Uncertain feeling [END S1] [R...

By Arkata_Esther

283K 27.1K 1.9K

Start : 30 Nov 22 End : 10 Mei 23 Kehidupan baru untuk Erlan yang tak semulus pantat bayi. Dingin diluar r... More

prolog
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 • END
S2
cast
S2 KEMBALI
Mang bole seng angst ni?
New Story

7

9.2K 904 19
By Arkata_Esther

Jangan lupa like komen dan follow mimi klo sempet!

Btw sorry sebenernya udh siap dari kemarin cuma lupa di up 🗿

Pagi hari sang surya naik menunjukkan sinar mentari yang menyinari bumi ini.

Sayangnya jika mentari tersebut bisa menembus kamar gelap milik aster yang tertutup rapat maka hangat dari sang mentari dapat memberikan kehangatan sinarnya.

Kamar aster yang tertutup karena estevan yang berjaga 24 jam disana. Perban ditubuh aster bertambah. Wajah pucat tetapi rona merah di beberapa tempat terlihat pada tubuh putih itu.

Estevan tidak bisa melepaskan pandangan pada sosok di dekapannya saat ini. Dielus kulit putih susu tersebut dengan tatapan yang intens tanpa sekalipun menghilangkan fokusnya pada objek yang terdapat di depannya ini.

Aster tertidur sangat nyenyak tanpa ada gangguan sama sekali hingga saat sela gorden membuat sinar mentari masuk langsung pada wajah aster.

Terbangun dengan gerakan kecil pada beberapa bagian tubuh membuat estevan segerakan sadar bahwa sang bintang kecilnya ini mulai sadar dari tidurnya.

Membuka matanya perlahan menerima pancaran cahaya yang masuk di sela sela gorden tersebut sebelum sebuah tangan yang menyibak rambut panjangnya hingga terlihat wajah menawan tersembunyi milik aster.

"Good morning My star" Suara dalam serta serak terdengar di telinga aster, dia yakin bahwa kata tesebut ditujukan kepadanya.

Mata abu abu redup tersebut bertubrukan langsung dengan Mata Biru Kehitaman milik estevan. Saling menatap dengan pikiran yang Berkecamuk dalam otak mereka.

'Srukk

'Set

Estevan yang paham pun melepaskan dekapan nya pada tubuh aster membiarkan sang empu bergerak sesuka hati meregangkan tubuhnya.

'Ceklek

"Sudah bangun? " Suara pintu terbuka dan masuklah seseorang dengan pakaian formal membawa nampak berisi makanan.

Itu adalah carlos.

"Makan Sarapan Anda Tuan Muda" Tentu di depan sang tuan carlos tidak berani memanggil nama aster begitu saja melihat kejadian kemarin.

Aster terdiam.

Estevan bangun dari tidurnya. Setelah kejadian kemarin dirinya tertidur sambil memeluk tubuh Aster dalam dekapannya. Sekarang dirinya berada didepan Aster sampai dimana dirinya menggendong nya dengan gaya koala menuju kamar mandi.

Estevan mencuci wajah dan menyikat giginya begitu juga hal sama yang ia lakukan pada aster.

Membawa aster keluar kamar mandi mendudukkan nya dipangkuan sofa di dalam kamar aster Hingga menyuapi nya. Aster tidak melawan dan mengikuti semua yang estevan mau.

Carlos berdiri layaknya bodyguard pada umumnya menunggu kedua majikannya tersebut.

Selesai makan carlos membawa semua peralatan makan tesebut turun. Estevan tetap memangku Aster yang diam tanpa penolakan sama sekali.

"Sebaiknya dirimu berada dirumah istirahat" Perkataan Estevan membuat Aster akhirnya merespon menatap estevan.

Terdiam menatap sang kakak pertama dengan tatapan layaknya mengusulkan ketidak se-tujuannya.

Mencari sebuah buku dan pena di atas meja sana lalu menulis disana. Estevan mengangkat satu alisnya melihat pergerakan tangan mungil itu menulis sesuatu di buku itu.

"Aku Akan Sekolah"

Menunjukkan tulisannya tersebut, membalik kertas disana menulis lagi dan menunjukan nya pada estevan

"Aku baru saja masuk kemarin, tidak mungkin aku absen lagi hari ini"

'Puk

'Puk

Menepuk kepala Aster tersenyum tipis lalu berkata...

"Jika itu mau mu maka baiklah! Jika merasa tidak baik Pergi Ke UKS atau telefon Carlos"

Aster mengangguk sebagai jawaban.

Akhirnya Aster masuk sekolah walau dengan keadaannya yang tidak memungkinkan.

Bersiap siap dengan beberapa inhaler juga beberapa obat untuk jaga-jaga telah di persiapkan oleh Estevan.

Kali ini Carlos ikut mengantarkan Aster untuk sekolah. Karena Estevan perlu membicarakan sesuatu juga di luar dengan Carlos.

Sampailah mereka di sekolah. Seperti sebelumnya estevan tau Aster akan lebih memilih melewati gerbang belakang dari pada gerbang depan.

Saat Aster sudah mulai masuk ke dalam lorong sekolah hilang dari pandangan Estevan dan Carlos raut wajahnya yang sebelum biasa menjadi lebih serius.

"Dimana dia sekarang? " -Estevan

"Ada di Mansion Anda Tuan " -Carlos

"Antar Aku sekarang" -Estevan

"Saya mengerti" -Carlos

Mobil yang mereka jalankan melaju cepat pergi dari wilayah sekolah tersebut menuju Mansion.

Tentu Mansion yang di maksud oleh estevan bukan Mansion keluarga Wycliffe, Tetapi Mansion lainnya.

***

Berjalan di lorong yang sudah mulai ramai aster mencoba berjalan lebih cepat agar lebih sampai di kelas.

Saat berjalan tak sengaja dirinya bertabrakan dengan seorang murid perempuan dari arah berlawanan.

'Brukkk

"Awwshhh... " rintisan kesakitan berasal dari murid tersebut.

Untung saja aster tidak terjatuh dan masih tetap kokoh berdiri walau sedikit mundur kebelakang karena tabrak lumayan keras akibat dorong dari depan.

"Sshh... Baru masuk udah kena sial aja gw" Sarkas nya kesal

Aster hanya diam sambil menatap gerak-gerik dari sang murid perempuan tersebut sampai akhir nya sang murid berteriak marah kepadanya.

"Hei kalo jalan liat liat dong" Ucapnya marah, aster hanya diam. Tanpa membalas apapun ucapan dari sang murid tersebut.

"Anjir malah diem aja lo! Bantuin kek" Lagi lagi aster tidak merespon perkataan yang ditujukan kepadanya.

"Lo patung apa tuli hah gak denger gw ngomong apa lo!? " dan sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian karena aster baru saja sadar bahwa gadis yang tak sengaja bertabrakan dengannya adalah antagonis Griselda Lareina Derrien.

Seperti dirinya telah kembali dari liburannya bersama keluarga. Dan karena aster tidak ingin mencari masalah lebih lama lagi aster mengulurkan tangannya ke hadapan Griselda, dia masih mengelus pantatnya yang sakit akibat tercium langsung dengan lantai lorong membuat nya akhirnya mendongak melihat uluran tangan aster.

Penampilan Aster sama seperti biasanya memakai hoodie dengan headset yah terpasang apik di kedua telinganya dengan rambut poni panjang hampir menutupi seluruh wajah ditambah sekarang dirinya memakai masker abu abu.

Griselda mendongak menatap angan yang terulur dan menatap wajah di balik hoodie yang terpasang di kepalanya tak sengaja melihat mata abu abu gelap yang tajam dengan tatapan datar dari balik rambut yang panjang tersebut.

'Gulp

Meneguk ludah kasar karena entah kenapa ia merasakan sensasi merinding dan juga tegang setelah melihat tatapan Aster tesebut.

Sadar akan lamunannya karena suara bising sekitar yang sangat berisik membuat griselda segerakan sadar langsung saja meraih tangan yang terulur dan mulai berdiri dari duduknya.

Setelah itu griselda nampak sedikit gugup merapikan penampilannya sebelum berusaha dengan lirih "m-makasih... "

Setelah mengatakannya entah kenapa griselda tampak malu dan seketika berbicara dengan nada gagap serta keringat dingin yang bercucuran " B-bukan... -nya gw u-udah maafin lo yah! G-gw masih marah, t-tapi l-lo juga harus minta maaf sama gw... Gw g-gak bermaksud apa apa c-cuma lo--... "

'Set

'Tap

'Tap

'Tap

Sebelum griselda menyelesaikan perkataannya Aster segera menundukkan kepalanya sedikit sebelum akhirnya pergi meninggalkan griselda dari sana yang terpatung karena perlakukan Aster.

Dan sekarang telinga hingga leher Griselda memerah karena menahan malu memilih pergi dengan kekesalan nya terhadap Aster.

Aster tetap berjalan menuju kelasnya mengabaikan berbagai tatapan dari murid-murid yang ia lewati di lorong.

Memilih untuk mengeraskan volume lagu yang ia pasang dan fokus pada jalan menuju kelasnya menghindari kemungkinan apapun yang akan membuat nya repot.

Dan seperti keberuntungan tidak berpihak pada aster. Ditengah-tengah jalan seseorang tampak memanggilnya mendekat ke arahnya dan bertanya...

"Hei, dimana ruangan kepala sekolah? " Tanya nya kepada aster.

Aster mengangkat alisnya sebelah merasa tidak pernah melihat seorang murid seperti nya sebelumnya.

Yah walau acuh tak memperhatikan sekitar tapi informasi seseorang di sakitnya ia tahu dan dirinya selalu ingat dalam otaknya.

'Murid baru? ' itulah pernyataan dari aster melihat sosok didepannya ini.

Lelaki bertubuh lumayan tinggi dan tubuh bagus dengan rahang tegas serta pupil mata berwarna kuning sedikit oranye yang tajam.

Aster yang melamun tersadar dan langsung saja pergi dari sana tetapi nihil tangannya dicekal oleh murid baru tersebut.

"Aku bertanya dimana ruang kepala sekolah" Suara nya yang merendah dengan tekanan serta mata yang semakin menajam terlihat di wajah murid baru itu.

'Haaa

Menghela nafas pelan Aster melepaskan cekalan sang murid baru tersebut sedikit kasar lalu berjalan didepan dirinya berhenti tak jauh dari sana menyerong sedikit tubuhnya menatap sangat murid baru dan menggerakkan kepalanya layaknya berkata "ikut aku"

Sang murid baru yang entah kenapa juga paham paham aja dengan ke terdiam Aster mengikuti di belakang dan beberapa kali terlihat bahwa sangat murid baru itu menatap kanan kiri melihat sekeliling sekolah di setiap langkah mereka berjalan.

Selang beberapa menit akhirnya mereka berdua sampai di depan ruangan bertuliskan sign 'Principal's room'

'Tok

'Tok

'Tok

Aster mengetuk pintu tersebut sebelum akhirnya sebuah suara menyuruh nya untuk masuk, dan langsung saja Aster masuk dan baru sangat murid baru tesebut yang mengekorinya di belakang.

"Oh, Rion? Ada perlu apa kau kesini? " tanya sang kepala sekolah paa Aster.

Aster sedikit bergeser memperlihatkan seorang murid laki-laki di belakang nya.

" Oh... Jadi kau membawa murid baru itu! Baiklah "angguk pak kepsek mengerti.

'Set

'Ceklek

Karna merasa sudah tidak memiliki keperluan Aster menunduk berjalan mundur dan membuka pintu beranjak dari sana.

Tetapi sebelum Aster sepenuhnya keluar dari sana pak kepsek menghentikannya terlebih dahulu.

"Tunggu rion, jangan pergi dulu " Ucap pak kepsek menghentikan Aster pergi dari ruangannya.

Aster berhenti dan berbalik menatap pak kepsek dengan satu alis terangkat.

"Sekalian aku ingin minta tolong kepadamu"

"Melvin Reviano Agler, sebaiknya kau ikut bersama rion. Dia satu kelas dengan mu"

"Dan untuk Rion, tolong ajak dia karena satu kelas denganmu, jadi sebaiknya kau mengajaknya juga" Jelas pak kepsek alasannya menghentikan Aster untuk pergi.

Setelah mengatakan itu dapat kepala sekolah rasakan tatapan kesal dan tajam tertuju padanya yang berasal dari Aster.

"Aku mohon... " pintar tulus pak kepsek kepada Aster dengan tatapan memelas

'💢💢

Perempatan siku terlihat di sudut dahi Aster, dirinya merasa kesal dan menyesal tidak mengabaikan permintaan.

Menutup mata merendamkan amarah mengalihkan tatapannya pada melvin melakukan hal yang sama saat berada di lorong seperti sebelumnya. Menggerakkan kepala pertanda bahwa ia harus mengikutinya.

Melvin berpamitan kepada kepsek lalu mengikuti Aster dari belakang. Melvin menatap belakang punggung Aster yang memiliki tinggi lebih pendek darinya karena merasa bahwa Aster amat sangat pendiam atau dia... Bisu? Ntah lah.

Melvin memiliki tinggi 182 Cm.

Sesampainya di depan kelas Aster mengetuk pintu terlebih dahulu. Dirinya masuk yang langsung di sambut tatapan dari semua murid dikelas sekaligus guru yang mengajar disana.

"Kau terlambat Rion? Ini sudah mulai awal jam pelajaran. Kenapa kau terlambat huh? Apa kau berniat menbolos!?" Seperti yang bisa dilihat sang guru mapel kali ini cukup garang melihat bagaimana dirinya langsung saja memarahi Aster tanpa tau akan alasannya.

Aster menatap datar sang guru dari balik hoodie dan rambut panjangnya. Aster melihat kebelakang menyuruh Melvin masuk ke kelas dengan gestur gerakan kepala.

"Rion! Kau mungkin murid pintar tapi tolong jaga tingkah lakumu. Hei Rion, Apa Kau Tidak Mendengarkan Guru mu berbicara Hah? " nada Sang guru tersebut mulai meninggi sedangkan Aster mengabaikan nya.

'Tap

Sebuah suara tapak kaki terdengar nyaring disana karena keadaan kelas memang hening sebab drama yang dibuat oleh guru itu.

Semua nya terdiam bahkan guru tersebut. Melihat seorang yang sangat tampan dengan wajah mempesona dengan rahang tegas dan tubuh yang begitu atletis.

"Oo- apa dirimu murid baru itu? " tanya sang guru menatap Melvin.

"Iya, saya murid baru disini" jawaban tegas dari Melvin.

"Kau datang bersama rion? Jangan jangan rion... " sang guru menggantungkan kata katanya menatap Aster dengan sedikit gugup.

Aster menunduk kan kepala tipis dan langsung melenggang pergi ke bangkunya.

"Saya tersesat dan meminta bantuan nya menuju ruang kepala sekolah hingga mengantarkan saya pada kelas baru saya" bisa terlihat Melvin sedikit menekan beberapa kata karna entah mengapa dirinya sedikit merasa kesal karena sang guru yang marah-marah tidak jelas tanpa menunggu jawaban dan alasan aster sama sekali.

"Seperti ibu salah paham, apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pada ibu gurumu ini rion? " sang guru merasa bersalah karena memarahi Aster tanpa tau alasan nya terlebih dahulu.

Aster tidak menjawab memilih diam tanpa suara. Bahkan entah kenapa dikelas sana tiba tian merasakan suasana sedikit tertekan atau hawa yang tidak bagus dirasakan.

Gavril, Keandra dan Adrian menatap Aster yang diam saja melihat respon yang acuh tak acuh dari seorang Aster yang biasanya akan bar-bar, heboh, marah-marah, dan membuat onar itu terdiam bagaikan balok es yang berjalan.

"Baiklah maafkan ibu karena telah menuduhmu tanpa tau apapun. Dan nak silahkan perkenalkan dirimu " Menghela nafas sang guru hanya bisa pasrah dan merasa bersalah karena tindakan tidak dewasanya itu.

Sedangkan Melvin mulai berdiri di depan memperkenalkan dirinya.

"Melvin Reviano Agler murid baru, mohon kerja samanya untuk kedepan " Perkenalkan yang singkat tetapi jelas.

Setelah perkenalkan Melvin duduk di kursi kosong depan Aster dan guru yang memulai kembali pelajarannya.

Beberapa kali dapat terlihat bahwa Melvin mencuri pandang pada Aster melihat gerak-gerik yang selalu dilakukan oleh Aster.

Saat di pelajaran dimulai tidak diduga alat tulis Aster tertinggal dirumah. Aster nampak murung, sekarang bagaimana cara dirinya mencatat pelajaran itu.

Keandra yang berada disamping duduk disebelah merasakan gerakan gelisah dari Aster melirik kesamping.

Melihat bahwa tidak ada sam sekali alat tulis dan gerak-gerik khawatir Aster Keandra paham bahwa Aster tidak membawa alat tulis untuk mencatat pelajaran di depan.

Saat Keandra akan meminjamkan alat tulis miliknya tak terduga bahwa Melvin melakukan hal sama menyodorkan alat tulis pada Aster.

"Pinjam milikku" -Keandra

"Ambil milikku" -Melvin

...

Aster menatap keduanya secara bergantian, begitu juga dengan keduanya yang saling menatap satu sama lain dengan kilatan listrik disana.

Aster termenung sebentar sebelum akhirnya mendorong perlahan alat tulis yang disodorkan Keandra kepadanya sambil menggelengkan kepala.

Dan Aster memilih meminjam milik Melvin yang entah kenapa membuat Melvin senang dan ada perasaan bahagia dalam dirinya. Sedangkan Keandra nampak sedikit kecewa atau ... Tidak senang? Entahlah tetapi itu yang dirasakan oleh Keandra sekarang.

Pelajaran berakhir dan ini lah saat nya waktu berbahagia bagi para murid murid di sekolah.

Yaitu istirahat.

Semuanya bergegas melakukan hal hal yang mereka waktu saat ini. Begitu juga dengan Keandra, gavril, dan darian.

Mereka membereskan perkakas pelajaran sebelum dan bersiap untuk pergi ke kantin bersama yang lain.

Beberapa waktu kemudian bisa terlihat geng inti GD berdiri menunggu ketiga teman mereka didepan pintu kelas.

Keandra, gavril dan darian menghampiri kawan-kawan mereka. Gerrald melihat wajah Keandra yang terlihat dalam mood kurang baik berinisiatif bertanya.

"Muka lo kenapa? Mood lo gak baik? " Tanya gerrald dan yang lainnya mengalihkan tatapan nya kepada Keandra.

"Bukan apa apa" jawab Keandra seperlu nya.

Sedangkan tidak senjata perhatian mereka beralih pada dua orang dibelakang kumpulan mereka. Mereka semua membelakangi pintu masuk kelas yang berada di belakang.

Pintu masuk kelas ada 2. Didepan yang langsung mengarah dekat papan dan belakang dekat pada bangku yang berada di belakang.

"Apa dia murid baru itu? " tanya Gerrell

"Ya... Kau benar" jawab Adrian melihat Melvin.

Sedangkan di sisi Melvin dirinya sekarang berdiri dari bangku dan berjalan mendekati bangku tempat duduk Aster.

"Kenapa dia me dekati anak itu? " Tanya gavril entah pada siapa.

Disisis Aster dan Melvin.

"Apa kau tidak ingin ke kantin? " tanya Melvin pada Aster.

Melvin sempat diajak oleh yang lainnya tetapi dia menolak ajakan mereka. Dan sekarang dirinya entah mengapa hanya ingin bergerak mendekati sosok yang misterius ini.

Aster terdiam mendongak menatap Melvin.

Apakah ajakan nya akan diterima Aster atau ditolak? Mari kita lihat di chap selanjutnya.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

315K 29.1K 50
Untuk menyadari betapa bodoh dirinya. Ia merelakan kehidupan pertamanya dan Kembali hidup di kemudian hari. Tapi anehnya. Dia masih lemah juga. -Ti...
1.7K 220 5
Seandainya Baekhyun tak pergi hari itu. Seandainya Baekhyun mau menurut barang sehari saja. Seandainya Baekhyun mau mendengarkan, seandainya.. yah, s...
137K 8.4K 14
"Ini siapa bgst? Kok gua di tubuh dia?" Please lah ya gua udah bosen hidup, ini kenapa gua masuk badan orang lain?"~Alaska Warning‼️ cerita mengandun...
5K 304 13
"adriel adelio ericko" cowo berparas imut dengan rambut biru keputihan nya ini seorang pelawak di kelas nya "galen devano raymond" galen cowo berpara...