Kagumi & Kaisan

By MayaRis_NS

943K 66.8K 1.7K

Kagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temann... More

K&K 1
K&K 2
K&K 3
K&K 4
K&K 5
K&K 6
K&K 7
K&K 8
K&K 9
K&K 10
K&K 11
K&K 12
K&K13
K&K 15
K&K 16
K&K 17
K&K 18
K&K 19
K&K 20
K&K 21
K&K 22
K&K 23
K&K 24
K&K 25
K&K 26
K&K 27
K&K 28
K&K 29
K&K 30
K&K 31
K&K 32
K&K 33
K&K 34
K&K 35
K&K 36
K&K 37
K&K 38
K&K 39
K&K 40
K&K 41
K&K 42
K&K 43
K&K 44
K&K 45
K&K 46
K&K 47
K&K 48
K&K 49
K&K 50
K&K 51
K&K 52
K&K 53
K&K 54
K&K 55
Diskon 45%

K&K 14

20.2K 1.3K 30
By MayaRis_NS

Teman-teman maafkan aku yang baru nongol sekarang. 😢

Jangan lupa di vote, coment, share, dan follow.

Btw, di KaryaKarsa udah sampai part 24.

Kalian yang ada disini semoga sabarnya nggak setipis tisu.

Terimakasih sudah menunggu, selamat membaca, dan semoga suka...


Pukul sepuluh pagi pasangan suami istri itu baru turun ke lantai bawah untuk sarapan. Kagumi melangkah duluan diikuti Kaisan dibelakangnya. Rumah kembali sepi setelah acara pernikahan kemarin. Sisa-sisa decorasi masih ada belum dibereskan semuanya.

Kalandra yang sedang berada di ruangan tengah bersama anak dan istrinya menatap pasutri baru itu begitu menyadari meereka datang dari lantai atas. Matanya memicing begitu melihat Kagumi yang berjalan ada Kaisan di belakangnya.

Kagumi yang merasa di perhatikan berhenti melangkah saat dirinya akan ke meja makan. Dia balas menatap sang kakak yang menatapnya dengan intens. Perasaan penampilannya biasa aja deh, nggak ada yang aneh. Kagumi menggunakan dress rumahan begaya Sabrina dengan panjang di atas lutut berwarna pastel. Gaya baju biasa ala Kagumi, tapi Kalandra menatapnya seolah ada yang aneh.

" Apa?" tanya Kagumi kepada Kakaknya itu.

" Kok jalannya biasa aja?" balik kalandra bertanya.

Reflek Kagumi mendelik, " Ya emang harus gimana? Ngesot?", lalu perempuan itu melanjutkan langkahnya. Mengabaikan Kalandra yang absurd di pagi ini.

Kalandra kemudian menatap Kaisan seola minta perjelasan, namun laki-laki itu hanya menatap balik Kaisan lalu menggeleng pelan seolah konek dengan apa yang Kalandra siratkan lewat tatapannya. Hanya mereka yang tahu apa yang mereka ucapkan lewat tatapan itu.

Kaisan memundurkan kursi di sebelah Kagumi yang sudah mulai sarapan, tidak banyak berkata laki-laki itu mengambil piring yang sudah di siapkan di hadapannya dan mengambil nasi yang sudah dihidangkan bersama lauknya.

" Loh kok ngambil sendiri Kai?" tanya Mama Kagumi begitu perempuan paruh baya itu masuk dari arah taman belakang. Beliau berdecak pelan begitu melihat sang anak tengah makan sendiri dan membiarkan suaminya mengambil makan sendiri.

Kaisan hanya tersenym sambil lanjut mengambil makanannya, " Mama udah sarapan?"

" Mama sama yang lain udah tadi." Jawabnya kepada sang menantu baru. " Kagumi, kok kamu makan dulaun sih, bukannya ngelayani suami dulu, ambilin makan dulu malah enak-enakan sendiri." Omelnya.

" Dia udah gede, bisa ngambil." Auh Kagumi santai sambil terus memakan sarapannya.

Tentu saja ucapan sang anak membuat Mama menjadi kesal, " Mama nggak pernah ngajarin kamu gitu ya Mi, apa Mama pernah ngebiarin Papa ngambil makanan sendiri kayak kamu gitu hah. Perasaan Mama selalu ngasih contoh deh gimana ngelayani suami yang baik, kenapa kamu nggak contoh apa yang Mama contohkan, hah?" ujar Mama serius.

" Meskipun kamu susah menerima pernikahan ini, kamu harus tetap menjalankan kewajiban kamu sebagai seorang istri, meski kamu susah iklasnya, tetap laksanakan, karena seiring berjalannya waktu hal melayani segala kebutuhan suami akn menjadi kebiasaan dan kamu akan menemukan ikhlas di dalamnya. Tolong ya Mi, apa yang sudah Mama Papa ajarkan kamu praktekan sama suami kamu, jangan sia-sia kana pa yang sudah kami ajarkan. Karena itu untuk kebaikan kamu sendiri. Untuk kali ini Mama mentoleri, belajar pelan-pelan ya sayang." Ucap sang Mama memberi nasihat dengan lembut. Sebelum perempuan paruh baya itu beranjak beliau mengelus terlebih dahulu kepala anaknya dengan sayang.

Berbeda dengan pasangan pengantin pada umumnya dihari pertama menjadi sepasang suami istri. Tidak ada sarapan romantis ala-ala, di meja makan ini terasa sangat canggung dan dingin apalagi setelah Mama mengomel.

Tiggal beberapa sendok lagi makanan di piring Kagumi, tapi perempuan itu terasa berat memakannya.Kagumi diajarkan untuk menghabiskan makanan yang diambilnya, jadi meskipun terasa serat di tenggorokan karena ucapan sang ibunda yang terasaberat untuk Kagumi. Perempuan itu memaksakan makan sampai habis.

Setelah piringnya bersih tidak tersisa makanan kagumi langsung minun air putih, dia tidak lantas beranjak pergi. Disebelahnya sang suami masih makan, ajaran lain dari orangtuanya adalah ketika suami masih makan atau sedang makan, maka sebagai istri harus menemani suami sampai selesai.

Mereka duduk bersisian dengan mulut tidak mengeluarkan suara,Kagumi menunggu Kaisan yang sedang makan. Bagaimana pun Kagumi sudah menjadi seorang istri, dia sadar sesadar sadarnya harus melayani sang suami meski dengan berat hati. Betul kata sang Mama, jika dibiasakn rasa ikhlas itu akan datang. Dan Kagumi akan memulainya.

Melihat piring Kaisan yang akan tandas, Kagumi meraih gelas dan menuangkan air minum untuk sang suami, lalu menyimpannya dihadapan Kaisan tanpa berkata.

Setelah sarapan selesai Kagumi membereskan meja makan dan membawa piring kotor bekas makannya dan Kaisan ke dapur untuk di cuci oleh ART yang bekerja di rumahnya.

Setelah ini dia bingung mau ngapain, kembali ke kamar setelah makan itu bukan gaya nya. Kagumi mana mau, setelah makan langsung rebahan di kamar, emang enak tapi itu bikin berat badannya naik. Oh No, Kagumi tidak suka itu.

Perempuan itu memutuskan pergi ke taman belakang, duduk di sofa yang menghadap ke kolam renang. Memainkan hp nya karena bingung mau ngapain. Cuaca hari ini sebenernya bagus untuk ke luar, namun di situasi sekarang rasanya Kagumi tidak akan di perbolehkan ke luar rumah. Jika boleh pasti harus sama Kaisan, dan Kagumi malas jika harus bersama laki-laki itu. Apalagi setelah kejadian tadi subuh, yang bikin Kagumi antara malu dan kesal sama Kaisan.

Tengah asik memantau para pegawainya di toko lewat hp, Kagumi merasa di sebelahnya ada orang. Dia melirik siap yangduduk disebelahnya, saat tahu Kaisan orangnya Kagumi melengos lalu kembali fokus pada hp yang dia pegang.

" Ngintilin mulu." Gumamnya yang sayang didengar Kaisan.

" Biarin." Acuh laki-laki itu. " Mi?" panggilnya pada sang istri.

" Hmm?"

" Kagumi?" panggilnya lagi karena respon Kagumi hanya gumaman tak jelas.

"Apa sih Kai?" tanya dnegan mata yang tidak lepas dari hp.

" Ada yang mau aku bicarain." Ucap Kaisan meminta perhatian sang istri.

Kagumi berdecak pelan, merasa terganggu kegiatannya terusik," Ya tinggal ngomong aja, apa susahnya sih Kai pake manggil segala." Sebalnya.

" Ya, tolong jangan main hp dulu, hp nya ditaruh dulu."pintanya lembut, Kaisan mengambil tangan kagumi yang kosong untuk dia genggam. " Kita biara dulu ya sebentar." Ucapnya lembut.

Kagumi mendengus kasar, tangannya dia tarik dari genggaman Kaisan namun tidak terlepas. " Lepasin tangannya." Kata Kagumi.

" Nggak mau." Keras kepala sang suami.

Kagumi mengehela nafas pelan, menatap datar Kaisan. " Cepet mau ngomong apaan?"

Kaisan terdiam bebrapa saat, seperti sedang mengumpulkan kata-kata. " Aku udah bilang sama Papa dan Bang Kala, setelah kita nikah aku mau bawa kamu untuk tinggal di rumah Ibu."

" Kenapa nggak tinggal di rumah kamu sendiri?' potong Kagumi, padahal Kaisan belum selesai berbicara.

" Tolong dengerin dulu ya, Mi. Papa dan Bang Kala sudah setuju. Aku juga punya alasan kenapa ngajak kamu tinggal bareng Ibu. Bukan karena aku nggak mampu beli rumah, aku sangat mampu beli rumah yang elit sekalipun Mi. Tapi, kamu kan tahu sendiri aku udah nggak ada Ayah. Kak Laras pun ikut suaminya ke Surabaya. Aku sebagai anak laki-laki yang wajib ngurusin Ibu, gimana kalo kita tinggal misah. Ibu bakalan sendirian, nggak ada yang ngurus apalagi Ibu yang sering sakit-sakitan. Di rumah memang ada Bibi yang bant-bantu, tapi aku tetep khawatir kalo ninggalin Ibu. Kamu tenang aja Mi, kamu nggak bakalan aku suruh-suruh buat ngerawat Ibu dan ngerjain pekerjan rumah kok." Jelas Kaisan.

" Kok lo eh kamu mikirnya gitu sih? Gue eh aku tanya kenapa ya kalo di rumah sendiri kan kita lebih leluasa. Kalo mau tinggal sama Ibu ya udah, biar aku ada temennya juga nggak berduan terus sama lo eh kamu." Ujar Kagumi sedikit panic karena ucapannya belibet terus.

Kaisan tersenyum tipis, namun dimata Kagumi senyuman Kaisan itu nampak mengerikan.

" Leluasa? Emang kita mau ngapain? Di rumah ibu juga bisa kok. Masih ngomong lo-gue ya, minta dihukum."

" Ihh apaan sih kecplosan, belum terbiasa, maklumlah. Jangan mikir yang aneh-aneh ya, itu fikirannya jangan kotor." Sembur Kagumi.

" Kamu aja yang mikirnya kotor."

Kagumi belum sempat membalas lagi ucapan Kaisan saat Kalandra datang ikut bergabung duduk di sebrang sofa memangku anaknya. Sontak kedatangan Kalandra itu membuat pasutri baru itu melepaskan genggamannya.

" Lanjutin aja kali pegangannya, gue udah pengalaman kali. Tahu rasanya pengantin baru itu pengen nempel terus. Btw, gue belum ngasih hadiah buat kalian ya." Ucap Kalandra begitu duduk, " Sebenarnya udah gue siapin dari jauh-jauh hari sih."

" Udah ngasih hadiahnya telat, awas kalo barang murah." Seru Kagumi.

"Nggaklah."

" Jadi, mana hadiahnya?" tagih Kagumi, sementara suaminya kalem-kalem aja.

" Aa kirim sekarang." Kalandra mengotak-atik hp nya sebentar, " Coba cek." Suruhnya pada Kagumi.

Kagumi membuka hp nya, membaca sesuatu yang Kalandra kirim. Dahinya mengerut bingung. " Tiket kereta api untuk pulang pergi ke jogja."

" Sok silahkan kalian hanymoon di Jogja, semua biaya Aa tanggung. Tinggal kalian berangkat aja nanti malem. Tiket kereta, penginapan, transfortasi, makan, dan tektekbengek lainnya Aa bakalan transfer. Itu hadiahnya dari Aa." Ucap Kalandar.

" Masa hanymoon ke Jogja sih, oranglain mah ke luar negri. Ke Paris, ke Turki, keliling eropa ini ke Jogja. Nggak modal banget ihh A Kala. Bosen ke Jogja mulu, udah sering aku liburan ke sana. Apaan naik kereta juga bukannya pesawat." Kagumi mencak-mencak pada kakaknya.

"Iya kamusering, tapi itu sama keluarga dan temen kan? Vibes nya bakalan neda dek, kalo liburan sama suami. Apalagi di kereta, perjalanannya panjang. Lagian Aa beliin tiket keretanya juga yang kelas mewah kali, bukan ekonomi. Itu baca, kereta luxury." Balas Kalandra.

Berbeda dengan sang istri, Kaisan menerima hadiah dari kakak iparnya itu. " Terimakasih Bang, hadiahnya. Kita akan ambil." Ucap laki-laki itu.

Kagumi menatap Kaisan nyalang, " Kamu aja berangkat sendiri." Ketusnya.

" Dek!" tegur Kalandra.

" Ya udah, kapan berangkatnya?" tanya Kagumi dengan ketus.

" Aa kan udah bilang, nanti malem kalian berangkat. Kamu nggak baca jadwal keberangkatan kereta kalian?"

Reflek Kagumi berdiri, menatap gemas kalandra. " Ihh, dadakan banget sih. Kenapa nggak bilang dari kemarin coba. Aku belum packing, belum punya baju baru, belum siapin ini itu. Udah nikah dadakan, dikasih liburan dadakan juga. Apa-apa dadakan." Gerutu Kagumi sambil melangkah memasuki rumah.

Sementara kedua pria disana hanya menatap malas si perempuan yang super rempong itu.

" Dasar, adek lo Bang." Ucap Kaisan.

" Jangan lupa Kai, sekarang dia istri lo juga." Balas Kalandra.

" Oh iya."

" Padahal tinggal packing, nggak usah sambil mencak-mencak juga. Toh berangkatnya nanti malem, masih lama. Dasar Kagumi. Lo harus banyakin sabar ya Kai." Ujar Kalandra.

" Siap Bang."

*****

Suasana stasiun Bandung meskipun tengah malam tetap sangat ramai, masih banyak orang yang berlalulalng hilir mudik ke sana sini. Langkahnya mengikuti sang suami yang menuju kereta keberangkatannya menjuju Jogjakarta yang ada di gerbong paling belakang. Tangannya tidak lepas dari genggaman tangan hangat Kaisan yang dari awal sampai stasiun tidak melepakannya barang sejengkal pun.

Pasutri baru itu memasuki gerbong, lalu mecari kursi sesuai nomor yang tertera di tiket. Setelah mendapatkan, Kaisan menyuruh Kagumi untuk segera duduk di dekat kaca sementara dia mengangkat koper milik mereka berdua ke atas kabin terlebih dahulu sebelum duduk.

" Kursinya mau diatur nggak, biar bisa rebahan?" tawar suami Kagumi itu.

" Boleh." Jawab perempuan itu.

Kaisan mengatur tempat duduk istrinya agar sang istri selama perjalanan duduk dengan nyaman. Apalagi perjalanan Bandung Jogja sangat memakan banyak waktu. Begitu pun dengan kursi dirinya.

Karena memang perjalanannya malam, tidak perlu berlama-lama Kagumi langsung memejamkan mata. Berangkat dari rumahpun dia sudah mengantuk, jadi begitu kereta berjalan Kagumi langsung tepar.

Sebelum ikut memejamkan mata, Kaisan menyelimuti sang istri dengan selimut yang disediakan pihak kereta. Menatap wajah sang istri yang sudah terlelap, kemudian menyematkan satu kecupan di kening sang istri. Tidak lupa tangannya menggenggam tangan sang istri.

Continue Reading

You'll Also Like

101K 5.1K 28
π™π™Šπ™‡π™‡π™Šπ™’ π™Žπ™€π˜½π™€π™‡π™π™ˆ 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________πŸ•³οΈ____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Menurut saya perc...
2.2M 306K 42
(Cerita Pilihan @WattpadChicklitID Bulan Januari 2023) Afif Akelio Ramaza Hi, Sherina. Saya udah lihat profil kamu. Bisa datang wawancara ke kantor d...
66.1K 12.4K 23
COMING SOON...
1.1M 60.9K 58
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...