HAPPY READING
.
.
.
.
.
" ingin melakukannya lagi baby ? " tanya Harlan mulai menciumi leher Nathala.
...
Drttt
Drttt
Suara getaran hp mengalihkan perhatian seorang wanita yang tengah terfokus pada pekerjaannya. Tanpa menunggu lama dengan segera ia mengangkat telepon itu.
" hm, bicaralah " ucapnya.
"...."
" benarkah ? " tanyanya dengan mimik wajah yang berubah.
"...."
" jangan dulu, lalukan secara perlahan aku ingin membuat mereka terbang seperti burung lalu aku akan patahkan sayap burung itu, hingga suara triakan serta tangisan menggema begitu indah " ucapnya dengan tersenyum miring.
"...."
" lakukan saja tugasmu dengan benar " suruhnya dengan nada dingin dan tanpa menunggu jawaban ia mematikan sambungan itu secara sepihak.
Wanita itu bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju balkon ruang kerjanya, menyalakan nikotin kemudian menghisapnya perlahan.
Ia membalikkan tubuhnya, menatap sebuah foto seorang pria dengan sebuah pisau menancap tepat dikepala foto pria itu. Wanita itu menatap dengan penuh dendam.
" sebentar lagi sayang, tunggu waktu yang tepat - " ucapnya menggantung.
Wanita itu menghembuskan asap nikotinnya sebelum ia melanjutkan ucapannya.
" bermainlah sesuka hatimu dan setelah itu berteriaklah dibawah kendaliku Harlan... " lanjutnya dengan menatap foto itu penuh demdam.
...
Nathala menatap marah Harlan yang tengah menyuapinya. Wanita itu segera membuka mulutnya saat Harlan mulai menyodorkan sendok berisi makanan untuknya.
Wanita itu seperti terpaksa menerima suapan Harlan saat pria itu mulai mengancamnya lagi dan lagi.
" Ayo satu suap lagi " ucapnya sembari menyodorkan sendok berisi makanan untuk Nathala.
hap
Selesai sudah acara makan Nathala. Harlan tampak menaruh piring yang ia pegang dimeja kamar mereka, kemudian memberikan segelas air untuk wanitanya. Ingat Nathala udah wanita ya gusy :)
Setelahnya Nathala menerima segelas air yang diberikan Harlan padanya, dan segera meminumnya hingga tak tersisa.
" nih! " serunya memberikan gelas kosong itu pada Harlan dengan wajah masamnya.
Harlan menerima gelas itu dan menaruhnya diatas meja. Ia menatap Nathala yang melipat kedua tanganya didepan dada. Harlan menahan untuk tidak menguyel pipi wanitanya. Namun...
Cup
Cup
Cup
Cup
Pria itu terus memberikan kecupan disetiap sisi wajah Nathala.
" Aaaaaa!!! Harlan! " triak Nathala yang risi akibat ulah Harlan padanya.
Harlan menghentikan kegiatannya. Ia menegakkan kembali tubuhnya, menatap wanitanya dengan senyum manisnya.
" kenapa sayang, hm ? " tanyanya dengan senyum manis.
Nathala memalingkan kepalanya saat Harlan menatapnya dengan senyum manis pria itu. Asal kalian tau Nathala paling tidak kuat ketika melihat Harlan tersenyum manis dan menatapnya sedekat ini, bikin jantung ga aman.
" hei, kenapa hm ? " tanya Harlan lagi saat Nathala menghindari tatapanya.
Nathala hanya menggeleng sebagai jawaban. Wanita itu semakin menghindari tatapan mata Harlan yang melembut.
" apa masih marah hm ? " tanyanya lagi.
Harlan yang tak sabaran pun memeluk tubuh Nathala yang membelakanginya. Mendusel pada leher wanita itu.
" jangan diemin aku kayak gini dong, lebih baik kamu marahin aku dari pada diemin aku " ucapnya manja.
Mata Nathala membola terkejut serta heran akan kelakuan Harlan terhadapnya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Harlan, menyentuh dahi pria itu.
" ga panas ko " ucap Nathala saat menyentuh dahi Harlan.
" emm, aku ga sakit sayang " balas Harlan mendongakkan kepalanya.
Bayangin aja kek gitu :)
Nathala diam. Ia menundukkan kepalanya menatap Harlan yang juga tengah menatapnya. Tiba - tiba ucapan Harlan membuat Nathala ingin hilang ditempatnya.
" kok pipi kamu merah ? " tanyanya sembari menatap Nathala dengan senyum menggodanya.
" Aaaa!! Malu! " seru Natahla dan menenggelamkan kepalanya diatas kepala Harlan.
Harlan tertawa kencang saat manatap pipi Nathala yang semakin memerah. Dimatanya wanita itu terlihat begitu lucu saat kedua pipi yang mulai berisi memerah karna ulahnya.
...
" ini yang kau minta nyonya " ucap seorang pria menaruh sebuah foto diatas meja wanita itu.
Wanita itu mendongakkan kepalanya menatap bawahan yang selalu ia percayai. Ia melirik foto itu dan mengambilnya.
" kerja bagus Haris! " serunya dan bangkit menghampiri pria itu.
Haris-pria kepercayaan Harlan, siapa sangka ia akan berkhianat dan berbalik menyerang tuannya.
" aku selalu suka hasil kerjamu Haris, sangat memuaskan " ucap wanita itu lagi sembari mendekat menatap Haris yang juga tengah menatapnya.
Haris tersenyum tipis menatap wanita itu yang kini menyentuh dada bidangnya. Ia menyentuh dagu wanita itu dan mendongakkan kepalanya agar menatap dirinya.
" aku juga suka ketika kau bertingkah seperti ini nona Lina, sangat cantik dan menggoda " ucap Haris memiringkan kepalanya.
Ya, dia Lina seorang wanita yang ingin menjual Nathala saat wanita itu kabur daru rumah sakit. Namun rencananya gagal karna dengan tiba - tiba Harlan, pria yang selalu mengganggu bisnis gelapnya datang mengacaukan semuanya.
Lina tampak tersenyum senang akan ucapan yang Haris lontarkan untuknya.
" benarkah ? " tanyanya
Haris tersenyum miring dan mengangguk sebagai jawaban.
" kalo begitu bagaimana jika kita bermain ? " bisik wanita itu tepat ditelinga Haris dan melingkarkan kedua tanganya dileher pria itu.
...
Hai besti👋
Jangan lupa senyum hari ini biar tetep kiyowo, karna seberat apapun masalah kamu bukan masalah saya. Wkwkwk
THANK YOU