WHY ME [TERBIT]

By huffaella

786K 75.6K 1.8K

[BABY BOY VERS] Shakala Hergio Travisc, laki-laki yang mengakhiri hidupnya karena terlalu lelah dengan keluar... More

🐻✨[1.Berubah]✨🐻
🐻✨[2. Shakala & Shagara]✨🐻
🐻✨[3.Travisc]✨🐻
🐻✨[4. Trauma]✨🐻
🐻✨[6. Kesehatan]✨🐻
🐻✨[7. Sosok Baru]✨🐻
🐻✨[8. Kantin]✨🐻
🐻✨[9. Ingat]✨🐻
🐻✨[10. Manja]✨🐻
🐻✨[11. Dimana dan Dilema?]✨🐻
🐻✨[12. Memulai and Problem]✨🐻
🐻✨[13. Kebersamaan]✨🐻
🐻✨[14. Satu]✨🐻
🐻✨[15. Dua]✨🐻
🐻✨[16. Tiga dan Empat]✨🐻
🐻✨[17. Lima ]✨🐻
🐻✨[18. Rumah Sakit]✨🐻
🐻✨[19. Kesayangan]✨🐻
🐻✨[20. Rumah atau Sekolah]✨🐻
🐻✨[21. Pacar Shaga]✨🐻
🐻✨[22. Kecewa]✨🐻
🐻✨[23. Kekuatan]✨🐻
🐻✨[24. Shaka is Babyboy]✨🐻
🐻✨[25. Liburan]✨🐻
🐻✨[ANNOUNCEMENT]✨🐻

🐻✨[5. Zero]✨🐻

39.4K 3.7K 21
By huffaella

Shaka memandang hamparan taman dari kamar Shaga, tatapannya kosong seperti tidak ada kehidupan. Shaga datang sambil membawa nampan berisi makanan untuk kembarannya.

"Sha!"Shaka menoleh, tersenyum manis saat melihat Shaga.

"Makan dulu,"

Shaka patuh, ia duduk disebelah Shaga dan duduk disebelahnya, Shaka makan dengan lahap dengan tenang anak itu menyuapkan setiap nasi tersebut.

"Shaga nggak makan?"Shaga menggeleng, tangannya terulur untuk mengusap sisa makanan yang menempel diujung bibir Shaka.

"Ayo makan sama Shaka!"

Shaka menyuapkan nasi yang sudah berisi nasi dan lauknya, Shaga membuka mulutnya lalu memasukan makanan tersebut.

Shaka tersenyum manis lalu kembali sibuk dengan makanannya, saat asik-asiknya makan Shaka menjadi teringat sebelum ia masuk kedalam novel ini, dimana dia harus memakan makanan sisa keluarganya.

"Sha! Hei jangan melamun,"

Shaga menepuk pundak Shaka yang tiba-tiba terdiam, Shaka mendorong piringnya, rasa nasinya menjadi hambar kala mendengar teriakan orang tuanya dan kakaknya didalam gendang telinganya.

"Shaga....,"

Shaga segera memeluk Shaka, walau Shaka tak menangis tetapi Shaga bisa merasakan rasa takut pada Shaka.

"Shaka, Shaka mau mommy,"Shaka bergumam lirih.

Shaga mengangguk, ia menggendong Shaka kala peluakannya terasa erat, setelahnya ia keluar menuju dimana mommy-nya berada.

"Mom!"

Reyna menoleh, semua yang ada diruang tamu itu juga menoleh, melihat Shaga yang sedang menggendong Shaka.

Tanpa sepatah kata lagi, Shaga memberikan Shaka pada Reyna yang diterima baik oleh wanita patuh baya itu.

"Shaka kenapa?"

Shaka hanya menggeleng, mendusalkan wajahnya diceruk leher sang mommy, Reyna yang mendapat perlakuan tersebut tersenyum, sepertinya Shaka tidak setakut yang tadi.

"Shaka mau apa, nanti mommy belikan,"

Shaka kembali menggeleng, tanpa sadar ia semakin menenggalamkan wajahnya diceruk leher Reyna.

"Shaka kenapa? Ngomong sama mommy,"

"Kalau butuh sesuatu Shaka bisa bilang ke mommy,"

"Shaka mau susu yang kaya waktu Shaka tidur,"

Semua yang mendengar ucapan Shaka mengerutkan keningnya karena tak paham dengan apa yang Shaka katakan.

"Karel kayaknya tau deh,"

Anak itu berbisik pada mommy-nya lalu terkikik kecil, Zevanya yang mendengar ucapan Karel juga tertawa.

"Shaka mau nyusu ya, pake dot Karel dulu mau?"

Semua orang tercengang mendengar ucapan Zevanya, apalagi kakak-kakaknya yang ikut bingung dengan sikap Shaka.

Zevanya segera memanggil ketua maid, menyuruhnya untuk membuat susu untuk tuan muda Shaka, sekitar dua menit susu itu sudah jadi, Zevanya segera memberikan susu itu kearah Shaka yang diterima baik oleh Shaka.

Shaka segera menyembunyikan susu itu dan meminumnya, keluarga Travisc yang melihat itu terkekeh, mereka tidak pernah melihat keturunan Travisc bertingkah menggemaskan seperti ini.

"Kalian ini! Jangan melihatnya seperti itu!"

Reyna berujar saat melihat Shaka yang terlihat malu, dan akhirnya mereka kembali pada topik awal mereka.

"Shaka, besok Shaka mau ikut kak Lyonel jalan-jalan?"ujar Hergana melihat cucunya yang masih sibuk dengan kegiatannya.

"Granpa,"Lyonel berucap lirih, ia sedikit terkejut karena rencana mereka tadi akan dilancarkan secepat ini.

"Kau ingin melihat Shaka selalu ketakutan,"bisik Hergana lagi.

Mereka hanya pasrah, ucapan tuan besar Travisc tidak bisa diganggu gugat.

"Mau kemana?"jawaban Shaka membuat mereka kembali fokus pada anak itu.

"Shaga ikut?"lanjutnya.

"Kalau hanya Shaka, kak Lyonel, mommy Reyna, dengan grandma bagaimana?"

Shaka menimang-nimang tawaran itu, ia menatap Shaga yang dijawab anggukan oleh Shaga, lalu Shaka menatap Reyna yang hanya dibalas senyuman oleh Reyna.

"Kalau Shaka tidak mau nggak papa,"

Shaka menggeleng. "Shaka mau,"

Mereka tersenyum lebar, niatnya mereka akan membawa Shaka ke psikiater untuk diobati, berhubung Lyonel besok tidak ada kegiatan kuliah dan Shaga tidak bisa menemani Shaka.

Dan sekarang Shaka dan cucu keluarga Travisc sedang berada di mall besar milik keluarga mereka, mereka akan jalan-jalan menghilangkan stres.

Karel sibuk menarik Shaka ke salah satu tempat keperluan bayi, ia berniat membelikan Shaka botol dot yang lucu.

"Kak Shaka suka apa? Ini!"

Karel menunjukan botol dot bergambar dinosaurus, Airys yang merasa jengah dengan kelakuan Karel lantas menepuk pundak anak itu tak terlalu kuat.

"Biar dia yang pilih sendiri!"Alister berucap membuat Karel mendencih tak suka.

"Shaka mau yang ini,"

Shaka mengambil apa yang tadi ditunjukan Karel, Shaga mengehela nafasnya lalu menarik lengan Shaka menunjukkan botol dot dengan kartun kesukaannya.

"Ambil, minimal lima,"

Shaka mengulum bibirnya kedalam lalu mengambil satu-satu botol dot yang memang ia sukai dan memasukannya kedalam keranjang.

"Nggak usah canggung, mereka nggak bakal nggigit,"

Shaka tersenyum lalu mengangguk mendengar ucapan Shaga, mereka kembali menyusuri setiap sudut mall, membeli apa saja yang mereka mau.

"Shaka capek,"

Jayden yang pertama kali menyadari itu berjongkok dihadapan Shaka dan menyuruhnya untuk naik. Shaka awalnya ragu, tapi setelah dibujuk Airys, Shaka akhirnya mau naik dipunggung Jayden.

"Kalau kak Jayden capek bilang Shaka ya, nanti Shaka jalan sendiri aja,"

Jayden hanya mengangguk lalu kembali berjalan, setelah semuanya selesai mereka berniat untuk makan malam, mereka akan menuju salah satu restoran yang baru.

"Bang!"

Mereka menatap Alister yang tiba-tiba menyeletuk, didepannya juga ada Zero yang sedang asik sendiri sambil menikmati secangkir kopi hitam, karena setelah sampai didalam mall Zero memisahkan diri.

"Ada apa?"

Alister hanya menggeleng, mereka lalu duduk disalah satu meja menunggu pesanan mereka.

"Shaka,"Shaka mendongak kala mendengar seseorang memanggil dirinya.

Ternyata Zero, dia juga duduk disebelah Shaka, ia tidak pernah menjenguk Shaka kecuali hari pertama Shaka siuman.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Baik,"

Setelah pesanan mereka datang, suasana kembali hening, setalah semuanya selesai mereka akan kembali ke mansion.

"Biar Shaka bersamaku,"

Mereka mengangguk setelah melihat Shaka hanya mengangguk dengan perintah Zero, setelah itu Zero dan Shaka menuju parkiran mengambil mobilnya.

"Aku tau kau mengingat semua kejadian kau membunuh Syela,"

Shaka sedikit tersentak, tapi dia bisa mengendalikan ekspresinya. Ia hanya menatap polos kearah Zero yang sedang mengemudi.

"Kenapa kak Zero bilang seperti itu,"

"Karena kau bukan seperti adiku! Adiku tidak pernah berbohong pada keluarganya, dan satu lagi! Shaka tak pernah suka susu,"

Shaka menundukan kepalanya, didalam novel yang pertama Shaka memang bilang tak menyukai susu karena Syela menyukai minuman itu, dan siapapun tak boleh menyukai minuman itu.

"Aku juga merasa kau bukan seperti Shaka!"

Shaka menundukan kepalanya, meremat celana yang ia pakai, mengigit bibir bawahnya kuat agar menahan isakan yang akan keluar.

"Dan jangan coba-coba untuk mengambil hak milik Shaka! Aku tau kau itu bukan Shaka!"

Shaka menutup telinganya, ia tak mau lagi mendengar ucapan Zero yang menyakitkan, bibir Shaka sudah berdarah karena digigit terlalu kencang.

"Kak Zero, turunkan Shaka,"

Zero hanya diam tak mengabulkan ucapan Shaka, Shaka sudah terisak kuat, bayangan kakaknya yang memukulinya kembali terbayang.

"Hiks maaf, jangan sakiti hiks Shaka lagi,"

Shaka menutup matanya erat, tangannya menarik kencang rambutnya, Zero yang berada disebelahnya mencoba acuh, dirinya yakin jika orang yang ada disebelahnya bukan Shaka.

"Argh!!! Hiks pergi!!! Bukan Shaka!!!"

Zero mulai panik, ia menepikan mobilnya, melepaskan safety belt Shaka dan menarik Shaka kedalam pelukannya, rasa bersalah menghinggapinya.

"Lepas hiks!!! Lepaskan Shaka!!! Lepas!!!"

Shaka memberontak, Zero terlihat seperti kakaknya, Shaka memukul pundak Zero dengan kuat berharap dilepaskan.

"Shaga hiks tolong Shaka!"

"Maaf,"Zero bergumam.

"Hiks kau monster!"

Kesadaran Shaka hilang anak itu pingsan, Zero melepaskan pelukan itu, wajah Shaka sudah dipenuhi darah dari bibirnya yang ia gigit, Zero menghembuskan nafasnya, ia mengambil tisu dan membersihkan wajah Shaka yang basah.

"Maaf, aku sangat kekanakan, dan maaf aku masih tidak mempercayaimu,"

Zero dan Shaka sampai di mansion , menggendong Shaka masuk kedalam, melihat raut wajah lelah dan khawatir Reyna membuatnya semakin bersalah.

"Biarkan Shaka tidur,"ucap Xavier.

"Mom, maafkan Zero, Zero yang membuat Shaka seperti itu,"

Zero meceritakan semuanya, dari dia yang menyudutkan Shaka hingga Shaka pingsan, Reyna mengelus surai Zero dengan sayang.

"Mungkin karena Shaka berubah Zero jadi ngerasa kaya gitu, tapi coba liat mata Shaka, masih sama tatapannya,"

Zero memeluk Reyna dan meminta maaf karena menyakiti Shaka, Reyna mengangguk dan menyuruh Zero beristirahat.

_

Mati lampu jadi telat,
Jangan lupa vote ya,
And thanks yang udah mau vote

Oh ya, menurut kalian cast-nya siapa? Apa nggak usah dikasih cast? Tapi temenku nanya kenapa nggak dikasih cast biar yang baca bisa bayangin mukanya. Kalau menurut kalian gimana?

Continue Reading

You'll Also Like

217K 23.1K 29
Hanya kisah kembar identik Melvin dan Vino, dan rangkaian takdir tak masuk akal yang menjadi lika-liku kehidupan mereka.. { Bahasa campuran } Vote ka...
455K 36.1K 60
Brukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pen...
191K 17.5K 16
tentang REINZA remaja bar-bar anak kesayangan Bunda Rani yang bertransmigrasi ke tubuh RAFASYA remaja dingin Anak mafia yang di benci sang mommy.. Da...
208K 12K 24
Seorang Pemuda manis 17 tahun yang bernama Arvie Alandra atau yang kerap di sapa Vie. Saat Ia sedang hendak Menyelamatkan seekor kucing yang berada d...