NAKAMOTO FAMILY 3

By gsnctareaaaaa

5.4K 167 19

INI CERITA KHUSUS NAKAMOTO FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK... More

PROMO EVERY WEEKEND!
MEET ME!
1. Because of Insomnia
2. Day Life in Nakamoto Fams
3. My Patience has a Limit
4. Tell Me What Her Style
5. He's Never Doing That!
6. Your Little Sister Has Boyfriend
7. Did You Come With Him?
8. What's Wrong With Him?
INFO!
NEW STORY - MARKMIN!
NEW STORY - JAEMREN!
NEW STORY - YUWIN!
NEW STORY - YUWIN!
NEW STORY - YUWIN!

9. Let's End This

455 9 0
By gsnctareaaaaa

Sesuai rencana. Renjun, Jeno dan Haruto langsung pergi bersama, setelah selesai pulang sekolah. Kemana mereka bertiga pergi? Tentu saja ke tempat biasa yang sering mereka kunjungi.

Tujuan pertama mereka adalah Hongdae. Tempat dimana makanan berkumpul! Banyak makanan yang menjadi target mereka hari ini. Yup, mereka bertiga menghabiskan berbagai macam makanan. mulai dari daging hingga seafood seperti udang, tiram, cumi, ubur-ubur, kepiting, hingga lobster yang biasanya dimasak dengan cara memanggangnya dan diberi tambahan keju mozarella yang gurih.

Setelah selesai, mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke pasar malam yang terkenal di kota SEOUL itu. Mereka bergabung melakukan dance street bersama. Iya! Renjun, Jeno dan juga Haruto. Tak hanya dance, mereka juga gabung untuk nyanyi bersama dan khusus untuk Jeno dan Haruto, biasanya dia bersaing rap.

Diawali dengan jajan dan bermain, mereka mengakhiri kegiatan mereka dengan nyanyi di tempat karaoke secara bersama. Memesan paling sebentar 1 jam dan paling lama 12 jam kalau besoknya libur sekolah.

"Ah, Ruto, Jeno. Sepertinya aku harus ke toilet." Ujar Renjun, pamit izin.

"Apa mau di temani Jeno?" Tanya Haruto yang khawatir. Masalahnya hari sudah larut. Ia takut kalau kakaknya ini di ganggu oleh orang-orang bejat.

Renjun langsung mendelik geli, dan menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Aku menguasai seni bela diri kalau kau lupa." Tolak Renjun, yang merasa cringe kalau di temani ke toilet. Ia juga langsung keluar dari tempat karoke.

Renjun menjalankan kakinya menuju toilet, membuang segala sesuatu urusan didalam sana. Setelah mencuci tangan, ia segera keluar. Ia berjalan menyusuri koridor dengan lantunan kecil yang keluar di mulutnya, tak jarang dirinya melihat kanan-kiri untuk sekedar melihat.

Jalannya terhenti ketika netranya menangkap seseorang yang ia kenal, berada didalam ruangan karoke bersama seorang wanita. Dirinya tidak mau salah sangka. Jadi, ia memutuskan untuk mengintip, siapa yang ada didalam ruangan itu sebenarnya.

Matanya membelalak, mulutnya terbuka ketika melihat orang yang ada di dalam sana, tengah berbagi ciuman satu sama lain . "Appa." Pekik Renjun yang tertahan.

Dengan cepat, ia langsung meninggalkan tempat ia berdiri, bergegas menuju ruangannya. "Ruto, Jeno. Ayo kita pulang!" Seru Renjun dengan wajah menahan nangis, yang tentunya menarik perhatian kedua pria yang sedang adu rapper.

"Kau kenapa?" Tanya Haruto yang sangat panik. Bisa gawat dia, pulang dengan keadaan kakak yang panik, maupun nangis.

Bisa habis dia sama Eomma dan ketiga kakaknya ini, kalau kedapatan kakak keduanya nangis.

Apalagi dengan Jaemin, bisa mati riwayat dirinya dengan kakak keduanya itu. Walaupun Jaemin ini sering menjahili Renjun, dan sering membuat Renjun badmood maupun nangis. Tetap saja Jaemin ini akan selalu jadi yang terdepan apabila kembarannua tersakiti. Berbeda dengan kakak sulungnya yang akan menggali cerita terlebih dahulu, siapa yang salah.

"Kau kenapa? Apakah kau di ganggu Ahjussi jahat si luar sana? Tanya Jeno, yang sama paniknya dengan Haruto. Ia sangat panik, ketika melihat wanita yang ia cintai, panik seperti ini.

Renjun langsung menggelengkan kepalanya, dan mencoba mengontrol dirinya. "Aniya. Aku hanya takut saja sendirian di kamar mandi tadi. Aku membayangkan yang tidak-tidak sewaktu disana." Dusta Renjun, yang mendapatkan helaan nafas lega dari Jeno dan juga Haruto.

"Masih bisa menghirup udara segar kau, Ruto." Ujar Haruto, begitu mendengar kakaknya bicara, sama halnya dengan Jeno yang turut lega.

"Ayo pulang." Seru Jeno, yang langsung menggandeng tangan wanita yang ia cintai, di ikut oleh Haruto yang ada di belakang mereka.

Di sepanjang koridor, Renjun terus berdoa agar dirinya tak bertemu sang Appa. Namun matanya tak lepas menghadap ke kiri, dimana ruangan itu berada. 'Masih disitu ternyata.' Batin Renjun.
---

"Aku dan Renjun pulang." Ujar Haruto, begitu pertama kali memasuki rumah.

'Siaga satu.' Batin Haruto, begitu melihat Eomma dan ketiga kakaknya yang sudah stand by diruang tamu.

"Habis dari mana aja?" Pertanyaan pertama dari Eommanya.

"Gak liat ini jam berapa?" Yang kedua dari kakak pertamanya, Xiaojun.

"Kenapa gak usah pulang aja sekalian?" Dan si kompor Nakamoto Jaemin, kakak ketiganya.

Baru saja Haruto membuka mulut ingin menjawab. Kakak keduanya yang sudah dulu masuk, meninggalkan dirinya sendirian. 'Contoh anak Anj--' batin Haruto tertahan, karena pertanyaan yang di lontarkan ibunya.

"Noona kamu kenapa?" Tanya Winwin, menatap anaknya yang saat ini ada di hadapannya, diiringi tatapan ketiga anaknya, kepada adik bungsunya itu.

"Oh itu, tadi Noona ke toilet sendirian. Terus dia mikir yang enggak-enggak, hantu misalnya. Alhasil kayak gitu deh." Jawab Haruto, menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Kamu serius?" Tanya Winwin, menatap khawatir akan tingkah laku anak perempuannya tadi.

Haruto menautkan kedua alisnya, sebelum menganggukkan kepalanya. "Aku yakin kok, Eomma. Tadi aku juga sempet tanya sama Noona." Ujar Haruto, yang langsung dihadiahi tatapan tidak percaya oleh kakak ketiganya, Jaemin yang merupakan kembaran dari Renjun.

"Sumpah, aku gak bohong. Kalian bisa tanya langsung aja sama anaknya. Masih hidup kok, masih bisa bernafas dan berjalan dengan baik dan benar, sesuai operasional prosedur manusia." Sahut Haruto yang sangat ngawur, karena panik dengan tatapan ketiga Noonanya, berserta Sang Eomma.

"Yasudah kalau gitu. Kalian berempat balik ke kamar kalian masing-masing! Jangan tidur larut! Ingat! Besok sekolah!" Peringat Winwin, lalu pergi meninggalkan keempat anaknya.

"Kau sedang tidak berbohong kan?" Tanya Jaemin, menatap adiknya penuh dengan selidik, dan langsung dibalas decakan kesal oleh adiknya.

"Ck! Terserah kalian saja!" Kesal Haruto, lalu pergi meninggalkan ketiga kakaknya.
***

*ceklek* suara pintu terbuka, menyadarkan Winwin yang melamun di sofa ruang keluarga, menunggu suaminya pulang. Ia pun segera menghampiri asal suara, begitu mendengarnya.

Senyumannya mengembang terpatri di wajahnya, ketika ia melihat melihat suaminya telah pulang. Sudah lama sekali dirinya sangat merindukan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya ini.

Tanpa di tunggu, Winwin langsung menghampiri suaminya. Membukakan jas, dasi serta mengambil alih tas suaminya. "Kau sudah makan?" Tanya Winwin, yang langsung dibalas gelengan kepala oleh suaminya.

Senyum Winwin tambah merekah, setelah mendengar jawaban itu. Bagaimana tidak? Setiap pulang, suaminya ini selalu sudah makanz dan berakhir makan malam yang telah ia hangatkan pun terbuang.

Namun Winwin ini tidak pernah lelah untuk menyisihkan makan malam untuk suaminya. Berharap suatu hari nanti, suaminya pasti akan makan malam lagi, bersama dengan dirinya.

"Aku sudah menyiapkan makan malam untuk dirimu. Kau ingin langsung makan atau mandi terlebih dahulu? Aku juga sudah menyiapkan air hangat untuk dirimu." Ujar Winwin, mengikuti suaminya yang terus berjalan.

"Aku ingin mandi dulu." Balas Yuta sekenanya, lalu masuk kedalam kamar mereka. Iya! Kamar Yuta dan juga Winwin, tempat berbagi kehangatan dan juga rindu.

"Suami kamu itu tengah lelah, Win! Jadi wajar saja kalau dirinya cuek!" Gumam Winwin, menyangkal fikiran negative yang bersangkar di kepalanya.

Selagi suaminya mandi, ia menyiapkan baju tidur untuk suaminya. Setelahnya, ia juga menyiapkan susu coklat hangat dan strawberry untuk suaminya, dan untuk dirinya juga.

"Sudah selesai?" Tanya Winwin, ketika melihat suaminya yang datang, dan langsung duduk di bangku meja makan.

Setelah menyiapkan makan untuk suaminya, serta susu untuk suaminya dan juga dirinya, ia langsung mengambil tempat di samping suaminya.

"Kau tidak makan?" Tanya Yuta, kepada istrinya, yang saat ini tengah menatap dirinya.

Winwin tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Maaf, tapi aku sudah makan bareng anak-anak tadi." Ujar Winwin, yang masih memperhatikan suaminya yang tengah makan.

Yuta menghela nafasnya, memberhentikan kegiatan makannya lalu menatap istrinya dengan intens.
Sementara Winwin yang tiba-tiba diperlakukan seperti ini pun diam, meneguk salivahnya kasar, begitu netranya bersitubruk dengan suaminya.

"Dong Winwin, ayo kita cerai." Ujar Yuta.

Continue Reading

You'll Also Like

35.8K 2.8K 21
[T] [FLUFFY] Mark selalu ada buat Echan mau dia di sikatin seberapa kali pun dia bakal mentingin Echan yang enggak sayang sama dia. Mau ada selang-s...
92.7K 9.2K 37
FIKSI
45.3K 4.2K 23
Berawal dari kisah 8 remaja yg terjebak friend zone dan takut untuk mengungkapkan perasaan masing² hingga datanglah hari dimana mereka mulai menjadi...
2.8K 91 30
CERITA INI KHUSUS JAEMREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK NEGATIF DI KOLOM KOME...