Kumo To Slime Desu Ga Nani Ka...

By Yooo_Dayooo

11.3K 911 1.3K

Kejadian menggemparkan dimana satu kelas di sebuah SMA di Jepang meledak dan membunuh seluruh siswa di dalamn... More

Prolog
Chapter 1: Perburuan
Chapter 2: Evolusi Lagi?
Chapter 4: Menantang Stratum Tengah
Chapter 5: Kekuatan Baru
Chapter 6: Meets Fire Dragon
Chapter 7: Administrator
Chapter 8: Pembunuh Naga
Chapter 9: Dunia Luar
Chapter 10: Pertandingan Melawan Wrath
Chapter 11: Mother Menginvasi Kami?!
Drop!

Chapter 12: Rimuru, Kumoko vs Mother

552 46 18
By Yooo_Dayooo

Here some Astolfo for you


-----------------------------------------------------------
Rimuru POV

Rimuru:"uwah...."

Berantakan sekali....itu yang kupikirkan saat melihat keadaan labirin tengah.

Aku pergi selama beberapa saat untuk suatu urusan dan saat aku sampai, tiba-tiba saja tempat ini sudah hancur lebur.

Rimuru:"selain itu, Kumoko hebat juga yah.

Dia masih hidup setelah menantang ratusan laba-laba kecil dan tiga Arch Taratect."

Aku bisa melihat banyak mayat laba-laba berserakan di sekitar sini. Dia tidak memakannya?

Ini benar-benar pemborosan.

Dia masih hidup, Kumoko masih hidup dan dia sedang bersembunyi di suatu tempat sambil memulihkan dirinya.

Nampaknya, dia tidak sengaja bertemu dengan induknya dan mereka terlibat adu kekuatan. Sudah jelas Kumoko akan kalah benar, kan?

Baiknya, saatnya mendatanginya.

Dia ada di dekat sini......

Dia membuat beberapa perangkap yang terbuat dari benang laba-laba transparan yang keras. Dia pasti berniat untuk menghabisi musuh-musuh kecil yang hendak memasuki tempat peristirahatannya.

Tetapi, aku hanya perlu berubah ke bentuk spiritual dan menembusnya, itu saja.

Dan begitulah, aku berhasil masuk ke dalam sarang Kumoko tanpa dia mengetahuinya.

Rimuru:"lebih baik kuhentikan waktu sebentar."

Seketika, perputaran dunia ini berhenti. Aku mengambil kekuatan Dewa Utama milikku untuk menangguhkan dunia ini selama beberapa saat.

Alhasil, siapapun termasuk penciptanya itu sendiri akan berhenti dan tidak akan bisa menyadari apa yang sedang terjadi selama aku berada disini.

Sisanya, aku hanya harus berubah ke bentuk Slime dan menanamkan ingatan palsu dimana Kumoko melihatku masuk dengan tubuh terluka.

Beberapa saat kemudian.....

Kumoko:"tidak mungkin!

Kukira kau tidak selamat....!"

Rimuru:"ahaha......entah bagaimana aku berevolusi dan mendapatkan bentuk manusia milikku." Maksudku, entah kenapa Ciel bersikeras untuk membuat tubuh wanita bagiku.

Uhgg.....

Kumoko terlihat lega. Dia penuh luka, sihirnya juga hampir habis. Sebuah keberuntungan dia bisa selamat sampai disini dan bersembunyi dari kejaran induknya.

Yah, aku sedikit membantu di akhir dimana induk Taratect menemukannya dan hendak menembakkan sihir hitam raksasa ke dalam goa tempat kami berada saat ini.

Serius, hanya itu yang kulakukan.

Rimuru:"tapi....syukurlah kau selamat."

Kumoko:"kau tidak tau betapa sulitnya aku tadi!!!

Kau tau, dengan beberapa ajaran yang kulihat darimu, aku berhasil naik level dan hendak berevolusi!

Dan begitu, begini dan seperti itu!"

Aku tidak tau apa yang sedang dia bicarakan. Apa dia belajar dariku? Aku merasa tidak mengajarinya apapun.

Rimuru:"biarlah. Dia terlihat agak imut dalam bentuknya saat ini."

Aku memperhatikannya dari dekat saat dia memperagakan kembali adegan pertarungannya melawan para Taratect.

Dia mengalami banyak kesulitan. Untunglah dia berhasil melewatinya berkat bantuan sistem. Ciel juga sepertinya sudah mengubah kendali sistem Kumoko menjadi lebih mudah dan lebih berhadiah.

Senangnya punya Ciel disini.

Ciel:"aku juga senang memiliki master."

Ah, dia mendengar isi kepalaku.

Ngomong-ngomong.....

Rimuru:"hei Kumoko, berapa kali kau berevolusi?"

Kumoko:"hm? Belum kok.

Aku belum menyetujui evolusiku sendiri....situasinya sangat rumit loh!

Aku jadi tidak bisa mencari tempat istirahat yang bagus! Aaahhhh!!!" Kumoko mulai berteriak dan berguling-guling di tanah.

Rasa frustasinya memuncak dan membuatnya berkelakuan seperti itu.

Rimuru:".......kurasa dia tidak berbohong."

Baiklah, Ciel, aku tau ini pekerjaannya.

Ciel:"karena aku ingin melihat master menjadi manusia, aku melakukan ini.

Hehe."

Uh...oh, aku tidak bisa melawannya. Dia yang saat ini tidak dibatasi bisa melakukan apapun padaku.

Kau tau, bukan hanya aku yang menjadi Dewa Utama pada saat itu.

Ciel pun menjadi Dewa Utama.

Berkat itu, Ciel menjadi satu-satunya eksistensi yang mengetahui apapun yang dia lihat.

Mulai dari waktu penciptaannya, sampai ke akhirnya. Bahkan ketika Ciel dihadapkan oleh energi Ender, dia mampu mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menghancurkannya sampai musnah.

Dia mampu melihat kejadian di masa lalu, masa depan, masa kini dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Singkatnya, Ciel menguasai Dunia Kuantum. Segala probabilitas dimana sesuatu terjadi bisa dimanipulasi olehnya dengan sangat mudah. Singkatnya, apapun akan terjadi sesuai dengan keinginan Ciel jika dia menginginkannya.

Dan aku? Yah....karena aku dan dirinya saling terhubung antar jiwa, kami setara dalam segala hal.

Oh aku melenceng dari topik.

Sebaiknya aku membuat Kumoko cepat berevolusi, oh sebentar.

Rimuru:"ne Kumoko, bisa kau pilih Arachne atau sesuatu seperti mendapat tubuh manusia untuk evolusi selanjutnya?

Itu akan membuat perjalanan kita menjadi lebih mudah."

Kumoko:"...ummm, ya....aku sudah mempertimbangkannya tapi...."

Kumoko menggaruk kepalanya.

Kumoko:"waktu evolusinya dua hari.

Kita harus mencari tempat yang aman dulu agar aku bisa tenang."

Dua hari? Huh? Kurasa Ciel kali ini tidak membuat penyesuaian untuk waktu evolusinya.

Apa dia sengaja atau memang tidak terlalu memikirkannya?

Rimuru:"ah baiklah, saatnya nanti kau berevolusi, aku akan menunjukkan tubuh manusiaku juga."

Kumoko:"hm-hm. Mohon bantuan-tunggu dulu!

Kau sudah berevolusi?!" Kumoko tiba-tiba menjepit tubuhku dengan kakinya dan berbicara dengan kedekatan wajah beberapa cm.

Rimuru:"u-oh....ya.....kurasa Slime akan langsung berevolusi tanpa tertidur."

Tentu saja itu jujur. Bagiku tentunya!

Kumoko:"woah! Keren! Aku akan berevolusi secepatnya!"

Dia melemparku ke atas lalu menangkap ku lagi.

Rimuru:"n-ne, bukankah sebaiknya kau cepat-cepat berevolusi? Aku tidak mau terkurung disini selamanya." Aku berbicara di udara.

Kumoko terus melemparkan ke atas seperti heave-ho! Berkali-kali. Aku tidak masalah sih, tapi ini membuang-buang waktu berharga kami.

Kumoko:"oh benar!"

Kumoko membiarkanku jatuh menabrak tanah.

Rimuru:"u-uh....setidaknya tangkap aku." Kataku sambil menggelinding mendekati Kumoko.

Dia menggaruk lehernya sendiri sambil tersenyum canggung padaku.

Kumoko:"ehehe.." dia menjulurkan lidahnya.

......sikapnya imut, tetapi di tubuhnya yang sekarang, tidak mungkin menyebutnya sebagai sesuatu yang imut.

Kumoko:"baiklah!

Evolusi.....! Dimulai!"

Kenapa dia harus membuat pose Kamen Rider?

Dia melompat ke atas lalu berputar.

Kumoko:"kalau begitu oyasumi!"

Pendaratannya langsung dalam posisi berbaring dan dia langsung memasuki mode sleep untuk berevolusi.

Baiklah, selagi dia tertidur, mari kita cek bagaimana statusku saat ini.

Aku membuka panel statusku dan melihat kekuatanku secara keseluruhan pada tubuh ini.

Hmm....bagus juga.

Status seperti ini mungkin bisa membuatku menyaingi Benimaru pada saat aku baru berevolusi menjadi Raja Iblis Sejati.

Berbicara tentang Benimaru......kurasa saat ini dia sedang duduk-duduk bersama Istri-istrinya dengan kecepatan yang sangat-sangat lambat. Mengingat aliran waktu di dunia sana lebih lambat.

Ciel:"master, apa kau tertarik untuk mengambil salah satu senjatamu?"

Huh? Senjataku? Membawanya ke dunia ini?

Ide yang buruk, itu adalah sebuah penolakan besar!

Tidak ada yang bagus dari senjataku, kecuali kemampuannya dalam menghancurkan sesuatu.

Senjataku memang sangat-sangat banyak. Aku bisa memproduksinya sesuka hatiku. Bahkan senjata dengan kelas Void dapat dengan mudah kuproduksi layaknya berkedip.

Tidak ada batasan bagiku untuk menciptakan sekuat apa senjata yang ingin kuciptakan. Tetapi aku memutuskan untuk menggunakan 6 senjata utamaku sebagai alat perang.

Empat pedang roh, Katana Tempest dan satu lagi.......yah, aku tidak terlalu ingin menceritakannya sih.

omong-omong, karena skillku saat ini cukup banyak, aku penasaran apa yang bisa kulakukan dengan semua ini.

Dua hari kemudian.....

Kumoko:".....Puahhh!!! Akhirnya selesai berevolusi-"

*BOOM!!!!!

Kumoko:"Uaaaa!!!! Apa ini?!!!"

Rimuru:"tch.."

Sial, kurasa menyatukan bintang neutron dengan bintang anti-neutron disini ide yang buruk.

Hampir saja. Kalian tau apa yang akan terjadi jika dua materi yang berlawanan saling bertabrakan bukan? Ya, tentunya seperti itu.

Kumoko:"aaaa-apa itu?!!!" Kumoko berlari mendekatiku.

Oh, aku tidak sadar dia sudah berevolusi-.

W-woahh!!!

Ciel:"hm....-_-..."

Rimuru:"o-hey! Ciptakan bajumu dulu!" Aku bisa merasakan tatapan ancaman dari Ciel yang diarahkan pada Kumoko.

Ah, Kumoko tidak memakai baju- itu yang kupikirkan saat melihatnya pertama kali.

Awalnya, aku biasa saja. Mengingat bagaimana pengalamanku selama berjuta-juta tahun sebagai wanita dan pria, aku sudah sangat terbiasa dengan pemandangan seperti itu..

Tetapi, ketika Ciel melihat Kumoko dengan ancaman, kurasa ide yang bagus untuk membuat Kumoko memakai baju.

Dia segera berpindah lalu menciptakan pakaian dari benang laba-laba miliknya.

Ciel:"asal master tau, aku tidak cemburu."

Bisakah dia tidak bersikap seperti itu dengan suaranya yang monoton? Terdengar tidak cocok.

Kumoko segera kembali lalu mengangkatku sampai setinggi dirinya.

Rupanya......hm sama saja seperti yang dulu. Namun dengan rambut putih dan mata merah.

Kurasa di bercermin sebelumnya, seluruh pakaiannya berwana putih.

Woah, diluar dugaan, dia terlihat cocok seperti ini.

Kumoko:"apa-apaan itu tadi?! Aku merasa ledakan itu akan mengakhiri hidupku!!"

Rimuru:"o-he-hey! Tenanglah, aku hanya melakukan percobaan kecil." Dia menggoyangkan tubuhku.

Aku terhuyung-huyung karenanya.

Kumoko:"percobaan apa?"

Rimuru:"hanya sesuatu yang kecil kok, sekarang turunkan aku."

Kumoko akhirnya berhenti mengayunkan tubuhku lalu menurunkanku dengan benar.

Ohh, aku bisa melihat keseluruhan penampilannya sekarang.

Kumoko:"Huft...syukurlah.

Oh benar! Lihat-lihat! Bagaimana penampilanku sekarang?" Dia sangat bersemangat memperhatikan penampilannya padaku.

Pakaiannya yang lebih di bagian bawahnya di lambaikan dengan kedua tangannya.

Aku terkena bajunya.

Rimuru:"oh, bagus."

Ciel:"master, karena teknik tadi dan ditambah dengan sihir anda, material logam terbaru tercipta.

Tidak bisa dihancurkan, dileburkan dan-"

Rimuru:"tolong buang saja."

Ciel:"baik, saya akan menyimpan datanya untuk diproduksi ulang nanti."

Aku belum memperkirakan. Tabrakan antara dua bintang neutron dan anti-neutron berukuran kecil ditambah sihirku sebagai penyeimbang akan menciptakan logam yang sama sekali baru di dunia ini.

Oh tunggu sebentar, apa itu artinya aku mengacaukan keseimbangan sumber daya di dunia ini?

Ah, lupakan saja.

Kumoko:"tubuh manusia memang sangat menyenangkan.

Oh benar, aku ingat dua hari yang lalu kau janji untuk menunjukkan bentuk manusiamu.

Bisa kau tunjukkan sekarang?" Dia mendengus bersemangat. Aku bisa melihat Kilauan cahaya di matanya.

Posisinya membungkuk dan dia mendekatkan wajahnya padaku.

Rimuru:"baiklah. Setelah ini, kita akan mengalahkan Queen Taratect."

Aku mulai mengubah tubuhku menjadi manusia.

Sekarang, aku yang mengambil kendali. Aku menciptakan tubuh tanpa gender dan tanpa 'gunung'.

Tentu saja, dia akan terkejut saat melihatku seperti itu.

Rimuru:"yosh sudah. Bagaimana? Apa kau puas."

Aku sengaja memilih jubah Raja Iblis milikku. Itu terlihat cocok untuk segala situasi.

Dan ekspresi Kumoko, nampaknya dia sangat bersemangat saat melihatku seperti ini.

Kumoko:"woah......aku dibawah perintahmu Ratuku!" Dia tiba-tiba sedikit menundukkan kepalanya.

Tunggu, Ratu?!

Rimuru:"berhenti bercanda. Aku laki-laki."

Kumoko:"ehe.

Kupikir kau terlihat sangat cantik."

Uh, terserah.

Rimuru:"entah itu pujian atau bukan...."

Beberapa menit kemudian.....

Rimuru:"dia berada di dekat sana.

Setelah kita keluar goa ini, kita akan disambut dengan ribuan laba-laba kecil yang akan langsung menyerbu kita.

Dan beberapa Arch Taratect dan yang lainnya. Queen Taratect ada di bagian terdalam."

Aku menggambar peta kecil diatas tanah diantara kami. Ini akan menjadi lebih mudah baginya untuk memahami rencana pembasmian.

Sebenarnya dia bisa menggunakan skill deteksi dan mencapai semua lokasi laba-laba yang berada di luar sini, tetapi akan lebih mudah untuk kami bergerak bersama dengan rencana.

Statusnya saat ini, cukup kuat untuk menyaingi ku, kami hampir setara dalam hal status.

Kumoko:"....baiklah, aku ikut denganmu saja."

Rimuru:"bagus.

Ayo pergi."

Lebih baik aku membuat pedang dari bagian tubuhku saja. Lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya.

Aku menciptakan pedang dengan tubuh slimeku dan memegangnya dengan tangan kananku.

Kumoko tidak menciptakan senjata. Dia hanya menatapku selama beberapa saat lalu menciptakan pedang dari benang laba-laba miliknya.

Dia hanya mengikutiku bukan?

Kami berhenti di depan pintu goa. Aku mengarahkan tangan kiriku ke depan.

Kumoko:"apa yang mau kau lakukan?"

Rimuru:"pembersihan."

Api hitam berkumpul di tangan kiriku. Membentuk sebuah bola api hitam kecil yang memiliki Medan penekan di sekitarnya dalam bentuk bola.

Di tengah-tengah, terdapat sebuah bola hitam yang sangat padat. Ya, itulah titik api hitam yang kukumpulkan.

Ada sedikit panas yang keluar dan itu menyebabkan ketiadaan oksigen di sekitar tangan kananku.

Rimuru:"{Hell Flame Burst}."

Bola apinya membesar seketika dan melelehkan pintu goa di depanku. Aku tidak pernah bosan menembakkan serangan seperti ini untuk pemusnahan dalam skala besar.

Seranganku menembusnya hingga memusnahkan banyak laba-laba kecil termasuk Arch Taratect yang berada di jalurnya.

Rimuru:"baiklah, ayo."

Dinding dan tanahnya terbakar dengan api hitam sampai meleleh. Kurasa aku perlu membuat pijakan kecil di sekitarnya.

Aku memunculkan penghalang yang cukup lebar untuk melindungi kami dari panasnya api hitam ini.

Aku berjalan ke depan.

Kumoko:a-ah! Tunggu!"

Kumoko berlari kecil mengejarku.

Kumoko:"skill macam apa itu tadi? Bukankah itu sangat OP?"

Rimuru:"skillku yang berevolusi, karena cukup berbahaya kalau digunakan di luar labirin, aku tidak menggunakannya disana."

Kumoko:"berbahaya? Apa panasnya yang membuatnya berbahaya?"

Rimuru:"yah...begitulah."

Mungkin bagi seukuran planet ini, api hitam seperti itu berbahaya karena jika kukeluarkan secara besar-besaran, akan menyebabkan bencana.

Menciptakannya saja tanpa menahan panasnya akan menguapkan air sejauh ratusan km dalam sekejap. Jika ditembakkan ke dalam tanah, itu akan menembusnya sampai mencapai inti Planet lalu meledakkannya hingga berkeping-keping dan menyebabkan akhir kehidupan disini.

Jadi, bukan ide yang bagus untuk menggunakannya secara sembarangan. Aku meledakkan api hitamnya setelah mencapai jarak 50 meter dariku.

Beberapa saat kemudian......

Aku tidak menyangka, akan ada naga tanah yang cukup bodoh untuk menginjak api hitamku.

Kumoko:"wah....dia terbakar menjadi abu....."

Tubuhnya hanya tersisa setengah dan masih dilahap oleh api hitam. Pantas saja aku naik level sampai mendekati evolusi.

Tapi, yang lebih penting, kami sampai di depan ruangan tempat Queen Taratect berada.

Ini seperti melawan boss Dungeon, memang rasanya seperti itu sih.

Rimuru:"mereka belum menyadari keberadaan kita. Aku menggunakan sihir untuk menyembunyikannya.

Apa kau sudah siap?"

Kumoko:"y-ya....aku masih agak trauma saat dikejar mother.

Tapi, entah kenapa perasaan seperti itu mulai hilang."

Bagus, itu tandanya dia bisa menenangkan dirinya.

Lagipula, tidak ada laba-laba kecil disana. Hanya ada ribuan Arch Taratect menunggu dalam ruangan seluas 550 m².

Rimuru:"bagus, kalau begitu, saatnya panen EXP!"

Seketika aku menghilangkan penghalang ilusi, mereka semua langsung bergerak ke arah kami dan menembakkan jaring mereka.

Rimuru POV end

Mereka berpencar ke dua tempat.

Mereka melakukan lompatan lalu menempel di dinding dengan bantuan sihir.

Aliran sihir mereka mulai bergerak melapisi senjata mereka masing-masing.

Para Arch Taratect yang berada di dekat mereka menembakkan banyak peluru sihir hitam.

Dengan satu tebasan, semua serangannya disapu habis oleh Rimuru. Di sisi lain, Kumoko yang telah menggunakan SP miliknya untuk mempelajari sihir pelindung menggunakannya di sekitarnya.

Penghalangnya menangkis semua serangan yang datang dari berbagai arah. Kumoko didatangi oleh dua laba-laba dari dua arah.

Kumoko:"mereka terlihat lambat....."

Seketika, Kumoko bergerak sangat cepat menghindari terkaman kedua laba-laba itu.

Dia menciptakan pijakan di depannya ketika berada di udara dan menempelkan kakinya disana lalu kembali ke arah sebaliknya dengan kecepatan tinggi.

Dengan kekuatan sihirnya, Kumoko menebas dua laba-laba yang merayap di dinding sampai mati.

Dari arah bawah, beberapa peluru sihir hitam melesat ke arahnya dengan kecepatan tinggi.

Kumoko menghindari semua pelurunya di udara sambil menjatuhkan dirinya ke tanah.

Kumoko:"wahaha! Tidak berguna!"

Kumoko menaruh pedangnya di samping lehernya dalam posisi horizontal.

Dia menggenggam pedangnya dengan erat lalu mengagumkannya secepat kilat.

Sihirnya dilepaskan dalam jarak dekat dan meledakkan sihir yang dikeluarkan oleh para Arch Taratect dengan sangat cepat.

Kumoko dikelilingi oleh laba-laba besar. Dia menciptakan satu pedang lagi dengan benang laba-laba miliknya.

Kumoko:"diluar dugaan.....seranganku juga mengerikan.

Tapi, bagaimana bisa benangku tidak tergores?"

Kedua pedangnya dibuat dengan benang tipis yang sangat solid. Jarak antara benangnya sangat kecil dan membuatnya sangat keras.

Karena dibuat dengan sihir sendiri, aliran sihir Kumoko yang berada di dalam pedang bersatu dengan pedangnya dan mengeraskannya sampai sulit sekali dihancurkan.

Kumoko membuat banyak lingkaran sihir di sekitarnya. Itu merupakan serangan sihir hitam.

Dia menembak dalam jumlah besar dan membuat laba-laba di sekitarnya terpukul mundur kewalahan. Meskipun mereka menggunakan penghalang, serangan Kumoko cukup kuat untuk menghantam tubuh laba-laba besar sampai terpental.

Kumoko:"bagaimana kalau aku menggunakan skill itu pada pedangku...?"

Dengan rasa penasaran, Kumoko menggunakan skill penebas di kedua pedangnya.

Aliran sihir Kumoko berubah dan membuat pedangnya menjadi bercahaya kuning.

Kumoko menyilangkan kedua tangannya hingga kedua pedangnya berada di sisi kanan dan kirinya.

Kumoko:"Sant*ryuu-"

Tubuh Kumoko dilapisi cahaya putih.

Dia menebas di kedua arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dalam sekejap, banyak laba-laba yang terbelah menjadi dua meskipun penghalang mereka dibuat berlapis-lapis.

Kumoko:"woah, itu berhasil....."

Kumoko melihat sekelilingnya. Banyak sekali mayat laba-laba besar yang terbelah dua dan mengeluarkan banyak darah hijau.

Beberapa laba-laba mulai mendekatinya lagi.

Kumoko:"masih ada lagi? Kupikir mereka tidak akan membiarkan kami lolos."

Kumoko menengok panel statusnya dan dia naik level berkali-kali setelah membunuh banyak laba-laba.

Kumoko:"sebanyak ini....?"

Rimuru:"oh, hei lihat-lihat kalau mau menyerang!"

Rimuru berbicara dengan keras di udara pada Kumoko.

Kumoko:"eh? Apa aku membuat kesalahan?"

Rimuru:"aku terkejut saat dia melepaskan skill dengan pedangnya.

Tapi dia tidak melihat-lihat dulu."

Rimuru hampir terkena serangan Kumoko. Secara refleks, Rimuru menghindarinya dengan sangat cepat.

Rimuru:"aku harus mencari Ratu-nya...."

Meskipun dikejar banyak laba-laba, Rimuru tidak melihat ke belakang.

Di sisi lain, karena melihat banyaknya laba-laba yang mengejar Rimuru, Kumoko berkeinginan untuk membasmi mereka semua.

Kumoko:"panen level lagi...."

Dia bergerak sangat cepat ke arah Rimuru dan menjatuhkan banyak tombak sihir hitam ke arah bawah.

Semua tombaknya melesat dengan sangat cepat dan menembus pertahanan semua laba-laba.

Ada tiga laba-laba yang melemparkan jaring mereka ke arah Kumoko.

Namun, penglihatan Kumoko mencapainya. Dia menebas ketiganya dengan sangat cepat.

Seketika, dia melompat dan menciptakan penghalang untuk pijakan agar bisa mengejar Rimuru.

Kumoko:"Rimuru, kau tidak panen level?"

Rimuru:"tidak, aku ingin menyelesaikan semuanya dengan membunuh ratunya sendiri."

Kumoko:"baiklah, biarkan aku ikut membantu."

Rimuru:"sebenarnya tidak perlu sih...."

Mereka berdua terbang melesat menghindari banyak jaring laba-laba yang hendak mengikat mereka.

Ratu telah terlihat di depan sana. Rimuru menghunuskan pedangnya dan berpindah dengan sangat cepat ke bawah kaki Queen Taratect.

Queen Taratect hendak menginjak Rimuru dengan keras. Namun...

*Sring....

Rimuru mengayunkan pedangnya secara memutar sambil melepaskan sihirnya dalam jumlah kecil.

Seketika, semua laba-laba yang berada diatas tanah terdiam.

Queen Taratect bergerak, namun seluruh kaki-kakinya kehilangan telapak kakinya lalu jatuh.

Di sisi lain, banyak laba-laba besar yang tubuhnya jatuh ke tanah menjadi dua bagian dengan potongan yang sangat rapi.

Kumoko:"h-hebat......apa aku bisa seperti itu...?"

Kumoko bergerak dengan cepat menapak pada dinding ruangan.

Dia mulai membasmi semua laba-laba besar yang merayap di dinding dan menusuk laba-laba yang berada di langit-langit.

Rimuru:"oh, ada pikiran pararel milik Kumoko......lebih baik kukembalikan saja."

Ketika Rimuru hendak dihancurkan dengan sihir hitam, dia lenyap dan muncul diatas kepala Queen Taratect.

Dengan menggunakan skill {Gluttonious King Beelzebuth} yang entah bagaimana ada pada dirinya, Rimuru mengekstrak pikiran pararel milik Kumoko keluar dari dalam jiwa Queen Taratect.

Setelah itu, dia menyimpannya di dalam botol kecil lalu menaruhnya di dalam penyimpanan dimensi.

Rimuru:"hm? Ada jalur komunikasi.....milik siapa ini?

Ah....oh...ini akan menjadi rumit sepertinya....."

Rimuru mengangkat pedangnya dengan kedua tangannya.

Dia mengarahkan ujung pedangnya kebawah.

Lalu, Rimuru menancapkannya ke dalam kepala Queen Taratect dan menembusnya dengan bilah pedang sihir.

Rimuru:"Kumoko, ini untukmu!!."

Suara Rimuru membuat Kumoko terkejut. Dia terlalu berkonsentrasi pada musuh di depannya.

Kumoko:"eh? Ay-ay!" Kumoko bergerak mendekati Rimuru begitu dia mendengar suara Rimuru.

Lalu, Kumoko menciptakan banyak lingkaran sihir hitam yang mengelilingi Queen Taratect.

Rimuru segera berpindah ke tempat lain dengan sangat cepat lalu memperhatikan Kumoko melancarkan serangan terakhir.

Kumoko:"haaaa!!"

Dalam waktu bersamaan, Queen Taratect dibombardir dengan ratusan tombak hitam dengan ujung yang sangat tajam.

Kumoko memperkuatnya dengan sihir dan memperpadatnya sampai melampaui ketajaman belati sihir.

Tombak-tombak itu menusuk dan bahkan menembus tubuh Queen Taratect dan membunuhnya dalam sekejap.

Kumoko:"w-woah dia jatuh!" Ucapnya ketika melihat mayat Queen Taratect yang hendak menimpa tubuhnya.

Ketika Kumoko ingin bergerak menghindarinya, tiba-tiba mayatnya menghilang dan masuk ke dalam penyimpanan Rimuru.

Rimuru:"selesai juga akhirnya..." Rimuru mendarat di depan Kumoko setelah mengatakan itu.

Mereka saling mendekat.

Kumoko:"cepatnya mayatnya menghilang..."

Rimuru:"ya, inilah kenapa kemampuan penyimpanan dimensi sangat berguna.

Ngomong-ngomong, apa kau lelah?"

Kumoko:"huh? Ya......tidak juga sih...."

Rimuru:"jadi begitu.....aku mengerti.

Ah hampir kelupaan."

Rimuru mengeluarkan botol yang berisi pikiran pararel milik Kumoko.

Rimuru:"ini, pikiran pararel milikmu. Aku mengekstraknya setelah menusuknya di kepala." Rimuru berbicara sambil menyodorkan botol dengan tiga bola cahaya.

Kumoko:"ohhhh.....menakjubkan! Aku merindukan mereka.

Terimakasih Rimuru....!" Rasa senangnya membuatnya melempar botolnya ke atas.

-----------------------------------------------------------
Sheeeshh....

Shoes.....

Nah way bro💀

Continue Reading

You'll Also Like

15K 1.7K 12
Zane Rudyard Mavendra Laki-laki berusia 19 tahun memiliki sifat bunglon atau sifat yang sering berubah-ubah kadang dingin, cuek, dan kadang pecicilan...
77.9K 6.8K 55
Penulis/karya:Xishe. Shen Qing adalah Tuan muda dari keluarga Shen,ia mengantikan saudari perempuannya yang kabur di hari pernikahan dan menikah deng...
553K 19.8K 49
Tentang seseorang yang bernama Eca yang bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis bernama Gheandra Arpita Smith Cerita ini dibuat menggunakan imajinasi...
107K 15.6K 50
➤; 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧! ⌗ 𝐂𝐡𝐨𝐢 (�...