JAYDEN, 18:23

Von youraraa_

1.8K 271 68

[Jung Jaehyun ㅡ End] "Sosoknya terasa begitu nyata, meskipun aku tak dapat menyentuhnya. Dialah satu-satunya... Mehr

Chapter 1: Pindah Rumah
Chapter 3: Mimpi Indah
Chapter 4: Sentuhan
Chapter 5: Sosok Menyeramkan
Chapter 6: Jeff
Chapter 7: Pembersihan
Chapter 8: Pelukan
Special: Hint & Casts
Chapter 9: 1823
Chapter 10: Kabut Hitam
Chapter 11: Boneka Abdi
Chapter 12: Santet
Chapter 13: Kekasih Masa Lalu
Chapter 14: Kisah Sebenarnya
Chapter 15: In de Gloria
Chapter 16: Misi Berdarah
Chapter 17: Rindu
Chapter 18: Keajaiban
Chapter 19: Akhir yang Bahagia

Chapter 2: Sekolah Baru

148 15 5
Von youraraa_

"Aku datang bukan untuk menakutimu, tapi untuk menjagamu."

🍂

"Anna! Buka pintunya! Anna!!" Suara ibunya menyeruak masuk ke dalam telinganya, hingga gadis berumur 17 tahun itu terbangun dari tidur lelapnya.

Dengan langkah linglung, ia segera membuka pintu kamar, lalu menatap sang ibu dengan muka bantalnya.

"Ada apa, mah?" Anna menguap sambil meregangkan badannya, rasanya ia belum pernah tidur selelap ini sebelumnya.

"Kenapa kamarmu kamu kunci, hmm? Dari tadi mama ketok-ketok juga kamu tidak menjawab. Hampir saja mama dobrak pintunya." Ucap ibunya sambil melirik ke dalam kamar Anna. Ibunya tertegun, karena kamar anaknya itu terlihat sangat bersih dan sudah tertata rapi, berbeda dengan kamar yang ada di bawah.

"Anna gak ngunci kamar kok, mah. Pintunya susah dibuka, mungkin." Balas Anna dengan nada enteng.

"Kamu semalaman membersihkan kamar atau bagaimana? Kenapa sudah wangi, bersih dan rapi seperti ini?" Sahut ibunya lagi sembari melihat-lihat keadaan kamar anak perempuannya itu.

"Sewaktu Anna masuk, kamarnya memang sudah seperti ini, mah. Anna jadi ngerasa langsung nyaman di kamar baru Anna ini." Anna hanya tersenyum simpul, tak menyadari jika perkataannya tersebut membuat kening ibunya berkerut.

Tiba-tiba saja ada hawa dingin yang membuat bulu kuduk ibunya meremang, sontak sang ibu memilih keluar dari kamar sambil mengingatkan Anna untuk segera bersiap pergi ke sekolah.

Anna hanya mengangguk, lalu menutup kembali pintunya. Aneh, pintunya itu mudah sekali untuk dibuka dan ditutup. Pun, Anna memang sama sekali tidak pernah mengunci pintu kamarnya sejak dulu.

Seharusnya ibunya tahu jika memang benar-benar mengenal kebiasaan anaknya.

Tanpa berpikir macam-macam, Anna segera mandi dan bersiap-siap untuk masuk ke sekolah barunya. Dan tanpa Anna sadari, sosok yang hadir dalam mimpinya itu tetap berada di dalam kamarnya.

Sosok lelaki berparas tampan itu hanya diam di sudut kamar, memerhatikan setiap gerak gerik Anna sembari terus tersenyum.

Anna akan bertemu teman-teman barunya hari ini. Tenang, Anna. Aku tidak akan mengikutimu ke sekolah, aku hanya akan menunggumu pulang di sini. Akan kupastikan kamarmu tetap bersih dan wangi agar kamu merasa nyaman.

"Lama amat sih, lo?! Gue bisa-bisa telat ke sekolah!" Sungut Juan begitu adiknya itu turun ke bawah dengan seragam lengkap khas SMA.

Anna hanya diam dan langsung berjalan ke luar rumah, sudah menjadi kebiasaan jika dirinya tak pernah ikut sarapan bersama orang tua dan juga kakaknya.

Fakta lainnya, meskipun kakaknya itu sakit-sakitan, tetapi Juan menolak untuk home schooling, sehingga kini ia juga menjadi anak baru di sekolah yang sama dengan Anna.

Anna kelas 11, sedangkan Juan kelas 12. Umur keduanya hanya selisih 1 tahun, dan tak ada seorang pun yang tahu jika keduanya adalah kakak adik.

Juan tidak suka jika teman sekolahnya mengetahui jika ia memiliki adik yang cupu, sehingga sejak dulu mereka sudah membuat kesepakatan tidak saling menyapa ketika berpapasan di sekolah. Pulang pergi sekolah pun Anna akan diturunkan jauh dari sekolah, sehingga gadis itu harus berjalan agar tak terlihat satu mobil dengan Juan.

Anna sadar jika dirinya di-anak-tirikan, namun ia juga sudah terbiasa dan masa bodoh dengan itu semua. Ia sudah bisa mandiri, dan sebenarnya pun ia sudah bisa hidup sendiri jika ia mau. Namun, ia tidak bisa karena terkadang ia harus menggantikan orang tuanya yang sibuk untuk merawat Juan jika kakaknya itu sakit.

"Aku jalan kaki aja, lagian sekolahnya deket, kan? Mulai besok kak Juan langsung berangkat sama pak Ajat aja, biar gak perlu nunggu aku." Ucap gadis itu tanpa menatap Juan yang sudah terlihat kesal. Jika tahu sejak tadi, Juan pasti sudah berangkat lebih dulu bersama supir keluarga mereka, pak Ajat namanya.

"Kenapa gak ngomong dari tadi, sih! Buang-buang waktu gue aja lo!" Sungut Juan sambil melangkah mendahului Anna. Lelaki berparas manis itu langsung masuk ke mobil dan membanting pintunya, lalu meninggalkan adiknya yang masih berdiri di halaman rumah.

"Sabar, kamu harus sabar, Anna. Satu tahun lagi. Bertahanlah sampai saat itu. Setelah itu kamu bisa hidup bebas." Ucap Anna dengan nada pelan, lalu mengunci pintu karena orang tua mereka sudah lebih dulu berangkat kerja.

Saat ini ibunya tengah mencari pekerja rumah tangga baru di sekitar daerah itu, karena pekerja rumah tangga sebelumnya tidak bisa ikut pergi ke rumah baru mereka karena tak diizinkan oleh suaminya dengan alasan terlalu jauh.

Baru saja Anna hendak melangkah, tiba-tiba saja angin berhembus pelan, membuat poni Anna tertiup angin dan menjadi sedikit berantakan. Ketika ia hendak merapikan poninya, ia merasa ada yang menyentuh keningnya dan menggantikannya untuk merapikan poninya tersebut.

Bulu kuduk Anna seketika meremang, dan ia pun langsung berlari kencang ke arah sekolahnya karena ia merasa ketakutan. Tanpa Anna sadari, sosok yang merapikan poninya itu sejak tadi terus saja memerhatikan Anna dengan raut wajah yang sendu, seakan baru mengetahui jika keluarga Anna ternyata tidak memperlakukan Anna dengan baik.

"Perkenalkan. Nama saya Alanna Batari Kamala, biasa dipanggil Anna. Semoga kita bisa berteman." Ucap Anna di depan kelas begitu sang guru menyuruhnya untuk memberikan perkenalan singkat.

Teman-temannya hanya memberikan respons yang datar, lalu Anna sudah bisa membayangkan akan bagaimana kehidupan di sekolah barunya ini.

"Ya sudah, nanti kalian bisa langsung berkenalan lagi dengan Anna ketika istirahat. Sekarang silakan Anna duduk di bangku yang kosong di pojok belakang. Untuk saat ini kamu memang tidak memiliki teman sebangku, mohon maklum, ya?" Anna hanya mengangguk dan berjalan ke bangkunya yang ada di belakang. Teman-temannya hanya saling berbisik sambil menatapnya dengan tatapan aneh, lalu kelas mulai kembali hening ketika gurunya sudah memulai pelajaran.

Pelajaran berlangsung begitu lambat hingga bel istirahat berbunyi. Di hari pertamanya sekolah, Anna sudah merasakan rasa bosan yang luar biasa. Entah, ia tak tahu mengapa ia tak excited berada di lingkungan baru untuk yang kesekian kalinya. Ia bosan, rasanya hidupnya kini benar-benar hambar.

"Keliling sekolah aja kali, ya? Daripada di kelas dianggap gak ada gini." Batin Anna ketika melihat kelas langsung kosong begitu istirahat tiba.

Anna pun beranjak dari duduknya, lalu mulai berkeliling menjelajahi seluruh penjuru sekolah barunya. Tentu, ia tak berharap berpapasan dengan kakaknya karena itu akan membuatnya repot ketika tiba di rumah nanti.

Sampai pada ruang musik, ia tak sengaja mendengar ada seseorang yang sedang memainkan tuts piano dengan merdu. Alunan melodinya begitu merdu di telinga, hingga Anna penasaran dengan siapa yang sedang bermain di dalam.

Anna membuka sedikit pintu ruang musik yang tak tertutup dengan sempurna, lalu ia menengok ke dalam. Matanya menangkap ke arah seorang lelaki yang sedang bermain piano sambil menutup kedua matanya, terlihat begitu menikmati alunan melodi yang ia mainkan.

"Keren banget!" Tanpa sadar Anna mengucapkan kata-kata tersebut, sontak membuat si lelaki berhenti memainkan piano dan menoleh ke arahnya.

Anna membeku ketika lelaki tersebut menatapnya, lantas ia pun langsung berlari menjauh dari ruang musik. Entah apa tujuan ia berlari seperti itu, namun yang jelas ia merasa malu.

Lelaki itu bergegas keluar dari ruang musik dan hendak mengejar Anna, namun salah seorang temannya tiba-tiba saja memanggilnya. "Dimas, lo disuruh wali kelas ke ruang guru sekarang. Katanya lo sebagai ketua kelas disuruh bantu si anak baru itu, siapa namanya? Oh, iya. Juan."

"Disuruh bantu apaan? Tadi pagi pas anak baru itu masuk kelas, gue gak disuruh apa-apa perasaan." Temannya itu hanya mengendikkan bahu, lalu segera menyuruh lelaki berparas tampan paripurna yang bernama Dimas itu untuk segera menuju ruang guru.

Dimas menghela napas pelan, sambil melihat ke arah kanan, ke arah di mana Anna berlari begitu kencang ketika dirinya tertangkap basah oleh Dimas. Dimas hanya bisa tersenyum simpul karena teringat raut panik nan menggemaskan dari gadis yang dilihatnya tadi, lalu ia segera berjalan ke ruang guru meskipun sebenarnya ia ingin mencari siapa gadis yang dilihatnya tadi.

"Bapak mencari saya?" Wali kelasnya itu hanya mengangguk, lalu mulai menjelaskan Juan yang memiliki penyakit asma dan fisiknya yang tidak sebugar anak-anak lainnya. Dari perkataan wali kelasnya, Dimas pun sudah paham jika dirinya ternyata dimintai tolong untuk menjaga teman baru yang ada di kelasnya itu.

Enggan menolak, Dimas hanya mengangguk dan mengiyakan perintah wali kelasnya itu. Setelah perbincangan mereka beres, Dimas pun mengajak Juan kembali ke kelas karena istirahat telah usai.

"Maaf kalo gue harus ngerepotin lo. Gue juga minta ke lo buat rahasiain penyakit gue. Gue cuma takut diejek dan dianggap lemah." Juan membuka suara karena keheningan melanda keduanya di tengah perjalanan kembali ke kelas. Sedangkan Dimas hanya mengangguk, sedari tadi pikirannya terus saja diisi oleh ekspresi terkejut Anna yang terlihat lucu di matanya.

"Kayaknya anak baru di sekolah kita ada dua, ya? Soalnya gue baru liat cewek itu hari ini." Ucap Dimas sambil terus tersenyum simpul. Sedangkan Juan hanya diam, karena ia tahu yang dimaksud teman barunya itu adalah Anna, adiknya.

🍂

Unlock another cast:

Adimas Bahuwiryan (Juan's Classmate)

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

2.9K 186 25
Gladiola atau lebih dikenal dengan nama Glady, Ialah wanita yang suka memangsa Pria-pria bodoh dan mencampakkannya seperti barang sekali pakai. Itu s...
3.8K 525 19
Ningning × Jeno Sequel of 'A Mistaken Relationship' "Jika dia tidak bisa memilikimu, maka aku sebaliknya." # start : 3 Januari 2024
85K 9K 55
❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw
Fix You Von JM

Jugendliteratur

11.5K 2.5K 41
Kehidupan sekolah dan hubungan percintaan Lara Anastasya yang tadinya adem ayem menjadi kacau akibat terseret dalam masalahnya Raja Bestari. • Fanfic...