Mylovelly

By chihamusen

504K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya

Bahaya mengancam?!

392 19 9
By chihamusen

Selamat membaca!!

Semoga suka dan terhibur...

Sorry typos bertebaran harap maklum!!!


Seperti kata Kevano kemarin malam. Axello harus terpaksa datang ke sekolah lebih awal dipagi buta hari. Ia juga sudah mencari Alyra ke tempat kostan cewek itu saat malam tapi dia tidak ada disana. Sedangkan Axello tak tahu lagi dimana Alyra tinggal selain hanya sebatang kara di dalam gang rumah kecil itu yang cukup jauh dari permukiman kota besar. Sepanjang malam Axel masih terjaga hingga membuatnya tak bisa tidur nyenyak memikirkan Alyra karena dia tinggalkan saat itu tanpa izin.

Ia bisa saja bertanya pada Kevan langsung tapi Axello terlalu gengsi untuk mengetahuinya dan tahunya kalau saudaranya itu tidak ada hubungan apa-apa mengenai soal Alyra. Jadi ia tak meanggapnya begitu. Dan Kevan tak perlu ikut campur unttuk urusannya. Ia tak mau mendengar setiap kata-kata pedas selalu terlontar dari Kevan yang bisa saja mengejeknya setiap saat apalagi jika tentang Rania akan diungkit lagi oleh cowok itu begitu berdebat dan saling menyalahkan.

Maka dari itu Axello lebih baik diam saja, ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Alyra semoga cewek itu kembali baik lagi padanya. Bahkan Axello pun masih memarahi dirinya yang begitu telah diperdaya oleh perasaannya yang dulu pada Rania. Sialan kapan gue bisa bebasnya sih? Mana dia terus si Alyra malah bikin kacau lagi! Decak Axello kasar merutukinya.

Ia sudah merapikan kelas yang sempat benar-benar begitu berantakan kemarin juga dibantu oleh teman lain yang sedang piket. Syukurlah ada murid yang cukup rajin jadi Axello bisa cepat membersihkan kelas itu karena perbuatan Alyra yang mungkin sudah mengamuk tak jelas karenanya. Ia sempat meneguk ludahnya sejenak saat membayangkan jika Alyra mungkin juga sudah akan menghajarnya habis-habisan apalagi Rania bisa mati ditempat karena terkaman kuku tajam Alyra seperti belati siap merobeknya. Ia meringis setiap kali teringat Alyra yang begitu cukup sadis ketika sedang cemburuan.

Untung saja hanya ada satu atau dua orang anak di kelasnya. Kalau banyak mungkin Axello akan malu setengah mati karena harus membersihkan kelasnya seorang diri jika ada yang melihatnya. Dan sekarang saat ini mungkin mereka sedikit heran bertanya-tanya kenapa? Dan kadang-kadang aneh sekali menurut mereka dengan fenomena Axello yang kini berubah cukup drastis jadi anak bukan seperti biasa dirinya yang memberi perintah malah ikutan membantu dan menggemparkan kelasnya.

Axello harus bertanggung jawab dengan perbuatan Alyra yang seolah melampiaskan emosinya itu padanya Ia harus tahan dan sabar melewatinya lagi bagaimana sulitnya Alyra untuk diajak berdamai saat waktu kemarin yang sebelum-sebelumnya ini telah terjadi.

"Cih ada yang rajin banget nih biasanya ngumpet dulu di di toilet,, cibir Ale saat memasuki kelasnya melihat Axello dengan dua orang murid dikelasnya.

"Gue udah selesai. Sambil nungguin dia datang. Lo gak usah banyak komentar deh. Gue lagi malas buat-- Eh tunggu mana Alyra? Kemarin-kemarin Lo dulu sering seret dia ke sini bareng Lo. Kok dia belum keliatan juga sih?" kata Axello yang seketika baru sadar. Dan saat itu juga Axello sedikit menaruh curiga pada Ale yang akhir-akhir ini sering bersama biasanya awal dulu saling membenci.

Axello tiba-tiba teringat saat ia waktu itu dengan Alyra, cewek itu merajuk
Sepulang dari rumahnya bertemu sang calon ibu mertua. Namun Axello malah tak mau mengakuinya dan meanggap mereka berdua hanya cuma temanan biasa alias teman sekelas. Sejak saat itu Alyra mencoba menjauhinya dan tak mau lagi satu kelas dengan Axello.

Sampai Ale harus menyeret cewek itu agar tidak sering membolos dan beralasan untuk kabur atau menyesal ingin pindah kembali ke kelas yang dulu jauh demi bisa menghindari Axello. Itupun paksaan dari Ale ketika harus menjaga Alyra sesuai demi permintaan Ayahnya agar Alyra tak lagi menghilang.

"Bentar gue ngangkat telpon dulu,," ujar Ale sedikit melirik Axello dengan tajam sekilas. Cowok gondrong itu menatap heran sebentar ketika Ale beranjak seakan menjaga jarak darinya karena telpon itu mungkin dari seseorang yang penting?

"Sorry... Lo istirahat aja gak usah kesini." ujar Ale pelan. Axello masih memperhatikannya sesaat. Ia pun mendengus kasar.

"Ale kenapa Lo gak bangunanin gue? Terus Lo sengaja ninggalin gue disini sendirian?" teriak Alyra diseberang ponsel cowok itu. Cukup hanya Ale yang dapat mendengarnya. Kalau masih didekat Axello kemungkinan cowok gondrong itu akan ikut menguping pembicaraannya. Selama ini Axello belum pernah tahu mengenai Alyra yang tinggal dirumahnya.

Hanya Kevano saja satu-satunya orang yang masih bisa dipercaya oleh cewek itu agar tetap menutup mulutnya dan tak membeberkan rahasianya. Ale juga sedikit merasa yakin Kevano tak akan membuka suaranya pada orang lain.

"Lo nangis hampir semalaman. Mau mata Lo buta warna gak bisa lihat lagi muka dia gitu? Udah gak usah protes gue tahu Lo pasti kurang tidur. Yaudah sana lanjutin lagi." kata Ale.

"Tapi Ale kan kita bisa berangkat bareng. Gue masih pengen ke sekolah--?!

"Tau biar bisa ketemu dia kan? Masih ada waktu buat Lo datang kesini. Gue juga tadi harus buru-buru banget sibuk buat ngadain meeting OSIS pagi-pagi sekali,, " cibir Ale pelan memotongnya sebelum Alyra akan menyelesaikan ucapannya itu seolah menebaknya.

"Ihh Ale! Terus gue berangkat gimana dong rumah Lo itu jauh banget dari sekolah bisa terlambat dong gue?!"

"Gak papa sesekali Lo gak usah masuk kelas hari ini. Libur aja deh gue kasih izin seminggu gimana? Murah hati gue demi atas nama bokap, jadi Lo gak usah repot-repot ngamuk lagi lihat dia sama cewek lain." ujar Ale santai.

Sejujurnya ia tak ingin Alyra turun untuk hadir, ia tahu Alyra mungkin masih kelelahan sehabis menangis yang menguras tenaganya itu. Ia tak tega melihat akan diperlakukan oleh Axello dengan sedikit kurang menyenangkan untuk hati gadis itu hanya karena adanya cewek lain dipihak Axello berusaha membuat hubungan keduanya mulai merenggang.

Ia melihat sekali lagi ke arah Axello yang kini terlihat penasaran Ale sedang berbicara dengan siapa hingga harus sedikit menjauh darinya ke luar  sana. Bukan. Axello ingin bertanya langsung mengenai tentang Alyra yang sempat tertunda tadi biasanya Ale lah yang mungkin lebih tahu mengenai keberadaan cewek itu di sekitar seluruh sekolahnya.

Walau sebenarnya Axello sendiri ragu  Ale pernah baik dengan  seorang anak cewek? Mustahil baginya. Ale anti soal perempuan. Ia menggeleng kepalanya aneh bisa berpikir kalau Ale tahu.

"Gue gak mau tahu Lo harus jemput gue sini balik lagi! Gue gak butuh liburan! Gue mau ketemu sama Axello cowok gue! Atau enggak Axello bakalan direbutin sama anak Tante sialan itu!!"

"Gue tutup dulu udah ya bye!!" dengus Ale. Ia sedikit kesal ternyata Alyra masih saja mengharapkan Axello. Padahal jelas-jelas cowok gondrong itu melupakannya kemarin.

Axello kembali mendekat saat Ale cepat-cepat menyimpan ponselnya. Ia tak mau Axello sempat mendengar suara cewek itu di balik ponselnya. "Dari siapa?" tanya cowok itu.

"Gak penting sih! Yaudah gue mau ke ruangan laboratorium sama anak OSIS lain,," ujar Ale segera ingin berlalu meski sempat menatap Axello dengan pandangan tak percaya akan Alyra yang selalu saja bisa luluh oleh lelaki itu. Atau mungkin Alyra saja yang terlalu cinta mati sampai Axello tak menunjukkan hal yang berarti dilakukannya untuk Ale nilai seberapa berharganya sebagai kekasih dari gadis itu.

"Apa Lo tahu Alyra sekarang berada dimana?" Axello memulai lagi ia tak sabar ingin bertemu dengan gadis itu melalui Ale. Ia menahan langkah cowok itu sebentar.

"Gue gak tahu! Lo cari aja mantan Lo sana!!" jawab Ale dingin. Axello sedikit terkejut. Jelas Ale benar-benar tak ingin memberitahunya. Axello meneguk ludahnya sesaat

"Aneh, kayaknya ada sesuatu yang lagi lo sembunyikan dari gue ya Ale?" gumamnya begitu Ale langsung memilih pergi dari hadapannya.

***

Axello hampir frutasi ditambah hari semakin tinggi hari tapi ia belum juga menemukan Alyra di sekeliling sekolah. Ia sudah berputar bolak balik demi mencari keberadaan cewek itu. Bahkan Rania saja sempat kegeeran dengan kedatang Axello ke dalam kelasnya. Yang jelas saat ini Axello membutuh kehadiran Alyra. Ia pun lebih mengabaikan Rania demi Alyra agar cewek segera muncul didepannya sekarang.

Siang itu Axello memutuskan untuk keluar saja dari sekolahnya. Ia takut kalau Alyra mungkin saja dalam bahaya tanpa sepengetahuan. Tidak! Ia yakin Alyra pasti baik-baik saja meski cewek itu marah padanya. Ia akan membolos mencari gadis itu lagi di luar sana.

Dan bener saja tak lama kemudian saat di perjalanan Axello ia tak sengaja bertemu dengan Alyra yang masih memakai seragamnya itu. Bedanya Alyra menuju ke arahnya sedang Axello bergerak untuk segera menghampirinya.

"Kemana aja Lo dari tadigue cariin gak ada,," kata Axello meraih pergelangan gadis itu saat Alyra ingin melewatinya begitu saja.

"Gak usah pegang gue!!" sentak Alyra sedikit kasar dan melotot tajam ke arahnya.

Tatkala senyum Axello merekah semakin lebar setelah sekian cukup lama tak sabar menantikan kedatangan gadis itu akhirnya, Alyra tengah berdiri tepat didepan kedua matanya dari jarak sedekat ini.

Alyra menelan ludahnya pelan. Ia ingin mengusir Axello tapi yang Alyra lakukan malah mengigit lidahnya sendiri menahan diri untuk tidak salah tingkah di hadapan Axello betapa manisnya senyuman cowok itu yang selalu bisa berhasil telah memikat hati kecilnya untuk terus menatap lamat wajah menawan lelaki itu meski sesaat.

"Udah ah gue mau pulang!!" sepertinya Alyra sedikit menyesal telah mengabaikan tawaran Ale pagi tadi yang menyuruhnya untuk absen saja di rumah dari pada harus ketemu Axello secepat ini ditengah jalan menuju sekolah dengan kesiangan. Ia benar-benar tak menyangka. Alyra sudah benar-benar telat. Mungkin dirinya akan diusir sebentar lagi oleh beberapa guru yang kesal padanya saat berpasan di koridor.

"Mau kemana lagi?" cekal Axello sebentar saat Alyra sudah membalikkan badannya lalu menoleh sedikit malas ke arahnya. "Gak ada urusannya sama Lo! Udah jangan ganggu gue lagi!!" dengus cewek itu.

"Gue sekarang bolos sengaja nyariin Lo." ujar Axel. Sebenarnya ia jarang membolos sekolah karena cowok itu pasti akan diharuskan mengikuti setiap mata pelajaran yang penting mengingat dirinya juga dimasukkan oleh guru killer ke dalam lomba akademik hingga selalu menjadi juara umum berturut-turut disekolah kebanggaannya itu. 

"Mau bolos bareng? Kita cari tempat yang lebih menyenangkan buat bisa menghibur Lo kali ini." tanya cowok itu tersenyum tipis.

"Gak butuh! Sana Lo pergi cari--?!"

"Lo cewek gue! Ngapain gue nyari yang lain, itu kan yang Lo maksud? Kalau udah Lo ketemu. Plis maafin gue ya,," potong Axello sedikit melembut pada cewek itu.

"Gue nyesal liat muka Lo!!" kesal Alyra.  "jangan ikutin gue lagi!!" lanjutnya sedikit emosi.

Namun tanpa sadar Alyra malah menarik tangan Axello, hingga cowok itu bingung antara harus mengikutinya atau menghentikan kebodohan Alyra yang masih saja sama. Diam-diam cowok gondrong itu tersenyum samar menahan lucunya dengan gemas. "Lo mau ngajakin gue kemana, hmm?" bisiknya tepat di samping gadis itu dari arah belakangnya.

Alyra sontak melototkan matanya dan langsung melepaskan cengkeraman tangannya tadi tanpa sengaja hendak membawa Axello untuk ikut bersamanya juga. "Jangan geer deh!!" sembari menggelengkan kepalanya dengan begitu malu.

"Bilang aja Lo mau jalan-jalan kan? Ayo--?!" celetuk Axello lalu sedikit mengerutkan keningnya heran.

"Engga... Gak jangan mendekat!!" suaranya tiba-tiba bergetar saat gerakan bola mata Alyra tak sengaja seakan melihat sesuatu yang seketika muncul, membuat wajah gadis itu memucat dan tubuhnya menegang ditempatnya sesaat.

"Lo kenapa? Ada apa sih, coba bilang sama gue Alyra hei?" tanya Axello melambaikan tangannya sebentar, lantas cowok itu juga ingin mengikuti arah pandangan Alyra tadi seakan menyadari sesuatu--orang yang berada dibelakangnya itu. Ia hendak memutarkan balikan badannya untuk melihat juga sekilasnamun Alyra langsung menariknya lebih dulu dan membawanya berlari, sebelum Axello sempat mengetahuinya apa yang sedang terjadi telah dilihat oleh gadis itu sampai Alyra sangat ketakutan berlari entah kemana gadis itu akan bersembunyi, Axello hanya bisa terdiam tak mengerti saat gadis itu mengajaknya kabur.

Hingga mereka sampai memasuki salah satu rumah kosong yang ada disekitarnya tak jauh dari tempat mereka berlari tadi ia secepatnya ingin bersembunyi sebelum ketahuan.

Napas Alyra tersengal-sengal. Seolah ia habis berlari meraton ke ujung dunia. Axello sedikit mengatur napasnya sebentar. Bukan, bukan itu maksudnya. Alyra belum kelelahan hanya saja deru napasnya ikut cepat karena degup jantung Alyra berdetak lebih keras disaat bersamaan dari biasanya. Ia yakin sebentar lagi jantung itu akan berpindah keluar saking kagetnya ia tadi saat melihat seseorang yang dia kenali setelah bertahun-tahun lamanya. Dan parahnya lagi orang itu sangat berbahaya bisa mengancam hidupnya. Alyra lebih memilih mati daripada akan harus berjumpa lagi dengan makhluk bajingan sialan itu di seluruh dunia ini.

Alyra beralih dari samping Axello kini ia berdiri dihadapannya menatap sesaat mata lelaki itu. Axello sempat terkejut dengan Alyra yang tiba-tiba saja berdiri didepan mukanya. Lalu cewek itu melorot kebawah dan duduk bersimpuh tepat di atas bagian kedua pangkal pahanya, "A-pa, apa yang mau coba Lo lakuin heh?" cowok itu terbelalak sesaat memperhatikannya.

"Diem jangan berisik entar kita malah ketahuan sayang plis biarin gue..." ucap Alyra seketika berubah pelan dengan nada bicaranya yang manja dan terdengar aneh. Ia menuntun tangan Axello agar mengikatkan helaian rambut merahnya yang panjang sebatas bahu itu yang menjuntai ke dalam genggaman telapak tangan cowok itu memasukkannya ke dalam menjadi gumpalan yang tak terlihat. Sambil Alyra mendongak ke atas sebentar menatap mata Axello dengan posisinya berhadapan dari bawah kaki cowok itu.

"Kayaknya mulai sekarang gue harus jadi pelacur Lo,," ujar cewek itu tiba-tiba.

TBC....








Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 73.4K 52
"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!" Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak sat...
155K 120 27
warning! Cerita khusus 21+ bocil dilarang mendekat!! Akun kedua dari vpussyy Sekumpulan tentang one shoot yang langsung tamat! Gak suka skip! Jangan...
803K 58.8K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
666K 19.5K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...