Karya Puisi 1A

By pbsi_1a

7.2K 49 1

Akun resmi Kelas 1A Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Singaperbanga Karawang Dosen Pengampu... More

HASIL KARYA PUISI AINUN NIKMAH
HASIL KARYA PUISI ALYA NAZWA'ATUL LAIFA
HASIL KARYA PUISI BIMA MAULIDAN SYAH
HASIL KARYA PUISI CANIA MASRIFA HADIS
HASIL KARYA PUISI DESI KARTIKA SARI
HASIL KARYA PUISI DIANA FITRIANI
HASIL KARYA PUISI DIANTI NASIHAH
HASIL KARYA PUISI DINA APRIYANI
HASIL KARYA PUISI DWI NADIA SEKAR WULAN
HASIL KARYA PUISI GILANG FIKRI RACHMAWAN
HASIL KARYA PUISI GINAYATUL KHOERIYAH
HASIL KARYA PUISI HERA ELISA
HASIL KARYA PUISI HIDAYAT NURWAHID
HASIL KARYA PUISI KEYINE ALIFA MARDIANI
HASIL KARYA PUISI LAYUNG SITI NURAZIZAH
HASIL KARYA PUISI LUZEIN FINA APRILIANI
HASIL KARYA PUISI REANINGSIH
HASIL KARYA PUISI RENA ANJELI PAULINA
HASIL KARYA PUISI RESTI ANGGRAENI KOMARUDIN
HASIL KARYA PUISI REVALINA PAULA PIHAHEI
HASIL KARYA PUISI RINA ELVINA
HASIL KARYA PUISI SALMA ALIYA WIJAYA
HASIL KARYA CERPEN AHMAD SOGIRI
HASIL KARYA CERPEN DEWI WULANDARI
HASIL KARYA CERPEN FEBY FERALINA
HASIL KARYA CERPEN FITRI NUR AULIA
HASIL KARYA CERPEN INTAN MAULIDIA
HASIL KARYA CERPEN LIANA ATHAYA ADHANI
HASIL KARYA CERPEN MA'RUF
HASIL KARYA CERPEN NASYA SHALIHA
HASIL KARYA CERPEN RANTI HALIZA HABIBAH
HASIL KARYA CERPEN REZA PAHLEVI

HASIL KARYA CERPEN LIA WULANDARI

44 0 0
By pbsi_1a

SECUIL PERASAAN TAK DIINGINKAN TIBA-TIBA DATANG


Aku menyesal! Mengapa ini harus terjadi?

Aku Liwul, siswa Sekolah Menengah Atas yang saat ini menduduki kelas 12 semester satu. Ketika aku membuka mata, matahari yang terbit di sebelah Timur dengan cahaya kehangatannya menerangi dunia, rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi yang berarti mengharuskan aku untuk berangkat sekolah, sekolah yang berlokasi agak jauh dengan tempat tinggalku mengharuskan aku untuk berangkat lebih awal. Hanya tersisa 30 menit bel sekolah bertanda masuk akan berbunyi. Aku panik, pikiranku tak karuan semua kulakukan secara terburu-buru mulai dari mandi hingga memakai seragam sekolah. Untung saja buku pelajaran apa yang harus dibawa hari ini sudah kusiapkan ketika malam hari. Aku bergegas ke sekolah tanpa mendahului sarapan terlebih dahulu,aku berangkat pukul 6.40, yang dimana aku bersiap-siap hanya sekitar sepuluh menit saja.

Bruhhhhh....!

Nafasku tersengal-sengal

Pukul 6.55 WIB aku sampai disekolah, dengan keringat berlumuran dikarenakan panik takut terlambat ditambah cuaca yang sangat cerah pagi itu membuat keringatku keluar cukup deras. Tidak lama kemudian kelas dimulai dan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasanya.

Kriiingggg...... kriiinggggg.

Bel istirahat berbunyi, pembelajaran seketika dihentikan dan siswa satu sekolah keluar dari ruang kelasnya dengan serentak yang mengakibatkan kantin dipenuhi oleh siswa. Cukup padat memang, harus rela berdesakan dan sedikit sabar agar mendapatkan giliran untuk membeli dan mendapatkan makanan. Perut ku yang sangat lapar dikarenakan tidak sarapan tadi pagi, sehingga aku sangat tidak sabar untuk mengisi perut yang keroncongan ini. Aku ke kantin bersama ke tiga teman dekatku. Engap dan berdesakan yang dirasakan ketika hendak membeli makanan di kantin ketika jam istirahat tiba. Mau tidak mau harus rela berdesakan karena waktu istirahat terbatas. Hanya sekitar tiga puluh menit saja. Akhirnya, sebungkus nasi dan satu botol air telah didapatkan aku dan temanku, dan setengah berlari kami kembali ke kelas.

Aku menabrak laki-laki yang sebelumnya belum pernah ku lihat di sekolah ini. Spontan aku meminta maaf, saat kulihat wajahnya laki-laki itu berkulit putih, tinggi, dan rupanya cukup ganteng. Dia tidak marah, hanya membalas maaf ku dengan senyum ramah bertanda ingin kenal. Belum ku ketahui namanya siapa, cukup misteri memang. Ah sudahlah, cacing yang ada didalam perut ini sudah lama bersuara dan aku tidak bisa menahan lebih lama lagi, aku makan dijam istirahat dan setelah makan bel kembali berbunyi yang berarti waktu istirahat sudah selesai, pembelajaranpun dimulai kembali, tidak terasa waktu terus berjalan dan pembelajaran hari itu telah selesai dilanjut besok pagi.

Kringgggg..kringgg... kringgg.... Kringgg.

Pukul 12.30 Bel kembali berbunyi empat kali menandakan pembelajaran hari itu selesai. Ini yang membuatku cukup malas untuk segera keluar dari kelas dan menuju tempat parkir. Tidak hanya kantin yang selalu berdesakan, tempat parkir pun sama. Aku bersama beberapa teman dekat ku tidak langsung keluar kelas, kami menunggu beberapa menit supaya tempat parkir tidak cukup padat, sekitar sepuluh menit kami menunggu dibarengi dengan berbincang dan tertawa akhirnya kami keluar kelas menuju tempat parkir yang sudah tidak padat lagi. Ketika aku hendak mengambil motor tiba-tiba aku bertemu dengan laki-laki yang tadi kutabrak dengan tidak sengaja. Dia tersenyum dan menghampiriku, perbincangan kecil antara aku dan dia dimulai.

'' kamu kelas 12 ya?" pertanyaan Rudi yang pertama dilontarkan padaku menandakan bahwa dia ingin mengenaliku lebih dekat.

"iya". Ku jawab sambil tersipu malu

Rudi bertanya lebih lanjut lagi dengan khas Ngapaknya "kamu rumahnya dimana?"

"Aku di Perumahan Griya Blok Z, lumayan jauh dari sekolah" Jawabku.

Dia hanya tersenyum dan kulihat sangat kebingungan untuk mencari bahan percakapan. Dari gaya bahasanya aku sudah bisa menyimpulkan dia bukan pribumi Karawang Jawa barat, sepertinya dia dari Jawa Tengah. Begitupun aku bertanya hal serupa kepadanya,dia bernama Rudi kini ku mengetahui namanya rupanya dia satu angkatan denganku, dan merupakan siswa baru pindahan. Dikarenakan tidak ingin berlama-lama di tempat parkir akhirnya obrolan kita berlanjut di media sosial, dia yang meminta terlebih dahulu nomor Whats'App ku, aku memberi nya dan akupun bergegas untuk pulang ke rumah.

Setelah tiba di rumah, aku cepat-cepat untuk mengganti pakaian seragam dengan pakaian biasa, dan merebahkan badanku di atas kasur kamar. Sambil memainkan handphone tidak lama kemudian ada satu pesan masuk dari Whats'App rupanya chat itu dari Rudi, akhirnya percakapan panjang di media sosial itu terjadi. setiap hari kita mengobrol di aplikasi media sosial berwarna hijau dengan lambang telepon itu, semakin tahu pula bagaimana karakter dan kesehariannya. Rudi sebelumnya tinggal di Semarang Jawa Tengah, dia belum mengerti bahasa sunda begitupun aku tidak mengerti bahasa Jawa. Cukup sulit jika percakapan kita menggunakan bahasa daerah salah satunya. Akirnya, kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai jembatan komunikasi.

Aku menjalani pembelajaran di sekolah seperti biasa, tanpa ku lupakan juga tugas yang harus dikerjakan karena ini merupakan terakhiran aku menjadi siswa, sudah menjadi resiko tersendiri memiliki banyak tugas. Tidak terasa pertemuan aku dengan Rudi telah berjalan tiga minggu, memang masih dikatakan awal-awal. Dikarenakan di sekolah ku memiliki siswa yang lumayan cukup banyak, dan tugas sekolah yang terus menerus berdatangan membuat aku dan Rudi sangat sulit untuk bertemu, dan sangat disibukan oleh tugas. Walaupun Rudi sendiri selalu meminta untuk bertemu di luar sekolah. Tidak hanya itu, Rudi yang kesehariannya berbahasa Jawa meminta aku untuk memanggilnya dengan sebutan 'mas'. Awalnya aku cukup keberatan karena keseharianku berbahasa Sunda. Akhirnya ku penuhi permintaannya. Gapapa, sama-sama di Indonesia ini. fikirku

"Hari Minggu kamu sibuk ngga? Kita ketemu yuk! Supaya lebih kenal dekat lagi" ajaknya.

Permintaan Rudi untuk bertemu secara langsung tak pernah kupenuhi, dengan alasan aku tidak bisa bertemu karena banyaknya tugas sekolah. Jadi perkenalan kita hanya terjadi di media sosial saja, Rudi pernah sesekali meminta bantuan kepadaku untuk mengerjakan tugas-tugasnya

"Kamu mau bantuin aku ngerjain tugas yang ini ngga? Aku kurang faham nih". Kata Rudi di media sosial menawarkan

"Mana tugasnya, biar ku bantu sedikit siapa tahu bisa". Jawabku dengan antusias

Aku membantu Rudi mengerjakan tugasnya, tidak banyak hanya sekedar membantu. Percakapan masih berjalan lancar dengan dibumbui canda tawa antara kita berdua. Namun, ada satu yang tidak ku suka dari Rudi, dia sering bercanda tapi kasar ucapannya. Aku yang mempunyai perasaan sensitif sangat sulit untuk beradaptasi dengannya, perlahan ku maklumi. Perkenalan aku dengan Rudi tidak lupa kuceritakan kepada beberapa teman dekatku. Kuceritakan semuanya dari mulai pertama kita bertemu sampai akhirnya Rudi meminta bantuan aku untuk mengerjakan tugasnya. Bahkan dia bercanda dengan omongan kasarpun tidak lupa kuceritakan. Rupanya teman dekatku tidak menyetujui aku dengan Rudi,temanku mempunyai perasaan buruk terhadap Rudi dan menyimpulkan bahwa Rudi ingin kenal denganku hanya untuk mengerjakan tugasnya saja dengan kata lain 'memanfaatkan' . lagi-lagi aku tidak begitu menghiraukan perkataan teman dekatku. Aku sangat keras kepala.

Tidak terasa kita kenal sudah satu bulan. Tapi masih belum bisa bertemu langsung. Rudi sering mengungkapkan perasaannya bahwa dia menyukai ku, bahkan jatuh cinta kepadaku. Aku menganggapnya bercanda, karena kita masih menjadi siswa dan dia mengungkapkannya pun dengan cengengesan, mungkin malu. Percakapan di media sosial sudah ada tanda-tanda dia menyukaiku, ditandai dengan kiriman love dipercakapan itu. Aku menanggapi ungkapan perasaan dia bahwa seolah-olah akupun menyukainya, padahal tidak sama sekali.

"Aku mau kita lebih dari sekedar teman" ungkapnya

"Jalanin dulu aja, baru juga kenal". Jawabku seolah-olah menggantungkan persaannya

Dia tidak keberatan dan bersedia untuk sekedar jalanin dulu. Tugas dan tugas yang membuat kami satu angkatan cukup kenyang. Hingga balasan chat Rudi selalu kubelakangkan karena sangat sibuknya. Begitupun Rudi, tidak jarang kita berkomunikasi satu hari paling lama sekitar satu jam.tidak lupa dengan karakternya Rudi selalu bercanda dengan kasar.

"Kebiasaan kamu apa". Sesekali Rudi bertanya

Kujawab dengan sekedar bercanda agar percakapan kita ada gelora tawa "kebiasaanku tidur". Jawabku.

"Goblokkkk!!" Jawab Rudi

Deg!!

Hatiku sakit mendengar balasan Rudi. Aku kaget, bingung, bengong, tubuhku kaku sembari memegang ponsel, tiba-tiba keluar butiran bening dari sudut mataku yang tidak bisa aku tahan. Candaan yang ku niatkan sebelumnya tidak menimbulkan tawa antara aku dan dia, yang ada hanya air mata.

"Kok kasar sih?" jawabku gemetar

"Becanda doang, ga usah dimasukin ke hati". Jawab Rudi dengan entengnya.

Aku tidak terima diperlakukan Rudi walaupun sekedar becanda."Hati orang beda-beda, gak semuanya bisa dibecandain!!"

"Kamu nanggepin tadi pake hati? Aneh banget. Bener-bener gabisa bedain mana bercandaan mana beneran". Kembali menjawab dengan nada tidak merasa bersalah sama sekali.

Percakapan kita berhenti sejenak, butiran bening yang keluar dari mataku tidak henti-hentinya keluar. Aku sangat kesal, bisa-bisanya dia mengirim balasan seperti itu ke perempuan. Ditengah heningnya malah aku merenung mencoba memikirkan perkataan temanku yang seolah-olah tidak menyetujui aku dengan Rudi. Keesokan harinya aku bertemu dengan Rudi di koridor kelas, dia meminta maaf langsung perihal semalam, aku memaafkannya.

Setelah pertemuan aku dengan Rudi menginjak dua bulan, Rudi sangat bersikeras dan sangat ingin menjalani hubungan denganku. Ungkapan suka sering dia ucapkan kepadaku. Tiba-tiba suatu hari sepulang sekolah aku kembali chat dia

"Aku gak mau pacaran". Ungkapku.

"maksudnya". Jawab Rudi kebingungan.

Ku coba memperjelas kepada Rudi maksud dari perkataanku tadi. "Aku gak mau pacaran, kita temenan aja, lagian kalau pacaran belum tentu bertahan lama". Jawabku

"Kamu memang jago ya, dalam hal mematahkan semangat aku". Jawab Rudi dengan sedikit kecewa

"Dah Cukup". Lanjutnya.

"Dasar bajingan! Gua ga mau kenal lagi, jangan pernah anggap kita pernah kenal". Jawab Rudi semakin kesal.

"Kita temenan aja". Ajakku.

"Ga mau, gua ga mau temenan sama pengkhianat". Tolaknya mentah-mentah

Tiba-tiba balasanku selanjutnya hanya ceklis satu dan tidak ada foto profil Whats'App nya. Bertanda aku diblokir olehnya. Setelah kejadian itu aku tidak lagi berkomunikasi dengan Rudi. Bahasa yang di keluarkan Rudi berubah menjadi bahasa yang tidak baku. Sakit hati, karena perkataannya. aku sadar perbuatanku ini sangat tidak baik karena menggantungkan persaan orang. Tapi kuyakin Rudi lebih sakit hati.

Setelah kejadian itu. Aku merasa kehilangan, sungguh aneh. Aku berusaha terus terang perihal persaanku kemarin kepada Rudi itu memang benar adanya, aku tidak mempunyai perasaan sedikitpun kepada Rudi. Rasa kehilangan dan rasa bersalah terus menghantuiku, aku berpikiran buruk, aku takut kalau tiba-tiba aku viral gara-gara Rudi yang memviralkan kelakuanku yang terkesan menggantung perasaannya. Rasa gelisah tak henti-hentinya terus berdatangan. Ketika di sekolah aku menceritakan semuanya kepada Teman dekatku, dia sangat bersyukur aku tidak menjalani hubungan dengan Rudi.

"Syukur deh, dari cara dia bercanda dari cara dia menanggapi masalah, dari cara dia kesal gara-gara lu ga mau pacaran. Disana lu harusnya udah bisa liat kalau dia bukan orang baik". Ucap Ana temanku.

"Tapi aku ga enak". Jawabku

"Lah lu siapanya sampe bicara segitunya, lu aja ga tau dia suka beneran atau ngga". Jawab Ana

Ana meyakinkan aku jika aku melakukan hal seperti ini tidak akan akan menyesal. Tetapi tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahanku. Semakin lama kejadian itu malah semakin menjadi-jadi, aku tidak bisa melupakan Rudi yang seolah-olah aku menyukainya. Setiap aku mengingat kehadiran Rudi, selalu ku usir ingatan itu dengan mengingat perkataan kasar Rudi terhadapku guna aku membencinya juga. Sungguh aneh, aku benar-benar menyesal, kenapa dulu harsu kenal jika akhirnya seperti ini? Aku tersadar aku menyukainya, yang aku sesali kenapa perasaan ini datang diwaktu yang tidak tepat dan kepada orang yang salah? Ah entahlah, akhirnya perlahan aku bisa melupakan Rudi dan berdamai kembali dengan diri sendiri.

Note: Jangan pernah memberi harapan seolah-olah kita punya perasaan. Lebih baik apa adanya dari awal daripada harus menggantungkan perasaan orang.


Continue Reading

You'll Also Like

150K 2.3K 15
Kait puisi adalah puisi berantai karya member penulis mimpi
152K 14.4K 53
Park Chanyeol seorang idol terkenal dari boy grup EXO jatuh Cinta dengan gadis muslim asal Indonesia yang tinggal di Korea.
1.2M 12.6K 25
18+ Pecinta tt garis besar. Pengusaha kaya raya, Aarav Arsenio menyukai gadis montok Whynnie Olivia secara ugal-ugalan. Semua bentuk badan Oliv, Ayan...
5K 3.2K 61
Sowon, leader dari grup Gfriend yang sangat populer di kampusnya. Yang selalu di banding-bandingkan dengan grup lain di kampusnya yang tak lain adala...