TROUBLE? TROUBLES?! [END]

By aiai_raaaa

40.2K 4.9K 391

Niat awal Salvio cuma mau nemenin Hamas ketemu teman kencan onlinenya, eh tapi kok Salvio malah ketemu sama c... More

Awal Bertemu
Menikah?
Jebakan
Status Baru
Gagal
Baikan
Berangkat
Cium
Stroberi
Sakit
Undangan Reuni
Bertemu Lagi
Bertemu Klien
New Hair
Launching
Neighbor
📢📢📢

Pengakuan

2K 263 10
By aiai_raaaa

Pengakuan.



Saat Jazel dan Hamas muncul di ambang pintu ballroom, semua pandangan langsung tertuju pada mereka berdua. Pandangan Jazel mengitar, dan berhenti tepat di kedua manik cokelat milik Saga. Dengan langkah mantap dirinya mendekati tempat Saga.

"Bisa kita bicara sebentar?" Saga tau itu pertanyaan ditujukan padanya. Menoleh ke Jeffrey, seakan meminta saran dan yang didapatkan Saga adalah anggukan pelan dari Jeffrey.

"Oke." Saga memimpin jalan dengan Jazel yang mengikuti. Kepergian keduanya langsung saja membuat bisik-bisik mulai terdengar di ruangan.

Salvio melihat semuanya, pun dengan bisikan orang-orang di sekitarnya.

"Sa, are you okay?" Julian menepuk pundak Salvio yang hanya diam.

Salvio menoleh, tersenyum tipis dia menjawab pertanyaan Julian pelan. "I'm okay. Gue izin ke sana dulu ya."

Salvio menunjuk ke tempat Hamas berdiri. Awalnya Julian ingin bertanya apa Salvio mengenali pemuda yang bersama dengan Jazel, namun sepertinya bukan waktu yang tepat untuk Julian bertanya sekarang. Julian akhirnya mengangguk dan membiarkan Salvio berjalan mendekati pemuda jangkung yang terlihat kebingungan karena ditinggalkan begitu saja oleh orang yang mengajaknya datang ke acara ini.

Saat Hamas masih kebingungan, dia rasakan tepukan di pundaknya. Saat menoleh, rasa kaget tak dapat lagi dia sembunyikan saat melihat wajah sahabatnya yang sudah dua minggu tidak dia lihat.

"Salvio.."

"Iya ini gue Salvio. Ayo kita bicara di luar Hamas." Dan sebelum Hamas menjawab, dia rasakan tarikan kuat di pergelangan tangannya.

Salvio menarik Hamas ke luar ballroom. Tujuannya adalah tempat yang sunyi, yang mana memudahkannya untuk meluapkan apa yang ingin dia lakukan kepada sang sahabat.

Dugh!

"Aawww kenapa gue ditendang?!?!"

Seruan protes dari Hamas tak membuat Salvio merasa bersalah. Kini dirinya bersedekap dada dengan dagu terangkat.

"Karena lo emang pantes dapet tendangan dari gue!"

Hamas sudah dapat berdiri tegak. "Gimana bisa?"

"Ya karena lo salah. Lo ninggalin gue dan malah bantuin orang asing kabur ngebuat gue terjebak jadi pengantin pengganti. Semua itu gara-gara lo!"

Hamas diam. Dirinya sadar sekarang apa yang membuat sahabatnya marah besar. Dia akui dia bersalah.

"Maaf Sa.."

Salvio menghembuskan nafas kasar. "Lo kemana? Lo kemana waktu gue kejebak di acara pernikahan? Lo sama Jazel kemana?"

"Gue nyari lo. Gue nyari lo Salvio. Terserah lo mau percaya atau enggak tapi yang jelas gue berusaha nyari lo pas lo gak ada di belakang gue. Tapi waktu itu tiba-tiba Jazel jatuh pingsan. Gue panik pas tau Jazel pingsan dan gue langsung bawa dia ke rumah sakit."

Salvio terdiam saat Hamas menggenggam kedua tangannya.

"Maaf gue ninggalin lo. Dan waktu gue tau lo nikah sama Saga, gue berusaha buat nemuin lo. Tapi Jazel cerita semua. Cerita tentang dirinya, Saga, dan pernikahan itu. Maaf Sa, waktu itu gue milih bantu Jazel sembunyi daripada nyelamatin lo."

Salvio tertawa getir. Rasa sesak mulai memenuhi dadanya. Dirinya baru saja mendengar pengakuan sahabatnya yang memilih menolong orang asing daripada Salvio yang sudah bersama dengannya dari kecil.

Salvio kini dapat merasakan apa yang dirasakan Saga waktu itu.

Dikhianati oleh sahabat sendiri.

Brugh!

Hamas berlutut di hadapan Salvio. Membuat Salvio melotot kaget.

"Gue minta maaf. Gue tau gue gak pantes dapet maaf dari lo Sa. Lo boleh mukul gue sekarang. Gue gak akan protes lagi. Gue sadar gue udah jadi sahabat paling buruk buat lo."

Salvio menutup matanya. Memang benar dirinya merasa kecewa dengan Hamas. Siapa sih orang yang tidak kecewa saat sahabatnya sendiri memilih menyelamatkan orang lain dari pada dirinya?

Salvio juga rasanya ingin memukuli wajah Hamas sampai babak belur. Sampai dirinya puas melampiaskan rasa kecewanya. Tapi setelah itu apa? Apa akan ada yang berubah? Apa setelah itu mereka akan kembali ke hari dimana mereka bertemu Jazel dan Saga pertama kali dan mengubah alur cerita mereka?

Jawabannya tidak. Tidak ada yang berubah selain wajah Hamas yang akan dipenuhi memar ungu. Salvio lalu menarik nafas dalam. Mencoba mengendalikan emosinya. Dirinya sekarang harus berpikir realistis, bukan mengedepankan emosi.

"Bangun." Satu kata dari bibir Salvio membuat Hamas menengadah.

"Bangun Ham. Gue gak akan mukul lo lagi." Kini, bukan hanya ucapan. Salvio ikut menarik badan Hamas membuat sahabatnya itu kembali berdiri di depannya.

"Lo—lo maafin gue?"

Salvio mengangguk. "Mau gue buat lo masuk ugd juga gak akan ngubah apapun. Dan juga gue lagi males ngeluarin tenaga banyak."

Hamas yang mendengarnya langsung saja memeluk sahabatnya itu erat. Hamas jelas senang dan juga lega mendapati bahwa sahabatnya sudah memaafkannya. Hamas lalu mengendurkan pelukannya. Kini dia mengulurkan jari kelingkingnya di hadapan Salvio. Salvio yang mengetahui maksud Hamas langsung mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Hamas.

Satu hal yang diajarkan Bunda saat Salvio dan Hamas berbaikan setelah berkelahi di panti dulu.

"Baikan?" tanya Hamas.

Salvio tersenyum. "Baikan."



《¤》



"Sa.. lo gak takut Jazel bakalan ambil Saga lagi?"

Salvio berhenti mengayunkan kakinya. Dirinya kini menoleh ke Hamas yang menutup mata dengan lengan.

Mereka berdua kini sedang berada di saung—seperti pondok-pondok kecil yang berada di taman tempat mereka berbaikan tadi.

"Lo sendiri? Lo gak takut Saga ambil Jazel lagi?" Salvio balik bertanya.

Hamas tertawa getir. Dirinya mengangkat tangannya yang sedari tadi menutupi matanya. Hamas lalu kembali duduk tegak dengan pandangan tertuju ke Salvio.

"Ya takutlah, tapi gue takut pun gak ada hak juga. Gue sama Jazel kan gak ada status apa-apa. Beda cerita kalo lo sama Saga. Kalian kan udah nikah. Jari lo udah ada ikatan dari Saga. Harusnya disini yang khawatir itu elo, Sa."

Ucapan Hamas membuat Salvio terdiam. Benar juga. Dirinya yang seharusnya khawatir sekarang. Walaupun Saga mengatakan dirinya sayang dengan Salvio, namun tidak menutup kemungkinan perasaannya masih bisa berubah saat Jazel datang.

Dan Salvio tidak ingin itu terjadi. Salvio tidak ingin pernikahan ini berakhir. Katakan jika Salvio plin-plan, dirinya tidak akan menyangkalnya.

Karena sekarang dirinya sudah merasa nyaman bersama Saga.

Ah bukan. Bukan hanya merasa nyaman.

Salvio sudah sayang sama Saga.

Hamas yang melihat raut wajah Salvio yang berubah lalu menepuk pundak sahabatnya itu. "Jujur sama perasaan lo Salvio. Jangan sampai lo nyesel dan kehilangan apa yang menjadi milik lo sekarang. Hubungan itu berasal dari dua arah. Kalau Saga udah jujur tentang perasaannya, sekarang giliran lo. Nggak ada salahnya lo berjuang untuk mempertahankan milik lo sekarang."

Salvio memang sudah menceritakan semuanya tentang hubungannya dengan Saga selama dua minggu ini. Dan juga tentang pengakuan Saga tentang perasaannya ke Salvio juga Salvio ceritakan ke Hamas.

Mata Salvio berkaca. Terharu mendengar sahabatnya yang biasanya slengean kini bisa sedewasa sekarang. Waktu dua minggu ternyata bisa merubah banyak hal.

"Terima kasih, Hamas."

Hamas balas dengan senyuman dan tepukan di puncak kepala. "Sama-sama, Salvio."


《¤》



Salvio mencari keberadaan Saga. Setelah bertanya kepada Jeffrey dan Julian, kakinya mulai melangkah mengikuti arahan pasangan itu. Langkah kaki Salvio membawanya ke sebuah taman seperti tempatnya dan Hamas tadi berbicara. Melihat sekitar, akhirnya Salvio dapat melihat siluet tubuh dua orang yang sedang dicarinya.

Posisi tubuh Saga yang memunggunginya, dengan di depan pemuda itu ada Jazel yang berhadapan dengannya. Keduanya masih belum mengetahui keberadaan Salvio. Salvio sudah menyiapkan senyum semanis mungkin untuk dia perlihatkan kepada sang suami dan sahabat suaminya itu.

Namun langkah Salvio harus terhenti, begitu pula senyumnya yang langsung luntur saat melihat Jazel yang menutup mata dengan kepala Saga yang mendekat.

Tak bisa dibiarkan. Salvio langsung kembali berjalan mendekat. Langkahnya lebih cepat dari sebelumnya. Dirinya bahkan sedikit berlari dengan menyerukan nama suaminya cukup kencang.

"AGAA!!"

Terlihat dua orang itu kaget mendengar teriakan Salvio. Terbukti dengan kini mata Jazel yang terbuka dan badannya mundur satu langkah.

Belum sempat Saga berbalik, Saga sudah mendapati Salvio berada di depannya, mengambil alih posisi Jazel yang kini semakin mundur memberi jarak.

"Sa—"

Cup!

Saga membeku, Jazel melotot, sedangkan Salvio menatap tajam mata Saga saat kecupan yang dia berikan di puncak hidung Saga terlepas.

Iya. Salvio mencium hidung Saga dengan kaki sedikit berjinjit dan tangannya berpegangan di kedua lengan Saga.

Tatapan Salvio dan Saga bertemu.

"Kamu itu punya aku. Nggak boleh cium-cium orang lain ya!" Belum sempat Saga menjawab, Salvio sudah berbalik dan kini gantian berhadapan dengan Jazel yang masih shock.

"Saga punya gue. Lo udah ninggalin dia jadi jangan harap Saga bakalan balik lagi sama lo. Gue gak akan rela lo nyakitin orang yang gue sayang lagi. Sekarang pergi jauh-jauh sana.. hush hush!"

Jazel mulai kembali dari keterkejutannya. Dirinya tertawa saat sadar apa yang diucapkan Salvio kepadanya tadi. Salvio yang melihat Jazel tertawa semakin kesal. Dirinya sudah hampir ingin menerjang tubuh Jazel saat dia rasakan rangkulan di pinggangnya.

Saga pelakunya.

"Kenapa malah ketawa? Gue serius ya, lo jangan coba-coba rebut Aga gue atau lo bakalan lihat gue marah!"

Saga yang sedari tadi diam tak dapat lagi menahan rasa gemasnya. Salvio secara tidak sadar baru saja mengakui perasaannya dan itu bukan hanya di hadapan Saga, tapi juga dihadapan Jazel, seseorang yang pernah dia gantikan posisinya.

Jangan tanya bagaimana perasaan Saga sekarang. Sudah pasti dirinya senang. Senang sekali sampai rasanya ingin menciumi seluruh wajah menggemaskan Salvio.

Beralih ke Jazel, mendengar ancaman dari Salvio, Jazel sontak menghentikan tawanya. Dirinya mengangkat kedua tangannya seakan dirinya menyerah.

"Oke Salvio gue percaya lo serius sama ucapan lo. Tapi sepertinya ada yang harus kita luruskan sekarang biar nggak ada kesalah pahaman diantara kita bertiga."

Salvio mengernyitkan dahinya. Matanya memandang Saga dan Jazel bergantian. Jazel menatap Saga yang juga menatapnya dan mengangguk.

"Gue saat ini sama sekali nggak ada niatan buat ngerebut Saga dari lo, Salvio," ucap Jazel.

"Dan aku juga nggak ada niatan mau nyium Jazel, Vio." Disambung dengan ucapan dari Saga.

Mata Salvio mengerjap, "ta–tapi tadi kalian deket mukanya trus lo juga nutup mata." Salvio menunjuk Jazel.

Jazel terkekeh mendengarnya. Jadi karena itu Salvio berpikir dirinya mau rebut Saga lagi?

"Tadi itu Jazel kelilipan dan aku cuma mau bantuin niup matanya makanya muka aku keliatan deket sama muka Jazel. Kamu bisa lihat mata Jazel merah sebelah kan?"

Mendengarnya, Salvio lalu mengamati wajah Jazel, tepatnya mata pemuda itu dan benar saja mata sebelah kanan Jazel terlihat merah. Salvio yang menyadari bahwa dirinya sudah salah paham lalu menunduk.

Salvio malu sekarang.

Jazel dan Saga saling pandang lagi saat melihat Salvio yang tadi menatap mereka dengan dagu terangkat kini terlihat seperti anak kucing kehilangan induknya.

"Salvio.." panggil Jazel pelan. Jazel mendekati Salvio yang masih menunduk. Entahlah, Salvio hanya merasa malu dengan tingkah kekanakannya tadi.

Tak menyerah, Jazel kini memegang kedua pundak Salvio lembut. Jazrl hanya meletakkan telapak tangannya di pundak Salvio, jaga-jaga jika nanti Salvio tak nyaman dengan sentuhannya dia bisa langsung menurunkan tangannya.

Namun ternyata Salvio tak menolak tangan Jazel di pundaknya. Justru kini Salvio sudah mendongak dan membalas menatap kedua mata Jazel.

"Gue sengaja datang ke acara ini karena gue mau bertemu kalian berdua. Gue mau minta maaf sama lo dan Sqga atas apa yang udah gue lakuin ke kalian. Gue jahat, gue egois, gue akui itu. Gue bahkan ngorbanin lo yang jelas-jelas nggak punya hubungan sama gue. Maaf ya Sa, maaf karena keegoisan gue jadi lo yang harus nanggung akibatnya."

Jazel menegakkan badannya. "Gue tadi udah minta maaf sama suami lo dan dia maafin gue. Tapi gue masih ngerasa bersalah sama kalian. Kalian orang-orang baik. Tapi malah harus kenal dan ketemu sama orang sejahat gue."

Air mata menetes di pipi Jazel yang dengan segera dia usap. Jazel tersenyum ke dua orang di hadapannya. Menarik tangan Salvio dan juga Saga untuk dia satukan dalam genggamannya.

"Gue harap kalian selalu bersama. Walaupun hubungan kalian berawal dari keterpaksaan, gue tau kalian berdua adalah pasangan yang tepat untuk satu sama lain. Gue sama lo emang baru dua kali ketemu tapi selama gue kabur dengan Hamas, gue tau semua cerita tentang lo dari dia. Dan itu semua yang ngebuat gue yakin dan percaya bahwa kalian berdua memang ditakdirkan untuk bersama. Orang baik akan berpasangan dengan orang baik juga bukan?" Ucapan Jazel diakhiri dengan senyum jahil dan kedipan sebelah mata yang sudah lama tidak Saga lihat.

Dan saat ini Saga seperti melihat kembali sahabatnya yang dulu. Yang selalu ceria dan menjadi moodbooster untuknya dan Jeffrey.

Jazel melepas genggamannya di tangan Salvio dan Saga, namun genggaman tangan Salvio dan Saga belum terlepas. Saga mengeratkan genggamannya, begitupula Salvio.

"Ah sepertinya gue harus segera pergi sebelum gue ketahuan."

Saga mengernyit, "lo masih buron?"

Jazel menggaruk belakang kepalanya. "Ya gimana.. setelah gagalin pernikahan, gue mau di daftarin S2 sama bokap. Gue jelas gak mau lah jadi ya gitu.. sementara gue buron dulu dari bokap hehehe.."

Saga berdecak. "Dasar. Kalo ada apa-apa bilang gue."

Jazel memutar bola matanya malas. "Duh lo ini jangan bikin Salvio salah paham lagi dong. Tenang aja ya Sa, nanti kalo gue ada apa-apa gue udah punya 911 baru kok. Jadi suami lo akan 24/7 tetap jadi milik lo. Oke gue pergi dulu ya.. jangan lupa kalo gue dapet ponakan kabarin gue bubyeee!"

Jazel langsung berlari ke dalam ballroom lagi. Sepertinya dia akan mencari keberadaan Hamas dan mengajak pemuda jangkung itu untuk segera kabur.

Karena misinya sudah selesai dia lakukan.

Kini tinggal Saga dan Salvio yang masih berdiri dengan tangan saling bertautan. Suasana canggung mulai melingkupi keduanya.

"Jadi, yang tadi itu benar?"

Pertanyaan Saga membuat Salvio mengerjapkan kedua matanya panik.

"Ya–yang tadi ma–maksudnya?" Sebenarnya Salvio tau maksud pertanyaan Saga, namun dirinya malu jika langsung mengakuinya.

"Tentang kamu yang sayang sama aku, apa itu benar, Vio?" Saga sudah berpindah menjadi di depan Salvio. Kini, kedua tangannya menggenggam kedua tangan Salvio. Badannya sedikit membungkuk menyesuaikan tinggi Salvio agar dia bisa menatap kedua manik mata Salvio yang indah.

"A–emm itu... itu aku–emm.." Salvio bingung harus menjawab apa.

Saga tersenyum. "Ah masih belum ya. Nggak apa-apa Vio. Aku tau kamu masih bu—"

"Iya aku sayang kamu!"

Peduli setan dengan rasa malu. Salvio tidak mau lagi menyembunyikan perasaannya.

Mata Saga membelalak, "kamu serius? Aku beneran nggak apa-apa Vio kalau kamu memang masih butuh waktu untuk membalas pera–eumph!" Dan lagi, Salvio memilih bertindak langsung untuk menghentikan ucapan Saga.

Salvio mencium Saga lagi. Kali ini tepat di bibir.

Durasi ciuman hanya lima detik. Salvio lalu memundurkan badannya dengan nafas yang terdengar tak beraturan.

"Aku sayang kamu. Aku nggak perlu waktu lagi buat tau perasaanku karena sekarang hatiku udah jadi milikmu. Vio sayang sama Aga–eh!"

Saga langsung menarik Salvio dalam pelukannya. Membawa bibirnya untuk mengecupi puncak kepala Salvio dengan lembut.

"Aku juga sayang kamu. Makasih ya udah balas perasaanku, Vio."

Salvio yang berada dalam pelukan Saga tersenyum. Dirinya membalas pelukan Saga dengan tak kalah erat.

"Sama-sama, Aga."




'Terkadang, sesuatu yang dipaksakan belum tentu akan berakhir buruk. Bisa saja itu adalah cara lain Tuhan untuk mengirimkan kebaikan dalam hidupmu.'


The End



Akhirnya book ini selesai🥳🥳
Memang rencana dari awal bahwa ini cerita tidak akan ada konflik yang berat. Jadi sebisa mungkin aku membuat cerita ini ringan sehingga mudah untuk diikuti.

Semoga cerita ini dapat menghibur kalian semua yaa.. terima kasih yang sudah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir. Aku sayang kalian💞

Continue Reading

You'll Also Like

503K 37.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
72.6K 8.2K 25
[END] - Story Remake of 'BEAUTIFUL BODYGUARD | CHANBAEK by @Icha_Kim Berawal dari kejadian kaburnya dari rumah karena menolak perjodohan dari orang...
290K 54.3K 72
Book 2 - Stuck With You. Taehyun gak akan pernah berakhir hubungannya dengan Beomgyu, begitu pula dengan sebaliknya. #2 in beomtae || 170621 #4 in Be...