pretty cat

By acakelouva

104K 14.8K 448

ini tentang kucing peliharaan milik jayden yang tiba-tiba berubah jadi cewek cantik. jaerose alternatif unive... More

eps. 01 : cewek cantik
eps. 02 : manusia purba
eps. 03 : belanja
eps. 04 : handphone baru
eps. 05 : hari merah
eps. 06 : sekolah
eps. 07 : gara-gara crop top
eps. 08 : bunda curiga
eps. 09 : jevan putra geano
eps. 10 : morenza
eps. 11 : tugas sosiologi
eps. 12 : masalah cinta
eps. 13 : kemarahan papa
eps. 14 : part time
eps. 15 : saling cemburu
eps. 17 : rencana
eps. 18 : halo bali
eps. 19 : millie sakit
eps. 20 : ngedate
eps. 21 : sama jayden
eps. 22 : perihal permen
eps. 23 : jayden dan gengsinya
eps. 24 : sejauh 6.413 km
eps. 25 : kanada to amsterdam
eps. 26 : akhir manis
ā™” ĖŽĖŠĖ— [ bonus chapter ] : nakula
ā™” ĖŽĖŠĖ— [ bonus chapter ] : sakit
ā™” ĖŽĖŠĖ— [ bonus chapter ] : final
ā™” ĖŽĖŠĖ— about sequel

eps. 16 : berantem

2.9K 484 34
By acakelouva

millie menyelesaikan part time nya, perempuan itu berjalan keluar cafe dengan tangan yang mengeratkan hoodie orange pastelnya.

"sejak kapan lo kerja?" suara itu muncul, membuat millie menghentikan langkahnya.

millie menoleh dan mendapati jayden disana dengan posisi tangan yang dilipat dibawah dada.

"nggak, aku ga kerja, tadi abis ngerjain tugas terus ga sadar sampe cafe nya mau tutup" balas millie.

jayden perlahan mendekati millie dan menghimpit tubuh perempuan itu ke tembok jalan.

"siapa yang ngajarin lo buat bohong?" tanya jayden.

"tinggal terima transfer dari gua apa susahnya sih?" ujar jayden lagi.

"aku gamau terus-terusan ngerepotin kamu jay- aku juga sadar diri" balas millie.

"kenapa lo jadi ga nurut kaya gini? gara-gara siapa? jevan?" tanya jayden.

"lo udah kasih apa aja ke dia? keliatannya dia cinta mati banget sama lo"

kedua mata millie berkaca-kaca, tangan mungilnya juga mengepal kuat dan kemudian,

plak!

tamparan keras itu mendarat di pipi mulus jayden.

"kamu udah kurang ajar sama aku" ucap perempuan itu sambil menahan air matanya agar tidak tumpah.

"semua biaya yang kamu keluarin dulu buat aku bakal aku ganti sedikit-sedikit, gausah khawatir" kata millie sebelum akhirnya pergi meninggalkan jayden.

mereka berdua udah ga cocok lagi.

-

"ayo lah temenin gua, ya?" bujuk mikasa.

"males, aku mau dikelas aja" balas millie sambil mencari posisi duduk yang enak buat tiduran.

"es krim stroberi deh" ujar mikasa.

"aku cuman seharga es krim stroberi?" tanya millie.

"es krim stroberi sama spaghetti carbonara ibu kantin, gimana?" ucap mikasa seraya menaikkan satu alisnya.

millie langsung terbangun dari posisi nya. "oke deal"

mikasa menarik tangan millie berjalan menuju lapangan basket. iya, obrolan tadi itu tentang mikasa yang minta ditemenin nonton basket.

sekarang millie menyesal. belum ada sepuluh menit sejak kesepakatan nya dengan mikasa. bagaimana tidak? sinar matahari siang ini sangat terik, ditambah harus duduk di tribun, millie ga bisa ngebayangin.

"aku ke kelas aja ya, lupain es krim stroberi sama spaghetti carbonara nya" ucap millie sambil membalikkan badannya.

"li jangan gitu dongggg, temenin gua bentar aja, ya?" rengek mikasa pake ekspresi yang minta dikasianin.

berhubung millie orangnya ga tegaan, yaudah deh diturutin.

millie memandang heran mikasa yang sejak tadi tidak berhenti teriak-teriak memberikan semangat, maklum cowoknya abas. satu hal yang terlintas di pikiran millie, sebenernya mikasa punya berapa pita suara sih sampe teriakannya ga habis gitu?

terik matahari itu mengarah ke millie membuat perempuan itu terganggu dan berusaha menutupi nya dengan novel yang dia bawa. huft, bener-bener deh perjuangan nemenin mikasa ga main-main.

ga lama, tiba-tiba aja seseorang menutupi terik matahari itu dengan sebuah sweater. dia jevan.

"panas ya?" ujar jevan.

"eh kamu ga perlu nutupin aku gini, tangan kamu nanti yang kepanasan" sahut millie sambil menurunkan tangan jevan yang menggenggam sweater.

jevan tersenyum lalu duduk tepat di samping millie. "lu selalu berhasil bikin gua makin sayang" gumam lelaki itu.

"kenapa? aku ga denger" tanya millie.

"nggak, bukan apa-apa" jawab jevan yang langsung mengontrol ekspresi nya.

"mau ga?" tawar jevan sambil menunjukkan sebotol minuman rasa stroberi.

"mauu, kebetulan ini rasa kesukaan aku" sambung millie. "makasih jevan"

enggak bukan kebetulan, gua sengaja beliin itu karna tau favorit nya lu, batin jevan.

millie kemudian meneguk sedikit minuman stroberi nya.

"lu disini mau liat jayden atau- ?" jevan menggantung ucapannya.

"jayden?" tanya millie bingung.

"iya, itu anaknya lagi main di tengah lapangan, lu gatau?" tanya balik jevan.

millie menggeleng pelan. "enggak, aku nemenin mikasa"

ah, jevan baru sadar di sebelah millie ada mikasa yang lagi teriak ngasih semangat itu.

"oh gitu, bagus deh" balas jevan.

millie membuka buku novel dan melanjutkan bacaannya. perempuan itu sama sekali tidak peduli dengan pertandingan basket yang sedang berlangsung.

"coba buat benci dia" ujar jevan membuat millie mendongakkan kepalanya.

"lu suka sama jayden kan?"

"kalo lu benci dia, lu ga akan bisa suka sama dia lagi" sambung jevan. "gua belajar itu cara terbaik buat berhenti suka sama orang tanpa confes"

sebenarnya tanpa disuruh pun udah ada alasan millie buat ngebenci jayden.

"kenapa tiba-tiba?" tanya millie.

"lu gamau nyoba? ngilangin rasa suka pakai cara benci sama dia" jawab jevan.

di tengah lapangan sana ada jayden yang tidak sengaja menangkap pemandangan itu di tribun, kedua insan yang sedang berhadapan dan saling berbicara akrab.

yang awalnya lagi lari ngejar lawan dengan bola nya perlahan kaki nya memelan karna sibuk mengamati mereka.

"woi jayden, fokus!" teriak salah satu teman tim nya.

-

di langit malam yang gelap, kepulan asap rokok memenuhi tempat ini.

"cewek yang waktu itu gimana jev? berhasil lo dapetin doi?" tanya befinka sambil menghisap benda nikotinnya.

"belum sih, bentar lagi, semoga" jawab jevan.

"cewek yang mana dah? kok gua doang yang gatau" sahut canva.

dari belakang saga memukul kepala canva. "bego, yang waktu itu sempet jadi bahan taruhan"

"bahan taruhan? OHHH YANG ITU" balas canva yang baru menyadari.

"inget banget gue lo langsung nyerahin porsche karna gamau si centimeter jadi bahan taruhan" ujar saga.

"bukan centimeter goblok, milimeter " balas befinka.

"millie namanya, anjing ngaco semua lo" ucap jevan.

"nah itu maksut gua, ga beda jauh lah" balas befinka.

"iya ga beda jauh, tapi beda jauhhhh bangettt" sambar canva yang sukses membuat befinka menyapit leher lelaki itu.

"aaa! kenapa gua yang korban mulu sih nyet?" ringis canva.

"lo secinta itu jev?" tanya saga.

jevan mengangguk dan tersenyum. "iya"

"kalo ga cinta ga bakal nyerahin porsche" ujar canva.

"kalo jadi ftv judulnya pasti cintaku berawal dari taruhan berujung mengorbankan porsche series 911 harga 5m, buset keren juga" bikin sendiri, puji sendiri itu befinka.

"gua mau keren kayak lo jev, gentleman yang kalo udah jatuh hati, porsche ga bakal ada harga dirinya lagi" ucap saga.

-

"mau bareng gua ga?" tanya jevan ketika mereka keluar dari cafe.

millie menggeleng. "aku naik ojol aja"

"udah malem, sama gua aja" ujar jevan

"enggak" balas millie.

"yaudah pesen ojol nya, gua tungguin" ucap jevan.

"nggak kamu pulang duluan aja" balas millie.

tiba-tiba sebuah notif muncul di ponsel jevan.

mami
udah selesai part time nya?

millie bisa menebak dari ekspresi lelaki itu. "udah sana pulang" ucap nya sambil mendorong jevan untuk menaiki motor besar nya.

akhirnya jevan pulang, sekarang tinggal millie sendiri, doi cepet-cepet mesen ojol.

eh bentar? ini kenapa? kok ga bisa?

sinyal aman, baterai aman, terus tiba-tiba ada notifikasi sms kuota millie abis.

millie akhirnya berjalan ke halte untuk mencari taksi atau bus atau apapun itu yang lewat millie naikkin.

udah dua puluh menit millie nunggu, yang dia tunggu ga lewat sama sekali. huft. ya wajar sih udah jam sepuluh.

millie mutusin buat jalan lagi ke depan berharap ada kendaraan umum. perempuan itu mengeratkan hoodie pink pastelnya, udara malam ini cukup dingin.

"cantik banget neng, mau kemana?" millie terlonjak kaget, ada dua pria nyeremin di depannya.

"oke juga badannya, mau seneng-seneng ga?"

"nggak" ucap millie sambil perlahan mundur ketakutan.

salah satu dari mereka ngedeketin millie. "gausah takut gitu, kita ga bakal main kasar"

sedangkan satu lagi merangkul paksa pundak millie, doi udah berusaha ngelawan tetapi energi millie beda jauh sama dia.

"rambutnya aja wangi banget" ujar mereka lalu tertawa meledek.

"BANGSAT AWAS LO!" tiba-tiba sebuah motor kawasaki ninja muncul dan hampir menabrak salah satu dari mereka.

"bocah sialan" satu pukulan langsung mendarat di wajah sang pemilik motor.

"anjing" dia langsung membalas bogeman itu tepat di perut.

bugh!

bugh!

bugh!

pukulan bertubi-tubi itu sukses membuat bajingan itu tersungkur ke aspal.

sedangkan satu orang lainnya sudah memegang tongkat kayu, jayden menoleh dan langsung menahan tongkat kayu itu lalu membuangnya ke sembarang arah.

bugh!

satu pukulan mendarat di perut jayden.

jayden membalasnya.

bugh!

"sini maju lo" ucap jayden melihat yang tadi tersungkur sudah mulai bangkit lagi.

dia tersenyum miring dan berjalan kearah jayden, pisau tajam dia sembunyikan di belakang punggungnya.

pria itu langsung mendorong jayden hingga jatuh ke aspal lalu menodong lehernya dengan pisau tajam.

jayden menggertakkan giginya. kedua tangannya bergerak menahan pisau itu dengan cara menggenggam nya.

sial, darah mulai mengucur dari tangannya.

tiba-tiba saja,

brak!

seseorang menendang pria itu dengan kaki nya hingga terpental. dia jevan.

jevan menarik kerah baju pria itu lalu memukul wajahnya berkali-kali.

bugh!

bugh!

bugh!

bugh!

jevan berhenti ketika selesai memastikan sang lawan sudah tidak berdaya.

jevan langsung menghampiri millie yang berjongkok ketakutan sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"ayo pulang" bisik jevan dengan suara lembutnya.

millie langsung memeluk jevan tanpa membuka matanya, seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.

jevan sempat tertegun untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia mengusap pelan kepala millie untuk menenangkan perempuan itu.

millie mendongakkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata tajam milik jevan.

please millie gemes bgt. boleh langsung kenalin ke mami ga sih ini?

"udah pergi?" tanya millie.

jevan tersenyum. "udah"

jayden menyaksikan pemandangan itu sesaat lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

Continue Reading

You'll Also Like

673K 40.4K 61
SUDAH TERBIT #1 on tenfiction (20 mei 2021) Ini tentang Langit Putra Alghifarry. Cowok bertubuh besar dan tegap dengan jaket hitam berlambang elang d...
106K 17.2K 55
Why don't we kill each other slowly? Squeeze a little tighter 'til we can't breathe. "What can I say? what can I do?" The monster in me loves the mon...
372K 48.3K 55
Please, panggilin Rose sekarang. Currently slow update! Sorryyy.