๐“๐„๐‘๐€๐Š๐‡๐ˆ๐‘ [On-going]

Av Geriardianan

39K 4.7K 1.3K

"Kal. Definisi kebahagiaan itu berbeda -beda, dan aku akan bahagia kalau kamu bahagia." ๐Ÿ“Œ๐บ๐‘’๐‘Ÿ๐‘–, แด›แด‡ส€แด€แด‹สœษชส€... Mer

PROLOG
1- Dia kembali
2- Memilih baju
3 - Pertemuan pertama
5 - Anak baru
6 - Dia ternyata Evan
8 - Wifi
9 - Kalung
10 - Sebuah misi
12 - Phobia
13 - Lekat
14 - Permintaan maaf
15 - Tentang mimpi Evan
16 - Taruhan kecil
17 - Tragedi
18 - Rencana di awal
19 - Sarangheo
20 - Anak-anak
21 - Perbandingan
22 - Lagu untuk Diora
23 - Continue or not
24 - Kita berbeda
25 - Pertolongan
26 - Sad boy
27 - Keputusan yang sulit
28 - Mundur
29 - Hujan
30 - Pertemuan tak di duga
31 - Masa lalu
32 - Trauma
33 - Tentangnya + Cast
34 - Ke klinik
35 - Persamaan
36 - Bertemu gadis aneh
37 - tiba-tiba
38 - Suka?
39 - Kerja kelompok
40 - Rasa sakit
41 - Makan malam
42 - Makan bersama
43 - Siapa dia?
44 - Perasaan yang sesungguhnya
45 - Perasaan yang perlahan tumbuh
46 - Tembak Di Sekolah
47- Ya atau tidak?
48 - Buka hati
49 - Cemburu
50 - Gadis lain
51 - Gadis itu lagi!
52- Iya gue mau!
54 - Siapa Cindy?
55 - Menginap 2
56 - melupakannya
57 - Tentang rasa sakit
58 - Persahabatan
59 - Demam Cinta
60 - Ajakan kencan
61 - Date One
62 - Jadian
63 - Boneka yang hilang
64 - Publis?
65 - Pacaran?!
66 - Hanya permainan
67 - Iya aku janji
68 - Tentangnya
69 - Permintaan dari Iqbal
70 - Rahasia
71 - Hilang kabar
72 - Rasa Cinta
73 - Ulang tahun Kalara
74 - Rencana ulang tahun Kalara
75 - Persiapan
76 - Kelalaian
77 - Hadiah untuk Kalara
78 - Selamat ulang tahun Kalara
79 - Janji dan cintaโš ๏ธ
80 - Berubah
81 - Berantakan
82 - Pulang
83 - Zayyan pulang
84 - Melihat bintang
85 - kembali pulang

53 - Menginap

310 38 7
Av Geriardianan


"Gue mau jadi pacar lo!"

"Apa?!" Jessica sengaja pura-pura tak mendengar agar yang lain bisa mendengarnya juga.

"IYA GUE MAU JADI PACAR LO!!" teriak Raga, membuat semua orang terdiam setelah mendengar kalimat Raga yang menerima Jessica sebagai pacarnya.

"Puas lo!?"

Setelah mengatakan itu, ternyata Diora, Kinan dan Kalara sudah dari tadi di situ juga menyaksikan Raga dengan Jessica.

"Lo denger?" tanya Diora kepada Kinan.

"Dengar"

Diora menatap Kinan dengan tatapan aneh."kenapa lo liatin gue gitu?" tanya Kinan.

"Yah, Raga udah punya pacar."

"Lalu gue harus apa? Gue nggak peduli juga, udah mau punya pacar, udah mau nikah, you know, gue nggak peduli." ucapan Kinan memang ada benarnya, tetapi hatinya ada sedikit yang menjangal, ada sesuatu yang sangat aneh.

"Oh oke"

Raga kemudian berjalan, ia berjalan menuju ke ruang guru, dan sedikit terkejut ternyata Kinan berada di situ juga dari tadi.

"Kinan lo di sini juga."

Kinan tersenyum bahagia untuk Raga. "Selamat Raga, akhirnya lo udah punya pacar, di jaga pacarnya baik-baik." ucap Kinan memberi selamat.

Raga tertegun dengan ucapan Kinan barusan. Lalu detik itu juga Raga tertawa kecil. " Lo bahagia banget ya gue udah punya pacar?"

Kinan tetap memaksakan senyumnya, ada sedikit jeda lalu kembali menatap Raga serius. "Iya, biar lo bisa berhenti suka sama gue, dan gue sangat bahagia."

"Tenang aja, gue nggak akan ganggu lo, dan gue juga bakal berhenti suka lo sepenuhnya."

"Makasih Raga"

"Raga, lo di panggil sama guru!" Aldi memberitahu.

"Iya gue kesana!"

"KELAS 11 IPA 2 MASUK, BU WURI UDAH MASUK!"

Kinan terdiam, ia memikirkan perkataan Raga barusan.

"Kinan!"

"Kinan!" Panggil Diora lagi

Gadis itu langsung tersadar. "Kenapa?"

"Masuk, lo nggak akan masuk?"

"Masuk lah"

"Yaudah ayok!" suruh Diora, melihat Kinan yang tampak bertingkah aneh.

***

Di rumah, di depan tv lebih tepatnya, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Sekilas ia mengingat kembali tentang Raga yang menerima gadis itu sebagai pacarnya. Seharusnya Kinan merasa bahagia bukan? Kenapa ia harus memikirkan Raga sudah mempunyai pacar.

"Ngapain gue mikirin Raga, seharusnya gue seneng, Kinan fokus. Raga bahagia dengan yang lain, jadi gue juga bisa bahagia sama Kak Iqbal." tegas Kinan pada dirinya, Raga bukanlah takdirnya nanti.

Tiba-tiba saja ia mengingat perkataan Kalara di kantin sekolah.

"Tapi kalau sekarang? Kenapa nggak sibuk lagi?"

"Kak Iqbal kan lagi libur dulu, itupun kak Iqbal masih kerjain tugas." jelas Kalara.

Kinan langsung berdiri, ia memikirkan sebuah ide yang menarik kali ini untuk mendekati Iqbal.

Kinan berlari ke ruang kerja papanya. "Pa...Papa!"

"Papa!" panggil Kinan heboh mendatangi sebuah ruangan kerja.

Sang papa terkejut, dengan Kinan yang tiba-tiba datang sambil memanggilnya. "Kinan? Ada apa Nak?" tanya Shalimar ayah Kinan.

"Pa, Kinan mau minta izin sama Papa."

Shalimar menatap lekat anaknya "ada apa Kinan, mau minta izin apa?"

"Pa, aku boleh nggak nginep di rumah Kalara?" ucap Kinan memberanikan diri.

"Boleh kan?"

"Boleh" ucap Shalimar tanpa berpikir panjang, karena ia sangat percaya kepada Kinan.

Kinan langsung memeluk papanya. Kinan cepat cepat pergi ke kamar untuk bersiap, namun Shalimar mengentikan langkah kaki gadis itu.

"Kinan!" Panggil Shalimar.

Kinan seketika berhenti, ia berbalik. "Kenapa Pa?"

"Papa besok mau jemput Mama, kamu mau ikut? Kalian juga udah lama nggak pernah ketemu."

Kinan mengeleng pelan. "Emang harus?"

"Kinan, itu Mama kamu."

"Papa aja sendiri, aku nggak usah, ngapain Mama harus kembali," Kinan mengatakan dengan kesal.

"Kinan, walaupun begitu dia Mama kamu." Jelas Shalimar dengan pernyataannya.

"Pa, emang Mama peduli sama aku? Sama kak Megi? Mama peduli? Jawab pa."

Kinan tertawa kecut. "Papa aja nggak bisa jawab."

Shalimar memilih bergeming. "Mama aja nggak peduli sama Papa, apa lagi sama anak anaknya."

"Padahal Mama tau sendiri, kita butuh Mama di sini, dan Mama lebih milih sama pekerjaannya."

"Kinan dengerin Papa dulu"

"Kinan!"

Kinan berjalan pergi, ia tidak mau membicarakan mamanya lagi, Kinan tau perkataannya barusan memang sangat kurang ajar, tetapi Kinan juga mengatakan apa yang sebenarnya.

Shalimar kembali duduk, ia tak berpikir, Kinan masih mengatakan dengan jawaban yang sama.

"Kinan, maafin Papa."

***

Di kamar, Kinan terdiam, mengingat kembali perkataannya barusan kepada papanya. Dengan mamanya tidak lama lagi akan kembali.

"Nggak penting, Mama aja nggak peduli sama aku."

"Ngapain mama harus kembali, dia juga udah bahagia di sana."

Di sini kita telah tau, keluarga Kinan tidak seharmonis yang kalian kira, hidup di keluarga kaya, tidak menjamin hidup Kinan merasa bahagia bersama orang tuanya. Kinan sangat membenci mamanya. Apa yang telah ia lakukan bertahun-tahun lamanya, lebih memilih bekerja di luar kota dan kini sang mama tiba-tiba mau kembali.

Gadis itu tidak ingin berlama-lama, ia kemudian mengambil ponselnya lalu menelfon Diora.

"Halo, lama banget lo angkat telfon gue."

"Gue sibuk" ucap Diora dengan nada lemah.

"Sibuk nangisin si Jepri itu? Basi, lupain si Jepri."

"Lo siap-siap sekarang"

"Halo lo denger gue kan?" tanya Kinan karena Diora lama menjawab.

"Kemana?" tanya Diora tak semangat.

"Kita pergi ke rumah Kalara, nginep di rumahnya."

"Ah, nggak."

"Dari pada lo bosen di rumah, lo siap siap ya, gue jemput lo."

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapi, gue nggak mau tau. Gue sampai di sana lo udah siap-siap paham lo?"

"Tapi—"

Kinan langsung menutup telfon, ia tidak mau tau, Diora harus datang bersamanya sore ini.

"Gue juga harus siap-siap"

***

Di perjalanan menuju ke rumah Kalara, Kinan tampaknya juga bingung ke arah jalan rumah Kalara, soalnya ini pertama kalinya Kinan menginap di rumah Kalara.

"Ini kan jalannya?" tanya Kinan.

"Iya itu"

"Harus banget nginep di rumah Kalara?" tanya Diora dengan Kinan yang tiba-tiba mengajaknya.

"Harus, gue mau ketemu Kaka Iqbal juga."

"Iqbal mulu"

"Lo sendiri? Jeffrey mulu."

"Kin, lo nggak akan tahu rasanya di selingkuhin."

"Dalam hubungan itu wajar Ra, termasuk selingkuh, berubah." Gadis itu menjelaskan dengan lirih.

"So bijak lo kayak Kalara."

"Ngikut doang"

Hening diantaranya. "Gue pengen liburan." ucap Diora memecah keheningan.

"Masih banyak waktu, kita nginep dulu sama Kalara."

"Rumah Kalara gede kan? Jangan sampai kita nginep nggak pas."

"Lumayan, kamarnya juga agak gede."

Kinan mengangguk paham. Pada akhirnya mereka sampai di rumah Kalara. Senyum pada bibir Kinan terlihat, ia tak sabar bertemu dengan Kinan, sebenarnya dengan Iqbal juga.

"Jadi ini rumah Kalara? Gede juga."

Keduanya keluar bersamaan, mereka berjalan memasuki halaman rumah Kalara, banyak bunga bunga cantik yang di tanam di depan rumah.

"Lo nggak pernah cerita, Kinan jualan bunga."

"Udah pernah, cuman lo pelupa."

Sampai di depan pintu, Kinan sudah siap mengetuk. Dan di saat yang sama Kalara juga membuka pintu. Kalara terkejut melihat kedua sahabatnya datang ke sini.

"Kinan, Diora, kalian ke sini?" Kalara sangat terkejut dengan kedatangan kedua sahabatnya ini.

"Kita nggak ganggu kan?" tanya Kinan.

Kalara mengeleng pelan."Nggak kok, ayok masuk." ucap Kalara menyambut keduanya masuk.

Kinan memasuki rumah Kalara, wajahnya tidak bisa berbohong, sungguh rumah Kalara di dalamnya sangat rapi dan banyk barang barang cantik.

Tidak lupa juga, Kinan melirik ke arah belakang taman Kalara, begitu banyak bunga.

"Bunga lo banyak banget "

Kalara tersenyum tipis. "Di besarkan seperti anak sendiri."

"Kedelai dong"

"Kalian kok nggak bilang sih, kalau mau ke sini? Biar aku bisa siapin semuanya sebelum kalian datang." ucap Kalara sambil meletakan jus di meja.

"Gue saman Diora emang rencananya mau kasih surprise Kal, sekalian kita juga mau nginep."

Kalara terkejut. "serius? Tumben kalian mau nginep."

"Sesekali, gue juga belum pernah datang ke rumah lo, lagian besok libur."

"Iya sih"

Kinan melirik ke sepenjuruh rumah, matanya tidak bisa berhenti mencari sesuatu. "Cari Kaka Iqbal?" tanya Kalara yang bisa menebak.

Kinan tersenyum canggung. "Tau aja, Kak Iqbal mana?"

"Masih di rumah temannya, paling malam Kak Iqbal pulang."

Kinan mengangguk paham. "oh masih lama."

Kinan tidak bisa berbohong, ia sebenarnya ingin sekali bertemu dengan Iqbal. melihat wajah Iqbal saja itu sudah menjadi anugrah baginya.

"Ra kamu nggak apa-apa kan?" tanya Kalara kepada Diora yang terdiam sejak tadi, ia masih belum melupakan tentang Jepri dan itu sudah jelas.

"Nggak apa-apa, gue cuman banyak pikiran."

"Iya, karena Jeffrey." ucap Kinan ketus yang kesal dengan sikap Diora memikirkan Jeffrey terus.

Seketika saja, jus yang di minum Kinan tak sengaja jatuh ke bajunya. Membuat baju birunya harus basah.

"Yaampun Kin, baju kamu jadi basah kayak gini."

Gadis itu menapis napis di permukaan bajunya yang terkena jus "Nggak apa-apa kal, oh iya  dapur lo dimana?" tanya Kinan.

"Gue mau bersihin baju gue dulu."

Kalara menunjuk ke arah belakang "terus aja, lurus, nanti juga kamu sampai."

"Iya Kal makasih"

Tanpa menunggu Kinan pergi ke dapur yang ditunjukkan oleh Kalara.

Drttt... DrtttDrttt..

Sebuah telfon berbunyi, dan itu berasal dari suara telfon Kalara.

"Kal, telfon lo bunyi, lo angkat dulu gih."

"Iya Ra bentar"

***

Kinan membersihkan dengan air dari keran, ia mengosok ke permukaan bajunya agar tak bau jus, untung saja dia membawa baju ganti. Jika tidak Kinan harus meminjam baju Kalara.

"Untung gue bawa baju ganti." Kinan bernafas lega.

Setelah selesai membersihkan, ia kemudian berbalik lalu berjalan ke tempat Diora dan Kinan saat ini.

Langkah kaki gadis itu terhenti, melihat kamar Iqbal terbuka luas. Rasa keinginan tahu tentang Iqbal datang di pikiran gadis itu.

"Loh ini bukanya kamar Kak Iqbal?"

Kinan mulai membuka secara perlahan, dan memasuki kamar Iqbal. Kinan melihat lihat ke semua tempat, termasuk rak buku juga kamar Iqbal yang di penuhi laporan yang tak dipakai.

Sebuah buku di meja belajar Iqbal tertata rapi,  Kinan membuka beberapa lembar lalu menutupinya kembali.

Kinan berjalan ke arah jendela yang sedikit terbuka, gadis itu membuka tirai Iqbal yang di awal gelap kini menjadi terang.

Gadis igu merasa lega dan bahagia, ini pertama kalinya ia memasuki kamar Iqbal. Yang begitu identik dengan warna hitam.

Kinan yang mulai berbalik, matanya menoleh ke arah meja di dekat kamar Iqbal. Sebuah foto seorang gadis menarik perhatiannya. Ia menatap seksama gadis itu, yang sedang tersenyum bahagia di sebuah pantai.

"Cewek ini siapa? Apa hubungannya sama Kak Iqbal?"

Kini pikiran Kinan menjadi bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa foto gadis ini ada di kamar Iqbal?

"Kinan, kamu lagi ngapain?"

Kalau ada thypo, atau kalimat yang tidak efektif mohon di maafkan, besok akan saya revisi. Jujur konfliknya udah dekat, mohon menunggu lagi🙏

Fortsรคtt lรคs

Du kommer ocksรฅ att gilla

6M 312K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
5.3K 461 48
"Mulai detik ini lo jadi pacar gue." "Lo punya gue, gak ada yang bisa rebut lo dari gue." "Siapa yang ngajarin lo kasar, hmm?" "Nurut atau gue ciu...
1.5K 949 25
[! FOLLOW SEBELUM MEMBACA !] [REVISI] Rain menaruh hati kepada Aksa. Laksamana Zeverous, murid laki-laki yang terkenal akan sifat dingin, misterius...
1.5K 178 9
"Kamu juga merasakan betapa sakitnya merasa terbuang. Lalu sekarang apa bedanya ketika kamu bahkan ingin langsung melenyapkan keberadaannya. Siapa ya...