CTWA Ekstrakurikuler

By CTW_ACADEMY

20 10 0

Di CTW'A ada kegiatan ekstrakurikuler. Pada kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan dalam dunia tulis... More

Cerpen Karya Tim Rajawali
Cerpen Karya Tim Eagle
Cerpen Karya Tim Moon
Cerpen Karya Tim Lion
Cerpen karya bersama
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD
Challenge QOTD

Cerpen Karya Tim Winner

2 2 0
By CTW_ACADEMY


Cast:
Keina : putri
Giffany: mel
Kristal: tias
Yukari: amelia
Lily: dinda
Sakura

Judul cerita : Aokigahara

***

25 Desember 2022, liburan semester kuliah pertama

"GOOD MORNING SEMUAAAAAAA, MARI KITA SAMBUT LIBURAN SEMESTER INI DENGAN RIANG GEMBIRAAA! AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA! LIBURAN TIBA! OTAK NGEBUL KARENA SKRIPSI INI BISA HEALING!" Seru Giffany begitu bersemangat. Dengan posisi yang tengah berdiri di atas kursi.  Sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Semangat banget lu, Fan. Cuman gara-gara liburan ini. Sehabis liburan juga bakal ngerjain itu lagi," sahut Sakura dengan malas. Gadis ini, bahkan baru saja bangun sekitar lima belas menit yang lalu. Giffany sudah membuat kehebohan di pagi hari ini.

"IH, APAAN SI LO! YANG NAMANYA LIBURAN ITU HARUS LUPAIN YANG KAYAK TUGAS-TUGAS BEGITU!" Giffany melompat dari atas kursi. Berjalan ke luar kamar dan diikuti oleh Sakura yang berada di belakangnya.

"APAAN SI LO PADA? MASIH PAGI JUGA. UDAH BERISIK BANGET! GUE MAU TIDUR!" Protes Lily dari kamar sebelah. Bagaimana tidak protes? Jam masih menunjukkan pukul delapan dan sahabatnya ini malah menganggu ketenangannya. Suara berisiknya bahkan terdengar sampai seantero kosan mereka dan bisa mengalahkan toak yang berada di masjid.

"YA. BANGUN KEBO! UDAH SIANG!" Giffany menghampiri kamar kost sebelah–di mana Lily berada sembari menyeret paksa Lily keluar. Tidak peduli, jika Lily belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya. Nyawanya, kemungkinan belum kembali sepenuhnya.

"AH, APAAN SIH LO? INI LIBUR! GUE CAPEK! MAU TIDUR!" Geram Lily dan melepaskan tarikan tangannya dari Giffany.

"Pagi-pagi udah ribut, kebiasaan buruk," sahut Kristal yang baru keluar dari kamar mandi. Tangannya sibuk melilitkan handuk pada kepala dengan rambut yang masih basah.

"ADA YANG MAU GUE OMONGIN! SERIUS! WOY YANG LAIN, AYO BANGUN!" Teriak Giffany memberikan instruksi. Dan, mau tidak mau sahabatnya yang lain ikut terbangun. Jika tidak, Giffany akan melakukan kehebohan lain nantinya.

"Apaan sih? Kalian berisik banget asli ... MASIH JAM 8 tau INI?!" Geram Keina yang baru bangun dari tidurnya. Ia pun langsung berdiri di dekat Sakura.

"UDAH DIEM! LAP TUH ILER LO! SINI DUDUK ADA YANG MAU GUE OMONGIN!" Bentak Giffany. Gadis ini, memang keras kepala. Melakukan apa pun yang dirinya suka. Tak peduli bagaimana pendapat sahabat-sahabatnya.

"Iya, iya. Set dah garang betul ni anak," keluh Keina. Dirinya lebih memilih mengalah, daripada harus berdebat dengan Giffany.

"Ada apa sih? Apa yang di ributin?" tanya Yukari yang baru saja datang.

"Tau noh dia, ngga jelas banget si Fany," tunjuk Sakura kepada Giffany.

"Sip, udah pada ngumpul semua kan?" tanya Giffany.

"Iya, set dah," sahut Yukari malas.

"Bacot banget lu pagi-pagi, dasar sinting," cecar Kristal sembari menggeleng kepala.

"Jahat, lo! Gue lagi tidur di seret," keluh Lily sembari menguap. Sedangkan, Keina dan Sakura kini lebih memilih diam.

"Sssttttttt, diem deh! Gue mau ngomong, gimana kalau kita liburan ke Jepang? Di sana ada banyak destinasi wisata yang seru. Tapi di bandingkan itu, gue mau ngajak lo pada camping," ajak Giffany dengan penuh antusias.

"Lo, mau ajak kita-kita camping di Jepang?" tanya Yukari tak percaya, "ngimpi! Duit buat makan aja pas-pasan masa mau pergi jalan-jalan keluar negeri! Jepang pula," imbuh Yukari sembari menggelengkan kepalanya.

"Tenang, gue bayarin. Tinggal minta sama nyokap," balas Giffany dengan entengnya.

"Sultan mah beda!" seru mereka bersamaan, diiringi dengan tawa.

"Tapi, lo mau ajak camping di mananya?" tanya sakura.

"Di hutan Aokigahara. Di situ bagus banget. Pemandangannya juga indah pol. Plus plus deh disitu," jawab Giffany.

"Aokigahara? Bukannya hutan itu terkenal dengan keangkerannya? Lo kesitu karena itu, kan? Bukan karena pemandangannya semata. Aneh kalau Lo tertarik cuman karena pemandangannya. Pasti ada hal lain yang membuat Lo tertarik. Secara kan Lo suka hal berbau mistis," timpal Kristal.

"Hehehe, iya sih. Tau aja lo Kris! Lagipula angker juga karena banyak yang bunuh diri doang! Nggak ada apa-apanya. Lagipula kita datang untuk camping, kan? Bukan untuk bunuh diri? Ya, jadi nggak bakal ada apa-apa. Tenang aja! Ini pasti bakalan seru!" seru Giffany meyakinkan yang lain.

"Fan, tapi Lo tau nggak sih tentang hantu Yurei? Hantu Jepang yang terkenal ada di Aokigahara, Yang terkenal di kaki gunung Fuji?" tanya Keina memastikan.

"Nggak, sih. Emang kenapa?" jawab Giffany.

"Penduduk di sana meyakini kalau Yurei ini suka membisikkan atau bahkan memanipulasi pikiran pengunjung untuk bunuh diri atau membunuh orang yang arwah itu inginkan. Lo berani?" tanya Keina lagi. Seolah dia sudah paham dengan tempat yang di sarankan Giffany untuk liburan mereka kali ini.

"Ya, berani lah! Masa nggak! Mitos doang itu mah! Kalau ada juga sini gue tantangin! Lagian orang yang bunuh diri itu karena mereka mempunyai beban masalah hidup yang berat," jawab Giffany enteng.

"Ya, seterah! Tapi meskipun begitu Lo harus jaga sikap, karena ini negeri orang lain dan kawasan yang kita nggak ketahui." Keina kembali mengalah dan memberikan masukan agar Giffany mengerti.

"Iya. Gue juga tau kali! Lagi pula mana ada sih si Yurei itu? Kalaupun ada, sini lawan gue! Gue tantangin Lo Yurei! Nggak takut gue sama Lo!" teriak Giffany kembali berulah.

"Udah gue bilang jaga sikap!" Pekik Kiana.

Buaghh!

Satu tendangan mendarat sempurna di kaki kanan Giffany. Yang langsung mengeluh akan hal itu. "Iya, iya. Set dah. Jadi asik sendiri kita. Yang lain gimana? Mau ikut?" tanya Giffany.

"Mau lah! Lagipula tidak ada hal menarik di sini. Kan enak bisa jalan-jalan gratis," jawab Sakura antuasias.

"Oke! Jadi fiks ya? Lusa kita berangkat!"

"Oke, sip!" jawab mereka bersamaan.

2 hari kemudian, tanggal 27 Desember 2022, jam 05:00.

"Ayo Guys! Lo udah pada siap, kan? Pesawatnya terbang jam 06:00!" tanya Giffany sembari menyeret koper bagnya.

"Udah! Ayok lah gass wae!" jawab mereka serentak.

"Sip, masukin barang-barang Lo pada ke bagasi! Gue pinjem mobil nyokap," ucap Giffany sambil mengajak yang lain untuk memasukkan barang-barang ke dua mobil yang terparkir jelas di halaman kosan mereka.

"SULTAN MAH BEDA!" seru mereka serentak.

27 Desember 2022, jam 13:30 siang

"WAHHHH, JEPANG BEGINI YA! KEREN BANGET! BANYAK HUSBU-HUSBU KU PASTI! KYAAA NEGERI WIBU!" teriak Keina.

"Set dah Kei! Norak amat Lo!" teriak Kristal tak mau kalah.

"Iya, gue emang norak! Ngapa Lo? Gue ngga pernah ke sini tau! Huaaaaaa para pacarku–aku datang!" seru Keina dengan tingkat kehaluannya.

"Bukan teman kita," ujar yang lain serentak. Seolah tak bisa membuat Keina senang untuk sesaat. Gadis itu langsung memasang wajah cemberut yang berhasil mengundang tawa para sahabatnya.

Mereka tengah mencari bis yang menuju ke Aokigahara. Begitu sampai, keenam gadis itu langsung menuju ke tempat tiket.

"Cuy, gue beli tiket dulu ya! Tunggu di sini," ucap Giffany dan di balas anggukan oleh kelima sahabatnya itu.

Tiket sudah di dapat. Mereka  pun memasuki hutan tersebut. Memang hutan yang sangat indah, terlalu indah. Tetapi ... Mereka tidak tau apa yang ada di depan mereka selanjutnya dan apa yang akan mereka hadapi kedepannya. Giffany merasa idenya sangat baik dengan pergi ke sini. Memang, ide yang bagus datang ke tempat alam seperti ini, menghilangkan stress dari banyaknya tugas di akhir semester.

Di tengah perjalanan, Kristal memegang tangan Keina.

"Kei, lo bilang di sini ada Yurei, kan? Yurei itu ciri-cirinya bagaimana sih?" tanya Kristal penasaran. Dia tidak pernah tahu dan belum pernah mendengar soal Yurei.

"Ciri-cirinya itu, dia pakai kimono putih. Itu, sebagai lambang pemakaman zaman Edo. Terkadang mereka memakai hitaikakushi. Kayak semacam ikat kepala berbentuk segitiga gitu. Rambutnya hitam panjang terurai, tangannya terayun lemas Dan pucat, kakinya ngga nampak. Ya, karena emang hantu sih. Kemunculan mereka juga diiringi dengan bola Hitodama. Yaitu semacam bola api bewarna ungu, biru atau hijau," jawab singkat Keina.

"Udah, gitu doang? Nggak ada lagi?" tanya Kristal yang masih merasa belum puas dengan penjelas singkat Keina barusan.

"Sebenarnya sih…."

"Halah! Mana ada sih yang begituan! Nggak ada yang namanya hantu-hantu," sela Giffany.

Dengan angkuhnya, kedua tangan bersedekap di dada. "Kalau pun ada? Sini. Gue tantangin lo muncul di depan gue! Lo nggak bakal bisa bikin gue mati! Tadi nama lo? Yurei? Yurei! Lo sama aja kayak kunti di depan pohon mangga di kost-an gue!"

"FAN! UDAH GUE BILANG. JAGA SIKAP! INI BUKAN TEMPAT YANG LO KENAL! LO BOLEH NGGAK PERCAYA. TAPI, INI NEGERI ORANG, LO NGGAK TAU APA AJA YANG ADA DI SINI! SEMUA NEGARA ITU SAMA AJA! CUMAN BEDA JENIS BUDAYANYA! NGERTI NGGAK LO?! LO BISA AJA NGGAK SELAMAT KARENA TINGKAH LO INI!" bentak Keina.

Terkadang, dia sangat lelah menghadapi sikap Giffany, yang egois dan tidak pernah memikirkan akibatnya. Bisa saja, ucapannya barusan membawa mereka semua dalam bahaya. Keina berharap satu kali saja Giffany tidak membuat keributan.

"Lah, ngapa lu marah? Gue kan ngomong kenyataan. Lagipula bener kok, dia itu ngga ada! Kalau ada, ya, tunjukkin diri lo sekarang. Gue nggak takut," tantang Giffany tanpa mempedulikan saran dari sahabatnya Keina.

"Dibilangin malah ngelunjak. Gondok banget gue! Najis!" ketus Keina, lalu menabrak bahu Giffany dan berlalu berjalan di depan, meninggalkan Giffany dan yang lainnya di belakang. 

"Lah, gue kan bener," ujar Giffany. Merasa apa yang dikatakannya itu benar.

"Di sini, lo Salah. Dia bener, yang namanya di negeri orang, lo harus jaga sikap. Lo jangan jadi jagoan! Lo bukan jagoan! Lo cuman orang yang keras kepala dan ngelakuin apa pun seenaknya!" seru Kristal jengkel, kemudian menyusul langkah Keina yang sudah berjarak dari mereka.

"Iya, iya. Gue minta maaf. Maaf ya, Kei!" teriak Giffany dari belakang yang tidak mendapatkan jawaban apa pun.

Keina berpura-pura tak mendengar, dia memilih untuk diam. Keina lelah dengan Giffany yang merasa bahwa dirinya hebat. Dia lelah menyesuaikan diri dengan Giffany.  Tapi, mau bagaimana pun. Giffany tetap sahabatnya, walaupun jalan pikiran mereka tak pernah sama.

"Lo nggak papa?" tanya Kristal yang sudah berjalan di samping Keina.

"Iya, gue nggak papa," jawab pelan Keina.

"Di depan sana kita berhenti ya! Gimana guys?" tanya Giffany sambil menunjuk tempat di salah satu bawah pohon yang rindang.

"Ngikut aja lah kita," sahut Sakura, Lily dan Yukari bersamaan.

"Sip! Kalau lo gimana, Kei?" tanya Giffany.

"Teserah! Jangan ajak gue ngomong!" ketus Keina yang masih terlihat marah pada Giffany.

***

Setelah bebera menit kemudian, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan. Masing-masing dari mereka memasang tenda, satu tenda diisi dua orang. Keina dengan Kristal, Giffany dengan Sakura, Yukari dengan Lily. Setelah mereka selesai, merekapun mencari kayu dan ranting untuk membuat api. Keina dengan Kristal mencari kayu dan Giffany dengan Sakura mencari ranting dan biji pinus, sedangkan Yukari dan Lily menjaga tenda mereka.

"SINTING! KAGET GUE!" teriak Giffany tiba-tiba karena kaget melihat sesuatu yang tergantung di salah satu pohon besar di dekatnya.

"Ada apa?!" sahut mereka serentak. Sakura yang tidak terlalu jauh tempatnya pun bergegas menghampiri Giffany.

"I-ini ... Gue nemu mayat!'" teriak Giffany yang masih setengah syok.

"Innalilahi ... Bisa-bisanya Lo, Fan. nemu mayat bukannya nemu ranting atau biji pinus," ucap Sakura.

"Ya gue juga lagi nyari! Tapi malah ketemu beginian!" teriak Giffany

"Lo di mana?!" tanya Keina

"Dari belakang tenda lurus dikit terus ke kanan atas!" Jawab Giffany.

Keina, Kristal, Yukari, dan Lily langsung bergegas ke tempat tujuan. Begitu tiba mereka dikagetkan dengan sesosok mayat, yang diperkirakan sudah 4/5 hari disana. Dari awal masuk memang sudah menyeramkan. Banyak boneka digantung dan banyak barang pribadi korban bunuh diri berserakan. Tetapi mereka tidak menyangka akan bertemu dengan mayat secepat ini. Mereka pun bergegas memanggil penjaga di sana untuk membereskan mayat tersebut. Sungguh ironis, di usia 18 tahun korban nekad bunuh diri, karena tidak sanggup hidup sendiri dan ibu orang yang dicintainya pun sudah meninggal.

"Hah! Emaknya pasti kecewa! Cuman gara-gara begitu doang bunuh diri. Aneh!" ucap Giffany.

"Fan! Lo nggak boleh gitu! Lo nggak tau apa aja yang dia alami! Lo udah gue suruh jaga sikap! Tapi Lo malah ngeyel! Kalau udah ngerasain akibatnya, baru tau rasa Lo! Kesel banget gue sama Lo!" bentak Keina.

Sungguh, perkataan Keina ada benarnya. Giffany terlalu bersikap gegabah dan seenaknya sehingga ia tak tahu apa yang akan terjadi jika ia selalu bersikap seperti itu. Benar-benar seperti manusia tidak punya empati.

"Lah, kan emang gue bener. Daripada bunuh diri lebih baik cari solusi! Ngapain bunuh diri karena nggak ada yang sayang atau menemaninya? Itu lebih aneh! Kayak orang bodoh aja! Bisa cari solusi lain daripada bunuh diri, kan?! Gue benerkan? Salah di mana lagi gue?!" bentak Giffany tak terima selalu salah di mata Keina.

"Iya, Lo bener emang. Tapi bukan berarti Lo menyepelekan ujian hidup dia! Dia yang berhak memutuskan apakah berat atau tidak! Lo itu cuman orang asing yang nggak tau apa-apa tentang kehidupannya! Melihat dari dia yang masih memakai seragam dan ada sedikit memar ditubuh, kemungkinan dia juga mendapatkan kekerasan! Entah dari anak-anak sekolah yang membullynya atau karena ayahnya. Lo nggak tau apa-apa tentang hidupnya jadi Lo nggak berhak ngomong begitu! Gue capek sama Lo! Udah dibilangin berkali-kali, tetap aja ngeyel! Lo bukan anak kecil, Lo itu udah kuliah! Lo udah dewasa! Udah gede! Seenggak pakai itu otak sama hati Lo dengan benar! Rasanya percuma Tuhan beri otak sama hati buat Lo kalau tidak dipakai dengan benar!" ujar Keina yang semakin kesal dengan tingkah Giffany–sahabatnya ini.

"Maaf Kei ... Maaf ...." Ucap Giffany dengan pelan.

"Minta maaf bukan sama gue, tapi sama korban tadi," sahut Keina.

"Tapi ... Gue nggak salah. Gue cuman bilang kenyataan kalau punya masalah hidup nggak perlu pakai bunuh diri segala," ucap Giffany seperti tidak menyadari kesalahannya karena telah mengucapkan hal itu.

"Hahh … Terserah, gue capek. Gue mau istirahat di tenda," ketus Keina.

"O-oh, oke" jawab gagap Giffany.

"Gue kecewa sama Lo," gumam Keina sambil menahan tangis.

Giffany terdiam, dia tau sahabatnya itu sedang menahan tangis. Dia pun merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya. Walaupun dia tidak tahu kehidupan sebenarnya dari korban. Namun, bunuh diri adalah cara yang salah untuk mengakhiri permasalahan hidup.

"Di sini gue benar-benar kecewa sama Lo, Fan. Lo nggak merasa bersalah atau intropeksi diri. Gue merasa Keina benar-benar hebat bisa hadapin Lo. Kalau gue, udah pasti gue tinggalin! Padahal sahabat yang paling dekat dan paling baik sama Lo itu dia! Tapi malah Lo sia-siakan karena ego Lo yang tinggi itu!" ucap Kristal dengan kecewa.

Sakura, Yukari, dan Lily lebih memilih untuk diam. Penjelasan Kristal mewakili kekecewaan para sahabat yang lain pada Giffany. Mereka benar-benar dibuat kesal oleh sikap dari satu sahabatnya itu.

Setelah mereka semua pergi, Giffany bergegas ke tenda menghampiri teman-temannya yang meninggalkan dia di TKP. Dia sungguh tidak tau, di mana letak kesalahannya.

Tak terasa malam sudah tiba, mereka masih dalam mode diam. Hingga suara Kristal pun memecahkan suasana.

"Guys! Buat api unggun yuk? Udah mulai gelap banget nih!" seru Kristal.

"Ayo aja sih gue mah," sahut Sakura.

"Siapa yang bawa pematik?" tanya Kristal.

"Gue. bentar gue ke tenda ambil pematiknya dulu," jawab Giffany. Perasaannya sedikit tidak nyaman karena kejadian tadi.

"Oke! Nanti langsung ke sini ya, Fan!" teriak Kristal.

Giffany kembali ke tenda dan mencari pematik di dalam tasnya.

"Loh, kok nggak ada? Perasaan di taruh sini deh. Masa nggak ada sih?" ucapnya dengan heran.

Srek… Srek…

"Hm? Siapa?" Tanya Giffany

"Hikk… Hikk … Hikk … Gomen ne mama ...."

Terdengar suara tangis seseorang, yang entah darimana asalnya.

Giffany yang menyadarinya, langsung mencari dari mana suara tersebut berasal. Alangkah terkejutnya Giffany setelah mencari tempat asal suara itu dari dalam tendanya. Dia melihat sesosok siswi yang bunuh diri tadi dengan berlumuran darah di tangan. Semakin lama, semakin dekat arwah siswi itu ke tenda Giffany. Giffany yang ketakutan pun langsung cepat-cepat mencari pematik. Tendanya sangat berantakan dengan barang-barangnya di lempar-lempar itu karena ketakutan. Giffany lari secepat mungkin keluar, sembari berkata, "Cuy! Tadi gue lihat si siswi yang bunuh diri tadi!  Serem banget!" Histeris Giffany yang masih ketakutan.

"Apaan si Lo, Fan?. Mana ada yang begituan. Lo juga nggak percaya gituan. Terus kok tiba-tiba Lo begini? Aneh banget." sindir Sakura.

"Tapi gue serius! Gue lihat tadi! Ada suaranya juga ada! Lihat deh ke tenda gue!" Ucap Giffany dengan serius.

Sakura pun masuk ke tenda dan melihat ke sekeliling. Alangkah terkejutnya dia, dia menemukan tenda yang berantakan dengan barang-barang Giffany. Yang ia temukan bukanlah seorang siswi SMA tadi, melainkan barang-barang yang berantakan. Sakura pun keluar dan berkata "Ah, Apaan si Lo, Fan?!. Nggak ada apa-apanya! Yang gue temuin cuman tenda yang berserakan! Mungkin itu cuman perasaan bersalah Lo ke siswi SMA tadi!" Bentak Sakura.

"Tapi, gue serius—"

"Udahlah, Fan. Udah malem. Lo masih mau cari ribut lagi?" Ucap kristal yang memotong pembicaraan Giffany.

"Iya, gue minta maaf." Giffany memilih mengalah kali ini. Karena ia tau, sahabatnya sudah sangat lelah dengan dirinya. Tetapi dia merasa tidak adil, kenapa tidak ada yang percaya padanya? Tapi akhirnya, ia pun mulai berpikir bahwa dia hanya kepikiran siswi tadi dan merasa bersalah dengan siswi tadi sehingga berhalusinasi bahwa ia ada di sini.

"Kalian mau barbequean nggak? Gue bawa daging nih ... lumayan banyak ... dari nyokap gue," ujar Giffany memberi tawaran pada para sahabat.

"BUSET BRO, NGGAK BILANG DARI TADI. CEPET KELUARIN. MAKAN ENAK KITA!" teriak Yukari.

"Oke, bentar ya. Gue ambil pemanggangannya sama dagingnya dulu ya," ucap Giffany. Giffany pun kembali ke tendanya. Sejujurnya dia masih agak takut kembali ke tendanya karena kejadian tadi.

srek Giffany membuka tenda dengan menutup mata. "Oh, nggak ada apa-apa. Ternyata emang bener cuman pikiran gue. Udahlah, udah pada nungguin," batin Giffany.  Ia pun segera mengambil pemanggangannya dan beberapa daging. Ia bergegas keluar karena tak ingin bertemu lagi dengan sosok itu.

"Guys! Ini dagingnya! Bantuin gue dong! Berat nih!" Teriak Giffany

"Oke, sek sek, bentar," sahut Sakura.
"Sini, gue bawa pemanggang."

Merekapun makan-makan seperti biasanya. Setelah proses memanggang daging telah selesai beberapa menit yang lalu. Ngobrol-ngobrol dan bercanda tawa. Tapi di sini tak seperti biasanya. Giffany yang biasanya paling semangat di sini termenung dan bengong. Tidak ada yang tau dia kenapa. Mereka berpikir apakah yang dikatakan oleh Giffany ada benarnya?

"Fan, Lo gapapa?" Tanya Keina dengan perasaan khawatir.

"Iya, gue gapapa. Cuman ... gue merasa lelah aja. Dari tadi gue lihat hal aneh terus. Pasti gue cuman kelelahan," jawab Giffany.

"Oh, yaudah kalau gitu istirahat aja di tenda," saran Keina.

"Nggak, gue nggak mau. Nanti aja baliknya bareng Sakura. Gue takut. Gue nggak mau lihat hal kayak tadi lagi. Pasti gara-gara kejadian tadi sore, bikin gue halusinasi," ucap Giffany.

Seketika semuanya terasa hening. Bagaimana bisa manusia yang tidak takut apapun ini bisa seperti ini?. Keina pun berkata, "Tadi Lo lihat bayangan hitam ya?" Bisik Keina ke Giffany sambil duduk di sampingnya.

"Iya, kok Lo tau?" Tanya Giffany dengan heran.

"Karena gue juga lihat," bisik Keina.
"Gue juga kaget. Awalnya gue pikir cuman kucing atau apalah. Tapi gue lupa, di sini nggak ada hewan sama sekali akibat pohon yang padat," ucap Keina lagi.

Giffany terdiam, dia berpikir, apakah yang dilihatnya benar-benar hantu? Tidak, tentu saja dia tak percaya. Dia membantah akan hal itu.

"Nggak lah, gue yakin itu cuman ilusi di otak. Secara kan tadi kita berantem, udah berantemnya dekat mayat dan kita bawa-bawa hantu. mental dan fisik kita yang lelah bisa membuat ilusi. Membuat kita berpikir yang tidak-tidak," bantah Giffany.

"Ya, iya sih. Lo bener juga," jawab Keina.

"Eh, kayunya cuman segini? Nggak ada yang lain? Ranting dan biji pinusnya juga dikit banget!" Seru Yukari.

"Lah, iya ya. Lupa cari lagi. Tadi kita pergi langsung pas denger si Fany jerit, kan. Kalau gitu, gue cari dulu ya! Bentaran," sahut Keina.

Keina pun pergi mencari kayu, ranting dan biji pinus untuk membuat api. Suasana menjadi hening selama 30 menit lamanya. Tak lama setelah itu, Keina pun kembali.

***

"Kan' tadi kita lagi bicarain tentang yurei, tapi kepotong gara-gara si Fany. Nah, itu Lo mau lanjutin apa sih? Penasaran gue?" tanya kristal pada Keina.

"Oh iya, sebenernya sih, ada 7 macam jenis yurei. Yaitu onryo, ubume, goryo, funayurei, zashiki warashi, yurei samurai, dan yurei penggoda," jawab keina.

"Loh, gue pikir ya yurei itu satu. Yang awal lo bilangin itu?" tanya kristal dengan heran.

"Sebenarnya sih ya, yurei itu arwah-arwah yang matinya nggak lazim. Misalnya seperti dibunuh atau bunuh diri. Bila ritual pemakaman tidak dilaksanakan dengan baik, atau korban ini masih dipengaruhi emosi yang kuat seperti  balas dendam, asmara, kecemburuan, kebencian, atau kesedihan, maka reikon dipercaya akan berubah menjadi yūrei, yang dapat menyebrangi batas antara alam baka dengan alam fana," jawab keina.

"Jadi begitu ya, tau banyak juga lo, kei" jawab kristal

"Yoi, hal beginian cukup menarik bagi gue karena menyenangkan. Kayak lo kalau disini udah tau mitos dan hantu-hantu diIndonesia, tapi disini Lo belum tau jadi bakalan agak menarik" jawab keina.

"Seru juga ya cerita lo, kei. Tapi sekarang gue mau cerita" sahut Sakura.

"Wes, cerita apa?" Tanya Keina dan kristal secara bersamaan.

"Sejujurnya, gue bukan dari keluarga baik-baik. Bapak gue sering jahat ke gue dan emak gue. Gue sering dituntut untuk jadi pintar, dan usaha gue untuk dapat semua itu juga gak dihargai. Justru malah dikata cuman segitu?!. Jujur, gue muak dan gue capek jadi harus sempurna untuk dia. Gue terkadang ingin lelah sebentar, mau istirahat sebentar dan gak kuat terus-terusan. Gue capek. Emak gue juga capek sama bapak gue karena sering nuntut ini itu. Capek karena dikatain, capek karena kepercayaannya disia-siakan begitu saja, capek karena difitnah selingkuh dan main dibelakang. Gue juga korban bullying di sekolah karena gue gak pernah ada waktu untuk bersama teman-teman gue. Gue cuman belajar, belajar, dan belajar. Gue direndahin, gue diperlakukan kayak bukan manusia sama mereka hanya karena mereka kesal dan iri gue mendapatkan juara 1 terus-menerus. Dan saat masuk SMA, gue ketemu Lo, fan, sama si keina. Jujur kedatangan Lo dan keina itu berarti banget buat gue karena bikin gue gak jadi untuk melakukan bunuh diri. Jadi, kurang lebih gue tau apa yang siswi itu rasakan meski gue gak tau seberapa susahnya hidup dia. Tapi, dia bisa bertahan sampai saat itu dia sudah jadi manusia yang super kuat. Namun sayang, ia bunuh diri karena tidak sanggup. Dan disini, gue kecewa sama Lo karena Lo kesannya menyepelekan ujian dia dengan mengatakan kalau cuman segitu doang bunuh diri" ucap Sakura.

"Lo ... lo gak tau apa yang dia rasakan ... lo gak pantes begitu gue rasa ...." Sambung sakura sambil menangis.

"Gue ... Gue juga capek disini tau ... Gue lelah ... Gue mau pulang ke pangkuan sang illahi. gue gak mau disini ...." Ucap Sakura sambil menangis.

Pikiran sakura berkecamuk. Ia sangat lelah dan dia tidak tau apa yang dia pikirkan. Sedih, lelah, capek, dan ingin mati yang ia rasakan. Sayang sekali, ini waktu yang sangat tidak tepat. Jika bermental lemah, perasaan kita akan mudah dipengaruhi oleh arwah-arwah yang bunuh diri disini. Perasaan sakura yang berkecamuk bercampur dengan perasaan para arwah bunuh diri sehingga sakura berdiri dan mengambil pisau. Sakura berniat untuk menusuk pisau itu kelehernya. Semuanya panik, berusaha menahan Sakura. Sakura yang tidak tahan dengan perasaan yang dalam itu serta pikirannya yang berkecamuk membuat ia semakin ingin bunuh diri.

"Lepasin! Lepasin tangan lo dari gue! Gue capek!" Ucap Sakura dengan tangan yang ditahan oleh Lily.

"Lo gak bisa begini! Lo masih ada kita-kita. Lawan pikiran lo!" Bentak Lily.

"Gue bilang lepasin ya lepasin!" Teriak sakura yang sambil menggenggam pisau ke arah lehernya.

Mereka berdua saling tarik menarik. Lily menarik tangan sakura, kristal memegang tubuh sakura, dan Yukari memegang tangan sakura yang sebelah kiri. Sakura sangat kuat sehingga mereka kesusahan. Seorang lulusan taekwondo sabuk hitam ini memang sangat kuat. Namun sayang, saat menahan tangan kanan Sakura, ada tragedi yang terjadi.

"Sadar, sakura! lo gak boleh gini!" Teriak Lily.

"Besisik lo, Lily!. Lepasin gak!" Teriak Sakura sambil mendorong Lily dengan keras.

Duak

jleb

kepala Lily terbentur keras ke tanah karena di dorong oleh sakura dengan keras. Dibarengi dengan tertusuknya pisau di leher sebelah kiri sakura, dan Lily mengalami pendarahan di kepala akibat dorongan dari Sakura.

"Lily! Sakura!" Teriak kristal.

Kristal langsung berlari mengambil kotak p3k untuk memperban Lily dan sakura. Namun sayang, takdir berkata lain. Mereka meninggal karena banyak kekurangan darah. Yukari, Giffany, kristal, dan keina syok dengan kejadian ini. Tidak lama setelah itu, Yukari dirasuki oleh yurei. Badan Yukari terangkat, Yukari mencekik dirinya sendiri. Yukari terus melawan arwah itu dari tubuhnya. Tapi sayang, Yukari tidak kuat untuk melawannya karena dia terlalu kuat.

"Kari! Lawan dia! Lawan!" Teriak kristal.

"Tolong, kar. Gue tau Lo bisa! Gue yakin! Ayo lawan!" Teriak Giffany.

Kriatal melihat ke sekelilingnya dan menemukan keina tidak ada.
"Kemana keina pergi?" Batinnya.
Kristal takut, sahabatnya sudah ada yang mati dua. Lalu sekarang Yukari, dan ditambah dengan hilangnya keina, sahabatnya yang paling ia sayangi.

Kristal menangis sambil berkata "tolong jangan ambil teman-temanku ... hiks ... tolong ...."

Kristal tersungkur dan duduk di atas tanah yang dingin. Hutan ini saksi bisu kematian sahabat-sahabatnya. Dia takut, dan dia bingung bagaimana caranya menyelamatkan Yukari. Belum lagi ... Keina menghilang. Apa yang harus ia lakukan? Kristal pun tak tau, bagaimana caranya.

"Lo ngapain sih ganggu temen-temen gue, hah?!" Teriak Giffany.

"Muak banget gue!, lepasin Yukari! Lo udah ambil dua sahabat gue ... Lo maunya tuh apa sih? fuck seharus gak gini liburan gue! Sahabat gue ... pada mati ..." Ucap Giffany sambil menangis .

"..."
"私が感じていることをあなたにも感じてもらいたい。そう、あなたが大切な人に見捨てられたの! そして私も見たいの、あなたは本当にあなたの親友を再び見つけることができるのか!"
(Aku ingin kamu merasakan apa yang kurasakan. Yaitu ditinggalkan oleh orang yang kamu sayangi!. Dan aku juga ingin lihat, apakah kamu benar-benar menyayangi sahabatmu atau tidak!) Ucap arwah dari tubuh Yukari.

Tek, kretek, krek. Bunyi suara tulang Yukari yang patah karena di pelintir oleh arwah tersebut. Bentuk kakinya vertikal, kepalanya hampir kebelakang, dan tangannya sudah tidak sama lagi, hancur lebur.

"Yukari!" Teriak kristal dengan histeris.

Sedangkan Giffany diam membatu. Dia tidak tau harus bagaimana.

"Kenapa bisa, kenapa bisa ini terjadi? Seharusnya ini menjadi kemah yang menyenangkan. Jika bukan karena keina yang membahas tentang yurei ... pasti tidak akan begini" batinnya

"Benar, ini semua salah keina. Daripada setelah ini gue dan kristal yang mati, lebih baik dia dulu karena dialah penyebabnya!" Batin Giffany.

Giffany tidak paham dengan apa yang dikatakan arwah itu. Karena ia memakai bahasa Jepang. Giffany hanya mengerti sedikit sedikit dari keina. Giffany berjalan menuju mayat Sakura dan mengambil pisau yang tertancap di leher sakura.

"Fan, Gue mau cari keina dulu. lo disini–" terpotongnya ucapan kristal karena melihat Giffany menarik pisau dari leher Sakura.

'"Fan, lo ngapain?" Tanya kristal dengan heran.

"Ini semua salah lo, kei. Lo gak pantes hidup disini" gumam Giffany.

"Lo ngomong apaan sih? Gak denger gue" sahut kristal.

"Lo pantas mati, kei. Lo harus mati!" Teriak Giffany sambil berlari kearah kristal dan ingin menusuknya.

"Fan, sadar!. Gue kristal!" Teriak kristal. Namun sayang, di mata Giffany, kristal adalah keina. Karena pikirannya telah dimanipulasi oleh arwah yurei.

Duak!

Kristal jatuh saat Giffany menyerang dirinya. Kristal menahan sekuat tenaga agar pisau itu tidak tertancap dilehernya. Telat sedetik, dia tidak akan bernyawa, dan mati ditangan Giffany.

Buagh

Kristal mendorong Giffany dan berlari. Ia terus berlari dan berlari tanpa lihat arah.

"_Giffany sinting! Masa gue mau dibunuh?! Gimana kalau keina tau kalau si Giffany ingin bunuh dia?!" Batin kristal

Kristal tak lihat arah, dia hanya menuju ke depan sambil melihat kebelakang apakah Giffany mengikuti atau tidak. Namun sayang, kristal terlalu sering melihat kebelakang sampai tidak tau didepannya itu jurang. Kristal terjatuh ke jurang yang cukup curam. Kristal tau sedikit bagaimana cara untuk selamat jika terjatuh di jurang dari film-film action yang ia tonton. Yaitu dengan menyesuaikan posisi agar tidak terbentur dan agar berhenti. Kecepatan jatuhnya kristal melambat, tapi sayang, melambatnya saat sudah diujung.

Duagh!

Kristal memilih untuk kakinya yang menabrak pohon dengan keras. Dan menyebabkan kaki kristal patah. Kristal yang terkena benturan kecil dari batu saat dia terjatuh kesini, akhirnya pingsan. Giffany yang menemukan kristal yang dianggap keina itu menganggap bahwa dia telah mati.

"Akhirnya ... Masalahnya sudah selesai. Ngomong-ngomong dimana kristal? Dia tak terlihat di manapun. Yah, yang penting, gue gak mati. Syukur gue masih hidup. Keina aja yang mati, kan emang salah dia" ucap Giffany

Giffany merasa bahwa dirinya aman. Karena disini sumber masalahnya sudah mati, maka arwahnya pun akan tenang. Giffany berjalan ketenda, membereskan barangnya, dan pergi dari sini. Karena Giffany lelah, Giffany memilih untuk beristirahat di bawah pohon. Tidak mungkin dia tidur di tenda dengan banyak darah dan 3 mayat itu. Karena mengantuk, akhirnya dia tertidur dibawah pohon itu.

tanggal 28 bulan Desember, 05:00 pagi.

"eugh ...."

"Gue ... pingsan?. Sebenarnya kenapa deh? Tunggu, yang semalam itu ... Gue yakin bukan kristal" batin keina.

Sudut pandang keina saat malam hari sebelum tragedi terjadi.

"Hm hm hm hm hmmmmm ~" keina bersenandung,

"Wahh, banyak ya kayu, ranting, dan biji pinus disini! Cukup deh untuk semalaman! Letaknya juga tidak terlalu jauh dari tenda" ucap keina.

Keina melihat kristal dari kejauhan, kemudian berkata "Hm? Loh, Kris. Kan gue bilang gue bisa sendiri".

Kristal tidak menjawab, dia hanya diam saja. Dan kemudian ia berjalan ke arah keina.

"Kris? Kok lo diem aja?" Tanya Keina dengan heran.

Kristal mendekat kearah keina, keina pun kebingungan dengan aksi kristal ini.

"Kris, Lo kenapa deh?" Tanya Keina sekali lagi.

Duagh!

Satu pukulan tepat di sebelah leher kanan Keina. Keina terjatuh pingsan. Sebelum keina pingsan, keina berkata "ah ... itu bukan kristal" gumam keina.

"Kamu tidak akan mati" kata arwah yang menjelma menjadi kristal .

Balik ke masa sekarang.

"Tunggu, gimana temen-temen lainnya ya?!" Batin keina.

"Fany, Kris!" Teriak keina memanggil sahabat-sahabatnya.

Dari kejauhan keina melihat ada banyak darah yang berserakan. Pikiran keina berkecamuk, pikirannya berkata bahwa itu adalah darah sahabat-sahabatnya. Tetapi keina tidak mau percaya. Tapi bagaimana jika itu benar?. Dia tidak tau. Tubuhnya membeku. Pelan-pelan dia berjalan ke depan, dan alangkah terkejutnya ia menemukan mayat Sakura yang tertusuk di bagian leher, kepala Lily yang bocor, dan ... tubuh Yukari yang tidak karuan. Keina tersungkur, pikirannya tak karuan, apa yang terjadi dengan sahabatnya? Sebenarnya apa yang ia lewatkan? Benar-benar ironis. Dia menangis tersedu-sedu melihat keadaan sahabat-sahabatnya ini. Keina mulai memantapkan hati, dan mengambil kain untuk menutupi mayat-mayat sahabatnya ini. Kemudian keina baru teringat, dimana kristal dan Giffany? Kenapa tidak ada disini?.

Lalu keina berkata "Kris, fan!. Lo dimana?! tolong bilang kalian masih hidup ... tolong bilang kalian masih hidup ...."

"Tolong bilang kalian masih hidup" ucap keina sambil menangis.

Keina mencari kedua sahabatnya itu. Lalu tak lama kemudian, keina menemukan kristal di jurang yang tak terlalu jauh dari tenda. Kira-kira hanya 200 meter jauhnya dari arah samping tenda.

"Kris!, Lo masih hidup gak?. Kris! Tolong bilang kalau Lo masih hidup!" Teriak keina dari kejauhan.

"Ugh ... apa gue pingsan? Sakit banget kepala gue" batin kristal.

"Kris!!" Teriak keina.

"Hm? Suara siapa itu? Keina?" Batin kristal.

"Tolong bilang lo masih hidup ...." Sambung keina.

"Iya, kei, gue masih hidup. Lo kemana aja gila? Bantuin gue mending. Panggilkan penjaga buat ambil gue disini" sahut kristal.

"SUJUD SYUKUR YA ALLAH!" teriak keina.

"Oke! Bentar ya. Gue cari bantuan!" Keina pun pergi mencari penjaga terdekat disitu.

Beberapa menit kemudian, akhirnya tim penyelamat datang. Kristal dimasukan ke ambulans, dan mayat sahabat-sahabatnya yang lain dimasukkan ke mobil jenazah. Ada beberapa petugas yang gosip, kalau ini ulah arwah yurei. Karena ada mayat yang bentuknya tak karuan. Polisi setempat yang mengolah TKP mengatakan bahwa Sakura ditusuk dan Lily terdorong keras sehingga menyebabkan kepala bocor. Kenapa sakura dikatakan ditusuk? Karena tidak ada pisau disekitarnya. Polisi menanyakan kepada keina, dia dari mana saja? Apakah ada temannya lagi?

Keina pun menjawab "はい! ここにいない私の友人がいます. 彼女の名前はギファニー. 私はどこでもそれを探しました."
(Ya! Saya punya teman saya yang tidak ada di sini. Namanya Giffany.  Aku mencarinya kemana-mana).

Keina dan polisi setempat pun mencari Giffany.

Sudut pandang Giffany.

"Ugh ... terik banget ...." Batin Giffany.

Giffany melihat keina dari kejauhan, Giffany panik, padahal dia sudah membunuh keina semalam. Kenapa bisa dia ada disini?

"Giffany! Giffany!" Teriak keina.

Keina pun melirik ke sebelah kiri dibawah pohon. Keina terkejut melihat Giffany sudah tidak bernyawa. Sedangkan Giffany, dia belum tau bahwa dirinya sudah mati.

"Giffany ... maafin gue ... gue gak ada disamping lo. Maaf ... maaf fan ...." Ucap keina sambil menangis.

"Apaan sih Lo, Kei?, gue masih hidup!" Teriak Giffany.

"Huhuhu ... huhu ... Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam? huhuhu ...." Tangis keina semakin menjadi-jadi.

"Lo bisa denger gue gak sih?" Ucap Giffany yang heran mengapa keina tidak mendengarnya.

Giffany berbalik, dan dia terkejut melihat tangannya berlumuran darah akibat potongan di tangannya. Giffany syok, siapa yang membunuhnya?. Giffany melirik ke kanan dan melihat siswi sma itu.

"Khi ... khi khi ... ne ... あなたは親友を失うことを恐れていません。だから私はあなたが眠っている間にあなたを殺した"
(Kamu tidak takut kehilangan sahabat kamu. jadi aku membunuhmu saat kau sedang tidur) ucap siswi itu.

Semalam.

srek srek

"あなたは親友を失うことを恐れていません。あなたが死を恐れているので、私はあなたの命を奪います" ucap siswi itu
(Anda tidak takut kehilangan sahabat Anda. Aku akan mengambil hidupmu karena kamu takut mati).

Siswi itu merasuki giffany dan mengangkat pisau yang giffany pegang. Siswi itu menusukkan pisau ke urat nadi giffany sehingga giffany tewas.

Kembali kemasa sekarang.

"ようこそ友達 ... khi khi" seringai siswi itu
(Selamat datang, teman).
~~~~~~~~
5 hari kemudian.

"Yo! Kris!" Ucap keina.

"Yo" balas kristal.

"gimana? Udah enakan?" Tanya keina.

"Lumayan. Lo, gpapa?" balasnya.

"Gue? Gapapa" balas keina.

"Tapoi ... lo pasti syok banget karena kejadian itu" tanya kristal.

"Gapapa. Lo pasti juga merasa kehilangan dan syok berat kan?. Kita bisa lewatin semua ini" ucap keina sambil terseyum.

Krstal berdiam sebentar, tersenyum lalu mengatakan "iya, lo bener".

Begitulah kira-kira. Datng ke aokigahara dengan niat liburan tetapi malah menjadi berntakan. Keina dan kristal pulang kembali ke tanah air setelah kristal sembuh. Merek melewati hari-hari seperti biasa. Meski terasa sepi rasanya. Tapi mereka merasa bahwa teman-temannya selalu ada di sisi mereka.

Tamat.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 124K 158
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.7M 68.7K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
91.3K 6.2K 27
menceritakan tentang remaja yang di usir oleh warga desa karena di fitnah mencuri oleh keluarga kandungnya sendiri. mampukah ia melewati masa sulitny...
2.2M 108K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...