Haat en Liefde -VK- (END)

Av kookiesririe

26.8K 4.4K 3.1K

In her eyes.. I could experience the whole world in one simple glimpse And with it all.. the kindness of beau... Mer

1. Haat
2. En
3. Ik Haat Je
4. Jungkook
5. Waarom
7. Taehyung
8. Sneeuw en Lippen
9. Hartslag
10. Hart
11. Gevoelens en Pijn
12. Kwetsend
13. Ik zal doen
14. Jungkook, Johnson, & Taehyung
15. Lijden
16. Fierce and Fragile
17. Zij
18. Soo hyun
19. Taehyung en Leven
20. Huis
21. Aankomst
22. Haar
23. Waat
24. It Has
25. Dat meisje
26. Soo hyun pt. 2
27. Vriend
28. Jungkook en Goed
29. Vraag
30. Ziekenhuis
31. Appel
32. Summer night
33. De Mooiste
34. Wat is dit
35. Hoe is dit
36. Gaan
37. Daisy
38. Hotel
39. Iets
40. Terugkomen
41. Beter
42. De Liefde Bedrijven
43. Gelukkig over pijn
44. Geliefde
45. Verzoek
46. Praten
47. Twee Harteen
48. Stay
49. Soo hyun pt 3
50. Vader en Moeder
51. Antwoord geven
52. Schok
53. ik houd van je
54. Taehyung's birthday
55. Will you
56. Liefde
57. Voor altijd
58. Toekomst
59. Nostalgic
60. Taehyung en Jungkook
Mau tau dong
KEPOIN!
NEW BOOK

6. Schat (Harta)

473 84 59
Av kookiesririe

😘vote
Dan komen emosi mu










Satu hari kemudian.
Seorang pengacara bernama Yoongi, sudah duduk bersama keluarga Van Osch di ruang tamu.
Dia merupakan pengacara kepercayaan pak Kim yang di amanati surat wasiat mendiang.
Ibu Nancy sudah sangat semangat. Ini yang dia tunggu selama ini.

Kepala Jungkook terangkat dan berbicara pada sang pengacara.
"Pak Yoongi, mohon maaf, bisakah kita tak membahasnya sekarang? Aku... "
Suaranya tertahan.. karena menjadi tak kuasa menahan rasa sedih nya mengingat pak Kim.

Pengacara itu terdiam.

"Maaf, pak. Istri saya masih belum bisa memikirkan pembahasan ini. Semoga anda mengerti kondisinya." Lanjut Johnson dengan sopan.

"Tak apa. Saya mengerti atas duka cita non Jungkook dan keluarga.
Baik, saya akan kembali lagi kesini jika kalian sudah siap. Hubungi saya via telpon, nanti.", pak Yoongi tersenyum tulus, dan membawa kembali tas kerjanya.
Membuat ibu Nancy kecewa dengan keputusan itu.















Suatu waktu dikala langit senja telah hadir, dan semua orang berada didalam rumah, Taehyung yang baru saja kembali dari perkebunan, menemukan sebuah mantel tergeletak di kursi taman.
"Ini.. mantel pria. Pasti milik Johnson. Apa dia lupa sampai meninggalkan mantelnya?", monolog Taehyung.

Ketika ia menarik mantel tadi untuk dibawa ke rumah, secarik kertas jatuh dari salah satu saku mantel.

"Apa itu?"

"Wangi aroma parfum....",
Taehyung mengernyit saat mencium aroma di kertas itu. Aroma yang sangat asing.
Dibukanya lipatan kertas tadi.

"Hmm, menarik."
Tanpa pikir panjang. Dia menyimpan kertas tadi ke saku mantelnya sendiri.















Pagi ini, dengan berat hati.. Jungkook harus rela lagi melepas keberangkatan Johnson yang terpaksa tak bisa berlama-lama di Daegu karena urusan perusahaannya.
Pandangan Jungkook sendu melihat mobil yang dikendarai suaminya semakin menjauh.

"Kau harus berusaha bangkit kembali menjadi orang yang kuat, anakku.."

Suara nasihat yang pernah dikatakan mendiang sang ayah terngiang-ngiang di telinga nya.

Dadanya sempat terasa sesak yang bercampur rasa rindu sekaligus sedih.

Jungkook berusaha menenangkan dirinya, mengusap air matanya, dan kembali bangkit menguatkan diri.





"Namjoon, aku ingin kau mengawasi pria ini.", titah Taehyung pada seorang pria koboi pemilik lesung pipi.

Namjoon menerima satu lembar foto Johnson dari Taehyung.
"Dia benar-benar pria tampan yang terlihat kaya raya dan idaman wanita. Kau menyukai pria ini juga?"

Bibir Taehyung mendecih.
"Ccih!
Itu bukan hal yang berhubungan dengan perintahku untukmu!"

Mendengar ketegasan sang bos, Namjoon menciut.
"Maaf, bos..
Baik. Saya jamin saya akan segera mengirimkan kabar tentang orang ini. Anda tak akan menyesal dengan kinerja saya."

Taehyung bangkit dari kursi.
"Bagus! Ingat! Jangan sampai ada yang mengetahui rencanamu."

"Siap, bos!"
















Dinginnya angin malam musim gugur, tak mampu menghalau kenikmatan seorang pengacara bernama Yoongi yang tengah santai menikmati bir nya di serambi rumah.
Hidup sendiri, membuatnya tak ada beban, tak ada tanggung jawab untuk segera masuk ke dalam rumah.
Sesekali, ia menyesap rokok dalam keadaan hampir setengah sadar.
Jangan salah, meski sedang mabuk, otak dan telinganya masih bisa menangkap suara dengan baik, seperti yang baru saja ia dengar.
Dari dalam rumah, terdengar suara langkah seseorang.

"Sialan! Pencuri mana yang berani merampok rumahku!?"

Ia sangat yakin, siapa lagi kalau bukan pencuri.

Yoongi segera masuk kedalam rumah, dan menemukan dua orang bertopeng hitam menyeramkan baru saja keluar dari kamarnya.

Ia ingin menyerang dua pencuri itu, sayangnya, Yoongi kalah cepat. Satu peluru telah berhasil menembus dadanya.
Tubuhnya ambruk. Kesadarannya hilang.

"Bagus."
Ucap salah satu pencuri pada temannya yang telah menembak Yoongi.

"Tapi, bagaimana jika ada orang yang mendengar tembakan ku?"

"Tak perlu khawatir. Rumahnya jauh dari siapapun. Tak akan ada yang mendengar."







'Ahhh'
Jungkook mendesah kecil karena kepalanya yang tiba-tiba terasa pening saat menaiki tangga.

Tak disangka, ada Taehyung disana, dan datang mengapit pinggang Jungkook.
Tangan Jungkook bergerak menepis tangan Taehyung.
Dan mengatakan, "Jangan berlagak baik!"

Rahang Taehyung mengeras. Niat ingin membantunya ditolak dengan kasar.
"Kau berani membentakku?", tanyanya pelan, namun dingin, penuh penekanan.

Tak disangka, justru Jungkook berani menatap nyalang kedua matanya.

Panas. Itu yang Taehyung rasakan di dadanya.
Matanya merah berkilat emosi.
Beberapa detik kemudian, ibunya muncul.

"Apa-apaan ini?
Apa yang kau lakukan Jungkook? Kau tak pantas berani bersikap seperti itu!", bentak ibu Nancy.

Kali ini, giliran Jungkook menatap geram ibu Nancy.
Emosi sudah menggunung kepalanya.

"Oh! Sekarang kau berani menatapku seperti itu juga?
Dengar, anak tiri! Jangan berani kau bermacam-macam denganku, jika kau tak ingin kehilangan suamimu, dan juga nyawamu sendiri!!"

Jungkook terhenyak mendengarnya.
Bagaimana mungkin sekarang dirinya yang baru saja kehilangan calon bayi dan ayahnya, harus bisa bertahan sendirian di rumah ini menghadapi dua monster yang siap melenyapkannya kapanpun.

"Kalian manusia jahat! Aku menyesal telah memberi kalian kesempatan! Aku menyesal untuk seumur hidupku!", emosi Jungkook keluar bersamaan air mata yang berderai.

Brug.

Ibu Nancy mendorong Jungkook hingga punggungnya membentur tembok dengan cukup keras.
"Kurang ajar!"

Tangan kanannya terangkat ingin menampar Jungkook. Tapi aksinya harus tiba-tiba terhenti, sebelum sukses menampar pipi Jungkook, dering telpon rumah berbunyi, mengagetkan mereka semua.

"Arghh! Telpon sialan!", kesal ibu Nancy.

Sedangkan Jungkook langsung lari pergi ke kamarnya.
Dan tak kuasa menahan isak tangis.

"Hhiks.
Ayah.. ibu.. aku harus bagaimana..?
Kenapa kalian harus pergi meninggalkanku sendiri disini?
Aku..."

Tok tok tok

Pintu kamarnya perlahan terbuka. Dan terdengar suara salah satu pembantunya.
"Ini bibi, non.. bibi bawain susu buat, non.."

Jungkook segera menghapus air matanya.
"Masuk." Sahut Jungkook.

Dilihatnya sang pembantu membawakan nya segelas susu dengan tersenyum hangat nan tulus. Membuat Jungkook merasa nyaman.

"Bibi Park tau saja jika aku sedang memerlukan susu. Terimakasih." ucapnya yang menjadi ceria.

Setelah memberikan susu tersebut, tangan bibi Park tergerak menggengam lembut tangan Jungkook. Dan ia bilang, "Yang sabar, ya, non.. Bibi yakin non Jungkook orang yang kuat dan tabah. Tuhan dan ayah-ibu non pasti menjaga non dari atas sana.."

Mata Jungkook berkaca-kaca dibuatnya. Ia pun memeluk pembantu senior di rumahnya itu. Dan menangis menumpahkan kesedihannya.




Di sebuah gudang tak terpakai, cahaya temaram lampu obor kecil menjadi penerang suatu pertemuan.

Dibawah cahaya remang-remang, tampak seseorang tersenyum bangga kala dirinya berhasil mendapatkan barang yang diincarnya.
"Aku puas dengan hasil kerja kalian!"
"Ini lebih dari cukup untuk bayarannya bukan?!", ucap orang itu setelah melemparkan sekantung uang pada dua pencuri suruhannya itu.

Mereka berdua mengangguk puas.

"Akhirnya.. surat warisan ini ada di tangan ku!
Hhahahaha"
















'Hhahh..'
Ibu Nancy begitu santai dan ceria menikmati udara segar di pagi ini sambil ditemani teh dan cemilan di halaman belakang rumah.
Tak lama, anaknya datang ikut bergabung.

"Tumben kau belum berangkat ke perusahaan,Tae.."

Yups. Sementara ini, posisi pak Kim di perusahaan dipegang oleh Taehyung.

Taehyung menyisip teh di cangkirnya.
"Hari ini tidak ada urusan yang buat begitu sibuk. Aku masih bisa bersantai dulu sebentar."

Ibu Nancy mengangguk.

"O ya, semalam, aku mencari ibu ke kamar. Tapi tidak ada. Ibu kemana?", lanjut Taehyung.

Sang ibu meliriknya. "Hm, mungkin kau mencari ibu saat ibu sedang menelpon?!"

Dan Taehyung menatap ibunya serius setelah sebelumnya mengambil nafas sejenak.

"Kenapa harus bohong padaku, bu? Apa yang kau sembunyi kan dari ku? Dan kenapa kau perlu menyembunyikannya?"

Sungguh. Ibu Nancy merinding mendengar penuturan Taehyung dengan suara beratnya itu.

"Apa, maksud mu? Jangan ngaco!", sahut nya dengan dahi derkerut.

Tanpa bersuara, Taehyung bangkit berdiri, dan mengeluarkan gulungan surat wasiat pak Kim di depan ibu nya.

Mata ibu Nancy membelalak.
"Apa itu?"

Taehyung memutar matanya malas, "Ini surat wasiat ayah."

"Tae.. dari mana kau bisa mendapatkan itu? Kau mencuri nya dari pengacara Yoongi??"

Senyum miris Taehyung tersungging.

"Ch! Jangan berpura-pura akting lagi, bu! Aku tau ibu menyuruh dua mandor kebun itu untuk mencuri ini! Dan pagi ini, kau sudah ketahuan dua kali berbohong.", tegas Taehyung.

Suasana menjadi hening dan menegangkan.

Senyum getir tersungging di bibir ibu Nancy.
"Baik! Aku akan mengaku! Memang benar aku yang mencuri surat wasiat itu. Puas?!", mata ibu Nancy menatapnya tajam.

Taehyung memandang balik dengan segudang tanda tanya di benaknya.
Apa maksud dari yang dilakukan ibu nya?

"Owh.. apa kau tak tau? Ibu menyadari semua perubahan sikap aneh mu itu akhir-akhir ini.
Ibu juga tau jika kau menjadi tak menaruh racun di minuman Jungkook. Kau sudah berbohong pada ibu, Taehyung!
Apa yang kau lakukan??
Kau bermaksud mengkhianati ibumu? Begitu?"
Emosinya meledak.

Sementara Taehyung diam. Ia mengakui itu.
Memang benar, sudah beberapa kali saat ibu nya menyuruhnya menaruh racun di minuman Jungkook, dia diam-diam membuang racun itu.
Tapi, ia juga tak bermaksud berkhianat..
Tapi kenapa..? Dia sendiri tak benar-benar mengerti kenapa dia bisa seperti itu.

"Aku tak bermaksud demikian, bu!", jawab Taehyung tegas.

"Kau tak bisa lagi ku andalkan! Anak payah!
Sekarang, kembalikan surat wasiat itu padaku! Aku lah yang berhak menerima warisan perusahaan si tua Kim. Aku sudah tak percaya padamu, Taehyung!", geram ibu Nancy sambil menodongkan pisau buah yang terlihat sangat tajam di depan Taehyung.

Taehyung sangat kaget. Ia pikir, ibunya benar-benar sangat gila. Gila harta.
Kurang apa dirinya selama ini terhadap ibunya? Ia selalu menurut, bahkan menurut untuk ikut menjadi monster jahat seperti ibunya.
Dan sekarang? Ibunya sampai rela membunuhnya demi harta warisan?

Kaki Taehyung mundur berusaha menjaga jarak.
Ia tidak takut. Ia hanya perlu menjauhkan surat wasiat itu dari ibunya.

"Aku menyesal telah menjadi alat tangan kotormu, bu!", lirih Taehyung.

Ibunya menggeram marah.
"Kau!! Memang anak tak tau diri!! Aku juga menyesal tidak membiarkan mu mati bersama orangtuamu! Dan sekarang, beraninya kau menjadi pembantah. Hari ini, aku benar-benar akan melenyapkanmu! "

Ssst!

Pisau tajam itu dilayangkan pada Taehyung.

Ibu Nancy menggila, "Akan kubunuh kau!"











😯😯😯😯
Gimana nih nasib mereka?
Setelah vomen, ayo, lanjut aja ke bab 7♡♡

Fortsett å les

You'll Also Like

310K 9.4K 64
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
172K 492 6
bikin basah💧 Isinya colmek ngewe jilmek semua🔞🔞🔞🔞🔞🔞 siap siapin tisu aja yahh Bocil di larang masuk 🔞 ada fotho and video nya juga ya
57.7K 4.7K 45
16 Januari 2024 Masihkah kalian ingat dengan Alexander Maverick? Anak sambung dari Luis Maverick dan adik sambung Edgar yang pada book sebelumnya ber...
362K 19.4K 20
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...