Transmigrasi Diana

By zersela

7.3M 378K 12.8K

Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang m... More

Prolog
Mencoba Menerima
Memulai
Menjadi Model
Bertemu Jessica
Kantor
Meminta Izin
Pertemuan
Club
Bali
Pemotretan
Mengusik
Sekamar
Mencari Tau
Pengkhianat?
Pesta
Hukuman
Apa Kau Menyukaiku?
Xander
Apa kau takut?
Jangan Menciumku!
Sayang?
Cicit
Honeymoon
Kabur
Hukuman yang Sebenarnya 21+
Lagi?
Jalan-jalan
Taruhan
Cuek
Fakta Baru
Pertemuan Keluarga
Obat Tidur
Digoda
Cemburu
Kedatangan Bara
Tertangkap
Pernyataan Cinta
Barbeque
Sebuah Berita
Hari Pernikahan
Surat Perceraian
End
Bonus Part
Bonus Part 2

Terkejut

207K 10.6K 63
By zersela

Happy reading!

Vote dan komen jangan lupa.

Ini baru perubahan awal, dan masih banyak perubahan lainnya yang akan mengejutkan kalian- Diana Maheswari.

***

Sudah hampir tiga bulan Diana menghabiskan waktu untuk membuat wajah glowing dan tubuh yang proporsional. Kini ia sedang mandi dan berniat akan ikut sarapan bersama dibawah. Ah, ia jadi tidak sabar untuk melihat bagaimana reaksi semua orang.

Diana membalutkan handuk ditubuhnya lalu berjalan keluar menuju lemari pakaian. Ia memilih dress mana yang cocok untuk dipakainya, dan pilihannya jatuh kepada dress berwarna biru dongker dengan panjang sampai sebatas lutut.

Jika Diana yang dulu hanya memakai kaos lengan panjang yang selalu dipadukan dengan celana jeans atau rok. Maka Diana yang sekarang akan merubah gaya berpakaian menjadi lebih modern dan elegan.

Duduk didepan meja Rias, lalu mulai merias wajahnya dengan make up tipis. "Perfect." gumam Diana saat melihat pantulan dirinya didepan cermin. Mengambil tasnya lalu turun ke bawah, rencananya hari ini ia akan menemui Mila.

Hentakan suara heels yang menggema membuat semua orang yang ada dimeja makan mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Ekspresi yang ditampilkan keluarga Dirgantara sesuai dengan apa yang dibayangkan Diana, yaitu terkejut. Tak terkecuali seorang lelaki tampan yang Diana tebak pasti suaminya, namun dengan cepat lelaki itu mengembalikan raut wajahnya.

Diana mengambil duduk tepat disamping suaminya. "Ada apa, kenapa kalian terus menatap ku?" tanya Diana sambil tersenyum manis.

"Ka-u siapa?" bukannya menjawab pertanyaan Diana, Megan adik iparnya malah balik bertanya.

"Aku? Tentu saja Diana, kakak ipar mu."

"Ha-haha, tidak mungkin wanita kampungan itu secantik dirimu."

Diana memutar bola matanya malas. "Tapi aku memang Diana, bukannya kau melihat aku turun dari atas. Tidak mungkin kan jika keamanan di mansion ini membiarkan wanita asing masuk sembarangan?"

"Tapi-"

"Megan, dia memang Diana." potong Vano yang dapat membungkam Megan.

Megan dan Desi mama Vano, menatap lekat wajah Diana. Dan benar setelah diamati dia memang Diana.

Diana yang merasa semua orang hanya diam ingin sekali tertawa. Ah ini baru awal perubahannya, masih banyak hal yang belum ia tunjukkan kepada mereka.

"Bagaimana keadaan mu nak, maaf papa jarang menjengukmu." ucap Bima, papa mertuanya.

Diana menatap lelaki paruh baya yang masih tampan diusianya yang sudah tua. "Aku baik pa dan papa tidak usah meminta maaf, aku juga tau kalau papa sibuk dengan urusan kantor."

Lelaki paruh baya itu tersenyum mendengar ucapan menantu satu-satunya ini. "Baiklah, mari kita sarapan." perintah Bima.

Semua orang menuruti Bima untuk memulai sarapan, walaupun sepertinya adik dan ibu mertuanya tampak masih sangat penasaran dengan perubahan dirinya.

Diana dengan cekatan mengambilkan Vano sarapan, dan lagi-lagi semua orang terkejut dengan perubahan dirinya. "Segini cukup?" tanya Diana menunjukkan nasi goreng yang sudah ia ambilkan.

"Hm."

Diana tetap tersenyum walaupun Vano hanya membalas singkat ucapannya. Ia juga menuangkan segelas air putih untuk Vano lalu mengambil sarapan untuk dirinya sendiri.

Setelah itu tidak ada yang membuka pembicaraan, semua orang fokus menghabiskan sarapan masing-masing.

***

Bima dan Vano sudah berangkat ke kantor, kini Diana sedang berhadapan dengan mertua dan adik iparnya.

"Kenapa kau berubah?" tanya Desi.

Diana menjawab dengan tenang. "Karena inilah diri ku yang sebenarnya."

Desi dan Megan tampak saling bertatapan, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Diana. "Apakah karena kau lupa ingatan makanya berubah?" tebak Megan.

"Mungkin."

"Ck, menurutku mau berubah atau tidak kau sama saja akan tetap menjadi wanita kampungan." sarkas Desi.

"Betul Mah, aku yakin dia masih menjadi wanita yang bodoh walaupun penampilannya berubah."

Diana berusaha untuk tenang, ia tidak mau meledak-ledak dan berakhir menjambak mertua beserta adik iparnya. "Ah, itu urusan kalian mau menganggapku wanita kampungan atau bodoh. Yang jelas, aku bukan Diana yang dulu." balas Diana dengan penekanan diakhir kalimatnya.

Desi mendengus kesal, lalu pergi melangkah ke luar. Begitu juga dengan Megan yang pergi untuk kuliah.

"Permainan akan segera dimulai." gumam Diana sambil tersenyum smirk.

***

Diana sudah tiba didepan apartemen milik Mila, sahabatnya. Menarik nafas sejenak, lalu mengetuk pintu.

Ceklek!

Mila menatap bingung wanita didepannya, sedangkan Diana memandang sendu sahabatnya dan segera menerjang Mila dengan sebuah pelukan.

"Wait, kau siapa?!" ucap Mila sambil melepaskan pelukan.

"Mil, aku mau ngomong sesuatu sama mu."

"Kau tau dari mana nama dan alamat ku, padahal kita gak saling kenal?!" pekik Mila heboh.

"Nanti aku jelasin semuanya, sekarang boleh aku masuk?"

"Ck, yaudah. Awas kalau kau berani macam-macam, aku geprek nanti!"

"Iyaa."

Kini Mila dan Diana sedang duduk di sofa apartemen Mila. Sudah sepuluh menit Mila menunggu wanita didepannya berbicara, namun sampai sekarang wanita itu masih saja terdiam membuat dirinya kesal.

"Jadi sebenarnya kau mau ngomong apa?" ucap Mila kesal.

"Emm, gimana ya ngomongnya aku bingung mau mulai dari mana."

"Ngomong yang tinggal ngomong aja, lama-lama aku usir juga kau."

Diana menatap tajam Mila yang membuat Mila takut. "Oke-oke, kau bisa ceritain semuanya pelan-pelan."

Diana menarik nafas sejenak lalu membuangnya, dan mengalirkan cerita bagaimana ia bisa berada di tubuh Diana.

"Gak percaya aku, mana ada yang kayak gitu dizaman sekarang ini. Coba kasih bukti biar aku percaya kalau dirimu itu Daisy."

"Kau itu tunangannya Riko, lelaki dingin macam kulkas dua pintu yang dijodohin sama mu. Kau juga pernah jatuh sambil cium kotoran sapi saat kita ada pemotretan di sawah. Oh iya kau juga sebenarnya gak cinta sama Riko dan berniat mencari cara agar pertunangan kalian batal."

"Whatt! jadi kau Daisy sahabat ku?!" tanya Mila yang dibalas anggukan oleh Diana.

Mila segera memeluk Diana erat dan menangis tersedu-sedu. "Hiks... ternyata kau masih hidup. Hiks.. setelah dengar kau meninggal, semua orang merasa sangat kehilangan."

"Orang tua ku gimana Mil?"

"Orang tua mu pindah ke luar negeri dan menetap disana. Kata mereka disini terlalu menyakitkan karena terlalu terbayang dengan mu." balas Mila sambil mengelap ingusnya yang sudah meleber kemana-mana.

Diana menunduk, apakah ia harus memberitahu orang tuanya tentang ia yang masih hidup walau di tubuh yang berbeda? Namun ia takut jika hidupnya di raga Diana hanya sementara, ia tidak mau memberikan harapan palsu kepada orang tuanya.

"Apa aku kasih tau orang tua mu aja, kalau sebenarnya kau itu masih hidup?"

Diana menggeleng. "Aku gak tau Mil, disatu sisi aku mau ngasih tau mereka. Tapi disisi lain aku gak mau hanya memberikan harapan palsu kepada mereka, jika sewaktu-waktu hidup ku ini hanya sementara."

Mila kembali memeluk Diana, berusaha menenangkan sahabatnya. "aku bakalan dukung apapun keputusan yang kau buat."

"Makasih karena selalu ada disaat aku butuh."

"Hm, itulah gunanya sahabat. Jadi sekarang kau berada ditubuh menantu keluarga Dirgantara?"

"Menantu tak dianggap lebih tepatnya." jawab Diana sambil menyandarkan tubuhnya.

"Woi jelasin dulu gimana kehidupan mu selama tinggal disana!" desak Mila, ia sudah sangat penasaran tapi sahabatnya malah tampak enggan untuk menjelaskan semuanya.

"Diana menikah dengan Vano karena perjodohan, dan Vano juga gak pernah menganggap Diana sebagai istri. Sedangkan ibu dan adik iparnya Diana selalu menghina dan menyiksa Diana, hanya Bima Dirgantara, ayah mertuanya yang baik kepada Diana."

"Gila, keluarga kaya tapi sikapnya kayak hewan."

"Satu lagi, Diana ternyata juga memiliki ibu dan saudara tiri yang jahat. Gak habis pikir aku gimana sengsaranya kehidupan Diana selama ini."

"Dan yang akan menjalani kehidupan itu sekarang adalah kau, hahha." ejek Mila.

"Sialan, kau!!"

"Maaf-maaf, aku cuman bercanda. Jadi gimana rencananya mu selanjutnya?"

"Aku udah punya rencana, tapi aku butuh bantuan mu." balas Diana sambil menatap lekat mata Mila.

"Aman mah kalau sama Mila yang baik hati, cantik dan tidak sombong ini. Tapi nanti dapat imbalan kan?"

Diana menatap tajam Mila yang membuat Mila nyengir. "Jadi apa yang harus aku bantu biar rencana mu berhasil?"

"Yang pertama kau harus bilang sama Audy buat bikin aku jadi model." Audy adalah manager Mila dan Daisy didalam dunia modeling.

"Lalu selanjutnya sekarang kau temanin aku belanja dan nyalon, udah lama aku gak senang-senang." sambung Diana.

"Okee, tenang aja. Semua beres sama Mila."

***

Gimana menurut kalian, apakah Diana akan berhasil dengan semua rencananya?

Vote dan komennya ya!

Kritik dan saran juga boleh.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 102K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
346K 12.2K 43
PROSES REVISI TANPA HAPUS PART Alexandra Nathali Linsker Seorang remaja kelas 11 SMA yang berumur 17 tahun. Menurut orang orang, Alexa sangat sempurn...
3.6M 355K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
6.7K 229 72
Kehadiran seorang hantu perempuan mengubah hidup Devin secara tak terduga. Awalnya frustrasi dan putus asa, kini ia menemukan sinar harapan sejak ber...