AZURA (21+)

By Nezbie

17.2K 119 6

Update seminggu sekali!!! ⛔️18+⛔️ Konten mengandung unsur dewasa sekaligus pergaulam bebas. Ini berawal dari... More

Prolog
Perubahan Sikap
Makan Malam
Vibes Azura
Vibes Felix
Club
Saran
Vibez Seth
Vibez Alaska
Keputusan
interaksi
Gadis Istimewa
Birthday Girl
Dinner
Tantang Wahana
Penolakan
Menuju Malam Tahun Baru
Erga Instagram
Malam Tahun Baru (a)

cafe

440 5 0
By Nezbie

Azura melangkah, melihat ke arah ayahnya yang tengah menikmati kopi hitam di teras tengah sore ini.
Senyumnya sedikit mengembang, "Ayah!", Gadis itu memberi kejutan dan itu cukup membuat Bimo tersentak kaget.

"Hey! Azura. Ayah kira siapa," Ucapnya sebari menarik pelan tangan anak gadisnya dan menuntun Azura untuk duduk tepat di sebelah Bimo.

"Kenapa sayang?"

Azura menggeleng, "Agak tumben banget sore ini sepi, kayaknya pada punya acara masing-masing ya?"

Iya, ini pukul masih menunjukan jam empat sore, tapi entah kenapa semua orang termasuk Bunda dan Tante Fitri tidak ada.

Bahkan, Alaska dan Juga Felix. Kedua laki-laki itu tidak terlihat. Hanya ada Seth di dalam kamarnya tadi yang tengah sibuk bermain game di perangkat komputer milik dirinya

"Tante Fitri sama Bunda lagi ada urusan bentar di luar, kalau abangmu sama Felix lagi belanja untuk keperluan makan besok," Jelas Bimo sebari membelai sayang rambut Azura yang lembut.

"Kenapa? Kesepian?"

Azura diam, ia belum menjawab. Tapi rasanya yang di katakan Bimo ada benarnya juga.
Lantas, Bimo yang peka terhada anak gadis bungsunya itu menghela nafas. "Azura kalau mau cari angin keliling Jakarta sendiri gak apa-apa nak, Bunda gak perlu di pikirin,"

Azura menggeleng kepalanya pelan, "Bukan kok Yah, yang ada Azura malah pengen pulang ke Sukabumi. Ikut temen-temen Azura ke Puncak bukan libur akhir tahun di sini. Apa Ayah gak bosen tiap tahun selalu ke sini?" Tanya Azura terhadap Bimo.

Bimo tersenyum, kembali membelai puncak kepala gadis cantik itu lembut. "Enggak, selagi Bunda senang,"

Senyuman hangat itu terpancar di wajah cantik Azura, ia paham dengan rasa cinta ayahnya kepada sang Bunda.
Benar-benar setulus itu, bahkan sebagaimana Bunda keras, egois dan keras kepala Ayahnya akan selalu mengalah agar tidak menimbulkan keributan besar yang nantinya di lihat oleh kedua anaknya.

Bagi Azura, laki-laki yang akan menjadi pasangannya kelak di tahun ke depan. Berharap rasa cinta tulusnya persis seperti ayah kepada Bunda.

Indah, dan tidak pernah pudar.
Definisi the real love story' bagi Azura.

"Ayah, sesayang itu sama Bunda?" Tanya Azura.

Bimo mengangguk pelan, "Sejak dulu, sampai detik ini selalu sama nak,"

"Bahkan bagaimana pun keadaan Bunda di masa lampau, Ayah akan selalu mencintai Bunda tanpa ada alasan di dalamnya,"

Azura kembali tersenyum lebar, "Rasanya Azura gak mau punya pacar kalau cinta pertama Azura aja modelnya bucin tingkat dewa ke istirnya,"

Mendengar hal itu, Bimo tergelak membuat gadis cantik di sebelahnya pun ikut tertawa melihat sang ayah tertawa akibat ucapannya barusan.

"Berarti, Felix bukan lagi cinta pertama Azura dong?"

Azura membelalakkan kedua matanya lebar, " Ayah! Apa sih? Itu kan perkataan konyol Azura waktu Azura masih kelas satu SMP,"

"HAHA! Okay, Ayah no komen deh ya sekarang" Bimo menaikan kedua tangannya sekilas.

"Tapi Azura, jangan benci Bunda bagaimana pun sikapnya ya. Karena apapun yang di lakukan Bunda buat Azura itu yang terbaik buat kamu. Sebagaimana terkadang ayah gak selalu setuju,"

Azura diam, menatap lurus ke arah ayahnya. Sedangkan Bimo menatap ke arah Azura sendu dengan tatapan yang tidak bisa Azura tebak.

"Dan jangan pernah benci Ayah, kalau ayah dan bunda me-,"

"Azuraaa!!! Lo di mana?" Teriak Seth dari dalam rumah yang membuat ucapan Bimo tergantung.

Azura berdecak, emang bener gak ada adab anak-anak Tante Fitri ini.

"Apaan sih Lo, berisik banget,"

Azura bangkit dari duduknya, menatap kesal ke arah Seth yang wajahnya tengah tersenyum lebar ke arah gadis tersebut.
"Ikut gue, mau gak?" Tawarnya.

"Ke mana?"

"Nongkrong lah, sama temen-temen gue,"

"Ke mana? Tempat kemarin? Idih! Ogah," Jawab Azura langsung saat mengingat bahwa beberapa hari lalu ia di ajak ke club malam di mana dirinya harus melihat Felix berciuman dengan gadis lain, terlebih lagi ia merelakan ciuman pertamanya ke stranger! Gila gak tuh di Azura?

"Yaelah, mana ada club buka di jam segini?"
Seth menoleh ke arah Bimo, "Gimana Om? Azura boleh ikut aku kan?" Tanya Seth memastikan.

Dengan rasa percaya dirinya, Azura sudah yakin bahwa ayahnya tidak akan mengizinkan dirinya untuk keluar rumah tanpa sepengetahuan bunda. Karena bagaimana pun Ayah itu tipikal yang patuh juga dengan aturan-aturan yang Bunda buat untuk anaknya.

Tapi tanpa di duga dan di luar kepalanya, ternyata jawaban sang ayah mampu membuat Azura terkejut setengah mati.
"Boleh, bawa aja. Urusan Tante Tamara biar om Bimo yang urus,"

Mendengar itu, Seth tersenyum lebar. Berbanding balik dengan Azura yang sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Yah, seriuan?" Tanya Azura memastikan.

Bimo mengangguk, "Have fun cantik, ayah bakal urus bunda. Yang penting liburan akhir tahun ini kamu happy," suruh Bimo dan itu cukup membuat Azura menatap ayahnya Haru dan langsung memeluk Bimo kencang.

                    。◕‿◕。

Dengan outfit yang sederhana, terlebih rambut panjang yang ia sengaja ia urai dan di sertai topi di ujung kepala Azura. Tampak membuat gadis itu cukup membuat beberapa orang di cafe tersebut tertuju kepada gadis yang tengah menggandeng tangan Seth.

Outfit Azura

              



Mungkin kalian berfikir kenapa Azura tidak secanggung itu kepada Seth? Ya memang faktanya Azura sangat sedekat itu dengan laki-laki norak di sebelahnya. Kalau sama Felix sih entah kenapa sejak beberapa tahun lalu kalau dengan laki-laki tersebut ia merasakan kecanggungan jika dekat bersama, terlebih jika hanya berduaan saja si suatu tempat.
Aneh kan?

"Ngapain di sini?" Tanya Azura.

"Nongkrong lah, buta mata Lo?"

"Enggak sih," Gantungnya. "Cuma, gue agak gak nyaman di liatin banyak orang kaya gini,"
Kata Azura yang sesekali memergoki beberapa pasang mata yang tengah menatap ke arahnya.
Dan beruntungnya gadis itu sore ini memilih untuk memakai topi, sehingga tidak banyak orang yang sadar dengan ekspresi kecanggungan di wajah Azura.

"Ya karena mereka baru liat lo di Cafe ini,"

"Terus masalahnya apa gila Sampek ngeliatin ke gue kek gitu?"

"Ya karena Lo Datengnya sama gue, terlebih...." Seth menunjukan tangan mereka yang tengah saling bertautan. "Kita lagi gandengan,"

"Lah apa urusannya? Kan biasanya juga gue sama Lo sering gini kali,"

Mendengar ucapan itu Seth tertawa, ia paham bahwa Azura belum mengetahui tentang dirinya jika di luar rumah selama ini. Kalau Alaska sih udah super duper hatam.

"Iya, soalnya gue terkenal ganti-ganti cewek Ra," Bisik Seth ke arah telinga Azura. Dan detik itu juga gadis tersebut reflek menoyor kepala Seth pelan.

"Pantesan aja orang-orang ngeliat gue pada gak slow," Ucap Azura kesal.

Seth tertawa, ia tidak memperdulikan itu. Yang ada laki-laki tersebut malah semakin memperkuat genggaman tangannya yang berada di tangan Azura. Dan menarik pelan gadis itu agar segera berkenalan dengan teman-temannya yang sudah menunggu dirinya.

Tak perlu waktu lama, akhirnya mereka berdua berada di hadapan empat laki-laki yang tengah bercanda gurau di sana. Azura tidak tahu persis mereka siapa tapi yang pasti ada satu laki-laki yang cukup membuat jantung Azura berdegup kencang saat mereka saling menatap satu sama lain sekarang.

Iya, itu laki-laki yang ia temui di club beberapa hari yang lalu saat ia baru saja datang di kota ini.
Sial! Kenapa bisa mereka kembali di pertemukan sih? Rasanya Azura benar-benar ingin menghilang sekarang juga.

"Ra, temen-temen sekolah gue nih," Tutur Seth yang mencoba memperkenalkan mereka kepada dirinya.

Azura duduk, tepat di sebelah laki-laki itu. Dan itu justru membuat Azura salah tingkah dalam diam.
Biadan memang Seth, tau gini mending Azura gak ikut.

"Nih, kenalin namanya Kai, Joy, Rehan dan di sebelah lo namanya Erga,"

"Nih, yang gue pernah bilang kalau Alaska punya adek cupu. Sekarang udah glow up mamen!!" Kata Seth bangga.
Azura yang mendengar hal itu rasanya kesal, iya-iya dirinya tahu persis sejelek apa seorang Azura dulu.
Tapi bisa gak sih dikit-dikit spill kejelekan Azura waktu kecil?

"Azura," katanya memperkenalkan diri.
Kai, laki-laki dengan lesung pipi di sebelah kiri itu tersenyum ke arahnya. "Tenang Ra, gue gak pernah berfikir Lo sejelek itu kok," Hiburnya, yang membuat Azura sedikit tersenyum kecil nan malas ke arahnya.

Joy, laki-laki berkacamata tapi membuat kedua mata yang tajam di sertai hidung mancung itu juga tersenyum ke arahnya. "Apalagi gue Ra, yang ga pernah berfikir jelek tentang Lo juga dari dulu,"

Dan terakhir, Rehan. Laki-laki tampan satu lagi dengan rambut cepaknya itu mengangguk mengiyakan. "Gue gak pernah ngomongin Lo yang jelek-jelek tentang Lo kok, emang Seth aja yang kadang mancing," Jelasnya.

Azura hanya berdehem, malas merespon pembelaan mereka yang entah itu benar apa tidak.
"Yaudah yeee, kalian kenalan. Gue pesenin minuman sama makanan dulu. Lo mau apa Ra?" Kata Seth.

Azura, menaikan kedua bahunya. "Atur aja deh sama Lo,"

Seth mengangguk, sebelum langkahnya pergi ia berucap "Gue titip Azura, awas Lo isengin," dan itu di iyakan oleh ketiga teman-temannya kecuali Erga yang sejak tadi berdiam diri tepat di sebelah Azura dan menatap gadis itu tanpa teralihkan sedikit pun.

"Woy nyet! Lu liat Azura jangan kek orang kelaparan gila, adeknya Alaska itu," Jelas Joy dengan kekehan di dalamnya.

"Wah wah! Bau-bau benih cinta ini mah si bocah," Kai membuka suara.

Mendengar hal itu Erga tidak peduli, hanya kekehan kecil yang merespon ucapan dua anak Dajjal di sana.

"Ra, hati-hati ya sama Erga. Pawangnya banyak, tapi setia kok," Rehan menimpali sekarang dan mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Padahal jelas di sana tidak ada titik kelucuan di dalam obrolan mereka bertiga.

Setelah obrolan tidak jelas itu, mereka bertiga kembali fokus dengan ponsel mereka masing-masing dan kembali heboh sebari menatap ponselnya.
Ya, bisa Azura tebak bahwa mereka tengah bermain game.
Seperti halnya Seth jika di rumah, kayaknya memang kelakuan Seth ke bawa dunia percirclean nya deh.

"I found you," Bisik Erga pelan tepat di telingan kanan Azura, dan itu cukup membuat gadis tersebut sedikit merinding pelan.

Sengaja juga Erga berbisik seperti itu agar ketiga teman laknatnya itu tidak mendengar apa yang dirinya katakan.

Sedangkan Azura, rasanya ia ingin lari dan memilih pulang saja sekarang
Rasa malu benar-benar menyelimuti dirinya, terlebih lagi momen di mana Azura yang tiba-tiba mencium bibir Erga tanpa permisi.

"Gue gak kepikiran kalau cewek malam itu adeknya Alaska," Kekeh Erga.

"Tau gitu waktu Felix narik lo mendadak kemarin mending gue tarik juga kali ya,"

"Lah, kenal Felix?"

"Iyalah! Orang kakak kelas gue,"

Astaga! Kenapa Felix tidak memberi tahunya sih kalau laki-laki yang ia cium itu adek kelasnya. Benar-benar momen yang memalukan bagi Azura.

Please! Siapapun bawa Azura pulang.

"Tapi Ra, gue agak shock juga kalau seorang adek Alaska yang selalu di ceritain Seth itu seberani itu cium stranger," Godanya.

"Gue cuma ngetes doang sih,"

"Tes atas dasar apa?"

Azura diam, ia memilih untuk tidak menjawab. Kan gak etis juga kalau memberi tahu bahwa ia mencium Erga hanya mengetes kalau Felix cemburu atau tidak. Tapi nyatanya tidak cemburu. Menyakitkan!

Gadis itu menggeleng pelan, "Ya ngetes, ciuman sama stranger di Jakarta itu gimana,"

"Masa?" Kali ini Erga menatapnya.

"Dari ciuman lo aja gue bisa nebak itu first kiss Lo, bener?" Erga memastikan.

Dan untuk yang kesekian kalinya Azura pengen benar-benar pulang!

"Gak usah jawab, itu bukan kewajiban," lanjutnya dengan kekehan pelan.
"Yang pasti, kalau itu bener first kiss Lo. Gue merasa beruntung malam itu juga,"

"Oh iya, kayaknya emang udah takdir kita berdua di pertemukan lagi, gimana menurut lo Ra?"

"Gak ada menurut-menurut sih, ya kalau memang udah takdir mau gimana? Mau gue hindar? Ya gak bisa juga, terlebih Lo temennya Abang gue sama Seth,"

"Iya Lo bener," Erga mengangguk kepalanya, "Kalau udah kenal secara resmi gini, bisa dong gue ajak lo main only kita berdua, gimana?",

"Ya kalau Lo berani minta izin nyokap, bokap dan Alaska sih,"

Merasa di tantang, Erga lagi-lagi terkekeh pelan. "Itu terlalu mudah bagi gue Azura,"

Azura pun terkekeh pelan, menatap remeh Erga yang sedikit terlihat percaya diri kalau dirinya bisa membawa dirinya keluar rumah tanpa ketiga laki-laki di rumahnya.
"Gue tunggu,"

"Makanan Lo nih," Seth menyodorkan roti bakar keju dan milkshake strawberry di atas meja. Ia tahu kesukaan gadis yang tengah duduk di sebelahnya.

Selang beberapa menit dirinya saling berbicara dengan Erga, fokus Azura teralihkan kepada Seth.

"Thank you yee, lo apal betul apa yang gue suka Seth," Kata Azura yang terlihat mood gadis itu sedikit membaik.

"Anything buat Lo bocil,"

Seth melirik ke arah Erga, ia sedikit paham dengan temannya yang satu ini.
Sebagaimana laki-laki tersebut memang di kenal banyak orang dan juga tidak sedikit juga yang menyukainya. Tetap saja Erga itu tipikal yang memilih dalam suatu hubungan.

Seth hanya tertawa kecil, sebari menggeleng kepalanya pelan.
Rasanya, memang tidak salah juga jika ia membawa Azura keluar dari zona nyamannya seperti sekarang ini. Dan tanpa di duga pun ia bisa membuat gadis itu mempunyai teman selain di tempat asalnya.

"Lah! Lo pada di sini?" Suara lembur terdengar ke indera pendengaran Azura yang tadi tengah sibuk memakan roti bakarnya.

Ia sedikit mendongak saat kedua matanya menatap lurus ke arah gadis yang baginya tidak asing.

"Gisel? Lo ke sini juga?" Tanya Seth yang menyapa sebari tersenyum ke arah gadis itu.

Gadis yang tengah berdiri tepat di belakang Kai itu tersenyum hangat, dan menatap Azura dengan tatapan lembut.

"Mampir doang, ini juga mau balik lagi kok. Azura ya?" Tanya Gisel kepada Azura yang sejak tadi menatapnya.

Azura mengangguk perlahan, kedua matanya sedikit melirik ke arah Seth, memberi isyarat bahwa siapa gadis yang di hadapannya sekarang.

Seth yang peka dengan tatapan tersebut akhirnya mengangguk. "Iya Ra, ini Gisel pacarnya Felix,"

"Lo udah sedikit tau banyak tentang Azura kan Sel? Liburan tahun ini dia ke sini lagi,"

Mendengar hal tersebut Gisel tersenyum lebar. "Wahh!!! Finally akhirnya gue ketemu Lo yaa!! Gue sedikit tahu banyak tentang Lo karena Felix sama Seth suka ngomongin Lo,"

Langkah Gisel mendekat. "Dan gue rasa, Lo gak sejelek dan secupu yang mereka bilang. Astaga!! Look at her Seth! She so cute" Ucap Gisel gemas.

Sedangkan Azura tersenyum kikuk saat dirinya di puji oleh Gisel, yang menurutnya gadis itu adalah gadis tercantik nan elegan yang pernah ia temui.

Ayolah! Rambut berwarna coklat dengan gelombang alami di ujung rambutnya. Badan indah seperti hak gitar spanyol membuat Azura insecure mendadak.
Kedua mata yang di hiasi softlens abu-abu membuat kedua mata gadis tersebut makin indah jika di tatap sedekat ini.
Wajar aja Felix mau pacaran sama ni cewek! Levelnya jelas berbeda dari Azura yang bisa di bilang gak ada apa-apanya.

"Kayaknya next kita harus hangout bareng deh Ra! Atau gue yang ke rumah Felix? Biar bisa ketemu Lo," Ucapnya antusias. "Iya itu ide bagus!"

Dan rasanya, Azura benar-benar tidak berkutik sekarang.
Baiklah, let it go! Apapun ke depannya, sepertinya Azura harus jalani.
Let's move on Azura!




Say hello to Ergaaa

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 60K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
296K 17.6K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 221K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
941K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+