Another Life an Extra Antagon...

By nicejollye

1.1M 72.7K 1.7K

Kisah tentang perpindahan jiwa musim 2 *Cerita belum direvisi, harap maklum jika ada typo maupun kesalahan ka... More

1 (revisi)
2 (revisi)
3 (revisi)
4 (revisi)
5 (revisi)
7 (revisi)
8 (revisi)
9 (revisi)
10 (revisi)
11 (revisi)
12 (revisi)
13 (revisi)
14 (revisi)
15 (revisi)
16 (revisi)
17 (revisi)
18 (revisi)
19 (revisi)
20 (revisi)
21 (revisi)
22 (revisi)
23 (revisi)
24 (revisi)
25 (revisi)
26 (revisi)
27 (revisi)
28 (revisi)
29 (revisi)
30 (revisi)
31 (revisi)
32 (revisi)
33 (revisi)
34 (revisi)
35 (revisi)
36 (revisi)
37 (revisi)
38 (revisi)
39 (revisi)
40 (revisi)
41 (revisi)
42 (revisi)
43 (revisi)
44 (revisi)
45 (revisi)
46 (revisi)
47 (revisi)
48 (revisi)
49 (revisi)
50 (revisi)
51 (revisi)
52 (revisi)
53 (revisi)
54 (revisi)
55 (revisi)
56 (revisi)
new story
57 (revisi)

6 (revisi)

35K 2K 13
By nicejollye

Sebuah koper berukuran bergerak mengikuti langkah seorang gadis yang tengah menariknya, matanya tertutup kacamata hitam dan masker. Jika kalian tanya kenapa? Maka jawabnya sudah jelas Calluna menangisi uang 75 juta yang Edward palak semalam, hal itu membuat matanya membengkak, semoga saja liburannya kali ini bisa mengobati rasa nelangsanya atas tingkah saudaranya yang brengsek.

Calluna berjalan keluar dari unit apartemen yang Jay rekomendasikan, sesuai dengan kesepakatan uang apartemen lama ia belikan apartemen baru, ditempat yang lebih aman dan sudah pasti bebas dari Shaka. Semoga saja pria gila itu tak lagi menemuinya, sungguh ia tak pernah ingin menjadi perempuan ketiga di hubungan orang lain, sekalipun hanya pria itu yang tersisa di bumi.

Gadis itu keluar dari apartemen, disana sudah ada sebuah mobil taksi yang menunggunya. Ia langsung menaiki mobil itu setelah memastikan nomor pesanannya.

Mobil melaju menuju bandara, tak memerlukan waktu lama Calluna telah sampai di pintu masuk, ia menatap sekitar sudah banyak wartawan bandara yang standby. Mereka adalah orang-orang yang biasa meliput artis yang akan melakukan perjalanan udara.

Calluna keluar menyeret kopernya, ia memang tak mau bersusah payah menyewa pengawal bandara. Kakinya baru turun dari taksi, blitz kamera saling bersahutan mengambil gambarnya. Hal ini membuat dirinya menjadi grogi, kenapa tadi ia menolak tawaran Sheren untuk mengantarnya.

Dengan perlahan kakinya melangkah mendekati pintu masuk bandara, wartawan berbondong-bondong mengikutinya masuk, namun syukurlah mereka masih memberi jalan.

Rasanya ia ingin memuntahkan sarapannya saat semua lensa mengarah padanya. Ia masih belum terbiasa melihat perhatian awak media yang berusaha meliputnya, apalagi getaran tubuhnya yang grogi mulai muncul lagi, apa mungkin sebenarnya Calluna menderita panik attack ringan saat ditempat umum dengan banyak media yang meliput?

"Luna hati-hati dijalan."

"Luna hari ini cantik sekali."

"Luna beri kami heart finger."

"Luna coba sapa kita."

"Wah fashion bandaranya sungguh cantik."

"Luna akan berlibur sendiri atau dengan kekasih?"

Masih banyak pertanyaan yang mereka lemparkan, Calluna hanya melambai dan tersenyum, ia ingin segera memasuki ruang bandara agar wartawan tak mengejarnya lagi. Kenapa rasanya sungguh jauh, padahal hanya beberapa langkah menuju dalam bandara.

International Wolen Airpot, sebuah bandara yang sedang ia singgahi, melayani penerbangan baik dalam maupun luar negri. Ini adalah bandara udara utama di kotanya.

Dirinya bernafas lega saat kakinya telah memasuki bandara dan wartawan berhenti mengejarnya. Memang sudah peraturan mereka hanya diperbolehkan meliput diarea luar dan bukan didalam bandara. Hal itu bertujuan agar tidak mengganggu aktivitas pengunjung serta pelayanan bandara.

Penerbangan masih 30 menit lagi, ia akan mencari minuman hangat untuk merilekskan badannya yang gemetar sejak tadi, bahkan ia masih merasakan kakinya yang lemas. Mungkin ini efek panik attack miliknya, ia tak bisa membayangkan jika wartawan menyerangnya dan mengerubuninya saat terjadi masalah. Bisa-bisa dirinya langsung pingsan ditempat karena tidak bisa mengontrol dirinya yang ketakutan.

Dicerca apalagi dimaki oleh reporter adalah ketakutannya, memang awalnya hanya akan terjadi satu atau dua orang namun saat berita naik dan tersebar di dunia maya semua akan menjadi sangat menyeramkan. Calluna bahkan teringat beberapa artis yang bunuh diri hanya karna bulian dari haters atau stranger. Semoga ia tidak akan pernah mengalami hal demikian.

Calluna membawa mug jasmine tea yang baru ia pesan, kakinya melangkah menuju ruang tunggu sambil mencoba menenangkan diri, tak mungkin ia menghancurkan waktu liburnya yang hanya 2 hari ini hanya karena perasaannya saja.

Panggilan nomor pesawat penerbangannya mulai menggema, Calluna buru-buru bangkit melangkah menuju loket keberangkatan. Saat dijalan ia yang kurang fokus tanpa sengaja menubruk seseorang dengan badan kekar. Hingga tasnya bercecer, pria itu ikut berjongkok memunguti barang bawaan Calluna. Bisa-bisanya Clluna berjalan dengan ceroboh.

"Maaf nona saya tak sengaja," ucap sosok pria itu, menyerahkan ponsel dan beberapa mini book milik Calluna yang tak sengaja terlempar keluar.

"Saya juga minta maaf, Tuan. Terima kasih dan permisi," balas Calluna yang menatap sekilas pria itu lalu pamit undur diri. Ia segera melangkah menuju tempat keberangkatan.

***

Calluna tiba di salah satu tempat yang hari ini menjadi tujuan berliburnya. Sebuah pulau yang sering dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Ia mengerti kenapa Calluna memilih tempat ini, sudah jelas karna lokasinya yang memang aman untuk artis sepertinya, warga lokal tak terlalu memperhatikan para pengunjung. Lebih tepatnya mereka sulit membedakan mana artis atau hanya turis lokal maupun mancanegara biasa.

Perempuan tiba di sebuah hotel berbintang, badannya terasa lelah padahal ia hanya tertidur saja selama di pesawat. Namun tak ayal tubuh Calluna tetap terasa pegal. Sebelum beristirahat Calluna memilih membersihkan diri terlebih dahulu, baru nanti agak sore ia akan keluar untuk berkeliling tempat ini.

Pukul tiga sore Calluna baru keluar dari hotel tempatnya menginap, niat hati ingin tidur sebentar namun selama dua jam dirinya tak terbangun sama sekali. Tujuannya kali ini hanya akan berjalan ke pesisir pantai, jarak hotel dan pantai hanya 15 menit jika berjalan kaki. Karena ia ingin menikmati sore hari ini, Calluna memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Suasana sekitar cukup ramai namun tak juga padat hingga mengganggu, sesekali Calluna memotret sekitar untuk diunggah dalam insta storynya nanti.

Tanpa diduga kakinya telah memasuki area pantai, angin berhembus lembut me yentuh kulitnya, area ini ternyata cukup ramai pengunjung. Dirinya kurang nyaman dengan keramaian. Calluna melangkah menuju area pojok pantai yang lumayan sepi pengunjung.

Dirinya duduk tanpa beralaskan kain, menatap hamparan birunya air yang luas. Pikirannya melayang masih tak percaya jika dirinya terlempar kedalam tubuh seorang publik figure. Ini adalah pengalaman diluar nalar, meski sudah hampir 2 minggu dirinya menginjakkan kaki di dunia antah berantah ini, decakan tak percaya masih mengaung. Calluna tak percaya memiliki genre hidup yang aneh ini.

Setelah puas dengan adegan melamun, Calluna berdiri kembali melangkah menuju penjual air kelapa.

"Nyonya saya beli air kelapanya 1," ucap Calluna, menunjuk jarinya pada kelapa muda hijau yang bertumpuk.

"Baik Nona harganya 20 ribu, silahkan duduk terlebih dahulu."

Calluna membayar pesanannya lalu melangkah menuju kursi yang berjajar. Tak berselang lama pesannya datang, ia sudah berbinar menyeruput dengan mata yang terpejam. Aliran air kelapa memenuhi tenggorokannya. Rasa manis tercecap dalam mulutnya. Memang paling enak disore hari menikmati air kelapa.

"Permisi boleh saya ikut duduk disini, Nona?" ucap seorang pria yang juga sama membawa air kelapa.

Tanpa curiga Calluna mengangguk mempersilahkan pria itu, lagipula semua kursi tengah terisi dan tersisa kursi didepannya yang kosong, ia mengamati sekilas merasa tak asing dengan pria didepannya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Calluna memastikan penglihatannya.

Pria itu menarik bibirnya tersenyum lebar bahkan Calluna yakin jika 1 centi lagi senyum pria itu bisa merobekkan bibirnya sendiri.

"Mmm... Nona yang tak sengaja bertabrakan denganku waktu di bandara," balas pria itu. 

Sekarang Calluna ingat dengan pria itu, ternyata sosok yang tak sengaja ia tabrak dan membantunya memuguti barang kemarin.

"Iya, mengenai insiden di bandara saya minta maaf sekali lagi," ucap Calluna tak enak, ia kembali fokus mengambil ponselnya. Lalu terdapat pesan dari Sheren yang memintanya berhati-hati dengan stranger dan fans fanatiknya. Tanpa sadar pria didepannya terus menatap Calluna menikmati ciptaan Tuhan yang cantik.

"Saya seperti tak asing dengan Nona, apa anda seorang artis?" Tanya pria itu mencoba membuka pembicaraan lagi dengan Calluna,

Calluna mengangkat kepala menggeleng, "Saya hanya pekerja swasta, mungkin muka saya terlihat pasaran saja."

"Wah, tapi wajah nona mirip dengan salah satu artis yang saya sukai." Pria itu terlihat antusias saat berbicara dengan Calluna.

"Mungkin kebetulan, banyak yang bilang saya mirip dengan salah satu artis." Calluna mencoba meyanggah kalimat pria tersebut.

"Ya, mungkin saya salah mengira. Nona sendiri? Apa tidak bersama kekasih? Sayang sekali wanita secantik nona berlibur sendirian." Pria itu terus memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi pada Calluna.

Calluna mulai tak nyaman dengan pria didepannya, terlalu terang-terangan untuk mengulik dirinya. Bukannya terlalu berani ditempat umum mengurusi hidup orang yang baru ditemui. Pria itu terasa semakin aneh saja, atau Callunayang terlalu berpikir berlebihan.

"Saya bersama teman," balas Calluna mencari jawaban paling aman, bayangan sendiri juga teman bukan, jadi Calluna tak sepenuhnya berbohong saat ini.

"Boleh saya tau nama Nona? kita belum berkenalan sejak tadi. Saya Zero." Lagi-lagi pria itu membuat topik seolah ia sangat ingin Calluna terus memandangnya. Tangan pria itu terulur meminta Calluna menjabat tangannya. Mencoba terus menahan sosok Calluna agar tak beranjak pergi.

Dengan setengah hati Calluna membalas jabatan tangan pria itu. "Feli," balas Calluna tak tertarik. Jika memakai nama Calluna sudah dipastikan ia akan tertangkap, ia memilih memakai namanya di kehidupan sebelumnya. Jabatan terlepas Calluna segera berdiri berpamitan sebelum itu ia berpura-pura mengecek hp seolah sedang mendapat pesan.

"Saya permisi Tuan Zero teman saya tengah menunggu didepan." Calluna segera berbalik berjalan dengan tergesa, tanpa peduli atau bahkan menunggu jawaban dari Zero.

Zero menghirup tangan kanan yang bekas berjabatan dengan Calluna. "Calluna atau Feli, huh? kamu sungguh terlihat semakin menggoda. Kita pasti bertemu kembali nanti," Kekeh Zero, masih mencium wangi bekas jabatan tangannya dengan Calluna tadi.

Continue Reading

You'll Also Like

71.9K 7.9K 37
[ Area 15+] [Sequel dari Sera's Transmigration: Perfect Mother] [Cerita ini akan mendetailkan tokoh Alrik] [Disarankan baca Sera's Transmigration: Pe...
2.3M 142K 78
[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pem...
2.7M 142K 48
⚠️ Mengandung adegan kekerasan (Cerita Lengkap!) Adeline hanya anak manja yang hidup penuh dengan keberuntungan. Sayangnya nasib baik tidak berpihak...
2.9M 246K 59
Selebgram sekaligus Youtuber cantik Fabiollaella atau yang lebih sering di panggil Olla memiliki kisah cinta yang sangat menyedihkan. Olla yang harus...