LEGENDA: Garis Nestapa [TERBI...

By GadisAndromeda

2.4M 216K 10.5K

TERSEDIA DI GRAMEDIA📍 "Aku terlalu lelah untuk terus berkelana di bawah hujan." Legenda Negeri Angkasa. Soso... More

PROLOG
CAST
1. 29 FEBRUARI 2020
2. BUKAN TEMPAT TINGGAL YANG RAMAH
3. BADUT WINNIE THE POOH
4. SEMESTA SEDANG BAIK
5. KENAPA HARUS BADUT?
6. PIKIRAN YANG BUNTU
7. DIA LEGENDA
8. SKIZOFRENIA
10. ATTITUDE HARUS DOLAR
11. JANGAN SAMPAI BENCI
12. MOMEN GERIMIS BERSAMA SI CANTIK
13. PERTEMUAN MENYAKITKAN
14. Déjà vu
15. TENGAH MALAM
16. PROBLEM
17. KRONOLOGI
18. AJAKAN UNTUK MENGAKHIRI HIDUP
19. SATU MAKAM TANPA JASAD
20. PSIKOLOG ANAK
21. RAMAHNYA, HANYA SEKEDAR PELARIAN
22. TAKDIR HIDUP PALING MENYEDIHKAN
23. UANG UNTUK MEMBANGUN PANTI ASUHAN
24. PHOBIA SUARA KERAS
25. 90 DAY WISH LIST
26. MERELAKAN POSISI PERTAMANYA(?)
27. TEROR
28. TUMBUH DEWASA TANPA PERAN ORANG TUA
29. RAHASIA TENGGARA
30. TIDAK HARUS SELALU SEMPURNA
31. BERGERAK UNTUK BALAS DENDAM
32. DI KAWASAN LUAS YANG DI TUMBUHI POHON-POHON
33. RUMAH YANG BERBENTUK RAGA
34. BAGIAN TERAKHIR DARI 366 HARI
35. DI MANA LETAK SURGAKU?
36. TIDUR NYENYAK, JIWA YANG TERLUKA
37. TERKESAN TIDAK ADIL
38. KEHILANGAN PERAN
39. RUMAH YANG LAYAK UNTUK DI HUNI
40. BUKIT REMBULAN
41.ADA YANG MEMILIH HILANG
42. MAAF UNTUK LEGENDA
43. SOSOK BERHATI MALAIKAT ITU, SUDAH TIDAK ADA
44. ISI BUKU DIARI UNTUK YANG DI TINGGALKAN
45. SELAMAT ABADI DI HATI YANG MENYAYANGI
EPILOG [ENDING]
VOTE COVER & GIVE AWAY
OPEN PRE-ORDER
LEGENDA season 2
GRAMEDIA

9. HANYA SEBUAH HALUSINASI

47.1K 5K 128
By GadisAndromeda

Cinta adalah ilusi, hidup dalam halusinasi, dia hanya imajinasi. Aku berharap, dia ada di sisiku, namun dia hanya ada di dalam mimpiku. Aku tahu, dia bukan milikku. Dia memang ada, namun bukan di duniaku.

9. HANYA SEBUAH HALUSINASI.

“Dermaga sering berhalusinasi hal lain. Hal yang menurut kita nggak masuk akal. Dia bisa mendengar atau melihat sesuatu yang menurut orang lain itu nggak ada.”

Obrolan di tengah malam itu masih berlanjut. Mentari ingin memberi banyak pengetahuan tentang Dermaga kepada Legenda. Supaya Legenda paham, dan mengerti jika sewaktu-waktu Dermaga kambuh.

“Nggak masuk akal gimana maksudnya?” tanya Legenda.

Setelah tidak merasakan rasa penasaran lagi karena sudah bercerita banyak bersama Dermaga. Tetapi, Legenda di buat penasaran kembali oleh Mentari. Keluarga ini masih terlalu abu-abu bagi Legenda, banyak rasa penasaran yang di rasakannya di lingkungan ini.

“Contontohnya, seperti kematian adeknya,” Mentari menarik napasnya dalam, lalu membuangnya secara perlahan. “Samudra meninggal karena kecelakaan pesawat.”

“Dermaga pernah bercerita sama Mama, sama mas Gibran. Dia bilang, saat kecelakaan pesawat waktu itu, dia menjadi salah satu penumpangnya. Katanya, dia selamat karena ada yang menariknya ke atas. Kemudian dia di temukan oleh nelayan yang kondisinya sedang terapung di atas air, berjarak tiga ratus meter dari pinggir laut.”

“Tidak masuk akal, kan?” tanya mentari kepada Legenda.

Legenda mengangguk-anggukan kepalanya. Karena itu juga yang Legenda dengar dari Dermaga sebelum tidur. Percis seperti apa yang di katakan oleh Mentari. Legenda pun menyetujui apa yang di ucapkan Mentari itu benar. Semuanya memang tidak masuk akal.

“Tapi, kenyataannya bukan seperti itu, Legenda.”

“Waktu itu, mereka berdua memang merencanakan liburan ke luar negeri. Tapi, saat pesawat lepas landas, Dermaga belum sempat menaiki pesawat itu. Dia ketinggalan pesawat.”

“Dermaga juga bilang, semenjak ia di temukan, dia mengalami koma selama dua Minggu. Padahal tidak.”

Sesekali Mentari mendongak ke atas. Menghalau cairan bening agar tidak lolos jatuh begitu saja.

“Dia tidak pernah koma. Selama dua Minggu itu, dia stres, dia seperti orang yang tidak sadar, dia seperti orang gila. Setiap hari, setiap dua puluh empat jam, Dermaga selalu menghabiskan waktunya di dalam kamar, sambil melamun. Dia jarang sekali berbicara. Terkadang, Jika di tanya pun, dia tidak pernah merespon, mengangguk dan menggelengkan kepalanya pun, sama sekali tidak.”

Ekspresi Legenda menunjukan rasa shock. Mulutnya sedikit menganga mendengar fakta itu. Jika melihat kondisi Dermaga dari luar, laki-laki itu tampak seperti orang-orang normal pada umumnya. Terlihat seperti mempunyai kepribadian dingin dan pendiam. Tidak banyak bicara dan bertingkah. Dan mungkin, itu adalah salah satu ciri gangguan kejiwaannya.

“Di kemudian hari, saat Dermaga terbangun dari tidurnya. Dia menangis, dia bercerita bahwa adiknya terhimpit antara badan pesawat dan terumbu karang.”

Legenda kembali menganggukan kepalanya mendengar itu.

“Sepertinya itu tidak mungkin. Sedangkan pesawat hancur lembur. Bahkan, tidak ada satu penumpang pun yang selamat.”

“Samudra memang di temukan setelah Dermaga bermimpi seperti itu. Tapi, tidak tahu informasi jelasnya bagaimana. Kata mas Gibran pun, tubuh Samudra sudah tidak berbentuk. Mama tidak tau seperti apa, Mama tidak melihatnya, Mama tidak sanggup.”

Mentari membenamkan wajahnya, di lipatan tangan atas meja. Punggungnya bergetar, isak tangisnya mulai terdengar. Tidak mudah menjadi ibu yang mengalami kehilangan anaknya. Di tambah dengan salah satunya yang memiliki gangguan jiwa.

“Mama, udah, ya, jangan nangis. Legenda nggak suka liat Mama nangis,” ucap Legenda begitu lembut, seraya mengusap-usap punggung Mentari.

Mendengar kata Mama yang keluar dari Mulut Legenda, membuat tangisan Mentari semakin menjadi-jadi. Mentari kembali memeluk erat Legenda. Begitupun Legenda yang menerimanya dengan senang hati.

𝓛𝓮𝓰𝓮𝓷𝓭𝓪

Legenda membuka pintu putih kamar Dermaga. Yang dia lihat pertamakali, bukan lagi Dermaga yang sedang bicara sendiri, melainkan Dermaga yang sedang berdiri melihat keluar jendela. Legenda membawa susu coklat yang di buatkan Mentari tadi, meskipun sudah sedikit dingin karena terlalu lama mengobrol.

Tadi, Gibran datang menghampiri. Lalu menyuruh Legenda untuk kembali ke kamar, dan memberikan susu coklat itu kepada Dermaga.

“Mag.” Legenda menepuk sebelah bahu Dermaga. Sampai-sampai membuat Dermaga terperanjat kaget. “Ini, susu buat lo, dari Mama Tari.”

Dermaga menerimanya, meneguk susu itu hingga tandas dalam sekali tegukan. Benar-benar seperti orang yang kehausan. Mungkin, setelah berbincang lama sendiri, membuat Dermaga capek dan dehidrasi seperti ini.

“Di luar gelap. Liat apaan?” tanya Legenda. Meskipun dirinya masih takut kepada Dermaga karena belum terbiasa. Tapi, Legenda juga tidak mau kehilangan teman barunya ini. Legenda akan menerimanya perlahan, nanti juga akan terbiasa.

“Mastiin pacar gue, udah nyampe rumah apa belum.”

Legenda mengangguk mengerti. Setelah mengetahui semua ini. Legenda akan mengikuti cara main Dermaga, dia akan berpura-pura seolah itu kenyataan. Sesuai dengan permintaan Mentari dan Gibran. Legenda akan belajar banyak menghadapi Dermaga.

“Gue mau tau dong, tentang pacar lo,” pinta Legenda, yang masih terselip rasa penasaran

Dermaga sangat antusias menyetujui. Mengajak Legenda untuk duduk di ranjang, menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang. Lalu mulai bercerita dengan wajah yang merah berseri-seri. Legenda adalah orang ke tiga yang ingin mengetahui tentang pacar Dermaga setelah Mentari dan Gibran.

“Namanya, Senja Aurora,” kata Dermaga pertama kali. “Lo dengerin gue cerita aja, ya? Jangan banyak omong,” titah Dermaga yang di setujui oleh Legenda.

“Gue udah sama-sama bareng dia dari kelas tujuh. Dua Minggu sebelum kecelakaan pesawat, pacar gue sempat ninggalin gue. Orang-orang jahat itu bilang, katanya Senja sudah mati.”

Raut wajah Dermaga yang tadinya tersenyum, kini terlihat murung.

“Gue nemuin Senja di kamarnya, lehernya di ikat ke atas plafon rumahnya, kakinya melayang, matanya terpejam. Kulit Senja sangat putih. Saat gue pegang tangannya, rasanya dingin.”

Alis Legenda menaut, dia tidak bisa membedakan apakah Dermaga ini sedang berhalusinasi atau tidak.

“Gue nggak sedang berhalusinasi. Saat kejadian itu, jiwa gue masih sehat.”

Legenda membelalakan matanya, sedikit kaget karena merasa Dermaga tau dengan isi pikirannya. Apakah Dermaga merasa kalau jiwanya sudah kacau?

“Makanya kemarin, saat lo mencoba melakukan aksi bunuh diri, gue panik. Gue bener-bener panik. Cara lo, sangat percis dengan Senja yang menghabiskan nyawanya sendiri.” Dermaga melirik ke arah Legenda yang berada di samping kanannya. “Gue benar-benar diselimuti rasa emosi saat tau kalau lo akan gantung diri. Darah gue terasa berdesir hebat. Emosi gue sampai di ujung tanduk. Karena lo, sama sekali nggak respon pertanyaan gue.”

“Gue benci sama lo, sialan!” kelakar Dermaga. Tapi, Legenda masih memilih bungkam.

Raut wajah Dermaga kembali berseri-seri. “Tapi, dia kembali. Senja kembali lagi sama gue. Dia selalu datang ke sini setiap malam, dia semakin cantik. Lo liat sendiri, kan?”

Legenda hanya mengangguk seraya tersenyum tipis. Tidak ingin menyinggung perasaan Dermaga. Biar lah Dermaga seperti itu, Legenda akan mencoba untuk menerimanya. Toh, Legenda juga tidak tau cara mengatasi penyakitnya seperti apa.

“Mama sama Papa pernah bilang kalau gue halusinasi. Padahal nggak, Senja benar-benar selalu ada di samping gue. Senjanya Dermaga nggak pernah pergi. Mungkin, kejadian Senja yang mengakhiri hidupnya hari itu hanya sebuah mimpi saat gue tidur.”

“Gue nggak halusinasi kan, Gen?” Dermaga bertanya kepada Legenda.

“Iya, tapi, lo harus bisa lawan itu semua, ya? Kasian orang tua lo.”

“Apa?!” tanya Dermaga ketus. “Lo juga mau bilang kalau gue ini halu? Nggak!”

Legenda mengangguk pasrah. Membiarkan Dermaga seperti itu, biarkan Mentari dan Gibran yang menentang keras Dermaga dalam hal ini. Legenda akan menjadi satu-satunya orang yang paham dengan Dermaga. Meskipun harus penuh dengan kepura-puraan.

****

—Dia hanya angan, yang gak mungkin bisa lo gapai!!😏


RAMEIN DONG KOMENNYA🥺

*****

Punya teman, sedikit menghilangkan beban❌
Punya teman, nambah beban✔️

Continue Reading

You'll Also Like

2K 746 36
[Bagian kedua Hujan Dan Pelangi] Tahun berganti, namun sejuta luka itu masih abadi di dalam hati. Tawa mu berganti menjadi luka yang menyakitkan. kem...
446 115 8
Langkahmu sudah terlalu jauh dari bahagia. Hidup namun seperti mati. Bernapas tapi sering sesak. Alasan bahagia yang sederhana pun sudah terenggut. ...
2.9M 138K 52
PART MASIH LENGKAP! (SEBAGIAN CHAPTER DI FRIVAT HARAP FOLLOW DULU AGAR BISA MEMBACA!) 17+ (MENGANDUNG KATA KASAR, UMPATAN, SCENE KISS, SCENE HUG, K...
27.5K 2.9K 16
Song Huanran tidak berharap kehidupan normalnya yang biasa dan nyaman berubah seketika dengan kedatangan seorang pria aneh di depan pintu rumahnya. P...