Pagi-pagi sekali tara mengunjungi komplek pemakaman dimana permana disemayamkan, kemarin tara memang ikut mengantar kepergian permana ke peristirahatan terakhirnya namun gadis itu merasa belum benar-benar ikhlas melepas kepergian permana. Hatinya terasa sesak dan nyeri, tapi tidak bisa mengungkapkannya pada siapapun.
Tara mengamati gundukan tanah bertabur bunga yang masih terlihat segar itu lalu berjongkok disisinya.
"hai yah,,ara dateng."tara menjeda kalimatnya, beberapa kali tara mengedipkan mata dan mengatur nafasnya yang sedikit tersendat karena menahan tangis
"tara mau marah sama ayah,,
Ayah bohong, ayah udah janji mau dukung tara di ASEAN GAMES.
Ayah bohongin tara, tara marah sama ayah" tara masih berusaha menahan tangisannya meski suaranya sudah sedikit bergetar.
"kenapa nggak bilang jujur kalo ayah lagi sakit? Kenapa ayah suruh mereka nggak kasih tau tara kalo ayah sakit? Lihat, sekarang tara jadi ngga sempet ketemu ayah kan, ayah jahat...!!!"kini air mata tara sudah tak terbendung lagi, tangis tara meledak.
"Tara marah sama ayah, ayah jahat,,
Ayah jahat sama tara. hiks,,,"tara memukul-mukul dadanya yang semakin sesak karena menangis
"sekarang aku harus gimana yah? Tara harus apa?Gimana cara tara jagain raka?
Tara udah bikin raka sedih, sekarang ayah juga pergi ninggalin kita.
Tara harus gimana yah?"kata tara di sela-sela isakannya
Cukup lama tara menangis sendirian di depan makan permana, bagaimanapun berpisah karena kematian adalah bentuk kehilangan yang paling menyakitkan.
Permana adalah salah satu bagian penting dalam hidup tara, permana adalah ayah keduanya.
Dari permana tara menemukan sosok laki-laki yang begitu hangat dan sabar setelah papanya sendiri, sosok yang begitu kuat dan tegar dalam menghadapi persoalan hidup yang tak pernah mudah.
Seseorang yang selalu tara jadikan standar dalam mencari pasangan hidup dimasa depan, tara tidak pernah tau bahwa kehilangan akan sesakit ini.
Lalu bagaimana dengan raka? Pasti dia lebih sakit, pasti dia lebih terluka.
Tara tidak tau bagaimana menghadapi raka yang belum lama telah ia gores hatinya, bagaimana tara harus menghibur raka saat hatinya juga tengah terluka.
Tara tidak tau...
>--<
tara berjalan keluar dari komplek pemakaman dengan langkah gontai, rasanya sangat berat melangkahkan kakinya meninggalkan permana. sesekali tara mengusap pipinya karena air matanya yang masih saja mengalir meski ekspresi wajahnya sudah datar,langkah tara terhenti saat melihat seorang wanita paruh baya berkacamata hitam tengah berdiri menatapnya tak jauh dari tempat tara berdiri.
Tara masih mematung saat wanita paruh baya itu berjalan ke arahnya dan berhenti tepat didepan tara.
"tara.."sapa wanita itu dengan wajah sedih
"tTt..Ttante dina..?" jawab tara dengan ekpresi terkejut
"iya sayang, kamu inget tante tara?"tanya wanita itu
Buru-buru tara mengusap air matanya yang lagi-lagi lolos dari pelupuk matanya.
"maaf tante, tara harus pulang"tara hendak melangkah pergi, namun wanita itu menarik tara dalam pelukannya.
"tolong sayang, jangan seperti ini.
Tante nggak tau harus gimana lagi, tolongin tante"wanita itu kini terisak dipelukan tara
Tara bingung harus bagaimana, disisi lain tara harus menjaga perasaan seseorang yang pasti akan terluka karena kehadiran wanita ini, tapi hati kecil tara seolah tergerak unutk membantu.
"maaf tante, tapi tara nggak bisa bantu apa-apa.
Tante tau kan situasi tara"kata tara setelah berhasil melapas pelukan dina
"sayang dengerin tante,
Sekarang ini Cuma tante yang raka punya, tante tau tante salah sama raka dan permana.tante nggak tau gimana caranya buat nebus itu semua.
Tapi raka Cuma punya tante sekarang, dan tante mau raka kembali sama tante.
Tante mau nebus semua kesalahan dan semua waktu tante yang udah terlewatkan selama ini sama raka.
Tolong bantu tante sayang" bujuk dina
"raka nggak sendiri tante,
Raka punya mama papa, aku dan kak teo.
Dan itu sudah berlangsung sejak dulu, jadi tolong tante jangan asal bicara.
Raka udah punya kita."
"Kemana tante waktu raka dirawat dirumah sakit, kemana tante waktu raka harus perform sama ibunya dulu di tk. Kemana tante waktu raka lagi sedih?
Mama yang udah lakuin itu semua yang seharusnya jadi tugas tante,kita yang udah jagain dan sayangi raka selama ini. sekarang tante bilang raka Cuma punya tante?
Omong kosong macam apa itu tante?" entah mengapa tara menjadi emosi, tara tau kisah keluarga permana.
Tara sudah banyak diceritakan oleh papanya,tentang bagaimana dulu orang tua raka berpisah saat raka masih bayi, bagaimana perjuangan permana membesarkan raka seorang diri, bagaimana raka tumbuh dan selalu kesepian saat dirumah sehingga raka lebih sering dititipkan dirumah arya saat permana bekerja daripada menggunakan jasa pengasuh atas permintaan riska.
Riska yang sudah mengasuh raka bersama tara yang pada waktu itu butiknya belum sebesar sekarang, riska yang memberi cinta dan kasih sayang seorang ibu yang sangat raka butuhkan.
Riska yang selalu bersikap adil dalam mengasuh tara dan raka, menjadikan raka tidak merasa tidak memiliki ibu, membuat raka merasa lengkap dan tak kekurangan kasih sayang.
Lalu sekarang seseorang yang sudah dianggap tidak ada tiba-tiba muncul dan mengklaim sebagai satu-satunya orang yang paling raka butuhkan. Dan itu melukai hati tara, keluarga tara sudah merasa memberi cinta dan kasih sayang paling layak kepada raka. Tapi kenapa hubunngan darah membuat tara ragu, bagaimanapun tidak ada yang bisa menggantikan posisi ibu kandung di hati anaknya, sejahat apapun itu.
"tante tau sayang, kesalahan tante sangat besar.
Meninggalkan raka saat dia benar-benar masih butuh perhatian dan kasih sayang tante,
Tapi tante punya alasan, tante nggak bisa bohongin permana terus menerus.
Dia orang baik, orang paling tulus. Dan itu membuat tante semakin tersiksa, tante nggak bisa terus-terusan membohongi diri tante dan kelak semakin menyakiti permana.
Waktu itu tante ingin membawa raka, tapi permana mau melepaskan tante asal tidak membawa raka. Tante terpaksa tara, tante tidak bermaksud meninggalkan raka" bela dina sambil terisak
"tante mau nyalahin ayah permana?
Tante ,," tara menghela nafas
"Apa tante nggak pernah mikir kalo waktu itu ayah mempertahankan raka dengan harapan tante akan bertahan bersama ayah setidaknya demi raka, tapi apa?
Tante tetep pergi kan?tante ninggalin raka dan ayah.
Demi apa tante?cinta pertama tante?
Tara nggak tau ada ibu se egois tante"tara menggelengkan kepalanya
"tara tau tante sering diam-diam datang kesekolah buat liatin raka dari jauh kan, tara sering liat tante.
tante juga kan yang kirim foodtruck es krim ke TK waktu raka ulang tahun? Tante juga sering diem-diem bayarin kita makan dan bilang ke kasir kalo ada yang lagi ulang tahun dan pengen tlaktir orang-orang?"
"tapi itu semua nggak cukup buat raka tante, bagaimanapun meski raka tidak pernah bilang. Tapi ada kekosongan dalam hatinya, meski dia selalu terlihat bahagia bersama kami akan selalu ada yang kurang karena tante nggak pernah ada buat dia.
Sekarang setelah ayah nggak ada tante berharap apa? Tara bantu biar raka maafin tante? Atau bujuk raka buat ikut sama tante? Tara nggak bisa tante..
Tolonglah tante, jangan nambahin luka raka lagi. Biarin raka tenang dulu dan..."ucapan tara terpotong saat seseorang tiba-tiba menarik tangannya
"kita pergi dari sini ra, jangan bicara sama orang asing"raka menarik tara pergi dari hadapan dina
"raka, tolong sayang.
Maafin bunda.."dina mengejar tara dan raka sambil menangis
"anda siapa?bunda anda bilang?maaf saya tidak punya yang seperti itu.
Permisi"raka melangkahkan kaki dengan cepat sambil menggandeng tangan tara meninggalkan dina yang tengah menangis sendirian.
Raka sudah tidak menginginkan apapun, meski hatinya sakit raka sudah merelakan ibunya.
Dengan berfikir bahwa dia tidak pernah memiliki ibu sejak awal membuat raka merasa lebih mudah menerima perpisahan kedua orang tuanya.
Membuat permana lebih mudah membesarkannya karena raka hampir tidak pernah menanyakan keberadaan ibunya, meski yang sebenarnya terjadi adalah raka yang selama ini selalu menahan diri untuk tidak bertanya dan menyulitkan ayahnya, raka yang diam-diam menahan rindu kepada ibunya tanpa seorangpun yang tau.sesayang itu raka pada permana, satu-satunya orang tua yang dia punya, satu-satunya tiang yang menopangnya untuk tetap kuat berdiri.
Dan sekarang raka hanya perlu berfikir dan melakukan hal yang sama, raka hanya perlu berfikir bahwa dia tidak punya ibu. Meski hati kecilnya tidak bisa memungkiri kenyataan yang sebenarnya..
>--<
ibunya raka keterlaluan banget ya..?untung ada mama riska yang baik dan sayang banget sama raka.
***
udah mau abis nih gaes,,
udah follow akun mimin belom??hehehe
jangan lupa di follow ya,,tinggalin komen dan vote kalian juga di tiap capture ya.
makasi semua..
-author-