Fake Bride - BNHA Fanfict (Co...

By slayernominee

15K 2.4K 151

Berubah status dari rakyat biasa menjadi bangsawan, tidak membuat Midoriya bahagia. Karena dia sebenarnya han... More

Prolog
°1°
°2°
°3°
°4°
°5°
°6°
°7°
°8°
°9°
°10°
°11°
°12°
°13°
°14°
°15°
°16°
°17°
°18°
°19°
°21°
°22°
°23°
°24°
°25°
°26°
°27°
°28°
°29°
°30°
°31°
°32°
°33°
°34°
°35°
°36°
°37°
°38°
°39°
°40°
°The End°

°20°

342 54 4
By slayernominee

.
.
.
.
.

"Kemudian soal penelitian di Kota Yami, kami menemukan beberapa titik masalah yang serupa dengan di sini. Beberapa diantaranya–"

Anggota organisasi yang tengah melapor dalam rapat rutin kelompok berhenti bicara saat dia menyadari jika ketua mereka tengah melamun.

"Midoriya-sama?"

Gadis itu masih diam memandangi dokumen, membuat seluruh anggota di ruangan bingung.

"Midoriya-sama." Panggil anggota itu lagi dengan sedikit menaikkan suaranya, tapi tetap dengan nada sopan. Berhasil menyadarkan Midoriya yang kemudian berkedip terkejut, matanya terlihat kebingungan.

"Y-ya?"

"Apa Anda baik-baik saja?"

Midoriya berdeham pelan. "Ya, maaf aku sedikit tidak fokus tadi..."

"Tidak masalah, biar saya ulangi laporan tadi."

Anggota itu mengulangi laporan yang untungnya belum terlalu jauh dia jabarkan tadi. Midoriya mencoba untuk fokus mendengarkan.

Nyut...

Sebelah matanya berkedut tipis, gadis itu mengernyit. Lagi, kepalanya terasa berdenyut lagi. Hal itu berlangsung sejak awal rapat sehingga dia tak bisa sepenuhnya fokus dan akhirnya melamun tadi.

Meski dengan nyeri kepalanya yang mengganggu, Midoriya berhasil bertahan untuk fokus di sisa waktu rapat. Semua laporan berhasil dia dengarkan dan dia memberi masukan juga mendengarkan pendapat seperti biasa. Beberapa rencana untuk mengatasi masalah yang bisa segera mereka tangani pun terbentuk dan akan segera dilaksanakan secepatnya.

"Terima kasih untuk partisipasi kalian semua, kita akan bertemu di rapat selanjutnya. Kalian bisa bubar."

Seluruh anggota pun meninggalkan ruangan yang segera kosong tak lama setelahnya. Midoriya menghela napas lega, dia langsung memijat kepalanya yang pening. Rasa pusing yang lebih berat dari biasanya membuat gadis itu terus mengernyit terganggu.

"Padahal aku sudah minum vitamin dari Sumire tadi pagi. Biasanya akan baik-baik saja..."

"Midoriya."

Panggilan itu mengejutkannya. Midoriya mendongak melihat Kirishima yang tidak dia sadari kehadirannya.

"Oh, Kirishima-kun, kapan kau datang?"

"Baru saja, maaf aku mengejutkanmu."

"Tidak apa. Aku sedang tidak melihat sekitarku tadi."

Kirishima memandang heran karena tidak biasanya Midoriya tidak sadar saat dia masuk. Dia melihat gadis itu nampak tidak nyaman. "Kau baik-baik saja?"

"Huh? Ya, aku hanya sedikit pusing seperti biasa. Nanti juga hilang."

"Mau istirahat dulu sebelum kembali ke ruanganmu?"

"Tidak, ayo kita kembali sekarang." Midoriya memikirkan pekerjaannya yang dia tunda karena pertemuan organisasinya.

"Yang Mulia pergi keluar istana beberapa saat lalu, kurasa dia akan kembali sore nanti."

"Begitu, aku mengerti."

.
.
.

Bakugou sedikit mengerem langkahnya begitu dia masuk ke ruang kerja karena dia melihat Midoriya yang terlelap dengan kepala di atas mejanya. Belum pernah dia melihat gadis itu tertidur di ruang kerja sebelumnya, dia pun lanjut berjalan masuk dengan sedikit melangkah lebih sunyi.

Kirishima tidak terlihat di sekitar, mungkin jenderal itu tengah diminta sesuatu di luar. Bakugou berjalan ke meja Midoriya setelah memeriksa tumpukan berkas di mejanya sendiri sejenak.

Di atas mejanya yang penuh kertas dan sedikit berantakan, Midoriya tertidur. Mungkin gadis akan minta dibangunkan jika dia ketahuan tertidur, tapi Bakugou memilih untuk membiarkannya saja.

Dari sebelah kursi, Bakugou memandangi sosok yang terlelap itu. Sejumput rambut jatuh menghalangi wajah Midoriya. Bakugou mengangkat tangannya, dengan lembut ujung jemarinya menyelipkan kembali sejumput rambut itu ke belakang telinga gadis itu.

Raut tidur Midoriya tenang dan napasnya menderu lembut. Mungkin itu adalah pemandangan yang menenangkan, jika saja Bakugou tidak kemudian menyadari warna wajah Midoriya yang pucat.

"Apa dia sakit?" Pikirnya.

Menempelkan punggung tangannya ke kening Midoriya, Bakugou tak merasakan hawa panas.

"Dia tidak demam, tapi kenapa dia pucat begitu?"

Kelopak mata Midoriya berkedut. Dia terbangun dan melihat sekitar dengan bingung untuk sejenak sebelum dia menyadari keberadaan Bakugou. Gadis itu terkejut dan duduk tegak.

"Yang Mulia, apa Anda baru saja kembali?" Tanyanya dengan setengah sadar.

"Ya, di mana Kirishima?"

"Mengurus sesuatu dengan Koshi-san. Dia akan kembali segera setelah selesai..." Midoriya mengernyit, memijat kepalanya.

"Apa kau sakit?"

"Hanya pusing sedikit..."

"Sedikit?" Bakugou menangkup sisi wajah Midoriya dan membuat gadis itu menatapnya ke atas. Midoriya memandangnya dengan bingung dan terkejut. "Dari wajah pucatmu aku bisa tebak itu bukan pusing sedikit."

"U-uhm... setelah istirahat saya akan baik-baik saja..."

Bakugou melihat ke arah kertas-kertas di atas meja. "Apa tengah terjadi sesuatu yang buruk dengan organisasi?"

"Tidak... ada beberapa masalah tapi semuanya masih bisa ditangani."

"Kalau begitu tinggalkan kertas-kertas itu hari ini. Segera setelah Kirishima kembali kau pulanglah ke timur."

"Eh, tapi–"

"Kau juga memintaku untuk tak mengurus soal pekerjaan saat lelah, apa kau sendiri akan melanggar aturanmu sendiri?"

Midoriya langsung tak memiliki kata-kata untuk membalas. Dia menunduk. "Maaf..."

Bakugou hanya mendengus dan mengusap pelan puncak kepala Midoriya seraya kembali ke mejanya. "Duduk diam saja dan tunggu Kirishima kembali."

"Ha'i..."

.
.
.

Keesokan harinya Midoriya merasa tubuhnya agak berat sejak dia bangun. Sumire tidak kurang peka untuk menyadari gadis itu tengah kurang enak badan.

"Nona, apa Anda ingin tetap di sini saja hari ini?" Tanyanya selagi menata rambut gadis itu, menghadap pada cermin.

"Huh, kenapa?"

"Sepertinya Nona agak lelah."

Midoriya tersenyum. "Terima kasih untuk perhatianmu, Sumire. Tapi aku baik-baik saja. Hari ini juga tidak ada jadwal keluar istana jadi aku hanya akan di dalam ruangan seharian."

"Benarkah?" Sumire masih khawatir. Vitamin yang dia berikan setiap hari nampaknya tidak lagi berpengaruh, mungkin dia akan coba yang lain. "Kalau begitu nanti saya seduhkan obat dulu sebelum Nona pergi."

"Ya, terima kasih banyak."

Aoi datang mengantarkan obat yang Sumire berikan, Midoriya menghabiskan isi gelasnya untuk kemudian berangkat pergi ke kediaman utama.

Beberapa hari mengonsumsi obat yang Sumire berikan, Midoriya merasa lebih baik. Dia pun berencana untuk mengambil jadwal keluar istana yang dia tunda karena kondisinya kemarin-kemarin.

Dengan Kirishima yang menemani, Midoriya berpakaian seperti bangsawan biasa saat tengah dalam kerja lapangan. Dia bertindak seperti perwakilan istana dalam aksi sosial yang dia adakan untuk warga.

Melihat kota nampak dipenuhi oleh warga yang lebih sibuk dari biasanya membuat Midoriya heran. "Apa akan ada acara?"

"Ya, kalau tidak salah hari ini akan ada festival yang diadakan setahun sekali." Jawab Kirishima.

"Benarkah?" Midoriya nampak bersemangat, dulu dia selalu menyukai saat kota tengah mengadakan festival meriah.

"Kurasa akan dimulai siang nanti." Kirishima melihat Midoriya yang memperhatikan sekitar dengan antusias. "Mau coba datang nanti?"

Gadis itu mengangguk semangat. "Acara sosialnya juga akan selesai saat siang, aku akan menghadirinya."

Usai acara sosial rampung di atas jam dua belas siang, Midoriya dan Kirishima pergi ke alun-alun kota. Tempat luas itu begitu ramai dan penuh oleh banyak stand juga orang-orang yang sibuk dan bersenang-senang.

Mata Midoriya berbinar. "Ayo lihat-lihat yang di sana!" Dengan semangat dia menyeret Kirishima ke sana kemari yang menurut saja tanpa bertanya.

Kirishima tersenyum melihat Midoriya yang antusias dan penuh semangat menikmati festival. Tapi saking semangatnya gadis itu kemudian tak sengaja menabrak seseorang. Kirishima sempat panik, tapi dia kemudian mengenali sosok itu.

"Ah, maafkan saya." Midoriya melihat pada orang yang ditabraknya. "Oh..." dia mengerjap. "Yang Mulia?" Bisiknya.

Bakugou yang dalam pakaian penyamarannya sebagai bangsawan biasa pun mendengus. "Kau bersemangat sekali hari ini, sampai kukira yang menabrakku tadi orang yang lebih besar darimu."

Midoriya tersenyum kecil. "Maaf, festival ini membuat saya lupa sekitar. Apa Yang– maksud saya, Bakugou-sama juga tengah menikmati festival?"

"Aku tengah mengawasi, sebisa mungkin aku tidak mau ada masalah di acara besar seperti ini."

"Sendirian?" Midoriya melihat jika Bakugou sama sekali tidak ditemani siapa-siapa.

"Itu membuatku tidak mencolok."

"Eh, tapi bagaimana jika terjadi sesuatu?"

Bakugou mengangkat alis. "Apa yang akan terjadi padaku? Aku bukan seseorang yang tidak bisa menjaga diri untuk sejenak."

"Bangsawan biasa juga bisa kena masalah."

Mendengar itu Bakugou hanya menghela napas, Kirishima tertawa kecil pada kepolosan Midoriya karena gadis itu tidak tahu soal seberapa tinggi kemampuan bela diri Bakugou.

"Ikut saja dengan saya dan Kirishima, bagaimanapun lebih banyak orang lebih menyenangkan, bukan?"

"Tidak, aku tidak perlu–"

"Ah! Apa itu buku-buku keluaran baru?" Midoriya dengan girang langsung saja pergi ke stand buku yang dia lihat.

Bakugou kembali menghela napas. "Dasar. Dia selalu lupa diri kalau sudah di luar istana."

"Haha, saya rasa menikmati festival bersama bukan ide buruk. Ayo, Bakugou-sama, nanti dia bisa menghilang dari pandangan kalau kita diam saja." Kirishima menyusul Midoriya.

Setelah berkeliling-keliling, mereka kemudian tiba di barisan stand yang menyediakan banyak permainan lokal yang warga segala umur bisa nikmati. Midoriya otomatis berhenti dan mencoba banyak hal, Kirishima tertarik mencoba pada permainan yang mengadu siapa yang paling kuat. Percaya diri dengan kemampuannya sebagai jenderal, Kirishima maju menantang pemain bertahan.

"Satu, dua, mulai!"

Beradu panco dengan pemain bertahan, Kirishima menang hanya dalam kurun waktu setengah menit kemudian. Dia membanting tangan lawannya tanpa ampun.

"Kejutan! Penantang baru mengalahkan pemain bertahan! Siapa yang berani untuk mengalahkannya??"

Seseorang penantang lain maju. Meski pria itu nampak lebih besar dari Kirishima, si surai merah tetap bisa menang dengan mudah. Stand adu panco pun jadi makin meriah dan ramai. Midoriya yang awalnya mendukung kemudian tertarik melihat stand lain, meninggalkan Kirishima yang asik menikmati adu panconya.

"Apa ini?" Bakugou ikut melihat ke stand itu dengan penasaran, membiarkan jenderalnya bersenang-senang di stand sebelah.

"Menangkap ikan hias." Midoriya membayar beberapa tiket. Dia kemudian menerima alat untuk menangkap ikan di kolam dan mencobanya.

Splash!

"Yatta!" Midoriya mendapat satu ikan dalam sekali coba.

Bakugou mengernyit, tidak mengerti apa serunya menangkap ikan seperti itu.

"Bakugou-sama ingin coba?" Midoriya menyodorkan alat penangkap yang lain.

Meski tidak mengerti akan konsep permainan itu, Bakugou menerima alat itu dan mencelupkannya ke kolam, mencoba menangkap satu ikan. Namun alat penangkapnya yang seperti meleleh kemudian membuatnya bingung.

"Apa yang terjadi?"

Midoriya tertawa. "Alat itu dibuat dari bahan mirip kertas, jadi kita harus tangkap secepat mungkin sebelum alatnya rusak. Ini, silakan coba lagi."

Bakugou mendengus, menerima alat baru dan kembali mencobanya. Ikan menghindari saringannya dengan gesit dan membuatnya kembali gagal.

"Ck, menyebalkan." Bakugou menatap pada pemilik stand. "Berikan aku alat yang baru." Dia menyerahkan sejumlah uang.

"Ba-baik."

Bakugou berulangkali gagal, tapi dia terus mencobanya lagi dan lagi. Midoriya sampai cemas jika saja hal itu membuat Bakugou kesal.

"Bakugou-sama... tidak masalah kalau tidak bisa, mungkin kita bisa coba stand lain...?"

"Tidak, aku harus dapat satu." Bakugou menatap kolam dengan kilatan emosi. Membuat pemilik stand dan Midoriya memilih menutup mulut rapat-rapat daripada membuatnya marah.

Tiba pada alat terakhirnya.

Splash!

Midoriya tersenyum cerah. "Berhasil! Anda berhasil, Bakugou-sama!"

"Selamat, Tuan." Pemilik stand memindah ikan itu ke dalam plastik kecil dan menyerahkannya pada Bakugou.

Bakugou mendengus puas. Saat menoleh, dia melihat Midoriya yang tersenyum begitu cerah. Putra mahkota itu diam sejenak dan berdeham kecil. Menyodorkan ikan itu ke Midoriya.

"Simpan itu."

"Eh? Untuk saya? Tapi Anda sudah susah payah."

"Aku tak punya waktu untuk merawatnya."

"Kalau begitu saya akan merawatnya dengan baik." Dia melihat ke ikan yang berhasil dia dapat dan yang Bakugou berikan. "Mereka akan menghiasi meja kamar dengan indah."

Bakugou tidak tahu apa bagusnya mendapat dua ikan, tapi dia melihat Midoriya tersenyum senang. Mata emerald gadis itu berbinar cerah. Sesuatu terasa menggelitik di dalam hati, wajah Bakugou sedikit menghangat.

Namun Bakugou segera menyadarkan diri dan berdeham pelan. "Ayo pergi."

"Eh, Kirishima masih di sana."

"Biar saja, dia lupa diri kalau sudah keasikan. Nanti dia juga menyusul."

Banyak hal yang Bakugou tidak tahu dalam festival. Midoriya pun menjelaskan banyak hal-hal sederhana yang warga biasa sering nikmati. Tanpa terasa mereka melupakan beban pekerjaan istana dan bertindak seperti orang biasa yang menikmati waktu luang.

Midoriya banyak tertawa ketika melihat kekonyolan yang tidak dia duga akan datang dari Bakugou yang ceroboh dalam hal-hal kecil. Yah, pria itu memang tidak pernah benar-benar menikmati festival sebelumnya, jadi dia seperti orang awam.

"Kau sepertinya menikmati sekali melihatku kepayahan." Ujar Bakugou setelah mereka akhirnya puas bermain-main.

Midoriya mengusap matanya yang berair. "Maaf... habisnya Bakugou-sama nampak seperti anak kecil ceroboh. Tapi itu sangat menyenangkan, bukan?"

"Tidak buruk... kalau kau punya waktu melakukannya."

Mereka berjalan menuju stand lain, Midoriya berniat untuk membeli beberapa hal untuk dia bawa kembali ke istana. Setelah beberapa saat, Midoriya merasa lelah hingga pada satu titik dia hampir jatuh saat tersandung oleh langkahnya sendiri.

Bakugou segera menangkapnya sebelum dia jatuh.

"Ah, haha... sepertinya kaki saya sedikit lemas." Midoriya merasa dia tidak seharusnya selelah itu. Mungkin akibat dari seringnya dia hanya bekerja di dalam ruangan saat di istana sehingga staminanya menurun.

Bakugou berpikir Midoriya akhirnya lelah setelah sibuk beraktivitas sejak pagi. "Kita cari tempat istirahat."

Mereka duduk di kursi panjang di depan sebuah toko. Midoriya meluruskan kaki dan mengusap kelopak matanya yang mulai terasa berat. Bakugou berpikir untuk menunggu Kirishima sebelum mereka ke istana, tapi jika jenderal itu tidak kunjung kembali dia akan meninggalkannya saja.

"Hari ini... puas sekali...."

Bakugou mendengus. "Ya, sampai-sampai kau seperti anak kecil yang kegirangan."

Tak mendapat respon, Bakugou menoleh dan ternyata Midoriya tengah terkantuk-kantuk dalam posisi duduknya. Tak lama gadis itu tertidur dan hampir jatuh saat tubuhnya miring. Bakugou sontak menahan bahunya.

"Ck, dasar dia ini."

Tak berniat untuk membuatnya terbangun, Bakugou dengan perlahan membuat Midoriya menyenderkan kepala ke bahunya.

Selagi membiarkan Midoriya tidur berbantalkan bahunya, Bakugou menunggu Kirishima kembali dengan sesekali menggerutu. Dia pun menyambut dengan tatapan kesal saat Kirishima akhirnya menyusul mereka.

"Tidak sekalian kalahkan seluruh warga?"

Kirishima menggaruk pipinya, tertawa kecil. "Maaf... saya kelewat menikmatinya. Sudah lama tidak mengikuti pertandingan kekuatan, jadi begitulah... Oh, sejak kapan Nona tertidur?"

Bakugou tidak menjawab, dia memilih dengan hati-hati menahan kepala Midoriya agar tak jatuh saat dia akan berdiri dan kemudian dengan sedikit usaha dia memindah gadis itu ke punggungnya. Meski membangunkannya pun Bakugou tidak yakin Midoriya bisa berjalan sendiri ke istana karena kakinya lemas, jadi dia mengendongnya saja.

"Kau bawa barang-barang itu."

Kirishima tidak bertanya apa yang terjadi dan kenapa, dengan senang hati dia mengikuti saja mereka pulang ke istana dengan menenteng barang-barang hasil menikmati festival.

.
.
.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 510 7
[𝐆𝐨𝐣𝐨 𝐱 𝐅𝐞𝐦! 𝐘𝐮𝐮𝐣𝐢] Disaat ilusi manis tertelan oleh pahitnya kenyataan. Ketika perasaan tulus yang selama ini selalu di pertahankan seg...
513K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1.1K 273 44
"𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶. 𝘛𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢...
73.5K 8.6K 62
Ini adalah cerita keseharian para utaite. Bukan cerita yang straight karena otaknya disini sengklek semua. Ini sekedar ff ya. Bukan real. Tapi inspir...