergion. Kaina tidak siap. Jujur, Kaina mulai jatuh cinta pada Jergion, bukan sekedar suka biasa.

...
TBC
...
MUAK
...

Oke silahkan berteori wkwk🤣

Sudah Lemon mau ngumpet dulu hihi🫣

Jujurly Lemon deg-degan ngetik ini😬 ini work pertama Lemon yang konflik cukup panjang hihi😁  tenang konflik gak jauh dari si Vino kok🤭 mohon maaf untuk yang namanya Vino🙏🏻😁













Continue Reading

You'll Also Like

75.8K 11.7K 16
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
37.5K 5K 41
Nomin Gs ‼️Feat Hyunjin Illona, si gadis buta yang dihadapkan dua pilihan sulit antara Harvey atau Vano. Siapakah yang akan Illona pilih? Na Jaemin a...
932 61 34
Cerita Di Ujung Senja Pindah ke sini. Kisah tentang sepasang sahabat yang mencintai orang yang sama. Akankah salah satu dari mereka mau mengalah ata...
10.5K 1.1K 6
Hubungan yang semula hanya sebatas sahabat berubah menjadi lebih dari itu. Jungkook membuat sebuah janji dengan sahabatnya, Jiyeon untuk menunggunya...