LDR

By teahmanis

1.3K 157 134

⚠18+⚠ Tidak mudah menjalani hubungan jarak jauh. Rindu dan prasangka senantiasa menjadi bumbu di setiap harin... More

Prolog
Putus
Kalung gembok cinta
Rindu🌼
Sweetie
Baby finger
LDR 2.
LDR 3.
LDR 4.
LDR 5.
LDR 6.
LDR 7.
LDR 8.
LDR 9.
LDR 11.
LDR 12.
LDR 13.
LDR 14.
Fighting.
LDR 15.
LDR 16.
LDR 17.
LDR 18.
LDR 19.
LDR 20.

LDR 10.

45 6 5
By teahmanis



Jeon Jeka.

10. LDR 10

Pagi yang sibuk. Jeon Jeka sudah menuju ke ruangan Ariana. Langkahnya cukup tergesa-gesa. Raut wajahnya yang tampan tampak tegas begitu pun dengan tatapan matanya yang tampak seolah hendak menerkam siapa pun yang menghalangi jalannya.

"Ariana." Ia masuk ke dalam ruangan dengan melupakan sopan santunnya.

"Ariana!" panggilnya sekali lagi dengan intonasi yang mulai meninggi. Namun nihil, di dalam sana tidak ada seorang pun yang Jeka temui.

Sekretaris Ariana yang mendengar suara Jeka pun masuk ke dalam ruangan dan menjelaskan bahwa Nona Go sudah dua hari tidak masuk kantor.

Jeka mengernyit mendengarkan penjelasan dari sekretaris sepupunya tersebut. Baru dua hari Ariana tidak masuk ke kantor, tetapi wanita itu sudah mampu membuat keadaan kantor menjadi tidak stabil. Sebagai salah satu pemimpin di kantor, ia berhak mempertanyakan tanggung jawab para pekerja, termasuk Ariana.

Jeka menghela napas secara perlahan. Pria itu mencoba menstabilkan emosinya yang hendak meledak. Ia kemudian mencoba menghubungi Ariana melalui telepon genggam. Namun sayang, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Begitulah jawaban yang dapat ia dengan dari operator. Tetap tidak menyerah, Jeka mencoba menghubungi nomor telepon rumah Ariana. Namun, Bibi Choi mengatakan bahwa Ariana juga tidak ada di tempat.

Jeka lantas memijat keningnya karena merasa begitu pening memikirkan keberadaan Ariana saat ini. Ia merasa bingung harus ke mana lagi mencari wanita itu. Pasalnya Ariana tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Mengabaikan pekerjaan sama sekali bukanlah sifat sepupunya tersebut. Ada apa dengan Ariana? Satu-satunya orang yang akan ia temui untuk menanyakan tentang Ariana adalah Jeong Jimin.

Jimin. Si tampan dengan sejuta pesona itu sedang termenung di ruang kerjanya. Sekretarisnya masuk ke dalam dengan disusul oleh Jeon Jeka di belakangnya.

"Tuan," sapa sang sekretaris seraya memberitahukan jika ada tamu untuk bosnya tersebut.

Jeong Jimin menoleh. Ia tampak heran lantaran Jeka tidak memberitahu kedatangannya terlebih dahulu.

"Tolong tinggalkan kami!" Jimin berseru pada sekretarisnya.

"Ada apa?" tanya Jimin setelah sang sekretaris keluar beberapa saat yang lalu.

"Aku tidak akan banyak basa-basi. Aku hanya ingin bertanya tentang Ariana padamu," ucap Jeka mengatakan maksud dan tujuannya datang ke kantor Jimin.

Keduanya saling memandang dengan sekelebat pikiran dalam benak masing-masing. Jimin mendekat ke hadapan Jeka. Pria yang lebih tinggi dan tegap itu memberinya tatapan tajam.

"Aku menghubungi nomornya, tetapi tidak aktif. Aku bahkan menghubungi rumahnya, tapi Bibi Choi bilang padaku kalau Ariana tidak ada di rumah. Lalu aku ke sini. Apakah kau tahu di mana Ariana sekarang?" jelas Jeka pada Jimin. Namun, melihat kedua iris Jimin yang sedikit melebar membuat Jeka berasumsi bahwa pria itu juga tak mengetahui keberadaan sepupunya.

'Sepertinya pertanyaanku kurang tepat bagimu. Apakah kalian sedang ada masalah?" tanya Jeka mengganti pertanyaannya.

"Jeka, kami sudah lama tidak saling bertukar kabar," ungkap Jimin kalau saja Jeka belum paham tentang bagaimana hubungan dia dan Ariana sekarang.

"Apakah kau sengaja mengabaikannya?" Jeong Jimin hanya menggeleng. "Jim." Jimin hanya menatap sahabatnya itu.

"Kumohon jangan pernah melakukan hal itu padanya. Ariana membutuhkanmu. Kau tahu apa yang akan terjadi padanya apabila kau mengabaikannya, bukan?"

"A- aku." Pertanyaan Jeka membuat Jimin terbata-bata. Ia juga tidak tahu mengapa harus melakukan hal konyol seperti itu hanya demi mempertanyakan hatinya.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Apakah aku harus melapor pada polisi untuk mencarinya? Haruskah aku memberitahu paman dan bibi juga Hyung Jung Hyung? Lalu apa yang harus kukatakan pada mereka?" cerocos Jeka di hadapan Jimin.

Jimin spontan merogoh ponselnya pada saku celana. Menekan nomor seseorang yang ia tahu belakangan ini cukup dekat dengan Ariana. Siapa lagi kalau bukan Jo Tae Yong. Sedangkan Jeka yang mendengar percakapan Jimin di telepon sedikit mengerutkan dahi.

"Dia juga tidak tahu di mana Ariana saat ini," ujar Jimin menyampaikan informasi yang ia dapat dari Tae Yong.

"Apa maksudmu?" tanya Jeka seraya menyentuh pundak Jimin.

Jimin menatapnya, ada begitu banyak kekhawatiran yang tampak dari raut wajahnya. "Beberapa hari ini Ariana sering bersama dengan Tae Yong," ungkap Jimin.

"Jadi pria itu benar-benar serius dengan ucapannya?" seloroh Jeka sampai ia tercengang.

"Apa maksudmu?" Jimin mengernyit.

Jeka berpaling, kemudian memijat keningnya secara perlahan. "Mengapa kau membiarkannya, Jim? Apa kau tahu jika Tae Yong berniat mendekati Ariana" Pria itu merasa penasaran dengannya. Bukankah selama ini kau juga tahu bagaimana Jo Tae Yong?" Jeka lantas berkacak pinggang seraya menghela napas berat. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Jo Tae Yong benar-benar berani mendekati sepupunya yang keras kepala itu.

"Apakah perlu kuperjelas padamu? Tae Yong berniat meniduri sepupuku," ungkapnya yang lantas membuat kedua iris Jimin membelalak dengan tangan yang mengepal di bawah sana.

"Ariana sangat mencintaimu, Jim. Berapa kali pun kami pergi jauh, dia selalu membicarakanmu, selalu merindukanmu. Kau harus tahu itu! Ariana memang egois, tetapi cintanya begitu tulus padamu. Dia sangat membutuhkanmu. Hanya kau yang dapat mengerti dirinya. Percayalah padaku!"

Jimin lantas bergegas meninggalkan ruangan setelah mendengar penuturan Jeka barusan. Ia akan mencari Ariana. Sepanjang perjalanan ia mencoba menghubungi perempuan tersebut. Namun, benar apa yang dikatakan oleh Jeka bahwa ponsel Ariana tidak dapat dihubungi. Ia memutuskan pergi ke kantor Jo Tae Yong untuk bertanya langsung tentang Ariana. Namun sayang, pria itu sedang tidak ada di tempat.

***

Ariana tidak pergi ke mana pun. Ia berada di rumah dan berhasil membujuk Bibi Choi untuk membuat pernyataan palsu tentang keberadaannya.

"Bibi, aku mencintaimu." Ariana beranjak dari tempat tidurnya lalu memeluk Bibi Choi dengan gemas.

"Nona, semoga Tuhan mengampuniku," ucap Bibi Choi seraya menghela napas yang tampak sukar ketika sudah berbohong untuk Ariana.

"Bibi, Tuhan tidak akan menghukummu hanya karena menyembunyikan keberadaanku."

"Nona, sebenarnya apa yang terjadi pada, Nona? Saya harap Nona mau menceritakan masalah Nona," bujuk Bibi Choi.

Ariana menggeleng kemudian tersenyum pada Bibi Choi. Namun wanita paruh baya itu tahu bahwa nonanya tidak sedang baik-baik saja.

Ariana sedang merasa lelah dengan semua masalah di dalam hidupnya. Lelah menjalani hari-harinya dengan bekerja, lelah mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tua, serta lelah memahami dirinya sendiri dan menunggu Jeong Jimin kembali padanya.

"Baiklah jika Nona tidak ingin menceritakannya pada saya. Saya mengerti apa yang Nona rasakan." Bibi Choi menyentuh pundak Ariana.

Ariana mengangguk lalu menundukkan wajahnya berusaha menyembunyikan air mata. Tiba-tiba salah satu pelayan rumahnya memberitahu bahwa ada Jo Tae Yong yang sedang menunggunya di ruang tamu.

"Siapa katamu tadi?" Ariana mengernyit.

"Tuan Jo Tae Yong, Nona," tutur pelayan tersebut.

Ariana menoleh pada Bibi Choi kemudian bergegas meninggalkan kamar untuk menemui Jo Tae Yong. Benar saja, pria tampan yang tidak manusiawi itu ada di rumahnya. Ia sedang berdiri memandangi lukisan yang menggantung pada dinding.

"Tae Yong." Pria itu menoleh seketika. Ariana mendekat ke hadapan Tae Yong, begitu pun sebaliknya.

Tae Yong memberinya sebuah senyuman yang tulus lalu memeluknya dengan erat. Seolah tidak terjadi apa-apa pada mereka beberapa hari yang lalu.

"Aku mengkhawatirkanmu," ungkap Tae Yong.

Ariana terdiam dalam pelukan. Perlahan ia pun membalas pelukan itu dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Jo Tae Yong yang memberinya sedikit ketenangan. Pria itu menatap lembut seraya mengusap surai Ariana secara perlahan.

Tae Yong merasa bahagia dapat menatap kembali wajah manis Ariana yang akhir-akhir ini selalu ia rindukan. Setelah malam itu ia sangat ketakutan karena telah berani berbuat kurang ajar padanya. Ia tidak mempunyai cukup keberanian untuk meminta maaf. Namun, setelah Jimin menghubunginya dan menanyakan tentang Ariana hari ini. Ia merasa bertanggung jawab untuk mencari tahu keberadaan perempuan tersebut.

"Maafkan aku," ucap Tae Yong dengan sepenuh hati.

Ariana mengangguk dengan perlahan. Ia tidak bisa menyalahkan Jo Tae Yong sepenuhnya, karena apa yang terjadi adalah kesalahannya juga.

Salah satu pelayan datang menemui Bibi Choi dan memberitahukan bahwa di luar sudah terparkir mobil Jeong Jimin. Saat itu juga Bibi Choi menjadi gelisah karena nonanya sedang bersama dengan Jo Tae Yong.

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk Jeong Jimin agar bisa menemui Ariana. Pria itu bergegas memasuki rumah megah kekasihnya dan mencari Ariana langsung ke kamarnya tanpa rasa canggung.

"Ari," panggil Jimin. Hatinya gelisah ketika mendengar bahwa kekasihnya tidak diketahui keberadaannya.

"Ariana. Sayang, apakah kau ada di dalam?" Jimin terus berseru.

"Tuan muda." Bibi Choi menghadang langkahnya.

Jeong Jimin sontak menghentikan langkahnya dan bertanya tentang Ariana. Bibi Choi tidak ingin lagi berbohong dan memandunya ke ruang tamu untuk melihatnya langsung.

Jeong Jimin sontak terbelalak ketika melihat Jo Tae Yong sedang memeluk Ariana. Ia pun bergegas mendekat dan menjauhkan Ariana dari pria itu.

"Apa yang kau lakukan?" Jimin membentak kemudian mendaratkan satu pukulan pada wajah Jo Tae Yong.

Bugh!

"Rasakan ini!"

"Jimin!" Ariana berteriak. Ia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jimin pada Tae Yong.

Tae Yong hampir tersungkur. Jimin mendekat ke hadapan dan mencengkeram kerah baju Tae Yong.

"Mengapa kau ada di sini?"

"Jim, apa yang kau lakukan? Lepaskan!" Ariana meminta Jimin agar melepaskan cengkeraman.

"Apakah kau sengaja mendekati Ariana karena kau ingin melecehkannya?" tanya Jimin dengan emosi yang meledak.

"Jimin!" Ariana menegurnya. Jimin menatap Arina meski sesaat dan kembali fokus mendakwa Jo Tae Yong yang masih dalam cengkeramannya.

"Jika kau berani melakukan hal kotor pada kekasihku, maka aku tidak akan memaafkanmu." Jimin mendorong tubuh Tae Yong hingga tersungkur ke lantai.

"Tae Yong."

Ariana hendak menolongnya, tetapi Jeong Jimin menahannya dan memeluknya dengan erat.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu. Jeka bilang padaku bahwa kau tidak ada di rumah. Apa yang kau lakukan? Mengapa kau seperti ini?" Jimin menatap nanar seraya mengusap surai Ariana.

Ariana pun meneteskan air mata.

"Maafkan aku," ucap Jimin seraya mendaratkan kecupan pada kening dan kembali memeluk Ariana.

Jo Tae Yong mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Menyaksikan keduanya berpelukan hanya menimbulkan rasa pedih di hati. Ia pun berpaling untuk menepis perasaan yang mulai bersarang tak nyaman. Namun, hatinya seakan menolak meski perih dan memilih tetap memandang ke arah Ariana yang kini berada di dalam pelukan Jeong Jimin.

Ariana melepaskan pelukan dan menyeka air matanya.

"Ari." Jimin menatapnya dengan heran.

"Untuk apa kau ke mari? Bukankah kau bilang kalau hubungan kita sudah selesai?"

Jeong Jimin mengerjapkan mata tatkala Ariana secara perlahan. "Pergilah dan biarkan kami di sini." Ariana berpaling dari hadapan.

Jeong Jimin mendekat, tetapi Ariana bergegas menghampiri Jo Tae Yong dan memeriksa wajah pria tersebut. Jo Tae Yong tak dapat menghindar. Ariana bagaikan magnet yang mampu menariknya. Tangan lembut Ariana menyentuh luka lebam di wajah Jo Tae Yong akibat pukulan Jeong Jimin.

"Aku akan mengobati lukamu," tukas Ariana.

Jeong Jimin berpaling dan memilih pergi dari hadapan keduanya. Percuma saja jika harus berdebat dengan Ariana. Karena yang terpenting baginya saat ini adalah mengetahui bahwa keadaannya baik-baik saja.

Ariana hanya terpaku memandangi kepergian Jimin. Wajahnya tertunduk pilu dan kembali diselimuti kesedihan.

"Kau sangat mencintainya?" ucap Tae Yong. "Aku tahu itu," imbuh Tae Yong disertai anggukan.

Ariana menyuruh pelayan untuk membawakan kotak P3K. Ia sendiri yang akan mengobati Jo Tae Yong. Mengolesi antiseptik dan krim luka pada bagian wajah yang memar. Pria itu hanya mampu menatapnya tanpa mengatakan apa pun. Bibirnya seolah kaku hingga hilang semua kata-kata yang entah ke mana. Ariana telah mampu membuatnya bungkam seribu bahasa juga mengunci pergerakan yang mungkin bisa Tae Yong lakukan kapan saja. Rasanya begitu damai dan tenang membuat Jo Tae Yong bahagia sampai senyuman tipis terukir di bibirnya.


Continue Reading

You'll Also Like

51.5K 3K 26
Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melempar...
858K 38.1K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
66.6K 12.2K 20
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
55.3K 5.1K 31
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...