Fajri and Family

By Arhamunnisa

9.1K 1.4K 610

Minimal masih tetap vote walaupun cerita nya sudah end #shanfenji STAN# More

1. perkenalan
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
info
pemberi tahuan

chapter 30

168 36 17
By Arhamunnisa

"hal yg paling di rindukan adalah

Rumah yg utuh"

~author

Setelah Fajri sudah memastikan kalau kedua temanya pulang, ia pun mulai mangambil nafas panjangnya, dan berusaha berpikir positif akan apa yang terjadi.

***
Dilain sisi, ternyata ada seseorang yang memantau dan memperhatikan gerak gerik pemuda itu dari tadi, entah mengapa langkah kaki dan hatinya membawanya ketempat kediaman pemuda ini.

"Ngapain gue kayak gini? Kenapa gue rasanya ingin menariknya untuk tidak memasuki jurang yang menyakitkan itu" Monolognya yang masih memperhatikan pemuda itu tengah mengambil ancang-ancang untuk masuk rumah.

Terlihat jelas olehnya, bahwa pemuda itu sedang takut untuk masuk kerumahnya karna dia dari tadi memuas muas kan diri untuk mengatur nafas.

*****

Akhirnya pemuda ini pun memberanikan diri untuk memasuki rumahnya ternyata di dalam rumah nya sudah berkumpul semua di ruang tamu, ia pun mengucapkan salam

"Assalamualaikum" ucap fajri

"Wa'alaikum salam" hanya Shandy yg menjawa.

Fajri terdiam kikuk ditempat karna dari melihat raut waja papanya yg seperti orang memendam kemarahan dan fenly yg nyengir, sedangkan shandy hanya diam saja tak melihat kemana² akan kah ada sesuatu terjadi yang tidak di inginkan.

"Hm,, bagus udah merasa hebat kamu sekarang? Udah berani kamu membantah ucapan saya ha! " Ucap papanya dengan suara sedikit membentak.

Sedangkan fajri semakin terpelonjak takut, kini tidak hanya hati yang bergetar tapi juga seluruh tubuhnya, sehingga ia berkeringat dingin.

"Kalau orang ngomong diliat orangnya, trus jawab juga" Ucap fenly ingin mengompori.

Mendengar ucapan fenly ia memberanikan diri mengangkat kepalanya dan melihat ke arah wajah papa nya dan berucap.

"E_emang Aji sa_salah apa?" Tanyanya gugup jujur saja ia sedang ketakutan saat ini.

" Kamu masih nanya salah kamu apa? Ha! Masih nanya kamu?" Balas papanya tegas.

Pemuda itu hanya membalasnya dengan anggukan kepala pelan, dan ia kembali menunduk.

"Saya sudah bilang, tidak ada yang namanya main basket atau semacamnya, tapi apa? Tapi apa yang kamu lakukan diluar sana ha! " Jawab papanya sangat tegas dan suara Sedikit kencang
Sehingga orang yang memantau kejadian itu dari luar bisa mengetahui kalau didalam sedang tidak baik-baik saja.

"Ma_ maaf sebelumnya, tapi,,, kalaupun Aji main basket ngak ada salahnya bukan? Emang ada apa dengan basket? Kenapa Aji ngak boleh memainkanya" Tanya Fajri memberanikan diri.

"Oh lo udah berani ngejawab sekarang? Ha! " Bentak fenly lagi-lagi mencoba mengompori.

PLAK

Satu tamparan berhasil ia dapatkan dari kepala keluarga rumah itu, siapa lagi kalau bukan papanya.

"Oh jadi,,, kamu udah mulai berani melawan saya, kamu lupa kalau selama ini kamu saya yang nanggung hidup kamu yah, walaupun saya sebenarnya tidak sudi" Ucap papanya

Ucapan tersebut membuat Fajri merasakan dihantam batu besar sampai sangat mengayat hati.
Fajri hanya menunduk dan berusah menahan rasa sedih yang sangat dalam ini, berusaha menahan air mata yang tertahan dipelopak mata nya Jujur kini bukan hanya pipi nya yg merasa perih tapi hati nya jauh lebih perih.

"Kenapa kamu diam, baru sadar ha! " Ucap papanya lalu mendorong tubuh fajri sehingga punggung belakanya terpental kedinding yang membuat ia meringis kesakitan.

"Aaawww, ssssh" ia hanya mampu ber pasrah saja untuk saat ini karna ia tidak mampu melawan papa nya.

"Kenapa sakit? Makanya sadar diri dong" Timpal fenly memperumit masalah

Seseorang yang mendengar dari luar, berusaha keras melawan emosinya, bahkan rasa marahnya telah bercampur dengan rasa kecewa kepada sahabatnya itu, karna bukan menengah malah membikin suasana tambah memburuk.

Papanya kemudian menarik baju fajri, sehingga ia kembali berdiri tegap

" Saya sudah muak dengan semua ini, emosi saya selalu naik ketika melihat kamu, jadi saya ingin kamu pergi dan jangan ganggu kehidupan saya ataupun anak saya " Ucap papanya yang masih menahan baju anaknya itu sehingga wajah mereka berdekatan.

Lalu tanpa rasa bersalah papa nya pun mementokan kepala aji ke diding dibelakangnya berkali-kali sampai kepala Fajri mengalir darah segar lalu ia membiarkan anak nya itu terduduk meringis kesakitan.

"Kemasi barang-barang mu, saat saya pulang saya harap tidak melihatmu ada disini, sana cari tempat yang bisa menampung anak sialan sepertimu" Ucap papanya lalu pergi dari rumah itu.

"Hm sakit? Makanya jadi orang jangan belagu" Timpa fenly dan iapun membiarkan adiknya itu meringis kesakitan ditempat.

Sungguh saat ini rasanya sangat sesak bukan fisik nya aja yg terluka tapi hati nya jugak ikut tersayat melebihi sakit tertusuk pisau.

Shandy tak kuasa menyaksikan kejadian itu sungguh dirinya merasa gagal menjadi pelindung buat adik nya sampai ada yg berani memperlakukan adik kesayangannya itu dengan perlakukan yg sangat biadab.

Shandy kini mendekati Fajri mencoba untuk membantu Fajri bangun namun aksinya malah di pergoki oleh fenly dan fenly pun tidak terima malah mengancam Shandy apa bila dia brani membantu Fajri maka fenly akan mengadu nya ke papa dan pasti yg bakalan kena imbas ke Fajri nantinya.

Fajri menatap mata Shandy seolah memberi isyarat bahwa ia baik baik saja tidak lupa mengukir senyum tipis dan seolah menyuruh Shandy untuk menjauhi nya, dan ia pun dengan tubuh masih lemes terpaksa pergi ke kamar nya dengan berat hati ia pun mengemasi barang-barangnya, tak lupa ia membawa sebuah frame foto nya waktu kecil dengan keluarga yang lengkap.

Fajri pun kini melangkahkan kaki meninggalkan perkarangan rumahnya yang begitu banya kenangan, ya walaupun ada kenangan buruknya.
Saat telah lumayan jauh ia berjalan, Tiba-tiba kepalanya pusing mungkin karna efek dari kebenturnya kepalanya ke dinding tadi. Ia memegangi jidat nya ternya darah nya masih aja keluar padahal udah coba ia cuci tadi, melihat darah yg ada di taangan nya ia pun tersenyum dan berucap.

"Semalang ini kah hidup gue" ucap nya lirih lalu melangkah kan lagi kaki nya

Langkah kakinya mulai tidak beraturan, pandangan yang sudah mulai memburam, dan tubuh yang tidak kuasa ditompang lagi alhasil diapun tak sadarkan diri.

Sebelum ia terbaring ke aspal jalanan ia lebih dulu disambut oleh seseorang sehingga ia pingsan dengan kondisi aman.

"Hm,,, knpa gue kayak gini kenapa gue slalu ingin ada di dekatnya sekarang, ntah rasa kasihan atau apa? Tapi perasaan ini seperti rasa saat gue tidak ingin ditinggal oleh keluarga gue" Monolognya lalu menggendong pemuda itu masuk ke mobilnya.

***
Shandy berdecak kesal atas kejadian ini, ia menyalahkan dirinya karna tidak bisa berbuat apa-apa, ia juga merasa kesal akan sifat papanya yang sangat dinilai tidak baik ini, dan juga ke pada fenly yang slalu menjadi bensin untuk membuyarkan api.
Sekarang ia bingung, harus mengejar fajri dan mencarikan ia tempat tinggal sementara, karna kalau bawak fajri balik ke rumah itu sangat tidak memungkinkan menurut nya.

Akhirnya ia memutuskan untuk kekamar fenly karna ingin menumpahkan seluruh rasa kekecewaan yang ia tahan dari tadi.

Ketika telah sampai, Shandy tanpa basa-basi, ia langsung saja masuk kedalam kamar adiknya itu, dan langsung memulai topik to the poin.

"Fen, kak Shan ngak suka ya kamu kayak tadi, " Ucap Shandy memulai topik

"Kak shan tahu kamu ngak bisa maafin dia saat ini, tapi kak shan harap dihati kamu ada sedikit rasa empati kamu sebagai seorang kakaknya, atau paling tidak memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama" Ucap Sandy tanpa berfikir kalau itu akan memancing emosi adiknya.

Fenly yang tadi baru bersuka ria, malah rusak moodnya gara-gara ucapan kakaknya ini.

"Lo kenapa sih kak? Ini tu murni kesalahan dia, kenapa kak Shan malah numpahin emosi ke fenly, aturanya kedia, dia yang berani maju maka dia juga harus berani mundur" Tegas fenly emosi.

"Ngak dia ngak salah, tapi klian berdua yang salah!! " Ucap Sandy yang sekarang pikirannya sedang kacau

"Iya kita yang salah, bahkan saat dia terbukti salah oleh seluruh orang lo bakalan tetap membela dia kan kak? Iya kan, karna dia ngak pernah salah dimata lo" Bentak fenly ngegas.

"Iya!! Gue emang akan slalu ngebela dia karna gue abangnya, dan gue juga tahu kalau yang dia lakukan tidak menimbukan kerugian untuk keluarga kita, tapi malah membuat keluarga bangga, karna dia memenangkan nya bukan? " Balas Shandy yang sudah mulai meluapkan emosi.

"Oh ya!! Tapi gue sama papa tidak merasa dia membanggakan malahan dia slalu bikin kegaduhan, bahkan karna dia sekarang kak shan udah bisa berkata nada tinggi ke fenly" Ucap fenly dengan suara lesuh karna kecewa.

Shandy mulai prustasi, karna apa yang dia lakukan slalu saja ada orang yang mengatakan kalau langkanya salah.
Karna tidak ingin meluapkan seluruh emosi nya, iapun bergegas keluar kamar fenly, karna ia tidak mau kelepasan sehingga ia bisa melukai adiknya itu.

Tapi sebelum keluar fenly sempat berteriak seakan mewanti-wanti.

"Jangan cari dia, kak shan ngak mau kan klau hal buruk lainya menimpanya" Ucap fenly sambil tersenyum licik

Shandy hanya diam dan kemudian melanjutkan langkanya keluar rumah, karna semakin lama ia didalam, maka entah apa yang terjadi nantinya, karna bisa saja ia kelepasan.

"Wah gimana² seru gak?
Kalau seru di vote lah biar kedepannya bakalan lebih seru lagi" ~author

"Terkadang orang terdekat lah
Calon musuh paling berbahaya"~fajri

"Sebenernya gue tidak ingin menjadi kan Lo musuh, tapi keadaan yg memaksa gue jadi seperti ini"~fenly

Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini.
Thanks udah sempetin
Buat mampir

Chapter ini collab dengan
ShopieOktapiani

Continue Reading

You'll Also Like

240K 16.4K 34
Fleur Sophia dan keluarga besarnya kembali dengan pelbagai telatah yang bakal mencuit hati pembaca. ‼️ PENTING ‼️ ● Story ini dibuat untuk sambung ce...
234K 8.1K 27
Suatu malam yang membuatkan masa hadapan Sara menjadi gelap gelita, di mana dia diculik ketika dalam perjalanan pulang dan hampir dirogol oleh seora...
42.1K 215 5
Aku seorang suami Yang ada naluri cuckold.tapi masih tercari-cari jalan caranya untuk wife aku setuju untuk main dengan jantan lain.harap ada yang su...
2.6M 56.6K 43
Aku dibeli dengan harga Rm 500 000oleh seorang Tengku yang aku sangkakan baik tapi ternyata silap , dia membeli aku untuk kepuasan nafsunya sendiri ...