ODAZAI WEEK 2022 (Oktober) ✔

By WildWolf0303

1K 66 26

[Complete] (Cover by @takalune Makasi bang Billy!) Event kedua dari OdaZai Week tahun 2022. Kali ini jatuh pa... More

Prompt & AU
Day 1: Red Tulip
Day 2: プレゼント
Day 3: Tempat Untuk Pulang
Day 5: Song Of The Sea
Day 6: Orang Biasa
Day 7: Caramel Candy
Day 8 (Bonus): Teman Mengeluh

Day 4: Your Name

89 5 1
By WildWolf0303

Berawal dari usil nyari ide di prompt generator. Muncullah ini, pas banget sama AU nya. Semoga kalian suka.

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕

Bungou Coffee Shop memiliki banyak pelanggan tetap karena banyak alasan. Mulai dari harga yang terjangkau, kualitas biji kopi serta daun teh yang baik, rasa makanan serta minuman yang enak, pelayanan yang ramah, hingga staffnya yang memiliki wajah manis dan tampan.

Sebutlah Oda Sakunosuke, seorang barista berusia dua puluh lima tahun, salah satu staff yang banyak dikagumi pelanggan. Dan pria itu sendiri ternyata mengagumi salah satu dari sekian banyak pelanggan tetap di bungou coffee shop.

Ia seorang gadis yang murah senyum dan ramah pada siapapun. Namanya Dazai Osamu. Menurut penuturan rekan kerjanya yang kebetulan satu universitas dengan Dazai, perempuan bersurai dark brown itu suka menghabiskan waktunya di perusakan. Meski begitu, ia memiliki banyak teman dan termasuk sebagai mahasiswa populer di kampus.

Menurut Oda, tidak mungkin ada orang yang membenci gadis baik seperti Dazai. Nyatanya, banyak orang yang menyukai Dazai. Salah satunya adalah ia sendiri.

Akan tetapi, Oda merasa kurang percaya diri untuk menyatakan perasaannya. Karena pria itu hanya lulusan sekolah kejuruan. Sementara Dazai jelas lebih berpendidikan dan masa depannya akan lebih baik jika bersama dengan orang lain.

Sayang, meski mengatakan berulang kali bahwa mereka tidak bisa bersama, Oda tetap ingin mengenal gadis itu dengan baik. Paling tidak sekedar bertegur sapa setiap Dazai datang ke coffee shop.

Karena itu Oda sering salah menuliskan nama Dazai pada paper cup. Hal itu ia lakukan dengan sengaja agar mereka bisa melakukan perbincangan singkat.

Dan siapa sangka? Hal licik yang dilakukannya sejak tiga bulan terakhir selalu berhasil hingga detik ini.

"Etto... Oda-san, ini Dazai Osami." Ujar sang gadis seraya menunjukkan tulisan pada paper cup di mesin kasir. Kebetulan saat itu coffee shop sedang sepi dan staff lain sedang makan siang.

"Ah, suman... ingin kuganti cupnya?" Si surai merah tersenyum tipis seraya memencet beberapa tombol pada mesin kasir.

Seorang Oda Sakunosuke tersenyum? Benar-benar pemandangan yang langka.

"Iie iie. Aku hanya penasaran saja, Oda-san tahu namaku kan?" Tanya gadis itu dengan wajah penasaran.

"Uhh... Dazai... Izumi?"

"Osamu desu yo." Dazai tak kuasa menahan tawa karena melihat ekspresi bingung di wajah sang staff. Menurutnya, staff berambut merah yang memiliki wajah datar ini sangatlah unik.

"Osamu... Ah, sou ka. Osamu da naa." Berbeda dengan pelanggan tetap yang tertawa kecil, staff senior itu hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ingin terlihat seperti orang kebingungan.

"Lain kali aku akan memberikanmu hadiah jika menulis namaku dengan benar." Katanya sebelum membuka penutup paper cup dan meminum cappuccino di dalamnya.

"Aku akan berusaha, Dazai-san."

"Ingat namaku baik-baik ya~" Gadis itu tersenyum, melambaikan tangan sambil berjalan keluar dari coffee shop dengan langkah ringan.

Di mata Oda, Dazai adalah gadis yang manis. Mulai dari nama yang manis, senyum yang manis, hingga tingkahnya pun manis. Pandangan seseorang terhadap yang lain memang akan berubah total saat sedang jatuh cinta.

Sayang sekali, sebesar apapun Oda menyukainya, ia hanya mampu mengagumi keindahan gadis itu dari kejauhan.

Di hari berikutnya, Dazai tidak datang ke coffee shop. Pria bersurai merah itu sebenarnya merasa khawatir. Namun mengingat kalau sang pujaan hati adalah seorang mahasiswa, kekhawatirannya masih bisa diatasi. 'Mungkin Dazai sibuk mengerjakan tugas kuliah atau tertidur lagi saat membaca buku di perpustakaan hingga sore.' Itu pikirnya.

Namun, apa yang terjadi justru semakin buruk.

Satu hari...

Dua hari...

Bahkan sudah satu minggu berlalu namun sosok Dazai tidak kunjung terlihat.

Pria yang sedang jatuh cinta itu jelas merindukan keberadaan Dazai. Terlalu rindu sampai mengganggu konsentrasinya saat bekerja.

Karena rasa rindu yang terlampau besar sudah tidak mampu dibendung lagi, Oda memutuskan untuk bertanya pada rekan kerjanya, Tanizaki Juunichirou.

"Dazai-san? Ah, kudengar ibunya mengalami kecelakaan. Jadi Dazai-san harus bekerja paruh waktu sambil berkuliah sejak seminggu lalu. Ia juga menjadi staff yang menjaga perpustakaan kampus sekarang." Jelas Tanizaki sambil berusaha mengingat-ingat hal yang terjadi.

Harus bekerja keras sambil berkuliah adalah hal yang sulit dikerjakan. Terlebih lagi biaya rumah sakit tidaklah murah.

Tapi apa yang bisa dilakukan oleh pria itu? Hubungan mereka bahkan tidak terlalu dekat.

"Tanizaki, kapan kau berniat menjenguk ibunya?"

"Hm... setelah shiftku selesai sore ini. Dazai-san menitipkan pesanan padaku semalam." Jawab pemuda itu.

"Jaa, aku juga ingin menitipkan sesuatu."

"Apa itu Oda-san?"

"Kau akan tahu nanti."

☕☕☕

Terdapat sejuta rahasia dibalik sifat ceria dan positif yang dimiliki Dazai. Salah satunya adalah kenyataan bahwa ia hanya tinggal bersama sang ibu. Karena ayahnya pergi dengan wanita lain.

Sejak kecil, hanya sosok ibu yang menjadi panutan Dazai. Wanita lemah lembut itu nyatanya sangatlah kuat. Sebelum memutuskan untuk menikah dengan ayah dari Dazai, sang ibu merupakan seorang geisha yang disenangi banyak orang. Karena ia sangat pintar menari juga bermain musik. Wajar jika penghasilan wanita itu lebih besar dari geisha lain.

Sayang, pekerjaan itu tidak memperbolehkannya menjalin hubungan percintaan. Karena pria yang melamarnya terlihat mapan dan serius, Oozaki Kouyou akhirnya berhenti menjadi geisha dan memulai hidup baru.

Enam tahun pernikahan yang awalnya baik-baik saja hancur dengan mudah karena datangnya pihak ketiga. Orang itu memfitnah Kouyou. Mulai dari menjadi wanita simpanan, hingga dian-diam menjual diri pada mantan clientnya dulu. Yang lebih konyolnya lagi, sang suami mempercayai hal itu.

Dazai masih berusia lima tahun saat ayah dan ibunya resmi bercerai. Dan sejak saat itu Kouyou yang menjadi tulang punggung keluarga.

Sosok ibu hebat yang selalu tersenyum itu sering meminta Dazai untuk tidak mengkhawatirkan hal lain dan fokus belajar.

Hasilnya? Tentu gadis muda itu terus mendapat beasiswa dan berhasil kuliah di universitas ternama. Sering kali Dazai merasa menyesal karena sudah dilahirkan. Karena itu membuat ibunya kesulitan dan harus bekerja keras. Tapi melihat sang ibu yang menyayanginya tanpa syarat membuat rasa penyesalan itu hilang.

Mereka berdua hidup dengan rukun selama lima belas tahun. Namun semua berubah sejak sepuluh hari yang lalu.

Sang ibu mengalami kecelakaan. Sebuah mobil menabraknya saat ia menyeberang jalan dan ingin pulang kerumah. Bagaimana dengan si pelaku? Tentu saja itu adalah wanita yang sudah menghancurkan keluarga Dazai.

Wanita yang sering menghambur-hamburkan uang itu pasti merasa marah karena ayah dari Dazai menyesali tindakannya.

Berkat orang itu, Oozaki Kouyou terbaring koma di rumah sakit sejak sepuluh hari yang lalu. Dazai yang masih berkuliah pun terpaksa harus bekerja paruh waktu untuk membayar biaya rumah sakit. Jadi, sejak satu minggu lalu ia hanya tidur 2-3 jam sehari. Karena Dazai harus belajar, berkuliah, menjenguk ibunya sebentar, lalu bekerja hingga malam.

Dazai hanya berharap tubuhnya mampu bertahan hingga sang ibu terbangun dari koma.

Dan saat ini, gadis itu merasa sangat kelelahan. Terlalu lelah sampai ia merindukan orang-orang yang sering membuatnya tertawa. Terutama staff coffee shop berambut merah yang selalu salah menuliskan namanya.

Ia tahu kalau orang itu sengaja salah menuliskan nama di paper cup. 'Mungkin Oda-san ingin mengobrol dengan akrab hingga melakukan trik licik itu.' Pikir Dazai.

Yah, harus ia akui, Oda memang tidak banyak bicara saat bekerja. Tapi pria itu asik saat diajak berbincang. Meski wajahnya hampir tidak memiliki ekspresi, tapi sedikit perubahan dan mikro ekspresi yang dibuatnya terlihat sangat menggemaskan di mata Dazai.

"Hh... Tapi tidak mungkin aku datang ke tempat itu karena terlalu lelah."

Hari ini adalah waktu libur untuk Dazai. Setelah enam hari bekerja dan berkuliah tanpa jeda, ia memutuskan untuk beristirahat sambil menemani ibunya di rumah sakit dan mengerjakan tugas kuliah.

Saat ingin membacakan buku untuk sang ibu, seseorang mengetuk pintu ruang perawatan. Itu Tanizaki. Ia datang membawa cheese cake yang sudah dipesan Dazai kemarin malam.

"Ah, Tanizaki-kun."

"Konnichiwa, Dazai-san. Maaf baru datang jam segini." Pemuda bersurai jingga itu berjalan mendekat lalu menyerahkan paper bag di atas pangkuan Dazai.

"Daijoubu. Kau juga baru selesai bekerja kan? Ngomong-ngomong, apa ini? Aku tidak memesan sebanyak ini semalam." Dazai melihat isi paper bag yang tampak penuh dengan wajah heran.

"Dari penggemar rahasiamu.... kurasa. Ah, orang itu terlalu malu untuk datang kesini. Jadi dia menitipkannya padaku." Jelas pemuda itu.

"Eh...?"

"Dazai-san, maaf aku tidak bisa menjenguk ibumu lebih lama karena masih harus menjemput Naomi. Tidak apa-apa kan?"

"Hm? Tidak apa-apa kok. Terima kasih sudah datang ya."

Merasa tidak enak karena harus pergi, Tanizaki membungkukkan badannya beberapa kali sebelum benar-benar meninggalkan ruang perawatan.

"Ibu dengar? Aku mendapatkan hadiah dari penggemar rahasia..."

Tentu tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang ibu karena masih dalam keadaan koma. Tapi gadis itu tetap mengajaknya berbicara, sesuai dengan anjuran dokter dan perawat.

Dengan hati-hati, ia mengeluarkan satu persatu makanan dari paper bag. Terdapat sandwich isi telur dan ham, french fries, tumblr bertuliskan 'Dazai Osamu' berisi coklat hangat , cheese cake yang semalam dipesannya, serta secarik kertas.

"Jangan lupa makan..." Gumam Dazai sambil tersenyum saat membaca tulisan di kertas itu karena mengetahui siapa penggemar rahasia yang tadi disebutkan Tanizaki.

'Mou, jika identitasnya ingin dirahasiakan seharusnya tidak perlu meninggalkan clue sebesar ini.' Pikirnya.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengetahui siapa pelakunya?"

☕☕☕

Sejak hari itu, Dazai selalu menemukan segelas kopi atau coklat hangat beserta makanan tertentu di ruang perawatan setiap ingin mengechek keadaan sang ibu di sore hari.

Dari tulisan tangan yang tertera di kertas serta paper cup, sudah jelas hanya satu orang yang mampu melakukannya. Tapi gadis itu masih belum bisa menemui 'si penggemar rahasia' karena sibuk bekerja dan berkuliah. Yang bisa dilakukannya hanya meninggalkan kertas kecil berisi ucapan terima kasih beserta makanan ringan di atas meja nakas untuk penggemar rahasia yang datang.

Mengetahui bahwa ada orang yang selalu menyemangatinya membuat Dazai semakin bersemangat dan sanggup melewati hari-hari berat itu.

Lalu, Dua bulan berlalu dengan cepat. Kali ini Dazai datang dengan tergesa-gesa setelah mendapatkan kabar bahwa ibunya sudah membuka mata.

Tanpa mempedulikan teguran perawat, gadis itu berlari di koridor hingga sampai di depan ruang perawatan. Tidak percaya dengan pemandangan dari balik kaca, Dazai pun meraih knob pintu, membukanya dengan tangan bergetar.

Disana tampak sang ibu sedang berbicara dengan perawat yang ingin membawa keluar troli makanan.

"Ibu!" Seru si gadis brunette sambil berlari dan berakhir memeluk tubuh sang ibu.

"Nak..."

"Ibu... terima kasih. Terima kasih sudah tersadar... Hontou ni... arigatou."

Melihat air ata mengalir di wajah sang anak membuat wanita bersurai senja itu tersenyum dan mengusap kepala Dazai seraya mengatakan, "terima kasih sudah berjuang keras demi ibu, nak..."

Mereka masih berpelukan hingga si perawat membuka pintu dan keluar membawa troli makanan. Saat itulah  sang ibu mengingat sesuatu.

Saat ia membuka mata untuk pertama kali, seorang pria bersurai merah sedang berada di ruangan itu. Orang itu menaruh makanan dan minuman di atas meja nakas. Dia juga orang yang mengabari dokter soal kondisi Kouyou dan menyuapi wanita itu makan beberapa saat lalu.

Siapakah orang itu? Mengapa ia bersikap baik dan perhatian seolah sedang merawat ibunya sendiri? Apa mungkin itu adalah kekasih Dazai?

Merasa penasaran dengan semua pertanyaan yang muncul di kepalanya, Oozaki Kouyou pun mulai melepaskan pelukan itu dan menatap anaknya.

"Nak, apa kau meminta seseorang menjaga ibu?"

"Menjaga ibu? Tidak ada. Hanya aku yang datang menjaga ibu tiap sore. Jawab Dazai apa adanya sambil mengusap air mata yang mengalir.

"Lalu laki-laki berambut merah yang menyuapi ibu tadi itu siapa?" Tanya sang ibu seraya melihat ke arah pintu.

"Hm?"

"Orang itu meninggalkan makanan untukmu." Kouyou menunjuk cheese cake dan paper cup yang ada di meja. "Dia orang pertama yang melihat ibu membuka mata."

Mendengar perkataan sang ibu, Dazai yang sejak lama ingin menemui 'penggemar rahasianya' pun mulai bertanya dengan tidak sabar.

"Dimana dia sekarang bu?"

"Hm... Dia bilang ingin ke toilet sejak sepuluh menit yang lalu."

"Ibu, tunggu sebentar ya. Aku akan kembali."

Dengan segera, gadis brunette kembali berlari menuju toilet. Ia bahkan menanyakan keberadaan si surai merah pada orang-orang hingga suster yang lewat. Dazai juga tidak tahu mengapa ia melakukan ini. Mencari seseorang yang bahkan tidak dekat dengannya. Hubungan mereka hanya sebatas barista dan pelanggan setia di sebuah coffee shop. Tapi debaran aneh yang datang tiap memikirkan wajah orang itu... rasa panas di wajahnya setiap membaca secarik kertas di meja nakas... hingga bibir yang sejak tadi mengulas senyum tampak seperti ciri-ciri seseorang yang sedang jatuh cinta.

Kapan Dazai mulai merasakan hal ini?

Sejak orang itu selalu memberikan minuman di meja nakas ruang perawatan? Tidak. Semua itu dimulai jauh sebelum sang ibu mengalami kecelakaan. Lebih tepatnya saat Dazai menyadari kalau barista itu sengaja melakukan kesalahan pada penulisan nama. Karena jika Oda tidak melakukan trik licik itu, mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan lancar.

Dazai pun menyadarinya... betapa ia menyukai laki-laki itu dan ingin mengatakan banyak hal padanya. Karena itu ia mengejar Oda. Untuk berterima kasih atas segalanya juga untuk memastikan perasaannya sendiri.

Di sisi lain, Oda berhasil mencapai lobi rumah sakit dengan menggunakan lift. Sebenarnya ia sempat ingin kembali ke ruang perawatan. Tapi niat itu diurungkannya saat melihat Dazai.

Rasanya akan tidak nyaman jika mereka bertemu setelah ia memberikan banyak hal sebagai pengagum rahasia. Salahkan sifat keras kepala milik Oda, laki-laki itu jadi tidak berani mengungkapkan isi hatinya dengan jujur.

Padahal ia selalu datang ke rumah sakit setiap hari demi memberikan kopi dan membacakan buku untuk ibu dari Dazai yang terbaring koma. Bahkan Oda adalah orang pertama yang melihat kalau wanita itu membuka matanya setelah dua bulan tidak sadarkan diri. Laki-laki berusia dua puluh lima tahun itu hanya berharap jika ia akan bertemu Dazai tanpa sengaja dan memulai perbincangan singkat seperti dulu.

Tapi yang dilakukannya setelah melihat gadis itu datang justru sebaliknya. Oda lari seperti seorang pencuri yang ketakutan. Karena jika mereka bertemu sekarang, mungkin saja Oda akan kehilangan akal sehat karena rasa rindu yang meluap-luap.

Si surai merah terus berjalan hingga keluar dari gedung rumah sakit. Namun langkahnya terhenti karena sebuah suara dari belakangnya.

"Oda-san, tunggu--"

Gadis yang ia rindukan sedang berlari mengejarnya dengan susah payah.

"Dazai-san..." Oda berbalik badan, melihat Dazai yang sedang membungkuk, mengatur napasnya.

'Mengapa kau mengejarku?'

"...Kau baik-baik saja?"

"Uhh... a-aku baik." Gadis brunette itu kembali berjalan mendekati si barista hingga jarak mereka cukup dekat.

"Kenapa... Oda-san melarikan diri dariku?"

"....Aku Tidak melarikan diri." Bohong, jelas laki-laki itu pergi karena merasa tidak pantas berada di samping gadis sepintar Dazai.

"Jangan pergi dulu. Karena aku ingin memberikan hadiah padamu." Ujar gadis itu.

"Hadiah?"

"Ya... hadiah karena Oda-san sudah menulis namaku dengan benar."

Sepasang pipi itu mulai memerah. Setelah itu, kejadiannya sangat cepat. Karena saat Oda tersadar, pipinya sudah mendapatkan ciuman dari gadis berusia dua puluh tahun yang disukainya.

"T-terima kasih untuk semuanya, Oda-san. Untuk mengingat dan menulis namaku dengan benar, juga karena Oda-san sudah memberiku semangat setiap hari."

"Itu..." Rasanya otak berhenti bekerja. Laki-laki itu tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan cara seperti ini.

"Itu bukan masalah." Gumam si pria.

"A-aku harus kembali sekarang. Sampai nanti... Oda-san." Kali ini giliran Dazai yang ingin melarikan diri. Wajahnya sudah semerah kepiting rebus sekarang karena terlalu malu.

Belum jauh melangkah, laki-laki yang ia sukai memanggilnya.

"Ano... Dazai-san?"

"Ya? Ada apa, Oda-san?"

"Akhir pekan nanti... ingin pergi ke pantai bersamaku?"

Kali ini Oda Sakunosuke berani mengambil langkah besar. Karena perasaan suka itu sudah tidak dapat terbendung lagi. Terserah jika Dazai menolaknya setelah ini. Yang terpenting ajakan kencan itu berhasil ia katakan.

Diluar dugaan, gadis itu pun tersenyum manis dengan wajah memerah sambil mengatakan, "tentu. Aku sangat menantikan itu... Odasaku."

Coffee shop nyatanya juga bisa menjadi tempat dimana kisah cinta berawal. Mulai dari kesalahan kecil, berlanjut menjadi perbincangan yang berlansung terus-menerus. Seperti apa yang dialami oleh Oda dan Dazai saat ini. Kisah cinta mereka memang baru saja dimulai. Tapi bisa dipastikan, kalau akhir dari kisah tersebut adalah sebuah kebahagiaan.


THE END
_______________

Sorry agak alama karena lagi ngerjain bottom Dazai weekend buat besok.

Btw, terima kasih sudah membaca.

28 Oktober 2022

WildWolf0303🐺

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 429 12
#UsUra! Sinopsis : Kehidupan pasutri. Bercerita tentang seorang suami alpha dominant, takut dengan istrinya yang omega. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ch...
44.3K 5.9K 24
« jeno, renjun » huang renjun sangat menyukai kehidupan yang ia jalani. ia mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain, bertemu dengan orang as...
10.1K 1K 19
Lu Guang, seorang remaja yang tak bisa bersosialisasi bertemu dengen Cheng Xiaoshi, sang social butterfly. Ditemani dengan teman-teman mereka, bagaim...
103K 12.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...