Male lead Antagonist

Autorstwa Raraayyy16

478K 35K 5.2K

[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mun... Więcej

Prolog
🍂Part 1
🍂Part 3
🍂Part 4
🍂Part 5
🍂Part 6
🍂Part 7
🍂Part 8
🍂Part 9
🍂Part 10
🍂Part 11
🍂Part 12
🍂Part 13
🍂Part 14
🍂Part 15
🍂Part 16
🍂Part 17
🍂Part 18
🍂Part 19
🍂Part 20
🍂Part 21
🍂Part 22
🍂Part 23

🍂Part 2

30.4K 2.1K 56
Autorstwa Raraayyy16

   ADREA membawa kakinya berjalan-jalan mengelilingi sekolah setelah berhasil mengelabui Erliza yang sedari tadi mengekorinya.

Tentu saja ia kesal, dia tidak lupa dengan kebaikan Adrea asli yang rela mati demi menolong gadis itu dari cengkraman pria iblis. Mengetahui itu ia jadi semakin kesal, bisa-bisanya Adrea asli merelakan hidupnya hanya karna ingin membantu Erliza terlepas dari obsesi seorang Ashland.

Oh, ayolah~

Kalau Adrea jadi tokoh figuran itu dia tidak akan mau mengorbankan nyawanya. Sepertinya Adrea lupa bukankah dia sudah menjadi tokoh itu?

Jika Adrea si tokoh figuran rela mati demi menolong Erliza, maka Adrea akan bersikap sebaliknya. Dia tidak akan mau menyia-yiakan hidupnya hanya karna masalah orang lain. Biarkan saja Erliza menyelesaikan masalahnya sendiri, toh dia bukan anak kecil lagi.

Terkesan jahat memang, tapi siapa coba yang mau menyerahkan nyawanya kepada pria iblis itu? Dibunuh dengan tragis, disiksa, bahkan meminta ampunan pun tidak akan bisa meluluhkan hati dingin pria itu yang sudah membeku.

Pria iblis itu hanya akan mencair jika bersama dengan sosok yang dicintainya. Namun karna keinginannya itu mengubah yang awalnya hanya sekedar cinta menjadi obsesi yang merugikan orang lain begitu juga dengan dirinya.

Adrea tidak salahkan? Ashland si pria biadap itu bahkan tidak ragu menghilangkan nyawa orang-orang terdekatnya yang berusaha menghentikan aksi gilanya.

Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Adrea merinding, apalagi menyaksikannya langsung. Tentu saja dia tidak berani.

Adrea menatap pohon mangga yang sedang berbuah lebat. Matanya berbinar tergiur dengan mangga-mangga yang bergelantung indah diatas sana.

Tanpa menunggu lama, ia segera memanjat pohon itu lalu duduk didahannya yang lumayan besar. Bersandar disana sambil memetik salah satu buah mangga yang dirasa sudah masang.

"Kayaknya enak nih," Ucapnya tanpa menunggu lama ia segera mengupas buah mangga itu dengan giginya.

Rasa manis asam itu terasa di lidah Adrea. Ia menyandarkan tubuh dibatang pohon itu sambil menikmati buah mangganya.

Daripada memusingkan bagaimana alur novel ini lebih baik Adrea melepas pikiran dengan mangga-mangga ini.

Ketika asik-asiknya menikmati buah mangga segar ditangannya, mata Adrea menangkap punggung seorang siswa dibalik dinding.

"Gue tebak pasti tuh bocah lagi ngerokok," Adrea menajamkan penglihatannya dan benar saja dibawa kaki siswa itu sudah ada beberapa puntung rokok disana.

Adrea berdecak sembari menggelengkan kepala.

"Ckckck ternyata didunia tipu-tipu ini juga ada siswa bandel kayak dia,"

Adrea menarik nafasnya dalam-dalam lalu--

"WOI BOCAH BEKANTAN! NGEROKOK LO YA? GUE ADUIN GURU BARU TAU RASA LO!" Pekik Adrea.

Siswa yang cukup terkejut dengan suara melengking itu mengedarkan pandangannya mencari sosok pemilik suara.

"GUE DISINI BEGEK! BUTA MATA LO?" Pekik Adrea lagi membuat keberadaannya diketahui oleh siswa itu.

Adrea menjatuhkan rahangnya kebawah menatap wajah siswa itu yang memiliki ketampanan luar biasa. Benar ya ternyata, kalau didunia novel itu gak ada yang burik! Bening semua cok.

"Buset dah! Nikmat mana lagi yang kau dustakan," Ujar Adrea menatap siswa itu dengan mata berbinar-binar.

Respon cowok itu malah tak baik untuk Adrea. Tatapan tajam yang dilayangkan cowok itu untuknya membuat kadar ketampanan cowok itu semakin meningkat dimatanya. Memang pesona cowok ganteng tuh kuat banget yeah.

"Yah, yah. Pergi," Desah Adrea kecewa ketika siswa itu sudah pergi setelah memberikan tatapan tajam padanya.

"Gila banget anjir! Gantengnya overdosis cuy! Mau dong diangkat jadi baby sugarnya mas," Ucap Adrea seraya menyelipkan anak rambut dibelakang daun telinga padahal rambutnya sendiri terikat rapi tanpa meninggalkan sehelai rambut.

Sepertinya Adrea mulai gila sejak memasuki dunia novel ini.

"HEI! KAU YANG DI ATAS POHON! TURUN SEKARANG!" Adrea terperanjat mendengar suara teriakan dibawah sana.

"Ehehehe ada guru," Cengir Adrea berbanding terbalik dengan jantungnya.

"Mampus lo Adrea mampus. Baru juga idup disini lo udah kena masalah aja," Batinnya merutuki kebodohannya.

"KAMU TULI? SAYA BILANG TURUN!" Teriak Pak Topan kembali.

"Etdah, sabar kek. Ini tinggi jancok gimana gue turunnya begek," Gumam Adrea pelan yang sudah menghafal nama binatang untuk guru yang ada dibawa pohon itu.

"Sabar kali pak. Ini tinggi tau, gimana saya turunnya coba? Mending bapak cariin saya tangga atau bantuan gitu," Ucap Adrea membuat Pak Topan geram.

"Bisa naik tapi gak bisa turun. Gimana sih?!" Desis Pak Topan lalu pergi membuat Adrea bernafas lega, namun itu tak berlangsung lama ketika Pak Topan kembali dengan membawa salah satu siswa berperawakan tinggi.

"Ganteng nying, aduh emang nasib kalau terlahir cantik tuh baik. Enak banget mata memandang cogan disini. Jadi gak mau balik kerumah," Batin Adrea kesenangan karna sejak didunia novel ini dia selalu bertemu dengan cowok yang ketampanannya itu bikin ia tergiur untuk terus mencuci mata.

Adrea memperhatikan Pak Topan dan Siswa ganteng itu yang tengah membicarakan sesuatu.

"Kamu akan turun dibantu oleh Nathan. Jangan mencoba-coba kabur setelah mencuri mangga sekolah. Saya tunggu kamu diruang BK!" Setelah mengatakan itu Pak Topan langsung meninggalkan Adrea dengan cowok ganteng itu.

"Ditinggal berdua uyy, duh gue gak bisa nih. Jantung gue gak aman soalnya kalau ketemu cowok-cowok unreal begini," Batin Adrea sambil senyum-senyum tanpa sadar jika kelakuannya itu diperhatikan oleh sosok perawakan tinggi dibawah sana.

"Ekhem, baru kali ini gue ketemu cewek nyuri mangga mana makannya diatas pohonnya langsung lagi," Suara berat itu menyadarkan Adrea dari hayalan-hayalannya.

"Oh, eh? Apa?" Tanya Adrea linglung karna tidak mendengar jelas suara cowok itu dan selain itu ia juga gugup ditinggal sendiri dengan cowok itu. Tapi didalam hati ia berterimakasih pada guru tadi, kalau saja guru itu tidak meminta bantuan pada cowok ini maka ia tidak akan bisa menikmati ciptaan tuhan dengan pahatan wajah sempurna itu.

Cowok itu tersenyum singkat."Gue Nathan. Lo?"

Adrea mengerjabkan matanya. Nathan menaikkan alisnya melihat keterdiaman gadis yang berada diatas pohon itu.

"Oh? Ah, iya! Gue Adrea. Lo bisa panggil gue Rea. Atau kalau mau panggil sayang juga boleh," Ucap Adrea tertawa kecil.

Nathan tersenyum merasa gemas dengan kelakuan gadis yang baru ia temui ini.

"Ekhem, oke. Gak mau turun? Betah banget disana," Nathan mendongakkan kepalanya menatap wajah gadis itu yang memiliki kesan imut dan lucu secara bersamaan. Lagi dan lagi Nathan tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Hehehe bantuin dong. Gue gak bisa," Cicit Adrea menatap Nathan memelas.

"Lompat aja nanti gue tangkep," Jawab Nathan.

Nathan tidak tau saja apa akibat dari perkataannya itu bagi Adrea. Adrea yang didunia nyatanya pengemar cowok ganteng mana bisa diperlakukan semanis ini.

"Gue lompat?"

Nathan mengangguk.

"Serius? Tapi ini tinggi banget gue gak bisa. Kalau nanti gue jatuh gimana?"

"Ada gue. Lo gak bakal jatuh, cepat sini lompat," Nathan sudah mengambil ancang-ancang untuk menyambut Adrea. Adrea yang melihat itu sedikit ragu.

Ia memejamkan mata erat lalu membiarkan tubuhnya terjun kebawah.

"Aaaaaa,"

Hap

Adrea merasakan tubuhnya melayang, dengan perlahan ia membuka matanya dan tanpa sengaja matanya bertubrukan dengan iris hitam legam milik Nathan.

Jantungnya berdebar saat tau bagaimana posisi mereka yang cukup intim. Tangannya bahkan sudah melingkar dileher cowok itu.

"Turunin," Cicit Adrea dengan semburat merah yang timbul dipipinya.

Nathan yang tenggelam oleh iris hanzel milik gadis dalam gendongannya segera berdehem lalu menurunkan Adrea.

"Ikut gue," Kata Nathan membuat Adrea mendongak.

"Kemana?" Tanya Adrea polos.

"Ruang BK,"

Sial! Adrea lupa.

Huh

Ia menghela nafas pasrah lalu mengikuti Nathan dengan langkah lunglai.

"Gue gak tau harus bersyukur atau apa karna masuk kenovel ini," Batinnya.

30 Desember 2022

Vote dan komen seperti biasa gengss

See you
Raraayyy16

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

3.7K 387 8
#Secondlife .. Terbangun lagi setelah kejadian mengerikan di masa depan? Aruna yang kala itu sangat senang ketika diajak ke apartemen Garry. Dia tida...
250K 6.3K 32
Seorang gadis yang bekerja menjadi jalang di sebuah club harus tewas dan lebih parahnya ia tewas dengan melakukan sex Bukannya ke neraka ia malah be...
4.5M 309K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
366K 29.3K 29
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...