Kita dan Takdir (On Going)

By hsnlsr

10.9K 1.3K 53

Kisah yang menceritakan dua insan yang saling mencintai dan saling menjaga satu sama lain. Dua insan yang di... More

PERKENALAN TOKOH
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
part 5
PART 6
part 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
part 14
PART 15
part 16
Part 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
info!!!

Part 22

177 20 0
By hsnlsr

Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
Tik tok : hsnlsr
Btw ada yang nunggu author up ngga? Jangan lupa komen untuk part selanjutnya.

Happy reading


































"Aska" panggil Hani pada anaknya.

Aska yang sedang bersantai di depan televisi pun segera menghampiri ibunya.

"Iya Bun, kenapa?" Tanya Aska.

"Nak kita di sini masih 1 Minggu lagi, apa kamu udah ngabarin Fayra?" Tanya Hani.

"Bunda tenang aja, sebelum kesini aku udah ngabarin dia kok Bun," Jawab Aska.

"Yaudah, takutnya calon mantu kesayangan bunda itu nyariin" ucap Hani.

"Nggak kok Bun tenang aja," jawab Aska.

"Yaudah sini duduk dulu, buna pengen ngobrol sama kamu."

Aska pun mengangguk dan mulai mendudukkan dirinya di depan kursi yang berada di dapur.

"Bunda mau ajak kamu bertemu ayahmu nak, besok kalau kita- Ucapan bunda Hani terpotong oleh suara Aska.

"Nggak! Aska nggak Sudi ketemu laki-laki sialan itu" ucap Aska dengan amarah yang masih coba Aska tahan.

"Sayang, mau sejahat apapun ayahmu tetap saja darahnya masih mengalir di darah kamu sayang" tutur Hani lembut.

"Tetap Bun, Aska nggak mau" jawab laki-laki itu dan langsung beranjak pergi meninggalkan bundanya.

"Nak, dengerin bunda dulu" panggil Hani mencoba mencegah anaknya yang hendak beranjak, dia menuntun halus Aska agar kembali duduk di kursinya.

"Ayo kita berbicara tanpa melibatkan amarah ya sayang" ucap Hani.

Aska mengangguk, "aku mau membahas apapun sama bunda tapi tolong bunda jangan ajak Aska untuk bahas laki-laki itu Bun, Aska benci sama dia!" Lanjut Aska.

"Nggak, kamu nggak boleh benci sayang bunda nggak pernah ngajarin kamu jadi anak pendendam seperti ini. Ayo kita berdamai dengan masa lalu nak, bunda sudah memaafkan ayahmu sayang, sekarang giliran kamu" lanjut Hani.

"Sampai kapanpun Aska nggak akan maafin laki-laki sialan itu Bun, mau laki-laki itu sujud di kaki Aska pun Aska nggak akan mau maafin laki-laki brengsek itu!" Ucap Aska dengan menggebu-gebu.

Hani menggeleng, Hani tidak ingin anaknya menjadi seperti ini, "nak dengerin bunda ya, bunda mohon kita pelan-pelan bisa berdamai sayang. Apa kamu tidak rindu dengan adikmu? Bunda tidak apa-apa sayang bunda sudah memaafkan ayahmu"

Aska menggeleng keras, "bunda tidak apa-apa, tapi hati Aska sakit bunda, 15 tahun itu bukan waktu yang sikat Bun. Bunda harus ngurus Aska sendiri, sedangkan laki-laki sialan itu apa dia memikirkan kita? Memikirkan keadaan kita? Tidak Bun, aku mohon sama bunda jangan paksa Aska buat berdamai dengan laki-laki sialan itu. Aska bisa mencari adik Aska dengan cara Aska sendiri!" Ucap Aska dan langsung berdiri meninggalkan bundanya.

"Maaf bunda, maaf kalau sikap Aska bikin bunda khawatir dan sakit hati. Tapi hati Aska masih belum bisa menerima laki-laki yang sudah bikin bunda hampir demi menghidupi Aska itu" batin Aska tak terasa air matanya ikut menetes mengingat semua perjuangan bundanya.

Hani menatap nanar panggung anaknya, "bunda faham apa yang kamu rasakan nak, maafin bunda yang terlalu memaksa kamu. Tapi bunda takut kamu akan terus benci pada ayahmu nak," batin Hani.

...

Fayra sedang duduk santai bersama ayahnya di depan televisi rumahnya, biasanya sepulang sekolah seperti sekarang Fayra selalu memilih mengurung dirinya di dalam kamar, namun karena sekarang beda ayahnya di rumah jadi setelah berganti baju Fayra langsung kembali turun dengan semangat untuk menemui papanya.

"Pa" panggil Fayra pada laki-laki paruh baya yang sedang fokus dengan layar televisi di depannya.

"Iya nak?" Tanya Evan.

"Papa di sini berapa hari?" Tanya Fayra.

"Masih dua hari lagi kok sayang, kamu tenang aja" jawab Evan.

Mendengar jawaban papanya Fayra langsung cemberut, "kok cepet banget si pah" ucap Fayra.

"papa kan udah hampir seminggu sayang, masa masih rindu aja sama papa" goda Evan.

"Masih, papa kenapa nggak kerja di sini aja sih. Kenapa harus di Singapore?" Ucap gadis itu kesal.

"Ya kerjaan papa kan di sana sayang" jawab Evan sembari mengelus lembut rambut milik anak gadisnya.

"Fayra boleh ikut papa ke Singapore nggak?" Tanya Fayra.

"Boleh nak, tapi kamu kan masih harus sekolah. Terus sekolah kamu gimana dong kalau kamu ikut papa?" Ucap Evan.

Fayra menghela nafas panjang, "ya Fayra sekolah di tempat papa" jawab gadis itu.

"Kenapa nak? Kamu nggak betah sekolah di tempat pilihan kamu itu? Mau papa pindahin ke sekolah kakak kamu?" Tanya Evan berturut-turut.

Mendengar pertanyaan Evan Fayra langsung menggelengkan kepalanya pertanda semua pertanyaan papanya tidak benar.

"Ya terus kenapa nak kamu mau ikut papa?" Tanya Evan.

"Em" Fayra diam sejenak mencari alasan agar tidak terkesan tidak betah tinggal dengan mamanya.

"Fayra cuma nggak mau jauh-jauh aja dari papa" jawab gadis itu dengan sedikit terbata-bata.

"Aduh ada-ada aja alasan kamu itu, lagian juga papa kan sering pulang nak"

"Ih tapi beda pa" kesal Fayra.

Evan tersenyum simpul, Evan merasa anaknya seperti sedang ingin menjauhi sesuatu. Tapi tidak tau apa yang anaknya itu hindari.

"Emang kamu tega ninggalin mama disini?" Pertanyaan yang Evan lontarkan membuat Fayra langsung bungkam.

Fayra langsung menunduk, walau mamanya sering berlaku tidak adil padanya tapi Fayra amat sayang dengan wanita paruh baya itu, walau terkadang Fayra cukup tertekan dengan beberapa sikap yang mamanya lakukan, tapi rasa sayang gadis itu pada Aida melebihi apapun yang membuat gadis itu tetap bertahan dan menghormati mamanya.

"Papa pasti turutin kemauan kamu nak, tapi kamu harus benar-benar bulat dengan keputusan yang kamu buat" ucap Evan.

Fayra menarik nafas panjang, "Fayra di sini aja pa. Fayra mau nemenin mama sama kak Nancy," ucap gadis itu dengan suara yang pelan.

"Nak kamu sedang menyembunyikan sesuatu?" Tanya Evan.

Fayra menggeleng kuat.

"Kalau memang kamu ada masalah cerita sama papa nak, jangan sembunyikan apa pun. Papa sama mama akan selalu ada buat kamu nak," lanjut Evan.

"Pa Fayra sebenarnya ingin pergi dari sini pa, tapi Fayra tidak tega buat tinggalin mama" batin Fayra.

Fayra mengangguk

Evan pun langsung membawa anaknya itu ke dalam dekapannya, "kamu sedang menyembunyikan apa nak, papa khawatir sama kamu. Kenapa kamu seperti dalam tekanan," batin Evan sembari terus mengelus Surai hitam milik anaknya.

Tanpa mereka sadari ternyata Aida sedari tadi memperhatikan interaksi antara anak dan ayah itu dari lantai atas rumahnya.

"Berani sekali anak ini, kalau sampai mas Evan tau aku pastikan hidup gadis sialan itu tidak akan tenang" batin Aida dengan senyum menyeramkan sembari menatap keduanya.

...

Di markas aodra semua anggota inti aodra sedang menjalankan rencana, karena terdapat laporan kekacauan yang di buat oleh geng motor lain di markas ke dua aodra.

"Bagaimana bisa kita semua ke colongan, ada apa anak-anak aodra yang bertugas di sana sampai bisa lengah" seru El pada semua anggota inti yang kurang lebih ada lebih dari 10 orang tersebut.

"Kalau sampai Aska tau, gue yakin Lo semua nggak akan selamat, jadi sebelum Aska kembali gue mau Lo semua beresin kekacauan yang terjadi di markas ke dua aodra" putus El dan menatap tajam mereka semua.

"Lusa Aska sudah pulang, dan gue mau ke kekacauan ini tidak di ketahui Aska sebelum kita menjelaskan kronologinya pada dia" perintah El.

"PAHAM KALIAN SEMUA!" bentak El yang membuat mereka serentak menjawab apa yang El ucapan.

Setelah itu El menyuruh semuanya untuk kembali pulang dan melihat kondisi markas dua, dan di sini hanya tersisa Rion dan El saja. Gavin dan Jay juga El suruh untuk ikut dengan anggota inti yang lain untuk melihat kekacauan di markas dua.

"Gue yakin Aska bakal marah besar, baru kali ini kita kecolongan" ucap El dengan mata yang tajam menatap lurus ke depan

"Kita harus cari tau dalang dari kejadian ini sebelum Aska kembali" ucap Rion dengan datar.

"Lo kumpulin semua anggota aodra nanti malam, dan kita bahas masalah ini di tempat biasa kita" perintah El pada Rion.




Continue Reading

You'll Also Like

597K 63K 39
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.3M 231K 57
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
5.3M 365K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.1M 112K 58
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...